27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 1047

Munas NU Paparkan Tiga Runtutan Hukum Terkait Dam Haji

Ketua Komisi Bahtsul Masail Waqiiyah Cholil Nafis dalam Munas Alim Ulama NU di Jakarta, Kamis (6/2/2025). (ANTARA/HO-PBNU)

Jakarta, aktual.com – Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) memaparkan tiga runtutan hukum berkenaan dam haji tamattu yang bisa menjadi opsi saat musim haji.

“Adapun persoalan kedua berkenaan dam haji tamattu, ada tiga runtutan hukum dalam hal ini,” ujar Ketua Komisi Bahtsul Masail Waqiiyah Cholil Nafis di Jakarta, Kamis (6/2).

Pertama, ikhtiar normal dam disembelih dan dibagikan di Tanah Haram. Kedua, dam wajib disembelih di Tanah Haram selama masih bisa. Namun karena ada kebutuhan, boleh didistribusikan di luar Tanah Haram.

Ketiga, ketika terjadi ketidakmampuan pengelolaannya karena Rumah Pemotongan Hewan (RPH), berkenaan dengan penyembelihannya maupun mendatangkan kambing, boleh disembelih dan didistribusikan di luar Tanah Haram dan didistribusikan di luar Tanah Haram.

“Namun, kondisi mudarat, itu harus atas keputusan imam, negara. Negaralah yang memberikan kondisi ini,” kata Rais Syuriyah PBNU itu.

Menurut dia, penyembelihan dan distribusi dam di luar Tanah Haram ini merupakan jalan keluar ketika memang dam diputuskan tidak boleh diganti dengan uang, di Tanah Haram tidak ada kambingnya, RPH tidak ada, dan uzur lainnya. Misalnya, penyembelihan di Indonesia.

“Yang menentukan tidak mampu atau tidak ideal ini adalah imam. Di sini adalah keputusan negara. Negara bisa dua pihak, Arab Saudi dan Indonesia,” katanya.

Mengutip sebuah teori, ia menegaskan bahwa hukum yang ditetapkan imam atau negara adalah menghapus segala perselisihan.

Selain membahas daging dam, Komisi Waqiiyah juga membahas persoalan lain, seperti sertifikasi dan kepemilikan tanah di laut, perdagangan karbon, properti tidak bergerak yang dibisniskan di atas tanah wakaf, dan dinamika zakat uang.

“Sertifikasi dan kepemilikan tanah di laut serta perdagangan karbon menunggu di pleno saja. Namun, properti tidak bergerak yang dibisniskan di atas tanah wakaf dan dinamika zakat uang akan dibahas,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Visi Renaisans Nusantara

Yudi Latif
Yudi Latif

Oleh: Yudi Latif

Jakarta, aktual.com – Indonesia adalah raksasa yang tertidur lelap ditimang kelimpahan alam ibu pertiwi, yang dinanti segera bangkit sebagai pengukir peradaban agung. Renaisans Nusantara, sebuah visi rekonstruksi peradaban yang bertumpu pada penguatan modal kultural sebagai fondasi utama.

Indonesia berintegritas, laksana cermin yang memantulkan kejujuran dan kemuliaan. Setiap anak bangsa menjunjung tinggi nilai luhur, tertib hukum, dan kepercayaan yang kokoh antarsesama, antarlembaga, dengan keandalan tata kelola, sehingga tercipta masyarakat bersih, terpercaya dan berkeadaban.

Indonesia berkualitas, seperti intan terasah sempurna. Pendidikan dan pengetahuan menjadi sokoguru, melahirkan generasi unggul berkarakter, mencapai versi terbaik dari diri dan bangsa, bermartabat dan berpengaruh di dunia, siap menghadapi tantangan zaman dengan percaya diri.

Indonesia setara, ibarat pelangi beraneka warna dengan warna dasar sama putih. Setiap individu dari segala asal-usul memiliki kedudukan sama di depan hukum dan kesempatan sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi negeri.

Indonesia makmur, bagai ladang subur yang menghasilkan panen melimpah. Dengan etos kerja keras dan cerdas, sumber daya alam dan manusia dikelola secara arif, kreatif dan inovatif, memastikan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat.

Indonesia harmonis, layaknya orkestra yang memainkan simfoni indah. Kehidupan sosial damai sentosa tercipta dari jalinan humanis, empati, dan kolaborasi, seraya mampu memadukan cerlang tradisi dan inovasi. Menjadikan tenunan persatuan dalam perbedaan dan rajutan tradisi-inovasi sebagai sumber keelokan, kecemerlangan dan ketahanan bangsa.

Indonesia hijau berketahanan dan berkelanjutan, serupa hutan lebat yang menjadi paru-paru dunia. Kelestarian lingkungan dijaga dengan bijak dan cakap, memastikan alam tetap asri dan sumber daya terkelola secara berkesinambungan dan berkeadilan bagi generasi mendatang.

Itulah Indonesian dream. Dengan modal kultural, visi Renaisans peradaban Nusantara bukan sekadar lamunan, tetapi bisa menjadi kenyataan. Mari kita wujudkan mimpi itu dengan itikad, keringat dan munajat, demi Indonesia jaya dan bahagia.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Ingin Organisasi Bersih, Dekopin Minta BPK Audit Investigasi Aset dan Dana Hibah

Jakarta, aktual.com – Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) meminta Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) untuk melakukan audit investigasi secara menyeluruh terhadap aset-aset hingga hibah, periode lalu. Harapannya, agar Dekopin periode 2024-2029, lebih transparan dalam menjalankan roda organisasi ke depan.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Dekopin Bambang Haryadi bersama pengurus usai menggelar pertemuan dengan pimpinan BPK RI.

“Jadi tahap awal kami ingin melakukan audit secara menyeluruh atas aset maupun hibah-hibah dari pemerintah. Kita sampaikan niatan kita dan BPK membuka ruang yang sebesar-besarnya kepada kita untuk permintaan audit tersebut,” kata Bambang di Kantor BPK RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis, (6/2).

Dirinya menyampaikan, Dekopin yang dipimpinnya saat ini telah diakui oleh Kementerian Hukum dan Kementerian Koperasi. Karena itu, ke depan, dalam rangka menjalankan roda organisasi, keterbukaan aset-aset sangat penting dilakukan.

“Karena kita ingin dekopin ke depan lebih transparan dan lebih clear and clean lah pengelolaan keuangan maupun aset. Nah, pada hari ini kita datang ke BPK dan Alhamdulillah ditemuin oleh Wakil Ketua BPK Bapak Budi Prijono,” kata Bambang.

Politisi Partai Gerindra ini menerangkan, alasan meminta BPK melakukan audit internal, karena dalam lima tahun terakhir, Dekopin tidak lagi mendapat dana hibah dari pemerintah.

“Sebelum-sebelumnya ada pemberian dana hibah dari pemerintah. Nah kita minta supaya penggunaannya itu diaudit investigasi, penggunanya apakah sudah benar apa tidak,” kata dia.

Bambang menekankan, Dekopin ke depan menjalankan organisasi, tentu berpatok pada prestasi yang sudah dilalui oleh pengurus lama. Namun, jika ada kesalahan dalam perjalanan pengurus lama, maka akan terlebih dahulu dievaluasi.

“Karena kami ingin menjalankan ke depan berpatokan kepada sebelum-sebelumnya. Kalau memang sebenarnya yang awal sudah benar kita akan ikutin, kalau tidak benar kita akan evaluasi gitu. Jadi kita harus mempertanggungjawabkan satu rupiah pun uang dari negara untuk organisasi semacam dekopin,” kata Bambang.

Sementara itu, Wakil Ketua BPK Budi Prijono menyampaikan, kehadiran pengurus Dekopin ke kantornya, dalam rangka silaturahmi dan konsultasi sejumlah hal, demi perkembangan koperasi ke depan. Diantaranya, meminta BPK RI melakukan audit aset-aset Dekopin.

“Yang artinya, hal-hal yang mana bisa kita bantu untuk kelancaran tugas-tugas Dekopin ke depan, termasuk kegiatan yang bersifat audit terhadap permasalahan-permasalahan dekopin yang selama ini pintu masuknya pasti melalui Kementerian Kooperasi,” kata Budi.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

UAE Tolak Gagasan Trump Pindahkan Warga Palestina dari Gaza

Pengungsi terlihat dalam perjalanan pulang ke utara Jalur Gaza, dekat kamp pengungsi al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah, pada 27 Januari 2025. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad

Moskow, Aktual.com – Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab (UAE) menolak gagasan memindahkan warga Palestina dari Gaza, yang sebelumnya disuarakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pada Selasa (4/2), Trump menyebut Gaza sebagai “lokasi pembongkaran” dan mengisyaratkan bahwa warga Palestina tidak punya pilihan selain pergi.

Dia juga menambahkan bahwa bahwa dia ingin Yordania dan Mesir menerima warga Palestina dari Jalur Gaza.

Trump juga mengatakan bahwa AS akan “mengambil alih” Gaza dan bertanggung jawab atas rekonstruksi di wilayah tersebut.

“UAE lebih lanjut menegaskan penolakan tegasnya terhadap segala bentuk pelanggaran hak-hak warga Palestina yang tidak dapat dicabut, dan segala upaya pengusiran,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada Rabu (5/2).

Mereka juga menegaskan kembali pentingnya menghentikan segala bentuk aktivitas permukiman yang mengancam stabilitas regional dan merusak peluang untuk terciptanya perdamaian dan hidup berdampingan.

Kementerian itu mendesak masyarakat internasional, PBB, dan Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri tindakan ilegal yang bertentangan dengan hukum internasional.

“Prioritas pascagencatan senjata di Jalur Gaza harus difokuskan pada penghapusan ekstremisme, ketegangan, kekerasan, dan pemberian perlindungan bagi seluruh warga sipil, serta memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang mendesak, aman, dan berkelanjutan ke Jalur Gaza,” tambah pernyataan itu.

Gagasan pemindahan paksa warga Palestina juga ditolak oleh Mesir, Belgia, Kuba, Aljazair, Yordania, Prancis, Brasil, Spanyol, China, dan negara-negara lain.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Menariknya Buku KESESATAN MATERIALISME –Tassawuf Menjawab—

Jakarta,- Sebuah buku karya Irawan Santoso Shiddiq, SH berjudul ‘Kesesatan Materialisme –Tassawuf Menjawab’ baru saja diterbitkan Penerbit Mahkamah di Jakarta. Buku ini bisa dibilang sangat menarik dan mengambil sudut pandang yang brilian, yang sebelumnya belum pernah ditulis oleh penulis di Indonesia.

Karena buku ini mengambil sudut pandang tassawuf untuk menyerang habis ajaran materialisme, yang menurut penulis buku itu, sebagai sumber dan akar dari kemunculah sekulerisme. Dalam buku tersebut, tergambar secara jelas bagaimana sanad lahirnya ajaran ‘materialisme’ yang kemudian berkembang menjadi sekulerisme, positivisme, kapitalisme, sampai liberalisme ateisme. Sang penulis menggambarkan bahwa system yang diterapkan diseluruh dunia kini adalah bersumber dari ajaran ‘materialisme.’

Jika kita membaca buku Tan Malaka, Madilog, yang merupakan singkatan dari ‘Materialisme, Dialektika, Logika, maka buku ‘Kesesatan Materialisme’ ini merupakan antitesa dari buku Madilog karya Tan Malaka tersebut. Buku Madilog tentu sangat digandrungi kelompok kiri, yang cenderung menjadikan bacaan wajib.

Sementara Irawan Santoso memaparkan dalam buku tersebut, tentang sudut pandang tassawuf yang justru sangat jauh berbeda dengan yang tergambar dalam kalangan awam tentang tassawuf itu sendiri. Dalam buku itu, tentu tassawuf tak digambarkan sebagai pola ibadah yang hanya berisikan uzlah, atau yang dianggap khurafat maupun dianggap bentuk-bentuk bid’ah seperti yang dituduhkan kelompok puritanisme Islam yakni wahabbi-salafy. Irawan Santoso memaparkan tassawuf sebagai sebuah ajaran pemikiran yang bersumber dari Rasulullah Shallahuallaihiwassalam, yang diteruskan masa Sahabat hingga para muslimin di era Kesultanan yang membangun masa kejayaan Islam. Penulis buku sangat apik dan representartif memaparkan bahwa tassawuf justru merupakan jantung kejayaan Islam, ketika ajaran tersebut diadopsi oleh umat Islam. Justru, katanya, ketika tassawuf ditinggalkan oleh umat Islam, maka Islam berada dalam keruntuhan seperti saat ini.

Apa yang dituliskan penulis dalam buku tersebut, penuh dengan penyerangan-penyerangan terhadap sekulerisme yang merupakan inti dari peradaban modernisme kini. Hal ini sangat menarik karena justru gerakan moderasi Islam tengah digencarkan, yang arah dan tujuannya tidak jelas.

Sementara jika merujuk buku tersebut, maka sangat kentara perbedaan ajaran modernisme –tentu yang bersumber dari materialisme–, yang justru bertolak belakang dengan ajaran Islam sufi, yang mengajarkan bahwa manusia sebagai ‘hamba Tuhan.’ Sementara ajaran materialisme justru menitikberatkan bahwa manusia dianggap ‘sebagai Tuhan’ yang menentukan hukum, pola kekuasaan, sampai system perdagangan yang melahirkan kapitalisme yang kini menggerogoti umat manusia.

Dalam paparan buku tersebut, tassawuf dituliskan sebagai sebuah jalan pemikiran yang membuat manusia mampu membangun peradaban rahmatan lil alamin. Maka sangat kentara penulis buku begitu tragis menyerang cara berpikir Rene Descartes, Leibniz, sampai Karl Marx, yang merupakan dedengkot dari ajaran ‘materialisme’ yang dianggap sesat itu. Memang jujur diakui bahwa system yang kini berlaku, sangat terpengaruh dari ajaran-ajaran para filosof materialisme tersebut.

Dalam buku ini, Irawan Santoso menitikkan bahwa manusia harus kembali pada kepercayaan dan keyakinan ahlul Sunnah waljamaah, dan tidak bertumpu pada ajaran materialisme, yang digolongkannya sebagai aliran qadariyya. Karena dalam bab ‘aqidah’, maka dikenali ada beberapa bentuk aqidah seperti jabariyya dan qadariyya. Penulis buku menggambarkan bahwa materialisme merupakan ajaran neo qadariyya, yang muncul dari era mu’tazilah dan kemudian memasuki renaissance di Eropa. Dari renaissance itulah kemudian melahirkan modernisme yang didasari dari ajaran materislisme.

Bagi segenap cendikiawan, buku ini tentu sangat menarik karena memaparkan suatu hal baru dalam sudut pandang melawan sekulerisme-liberalisme, yang didasari dari materialisme. Di tengah bentuk keputusasaan manusia dalam menghadapi sekulerisme yang akut ini, buku ini layak dibaca dan menjadi alternative untuk memahami bagaimana jalan keluar dari kemelut sekulerisme tersebut.

Untuk saat ini memang buku ini sangat unik dan menarik karena sang penulis yang dengan referensi tinggi dipenuhi literasi-literasi dari barat juga, mampu menghadirkan antitesa dari ajaran sekulerisme, sehingga pembacanya tidak dibawa menjadi ‘mabuk agama.’ Tapi melainkan dibawah melanglangbuana pada literasi yang tinggi, karena sang penulis mampu menghadirkan sumber-sumber dari barat sendiri yang mengjhalau pemikiran materiaslime, seperti Goethe, Martin Heidegger, Nietszche dan Ian Dallas.

Ian Dallas inilah nama yang sering dijadikan rujukan bagi Irawan Santoso dalam penulisan buku ini, yang tak lain adalah Shaykh Abdalqadir as sufi, Mursyid tariqah Qadiriyya-Shaziliya-Dharqawiyya yang berasal dari Skoltandia, Eropa. Ternyata dari sanalah sang penulis mendapatkan pelajaran sehingga kemudian mampu menjadikan tassawuf sebagai jalan keluar dari menghadapi aliran sekulerisme yang saat ini menjadi momok bersama.

Dijamin membaca buku ini anda akan dibawa pada literasi dan penyajian gaya Bahasa yang enak dibaca, yang membuat kita tidak bosan dalam membaca buku yang bisa dikatakan mengangkat tema yang berat. Tapi sang penulis mampu menjadikannya menjadi ringan dan menyejukkan.

Menariknya lagi, sang penulis ternyata kini menjabat sebagai Mudir organisasi tarekat nasional, Jamiyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah an Nadliyyah (JATMAN) untuk wilayah Jakarta. Dalam beberapa kajiannya, beliau seringkali menghadirkan diskusi ilmiah bagaimana tassawuf melawan sekulerisme kapitalisme. Hal ini sangat menarik karena menjadikan tassawuf bukan sekedar kajian yang membosankan yang menuntut amalam-amalan berat seperti ribuan wirid, wazhifah dan lainnya, yang cenderung sulit dilakukan oleh masyarakat perkotaan. Tapi dari buku ini justru kita dipahamkan betapa pentingnya amalan-amalan tersebut untuk menghadapi serbuan kapitalisme yang menakutkan tersebut. Buku ini juga tersedia di took buku Gramedia.

 

Berikut spesifikasi buku Kesesatan Materialisme:

Ukuran :  14,4×21,5 cm

Jilid        : Hard cover

Penerbit: Mahkamah

Penulis : Irawan Santoso Shiddiq, SH

Harga: Rp. 100.000,-

Pemesanan: 08119200431 (wa only).

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Menteri PU: Progres Pembangunan Fisik IKN Capai 87,9 Persen

Tampak Istana Presiden dari Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan progres pembangunan fisik Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mencapai 87,9 persen per akhir Desember 2024.

“Hingga akhir Desember, 31 Desember 2024, progres fisik IKN mencapai 87,9 persen dari alokasi IKN 2024,” kata Dody dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/2).

Lebih lanjut, Menteri PU mengatakan anggaran dukungan infrastruktur dasar IKN per 31 Desember 2024 sendiri memiliki total sebesar Rp40,29 triliun.

Anggaran tersebut pun terbagi untuk beberapa sektor infrastruktur. Sumber Daya Air memiliki total anggaran senilai Rp1,45 triliun yang digunakan di antaranya untuk pengendalian banjir DAS Sanggai 1A lanjutan (KIPP), Sungai Sanggai, Sungai Seluang dan Tengin, serta Sungai Pamaluan.

Lebih lanjut, sektor Bina Marga menyerap anggaran sebesar Rp18,32 triliun per akhir Desember lalu, yang digunakan di antaranya untuk pembangunan jalan akses menuju masjid di kawasan IKN dan dermaga logistik, jalan feeder (distrik) di kawasan IKN.

Selanjutnya ada juga pembangunan jalan tol seksi 1, 3A, 5A, 5B-1, 5B-2, 6A, 6B, dan 6C. Lalu anggaran tersebut juga dimanfaatkan untuk pembangunan bandara VVIP (sisi landasan utara), jalan tol seksi 1 Bandara Sepinggan-Tol Balsam, hingga jalan akses bandara VVIP.

Pada sektor Cipta Karya, IKN menyerap anggaran sebesar Rp12,09 triliun yang dialokasikan di antaranya untuk penataan Sumbu Kebangsaan Tahap II dan Sumbu Tripraja, pembangunan kawasan Istana Kepresidenan di IKN, bangunan gedung dan kawasan kantor kementerian koordinator, Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Kantor Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), hingga Kawasan Beranda Nusantara.

Sementara untuk sektor hunian, pembangunan di IKN tahun lalu menyerap Rp8,43 triliun yang digunakan untuk Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) IKN, HPK tahap II, dukungan untuk asrama (dormitory) PSSI, smart technology Rusun ASN dan Hankam, Hunian Vertikal untuk TNI dan Hunian Modular TNI.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Berita Lain