Jakarta, Aktual.co — Banyak orang merasa heran,  melihat orang yang bergelimang dalam kemaksiatan kepada Allah SWT malah dibukakan pintu rezeki seluas-luasnya serta dimudahkan segala urusan dalam hidupnya. Boleh jadi Allah SWT memberikan kekayaan dalam rangka ‘istidroj’, yaitu agar semakin membuat seseorang terlena dalam maksiat dan kekufuran.

Artinya disebabkan maksiat atau kesyirikan yang pernah ia perbuat, Allah SWT memberikan hambanya kekayaan. Meskipun, hambanya semakin larut dalam kekayaan tersebut dan membuat dirinya semakin kufur pada Allah SWT.

Manusia semacam ini memang pantas diberi kekayaan, namun karena ia merupakan orang yang durhaka. Kekayaan ini diberikan hanya untuk membuat ia semakin terlena dan bukan karena dirinya mulia.

Allah SWT berfirman artinya, “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Al Anam : 44)

Allah SWT Berfirman artinya, Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah (Ditunda) mereka barang sebentar. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. (Al Muzammil : 11-12)

Di dunia ini, seruan materialisme seringkali menyebar kemana-mana. Bahkan seruan Ulama dan Saudara seiman seringkali dilihat dari kedudukan, nama dan kekayaan bukan isi seruannya. Sebaliknya seorang Muslim atau para penyeru Agama Allah SWT tidak jarang yang merasa rikuh menyampaikan bagian yang pahit di dalam Al Quran dan Sunah, bila dakwah mereka kepada para pembesar dan pemilik harta banyak, benarlah firman Allah SWT.

Allah SWT Berfirman artinya, “Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan kekayaan atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?. Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.” (Huud : 12)

Ini dikuatkan dari pelajaran sejarah para Nabi-Nabi, dimana tidak ada diantara mereka yang lebih kuat, lebih kaya, lebih terkenal dari pada raja-raja dan pembesar semisal Firaun, Pembesar Quraisy Abu Jahal, Abu Lahab, Raja Namrudz, waspada dengan tipuan dan bisikan syetan yang menyerang ilmu yang menuntun hidayah teramat dahsyat, karena sedikitnya mereka yang kritis dengan ilmu agama Allah SWT ini dan merasa benar karena kedudukannya.

Dalam Islam kesabaran dan ketaatan sangat erat kaitannya. Jadi apabila kita memiliki harta kekayaan, kita disuruh taat bersedekah dan bersabar dengan mengeluarkan harta, terlebih mereka yang memberikan sedekah terbaik, begitu pun dalam salat kita disuruh sabar dari bisikan kemalasan, begitu pula ibadah-ibadah lainnya yang ada di dalam Al Quran dan Sunah. Janganlah memilah dan memilih padahal ia surat dinas kita sebagai manusia menjadi khalifah di muka Bumi ini. (Ustad Yusuf Mansyur)

Artikel ini ditulis oleh: