29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 267

WALHI: Pemerintahan Prabowo-Gibran Salah Arah dalam Membaca Krisis Lingkungan

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Tubagus Soleh Ahmad (Kanan)
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Tubagus Soleh Ahmad (Kanan)

Jakarta, aktual.com — Kepala Perencanaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Tubagus Soleh Ahmad, menilai bahwa arah kebijakan pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka selama satu tahun terakhir menunjukkan kesalahan fundamental dalam memahami persoalan lingkungan hidup di Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam forum diskusi bertajuk “Evaluasi Setahun Prabowo-Gibran: Menakar Kebijakan Ekonomi, Hukum, Politik, dan Lingkungan” yang diselenggarakan oleh aktual.com, Sabtu (25/10).

“Pemerintahan ini dalam satu tahun dalam langkah-langkah dan kebijakan politik sangat dilatarbelakangi oleh pembacaan lingkungan hidup yang sangat salah,” kata Tubagus Soleh Ahmad.

Ia menegaskan bahwa kebijakan yang dijalankan pemerintah justru bertolak belakang dengan kebutuhan publik yang tengah berjuang keluar dari krisis lingkungan hidup.

“Kenapa? Karena apa yang dialami publik sangat paradoks dan berbalik. Saat publik dan rakyat ingin keluar dan selamat dari krisis lingkungan hidup, justru pemerintah melakukan langkah-langkah yang melaksanakan anti terhadap keselamatan rakyat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Tubagus menjelaskan bahwa tanda-tanda negara gagal mulai terlihat dari arah kebijakan ekonomi dan politik yang bersifat eksploitatif dan destruktif.

“Kalau kita melihat ada dua hal prasyarat negara itu akan gagal. Dua hal sudah dilakukan pertama yaitu kebijakan ekonomi yang ekstraktif dan destruktif. Syarat pertama negara gagal itu model ekonomi politiknya ekstraktif dan destruktif. Kedua, di mana-mana arah otoritarian itu dua kuncinya, model ekonomi deflimentalis politiknya nasionalisme yang sempit, ini keduanya sudah dilakukan,” katanya.

Menurutnya, kecenderungan menuju pemerintahan otoritarian juga tampak dari pembangunan program-program bersifat korporatis yang justru menjauhkan rakyat dari akses terhadap sumber pangan.

“Mengapa kita akan mengarah ke otoritarian, otoritarian itu pemerintah akan membangun program-program yang sifatnya korporatis, misalnya MBG. Kalau memang pemerintah betul ingin menjadikan serius dalam kedaulatan pangan, maka seharusnya pemerintah menjauhi program-program yang akses rakyat terhadap pangan,” ungkapnya.

Tubagus menegaskan bahwa negara memiliki tanggung jawab langsung dalam menjamin kedaulatan pangan rakyat, bukan dengan menyerahkannya kepada korporasi besar.

“Negara itu bertanggung jawab memberikan pangan kepada rakyatnya apapun programnya. Kalau memang negara berkeinginan menjadikan rakyat itu berdaulat terhadap pangan, maka berikan rakyat itu akses terhadap kawasan hutan. Maka lakukanlah, distribusikan agraria kepada buruh tani, berikan nelayan itu akses terhadap pesisir dan lautnya,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

JPEG Dorong Sinergi Lintas Sektor untuk Pemberdayaan Penyandang Disabilitas

External Communications Telkomsel Anisa Molyna bersama Corporate Secretary PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk Herdian, berbincang dengan penyandang disabilitas dalam rangka turnamen mancing bersama Journalist Photo Economic Group (JPEG), di Jakarta, Sabtu (25/10/2025).

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

Golkar Nilai Bahlil Tidak Akan Mundur Jalankan Perintah Prabowo

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Idrus Marham (tengah). ANTARA/HO-Partai Golkar/pri.
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Idrus Marham (tengah). ANTARA/HO-Partai Golkar/pri.

Jakarta, aktual.com – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menilai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadia tidak akan mundur sejengkal pun dalam menjalankan perintah Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan muruah negara.

Menurutnya, sikap Bahlil sejalan dengan filosofi pemerintahan Presiden yang menempatkan ideologi dan falsafah bangsa, Pancasila sebagai landasan kebijakan.

“Konstruksi berpikir Pak Prabowo itu mengajak kita menyadari bahwa Indonesia ini rumah besar bangsa yang harus dirawat,” tutur Idrus dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (25/10).

Dikatakan bahwa merawat yang dimaksud dilakukan dengan nilai kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, solidaritas, nasionalisme, patriotisme, serta mengutamakan kepentingan rakyat.

Untuk itu, dirinya berpendapat serangan dan pembingkaian alias framing negatif di media sosial terhadap Bahlil, yang juga merupakan Ketua Umum DPP Partai Golkar itu, merupakan bentuk “paradoks demokrasi” di era keterbukaan informasi saat ini.

Idrus menggarisbawahi berbagai kebijakan Bahlil di sektor energi dan sumber daya mineral menunjukkan keberhasilan dan keberpihakan yang sangat tegas kepada rakyat, bukan pada kelompok tertentu.

“Memperjuangkan keadilan harus dengan cara adil, memperjuangkan demokrasi harus dengan cara demokratis. Memperjuangkan cita-cita mulia dengan ketulusan dan niat baik, bukan dengan fitnah dan kebencian,” ungkapnya.

Idrus menambahkan, Bahlil selalu memiliki komitmen sesuai arahan Presiden Prabowo dengan kesadaran tugasnya sebagai pembantu Presiden.

Dengan demikian, kata dia, cara berpikir tersebut membuat Bahlil selalu konsisten ada dalam lingkaran kebijakan sebagai pembantu Presiden

Sebelumnya, dua organisasi sayap Partai Golkar, Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), mendatangi Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri, Senin (20/10).

Mereka melakukan konsultasi hukum dan menyampaikan keberatan atas sejumlah akun media sosial yang dianggap menghina Bahlil.

Unggahan-unggahan tersebut dinilai telah melanggar Pasal 27 dan 28 Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) serta Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik.

Namun, menurut Idrus, langkah tersebut sama sekali bukan perintah dari Partai maupun dari Bahlil.

“Tidak ada kebijakan partai untuk melapor, apalagi perintah dari Ketua Umum. Ini murni ekspresi semangat anak muda yang ingin menjaga muruah organisasi dan pemimpinnya,” tutur Idrus.

Pihak kepolisian pun menyatakan AMPG dan AMPI baru sebatas melakukan konsultasi hukum dan belum mengajukan laporan resmi.

Atas langkah itu, Bahlil pun sudah buka suara menanggapi meme dan komentar negatif yang menyerang dirinya secara pribadi di media sosial. Ia menceritakan bahwa dirinya sudah terbiasa dihina sejak kecil.

“Pribadi saya, yang sudah mengarah ke pribadi, saya itu memang sudah biasa dihina sejak masih kecil. Saya kan bukan anak pejabat, saya bukan anak orang kaya, saya hanya anak kampung, jadi hinaan itu sudah biasa sejak saya SD,” kata Bahlil di Jakarta, Jumat (24/10).

Namun Bahlil menegaskan dirinya tidak akan membiarkan pihak mana pun mengintervensi arah kebijakan negara, terutama di bidang energi dan sumber daya mineral, sesuai arahan Presiden Prabowo.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Sensus Ekonomi 2026 Penentu Arah Pembangunan, Pemerintah Diminta Tak Kurangi Anggaran

 Jakarta – Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menegaskan bahwa Sensus Ekonomi 2026 bukan sekadar rutinitas statistik, melainkan kompas utama yang menentukan arah pembangunan bangsa. Karena itu, pria yang akrab disapa Fikri ini juga mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk tidak menyepelekan program tersebut, apalagi sampai memangkas anggaran.

Hal itu disampaikan Fikri Faqih saat menggelar Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 bersama Badan Pusat Statistik (BPS) RI di Kota Tegal, Senin (20/10/2025). Kegiatan yang bertema Peningkatan Literasi Statistik Masyarakat ini diikuti pelaku usaha, akademisi, dan aparat daerah dari wilayah Brebes dan Tegal.

Menurut Fikri, sensus merupakan mandat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik yang wajib dilakukan setiap sepuluh tahun. Ia menilai data hasil sensus akan menjadi dasar kuat agar kebijakan pemerintah lebih terarah, efisien, dan akurat.

“Pelaksanaan pembangunan itu adalah dengan sensus, supaya kita punya data yang kuat, dan akurat, dan aktual. Maka 2026 ini harus dilaksanakan,”  kata wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) IX Jawa Tengah (Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes) ini.

Politisi Fraksi PKS ini juga menyoroti target ekonomi pemerintah. Fikri juga memastikan akan akan bersuara keras jika ada rencana efisiensi yang mengorbankan program sensus tersebut. “Kalau ingin pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen, maka data dasarnya harus kuat dan akurat. Jangan hanya berdasarkan asumsi,” ujarnya.

Fikri juga menekankan pentingnya literasi statistik masyarakat agar data yang terkumpul akurat dan dapat digunakan untuk membuat kebijakan yang tepat sasaran.

Dengan pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026, pemerintah berharap peta ekonomi Indonesia menjadi lebih komprehensif dan siap menghadapi era digitalisasi ekonomi.

Sensus ekonomi menjadi dasar perencanaan pembangunan yang menyentuh semua sektor, baik industri, UMKM, maupun jasa.

Deputi Bidang Neraca Analistik Badan Pusat Statistik (BPS), Edi Mahmud, menjelaskan bahwa Sensus Ekonomi 2026 akan mencakup seluruh kegiatan ekonomi non-pertanian, mulai dari usaha mikro hingga besar, termasuk transaksi ekonomi digital.

YLBHI: Pemerintahan Prabowo-Gibran Mulai Mengarah ke Pola Militeristik dan Otoritarian

Jakarta, aktual.com — Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur, menilai bahwa selama satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka belum menunjukkan arah pembenahan hukum yang jelas dan konkret. Hal ini ia sampaikan dalam forum diskusi bertajuk “Evaluasi Setahun Prabowo-Gibran: Menakar Kebijakan Ekonomi, Hukum, Politik, dan Lingkungan” yang diselenggarakan oleh aktual.com, Sabtu (25/10).

“Kita tidak melihat konsep yang jelas paradigma yang konkret atau langkah yang serius dalam pembenahan hukum. Yang ada adalah arus untuk menggelontorkan militer di mana-mana, dengan pembentukan Kodam baru, batalyon pembangunan, atau pelibatan tentara dalam aspek-aspek pembangunan,” ujar Isnur.

Ia mencontohkan kebijakan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) di beberapa daerah yang dinilai melibatkan aparat militer secara berlebihan.

“Misalnya PSN di Merauke, pembangunan food estate yang membangun 2 juta hektare lahan di Papua menggusurnya pakai tentara, begitu juga di Rempang,” ucapnya.

Isnur menegaskan bahwa arah kebijakan hukum di bawah pemerintahan saat ini justru menunjukkan kecenderungan militeristik.

“Jadi kita melihat justru hukum diam-diam diarahkan untuk pemerintahan yang bersifat militeristik. Bahkan gabah saja yang mengawal Babinsa, memastikan harga petani menyerap harga ke Bulog pakai Babinsa,” katanya.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa kecenderungan ini berpotensi mengarah pada sistem pemerintahan otoritarian, di mana ruang kritik masyarakat semakin sempit.

“Jadi kita melihat memang arahnya pemerintahan militeristik. Dalam waktu setahun kita melihat arahnya militeristik, bahkan selangkah lagi menuju otoritarian, jadi masyarakat nggak bisa mengkritik. Kasus MBG, ini bagaimana mengadukannya, karena dapurnya dikelola oleh aparat, militer, partai politik. Ini bagaimana kita melaporkannya,” ungkapnya.

Pernyataan tersebut menjadi sorotan dalam diskusi yang dihadiri oleh sejumlah akademisi, aktivis, dan pengamat kebijakan publik yang turut mengevaluasi arah pemerintahan dalam setahun terakhir, terutama dalam konteks hukum dan demokrasi yang dinilai mengalami kemunduran.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Prabowo Jelaskan Tujuan Pemerintah Bentuk Ditjen Pesantren

Presiden Prabowo Subianto di kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/10/2025) memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional kepada para santri, kiai, nyai, dan keluarga besar pesantren di berbagai daerah Indonesia. ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.
Presiden Prabowo Subianto di kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/10/2025) memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional kepada para santri, kiai, nyai, dan keluarga besar pesantren di berbagai daerah Indonesia. ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

Jakarta, aktual.com – Presiden Prabowo Subianto menjelaskan tujuan pemerintah membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren Kementerian Agama RI saat memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional Tahun 1447 Hijriah kepada para santri, kiai, nyai, dan seluruh keluarga besar pesantren di Indonesia.

“Saya menyampaikan bahwa saya telah merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal Pesantren. Ini menunjukkan prioritas strategis pemerintah untuk semakin memperhatikan, melindungi, memperkuat, dan meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren,” kata Presiden Prabowo dalam siaran resmi Sekretariat Presiden pada Jumat (24/10) malam, sebagaimana dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (25/10).

Presiden Prabowo meyakini pembentukan Ditjen Pesantren itu menjadi langkah konkret pemerintah untuk memperkuat ekosistem pendidikan keagamaan berbasis pesantren.

Presiden Prabowo, dalam kesempatan yang sama, juga mengingatkan kembali perjuangan para santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang dimotori di antaranya oleh KH Hasyim Asy’ari melalui Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Presiden menyebut semangat jihad yang dikobarkan oleh para santri 80 tahun yang lalu itu masih relevan hingga hari ini terutama saat menyangkut kepentingan menjaga keutuhan bangsa dengan ilmu dan keimanan.

“Kita tidak boleh lupa, Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 atau 1367 Hijriah yang digelorakan KH Hasyim Asy’ari adalah tonggak penting dalam sejarah bangsa — sebuah perjalanan menuju Indonesia merdeka yang berdaulat dan bermartabat,” kata Presiden Prabowo.

Peringatan Hari Santri Nasional pada tahun ini mengangkat tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”. Bagi Presiden Prabowo, tema itu merupakan cerminan tekad santri untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Oleh karena itu, Presiden Prabowo menekankan para santri harus siap beradaptasi dengan kemajuan global tanpa melepaskan akar nilai keislaman dan keindonesiaan. “Saya percaya, santri hari ini bukan hanya penjaga moral bangsa, tetapi juga pelopor kemajuan yang menguasai ilmu agama dan ilmu dunia, yang berakhlak dan berdaya saing,” ujar Presiden Prabowo.

Hari Santri Nasional (HSN) diperingati setiap tahun setiap tanggal 22 Oktober. Puncak peringatan HSN pada tahun ini digelar di TMII Jakarta pada Jumat malam.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain