Jakarta, Aktual.com — Michel Dickinson, peneliti yang telah mempelajari tentang nyamuk selama beberapa tahun di Institut Tekhnologi California, Amerika Serikat, mengemukakan rasa penasaranya selama ini mengapa nyamuk dapat begitu lihai hinggap terhadap mangsanya.

Seperti dilansir pada laman Voice Of America, Michel mengatakan, bahwa dirinya yakin semua orang pernah menepuk nyamuk, tetapi tidak terfikirkan bagaimana cara nyamuk itu bekerja.

Bersama para peneliti dari University of Washington untuk mengetahui bagaimana nyamuk, dengan ukuran otak tidak lebih besar dari butiran pasir, begitu cepat dalam menemukan mangsanya.

Nyamuk betina melakukan reproduksi serta memberi makan bagi nyamuk muda, tergantung pada kemampuannya untuk melacak darah yang kaya protein. Dengan kata lain, jika tidak ada darah, maka tidak ada bayi nyamuk. Dengan demikian nyamuk berkembang, selama jutaan tahun, untuk bertahan dalam menemukan makanan, meskipun banyak rintangan.

Yang perlu diketahui yakni, bahwa serangga tidak dapat meihat dengan jelas seperti manusia. Mereka hanya dapat membentuk (gambaran) kasar dan gambar pixel. “Ketika nyamuk pertama kali melihat manusia, dia hanya akan melihat gumpalan gelap kecil dari kejauhan,” kata Dickinson.

Dengan kata lain, nyamuk mengembangkan rasa penciuman yang tajam untuk mengatasi masalah pengelihatan mereka yang buruk. Pada jarak lebih dari 10 meter, mereka bisa menangkap aroma karbon dioksida, atau CO2, gas yang dapat dihirup oleh semua mamalia.

Michael pun melakukan uji coiba terhadap nyamuk betina. ia telah mengembangkan terowongan angin yang cukup rumit dimana akan berfungsi memompakan CO2 ke dalamnya dan melacak pola terbang nyamuk. Tak lupa alat tersebut dilengkapi dengan beberapa kamera.

Nyamuk menggunakan strategi mengendus dan mencari lagi terus menerus sampai akhirnya mereka menemukan bukan hanya benda, tetapi sumber CO2 yang memancarkan kehangatan dan bau khusus dari kulitnya – manusia atau hewan yang masih hidup. (Sumber: Voice of America)

Artikel ini ditulis oleh: