Jakarta, Aktual.co —Rencana relokasi warga di Kampung Pulo Jakarta Timur terkait proyek normalisasi bantaran Kali Ciliwung, ternyata belum sepenuhnya berjalan.
Saat Aktual.co menyambangi RT 16/RW 02 di Kampung Pulo, salah seorang staf RT yakni Nurdin (35) mengatakan kalau warga di tempatnya hingga kini belum dapat ganti rugi terkait rencana relokasi. 
Padahal, kata Nurdin, warga sebenarnya tak keberatan dipindah ke rumah susun, asal ada ganti rugi yang sesuai dari Pemprov DKI. 
“Kita setuju saja, tapi dibayar dulu, baru warga mau pindah. Kalau ga dibayar warga mana mau pindah, lah mereka kan sudah puluhan tahun tinggal di sini,” ujar Nurdin kepada Aktual.co, di Jakarta, Senin (3/11).
Tak hanya belum beres di persoalan ganti rugi, ternyata pendataan warga bagi yang katanya akan dapat prioritas untuk direlokasi ke rusun pun hingga kini ternyata belum diterima warga di sana.
Informasi itu disampaikan oleh Junaidi (56), salah satu warga Kampung Pulo RT 06/RW 02. Kata dia, sampai sekarang pun dirinya belum pernah didata oleh pihak kelurahan.
“Belum ada pendataan warga terkait relokasi ke rumah susun dari kelurahan, palingan hanya pengukuran tanah dan rumah aja yang dilakukan sama orang pertanahan waktu itu. Gimana mau dipindah, lagian warga kan masih ingin diselesaikan dahulu mengenai ganti ruginya,” ungkapnya.
Alhasil, meskipun ancaman banjir kembali muncul mengingat mulai masuknya musim hujan, hingga kini warga masih tetap bertahan dan masih menunggu informasi dari Pemprov DKI terkait relokasi ke rusun. 
Pagi tadi banjir pertama sudah datang kembali di Kampung Pulo. Setinggi 80 centimeter. Namun warga tenang-tenang saja menghadapi banjir setinggi itu. Kata mereka, yang mereka sebut ‘banjir’ itu kalau tinggi air sudah empat meter.
Sebelumnya, September lalu Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI Jakarta, Jonathan Pasodung mengatakan 200 unit hunian di Rusun Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, sudah siap ditempati warga relokasi Kampung Pulo yang terkena program normalisasi. 
Fasilitas seperti listrik dan air di rusun itu sudah tersedia. 
Namun sebagian besar warga masih harus bersabar. Karena masih terbatasnya unit yang tersedia, sedangkan jumlah kepala keluarga yang direlokasi ada 930 KK, 
Karena itu bakal dilakukan pemilahan untuk 200 warga yang diprioritaskan menempati Rusun Cipinang Besar Selatan. Saat ini data warga prioritas masih disusun oleh tim normalisasi Kali Ciliwung dan camat setempat. 
Untuk mencegah adanya ‘penyusup’ di antara warga yang berhak menempati rusun, Jonathan mengaku sudah meminta data valid warga ke pihak kecamatan. “Karena hanya camat setempat yang paham siapa saja warganya.” katanya, di Jakarta, Rabu (17/9).
Kata dia, relokasi akan dilakukan bertahap. Untuk warga yang tak mendapat tempat di Rusun Cipinang Besar Selatan, sudah disiapkan 160 unit hunian di Rusunawa Pulogebang dan 200 unit hunian di Jatinegara Kaum. 

Artikel ini ditulis oleh: