Jakarta, Aktual.com — Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menggelar talkshow bertajuk ‘Memacu Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Melanggar Rambu-rambu Anti Korupsi’. Ketua LPNU, Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, bahwa selama era reformasi, pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 4-6 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling baik adalah pada tahun 2011 sebesar 6,49 persen,” terang Harvick, kepada Aktual.com, di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (16/11).

Oleh karena itu, Harvick mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling bekerjasama menuju kesejahteraan yang lebih baik. Menurutnya, pemberantasan korupsi menjadi titik awal menuju pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dari hari ke hari.

“Aksi-aksi KPK memang tidak memberikan manfaat secara langsung terhadap perekonomian. Namun, pemberantasan korupsi oleh KPK menjadi pondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi ke depan. Sebab yang diberantas oleh KPK adalah esensi korupsi, yakni korupsi politik,” kata ia menambahkan.

“Di negara berkembang, termasuk Indonesia, korupsi politik jadi sumber dari segala korupsi,” katanya lagi.

Harvick kembali menjelaskan, bahwa dampak dari pemberantasan korupsi politik berbeda dengan korupsi birokrasi.

“Pada korupsi birokrasi, manfaatnya terhadap perekonomian mungkin bisa dirasakan langsung, namun tidak bertahan lama jika korupsi politiknya atau orang-orang kuat dibaliknya tidak ikut ditindak,” tegas ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: