Jakarta, Aktual.com — “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengamalkan kebaikan bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikaan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka dan Dia benar-benar akan merubah keadaan mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang masih kafir setelah janji itu maka mereka itulah orang-orang yang fasiq” (An-Nur 55).
Ustad Khairul Anwar menuturkan, dalam kesempatan kali ini tidak ada salahnya kalau kaum Muslimin mengingat kembali pesan yang telah Nabi Muhammad SAW sampaikan kurang lebih 14 abad yang lalu, tentang sebuah kondisi yang akan menimpa umat Islam, yang akan menimpa kaum Muslimin. Pada saat itu mereka akan dihinakan, direndahkan, dinjak-injak. Padahal, mereka sebelumnya adalah kelompok-kelompok yang mulia, kelompok yang kuat dan kelompok yang dikenal keberaniannya, yang apabila musuh-musuh mendengar nama-nama mereka maka timbullah rasa takut dalam hati mereka.
“Namun, apabila kita melihat kondisi kaum Muslimin sekarang, maka kita akan bertanya, di manakah kemuliaan itu? yang telah Allah SWT janjikan, dan di manakah kekuatan dan keberanian yang pernah ada?. Maka jawabnya, semuanya sudah hilang, semuanya kini hanya menjadi sebuah kenangan dan menjadi sebuah cerita. Kalau kita lihat sejarah yang telah berlalu, maka kita akan mendapatkan bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah SAW, sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in, mereka hidup dengan mulia dan terhormat, mereka menjadi mulia dengan ke-Islaman mereka,” kata Ustad Khairul Anwar dalam Khutbahnya, di Masjid Jami Al Karomah, Cililitan, Jakarta, Jumat (26/02).
Setelah kita melihat sekilas sejarah masa lampau, maka secara sadar atau tidak sadar sebuah pertanyaan yang harus kita jawab yaitu, “Apa penyebab yang menjadikan umat Islam pada saat sekarang ini dihinakan bahkan diinjak-injak?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita ingat-ingat kembali sabda Rasulullah SAW,
يُوْشَكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ اْلأُمَمُ كَمَا تَدَاعَى اْلأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: أَوَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَسَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلْيَقْذِفَنَّ اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمُ الْوَهَنُ. قَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا الْوَهَنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ. (رواه البيهقي، حديث حسن).
“Hampir tiba saatnya persatuan bangsa-bangsa mengerubut atas kamu sekalian seperti bersatunya orang-orang mengerubut makanan yang ada di atas nampan. Ada sahabat bertanya, apakah karena sedikitnya jumlah kita pada masa itu? Beliau bersabda, Bahkan jumlah kalian pada masa itu banyak. Tetapi kalian pada saat itu bagaikan buih seperti buih banjir. Dan Allah SWT akan mencabut dari dada-dada musuh kalian (rasa) ketakutan kepada kalian, dan Dia akan memasukkan ke dalam hati-hati kalian al-wahan. Lalu shohabat bertanya: Ya Rasul apakah al-wahan itu? Beliau bersabda, cinta dunia dan takut mati.” (HR. Baihaqi)
Dan Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرْكُتُم الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ عَنْكُمْ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ. (رواه أبو داود، حديث صحيح).
“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah dan kalian mengambil ekor sapi (sibuk dengan peternakan) dan kalian merasa lega dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menurunkan kehinaan bagi kalian. Dan Allah sekali-kali tidak akan melepaskannya, kecuali jika kembali kepada agama kalian”. (HR. Abu Dawud)
Ustad Khairul Anwar menjelaskan, pada masa sekarang ini kita sering mendengar dan melihat slogan-slogan Islami yang setidaknya dapat membesarkan hati kita sebagai umat Islam. Namun, di sisi lain kita harus ingat bahwa memperjuangkan Islam itu tidak hanya sebatas slogan-slogan yang dipampang di keramaian umum. Sehingga setiap orang dapat melihat dan membaca, dan dalam memperjuangkan Islam ini tidak cukup hanya dengan menulis spanduk-spanduk, selebaran-selebaran dan lain sebagainya.
“Kita sebagai Muslim harus sadar bahwa memperjuangkan Islam, untuk mengembalikan kemuliaan Islam dan muslimin kita dituntut untuk memperjuangkan Islam dengan perjuangan yang hakiki, dengan mencurahkan tenaga yang ada, dengan mengorbankan harta benda bahkan lebih besar dari itu kita dituntut juga untuk mengorbankan jiwa kita, dengan kata lain kita dituntut untuk berjihad fii sabiilillah,” tutur ia menambahkan.
Menurut Ustad Khairul, berjihad di jalan Allah SWT inilah yang dapat menjadikan umat Islam menjadi umat yang mulia, umat yang dihormati, umat yang dikenal dengan keberanian yang ditakuti oleh lawan. Dan inilah kunci mengapa pada generasi pertama Islam, kaum muslimin menjadi umat yang kuat dan umat yang ditakuti, tidak lain jawabnya adalah bahwa dikarenakan mereka menjadikan jihad sebagai jalan hidup mereka.
“Mereka sangat cinta jihad dan mereka sangat merindukan gugur sebagai syuhada’, sehingga dikarenakan kecintaan mereka yang sangat besar terhadap jihad, didapati di antara mereka yang tidak mempunyai harta benda kecuali pedang dan seekor kuda perang yang keduanya digunakan untuk berjihad di jalan Allah SWT,” kata ia menambahkan.
Dan, lanjut ia, sebaliknya apabila kita sudah melupakan jihad, kita disibukkan dengan masalah-masalah keduniaan. Di antaranya Muslim sibuk dengan perdagangan dengan peternakan dan dengan pertanian atau perkebunan, Dan dengan kesibukan itu semua kita meninggalkan jihad di jalan Allah SWT , sehingga hari-hari kita habis atau hanya diisi dengan kesibukan untuk menghitung-hitung kekayaan yang kita miliki.
“Apabila semua ini ada pada diri kita, maka Allah SWT akan menimpakan kehinaan kepada kita, yang kehinaan itu tidak akan Allah SWT cabut kecuali apabila kita kembali kepada agama kita, dan Allah SWT pun akan mencabut dari dada-dada musuh-musuh kita rasa takut kepada kita, dan semua ini akan atau bahkan telah terjadi sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah SAW, sebagai pesan buat kita selaku umatnya,” tutur ia menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: