Kereta mass rapid transit (MRT) saat tiba di depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (28/8). Progres konstruksi moda transportasi mass rapid transit (MRT) Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) kini mencapai hampir 96 persen dan Selama lima minggu, kereta akan bertahap diuji coba dari Depo Lebak Bulus hingga ke titik naik penumpang di stasiun. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengaku optimistis perusahaan bisa mencapai target pendapatan dari penjualan tiket menyusul tingginya animo masyarakat akan moda transportasi tersebut.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta itu menargetkan pendapatan sebesar Rp350 miliar pada 2019 dengan rincian Rp175 miliar untuk penjualan tiket dan sisa Rp175 miliar untuk pendapatan non fare box (non tiket).

“Masih ‘on track’ (sesuai target) sampai hari ini. Kita kan baru mulai April tapi April kita berlakukan tarif 50 persen dan baru Mei kemarin kita berlakukan tarif penuh. Dengan jumlah penumpang ini saya optimistis nilai Rp175 miliar dari pendapatan tiket bisa kita capai,” katanya di Jakarta, Kamis.

William menuturkan saat ini “ridership” (jumlah penumpang moda raya terpadu itu telah mencapai 80-85 ribu penumpang per hari, melebihi target 65 ribu penumpang per hari.

Capaian positif itu cukup membanggakan karena moda transportasi massal itu juga baru beroperasi sejak April lalu.

Kendati cukup diminati masyarakat, William mengaku belum bisa memperkirakan jika pendapatan dari penjualan tiket dapat melebihi target.

“Saya belum berani kasih estimasi. Kita kan baru beberapa bulan ya. Tapi yang bisa saya katakan hari ini, kita ‘on track’ untuk mewujudkan capaian pendapatan dari tiket,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan