Jakarta, Aktual.co — Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), menyerahkan secara langsung undangan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih kepada Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), yang diterima Ketua Umum PBNU, Said Aqil Sirodj.

“Kami mengundang Ketua Umum PBNU untuk hadir dalam acara pelantikan tanggal 20 Oktober 2014, karena momen kebangsaan itu harus dihadiri seluruh elemen bangsa,” kata Ketua MPR, Zulkifli Hasan di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (18/10).

Dia mengatakan kehadiran tokoh-tokoh agama dan nasional, diharapkan mampu meredamkan tensi politik yang meninggi.

Zulkifli berharap pelantikan tersebut dapat dihadiri seluruh komponen bangsa, karena menjadi momentum bersatunya seluruh komponen bangsa.

“MPR pada prinsipnya berdiri di atas politik kebangsaan, sehingga bisa mengayomi berbagai kelompok,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Zulkifli menyampaikan proses terpilihnya pimpinan MPR secara demokratis dan ada beragam isu sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden berlangsung.

Namun, dia mengatakan 10 fraksi dan satu elemen DPD setuju hadir dalam acara pelantikan tersebut.

“Di internal kami bergerak cepat, dan alhamdulillah 11 kelompok di MPR akan hadir pada 20 Oktober 2014,” katanya.

Said Aqil mengaku akan hadir dalam pelantikan presiden dan wakil presiden tersebut, dan mendukung upaya MPR menjalankan politik kebangsaan.

Menurut dia, PBNU akan berada dibelakang konstitusi dan mendukung presiden dan wakil presiden terpilih yang diharapkan bisa menjalankan amanat rakyat.

“Silaturahmi yang dilakukan MPR ini bisa bermanfaat untuk mendinginkan tensi politik,” katanya.

Said juga mengucapkan selamat atas terpilihnya pimpinan MPR periode 2014-2019 dan juga presiden dan wakil terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam pertemuan itu didampingi para Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan, Oesman Sapta Odang, dan Hidayat Nur Wahid.

Artikel ini ditulis oleh: