Jakarta, Aktual.com — Pekan lalu, Presiden Jokowi menghadiri acara panen padi varietas IPB 3 S di Karawang. Sang peneliti, Dr. Hajrial Aswidinnoor sekaligus dosen pemuliaan tanaman di Fakultas Pertanian IPB mengatakan butuh waktu hingga 8 tahun untuk menciptakan padi varietas tahan kering tersebut.

“Seperti varietas IPB 3 S yang baru saja kami panen di Karawang. Kami mulai melakukan seleksi tetua sejak dari tahun 2004 hingga menjadi varietas tahun 2012 atau selama delapan tahun,” ujar Hajrial kepada Aktual.com, Rabu (30/9).

Seperti diketahui, padi 3 S tersebut akan tumbuh optimal pada lahan yang airnya tidak terlalu banyak, tidak tergenangi, tapi air yang cukup atau macak-macak. Varietas 3 S ini mempunyai masa tanam 112 hari dan mampu menghasilkan produksi mencapai 8,5 ton per hektar gabah kering giling (GKG).

Lebih lanjut dikatakan Hajrial, bagi petani atau masyarakat yang ingin mendapatkan benih varietas IPB 3 S dapat menghubungi Dinas Pertanian terdekat. Nantinya Dinas Pertanian terdekatlah yang memberikan informasi mengenai penangkar padi varietas 3 S ini.

“Saat ini sudah ada penangkar padi Sukamandi yang berhasil menghasilkan benih 3 S sebanyak 16 ton. Peneliti atau pemulia IPB tidak menyediakan benih padi dalam jumlah besar,” jelas dia.

“Kami hanya bisa menyediakan biang benih padi (berlabel kuning) maksimal empat kilogram untuk ditangkarkan kembali menjadi benih komersial. Padi berlabel kuning ini diperuntukkan bagi para penangkar, bukan untuk para masyarakat atau petani khalayak,” papar alumnus S3 Program Genetika dan Pemuliaan Tanaman Universitas Missouri, Columbia ini.

Selain varietas padi 3 S tersebut, terdapat delapan varietas padi yang dilepas Hajrial bersama Tim Pemulia Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Kedelapan varietas tersebut antara lain: IPB 1 R Dadahup, IPB 2 R Bakumpai, IPB Batola 5 R, IPB Batola 6 R, IPB Kapuas 7 R, IPB 3 S, IPB 4 S, dan IPB 8 G.

Varietas padi jenis IPB 1 R Dadahup, IPB 2 R Bakumpai, IPB Batola 5 R, IPB Batola 6 R dan IPB Kapuas 7 R tumbuh baik bila ditanam di lahan rawa. Sementara varietas IPB 3 S dan IPB 4 S tumbuh baik ditanam di lahan sawah irigasi atau tadah hujan seperti di Karawang, Lamongan dan Bogor. Varietas padi IPB 8 G tumbuh baik bila ditanam di lahan kering atau ladang.

Bagi Dr. Hajrial meneliti padi sesuatu yang sangat menantang dan menarik. Walaupun harus berbaju dekil terjun ke sawah, bergumul lumpur, dan air kotor irigasi. Baginya, itu bentuk pengabdian kesejahteraan petani dan tercapainya ketahanan pangan nasional.

“Seorang pemulia tanaman itu bukanlah artis yang manggung di berbagai kesempatan, tetapi aktor di belakang layar yang karyanya menjadi ujung tombak petani,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan