Kiri-kanan ;Ketua Organizing Committe (OC) Rakernas Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto bersama Ketua Steering Committe (SC) Rakernas & Silatnas Partai Amanat Nasional (PAN) Didik J Rachbini dan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno memberikan keterangan kepada wartawan mengenai Persiapan Pelaksanaan Rakernas dan Temu Legislatif & Eksekutif Nasional PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Kamis (26/5/2016). Rapat kerja nasional (Rakernas) PAN yang akan berlangsung pada tanggal 27 Mei - 30 Mei 2016 tersebut akan membahas mengenai sejumlah isi diantaranya isu kesejahteraan masyarakat dan kejahatan seksual di masyarakat.

Jakarta, Aktual.com – Sekertaris Fraksi PAN DPR RI, Yandri Susanto menyayangkan pernyataan terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahja Purnama alias Ahok tidak menggambarkan ketulusannya untuk meminta maaf dalam nota keberatannya, di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, di Eks PN Jakarta Pusat.

“Saya dengar, saya menyayangkan yang dikatakan Ahok. Misalnya gara2-gara mengajak yang seiman, sesuku, sesuku, maka lahirlah pemimpin yang buruk. Kira-kira begitu,” kata Yandri mengutip nota keberatan yang disampaikan Ahok di depan majelis hakim, di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (13/12).

“Artinya, apa yang dilakukan Ahok tidak menyejukan, seharusnya dia sebagai seorang terdakwa yang mungkin beberapa kali minta maaf, sejatinya dia tidak memberikan pembelaan yang seperti itu. Justru, menurut saya itu malah menyinggung banyak orang terutama proses Pilkada yang sudah berjalan, seolah Pilkada yang lalu itu menghasilakan pemimpin yang buruk semua,” tambah dia.

Menurut dia, apa yang disampaikan Ahok di dalam persidangan sangat tidak pas dalam pembelaan yang seharusnya diisi untuk meminta keringanan hukuman, bukan justru memperlebar persoalan dengan pernyataan yang provokatif.

“Ini yang menurut saya tidak pas dalam pembelaan tadi yang dikatakan Ahok dalam persidangan pertama penistaan agama,” ujar anggota komisi II DPR RI itu.

“Seharusnya dia sampaikan yang meringankan atau menyejukan suasana, yang disampaikan td cenderung menimbulkan kegaduhan baru. Yang disampaikan itu adalah analisis pribadi, cara pandang dia, dan dia keliatannya ttetap bahwa banyak orang berbohong atau banyak menyalahgunakan al Maidah itu. Jd pd dasarnya dia tidak mengakui maupun Maafnya tidak iklas, tulus, mennurut saya,” tandasnya.[Novrizal Sikumbang]

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang
Editor: Andy Abdul Hamid