Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.

Jakarta,Aktual.com – Wakil Ketua (Waka) MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan bahwa upaya untuk menambah jumlah pengusaha pemula di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus mendapatkan dukungan dari semua pihak.

“Berbagai upaya pemerintah untuk mendorong pertambahan jumlah pengusaha di Tanah Air untuk menopang jalannya roda perekonomian dalam rangka mengakselerasi Indonesia menjadi negara maju harus konsisten mendapat dukungan semua pihak,” kata Lestari Moerdijat dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (21/3).

Pemerintah pada tahun 2023 meningkatkan alokasi kredit usaha rakyat (KUR) menjadi Rp450 triliun dari sebelumnya Rp373 triliun. Salah satu yang didorong dengan peningkatan alokasi kredit itu adalah KUR Super Mikro yang ditujukan untuk pengusaha milenial, UMKM muda, atau anak muda yang baru memulai usaha.

Langkah tersebut, menurut Lestari, membuka peluang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk meniti jalan menjadi pengusaha.

“Apalagi, jumlah pengusaha atau wirausaha di Indonesia masih terbilang rendah,” ujarnya.

Catatan Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa saat ini Indonesia baru mencapai rasio kewirausahaan sebesar 3,47 persen.

Padahal, kata dia, rasio kewirausahaan menjadi prasyarat Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 sehingga Indonesia harus memiliki rasio wirausaha minimal sebesar 4 persen dari populasi penduduk.

Sebagai perbandingan, paparnya, saat ini Singapura rasio kewirausahaannya sudah mencapai 8,6 persen dan Thailand memiliki rasio kewirausahaan di atas 4 persen.

Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, selain dukungan dalam kemudahan mengakses permodalan, penting pula memberikan sejumlah keterampilan para pengusaha muda dan pemula sesuai bidang usaha yang digelutinya.

Ia mengatakan munculnya pengusaha-pengusaha muda di Indonesia akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja yang mampu memberi kesempatan kerja kepada masyarakat luas.

“Dengan demikian,. upaya mencetak para pengusaha muda di sektor UMKM merupakan langkah strategis dalam proses menggerakkan perekonomian nasional, sekaligus ikut menjadi bagian upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada 2045,” kata Rerie.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra