28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 301

Solver Reza Milady Bakar Semangat Dosen UIN Padang

Bukittinggi, aktual.com – Suasana pelatihan di Grand Rocky Hotel Bukittinggi selama dua hari, 11–12 Oktober 2025, terasa berbeda. Alih-alih kaku dan formal, kegiatan bertema “Membangun Sinergi dan Kolaborasi untuk Mewujudkan High Performance Team” bersama Solver Reza Milady dan Coach Jumadi Subur berlangsung interaktif, inspiratif sekaligus menggugah semangat peserta.

Kegiatan yang digagas Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang ini dihadiri langsung oleh Dekan Dr. Alfadli, M.Ag, para guru besar, wakil dekan, kepala bagian dan bidang, serta seluruh dosen dan tenaga kependidikan.

Menurut Rina Asmara Agung, SE. M.Si, Ak selaku penyelenggara, kegiatan ini amatlah penting .”Peserta diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam meningkatkan kualitas kerja sama dan kolaborasi di Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol.” ungkapnya.

Kegiatan training dimulai dimalam hari dengan sharing session yg dimana seluruh peserta diberikan kesempatan untuk ‘curhat’ menyampaikan apa yg jadi tantangan dan peluang emas yg sedang di upayakan Civitas Akademika Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol untuk wujudkan kampus _”World Class University”_ melalui berbagai program kerjasama internasional dan peningkatan mutu pendidikan.

Dipagi hari nya, 40-an peserta secara serentak mengikuti outbound training yang dipandu oleh Coach Jumadi di area Taman Marga Satwa dan Budaya, Kinantan Bukittinggi. Metode experiental learning sambil menikmati kesegaran udara pagi hari menambah keseruan suasana antar sesama peserta.

Dengan gaya penyampaian yang energik, komunikatif, dan sarat makna, peserta diajak berdiskusi, berpikir kritis sekaligus melakukan refleksi mendalam tentang aktivitas out bound yg mereka lakukan .

Tak hanya teori, sesi-sesi pelatihan dipenuhi dengan simulasi interaktif, games reflektif, hingga muhasabah yang membuat peserta tertawa & merenung bersama.

Guna menambah kekayaan perspektif, Solver Reza Milady juga mengenalkan konsep STIFIn. Peserta diajak memahami bagaimana sinergi dan kolaborasi antara pimpinan fakultas, dosen dan tendik dapat dibangun dari kekuatan unik dan gaya memimpin (leadership style) setiap individu sesuai Mesin Kecerdasan nya.

Dalam setiap sesi yang dibawakan, suasana hangat dan akrab terus terbangun. Peserta tampak aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman, bahkan beberapa kali ruangan dipenuhi gelak tawa karena analogi-analogi segar dan humor cerdas yang diselipkan.

Ditengah kegiatan, Solver Reza Milady menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan pengembangan SDM, melainkan perjalanan menuju perubahan budaya kerja. “Untuk mencapai High Performance Team, maka setiap pegawai itu perlu membekali diri dengan 4 ON, yakni VisiON, ActiON, PassiON dan ColaboratiON. Kelak Insya Allah, Kerja Keras, Kerja Cerdas serta Kerja Ikhlas yg kita bangun bersama saat ini karena Allah akan jadi karya ‘historis’ yg jadi warisan kebaikan bagi peradaban.” pesannya penuh makna.

Namun menjelang akhir, suasana berubah hening ketika sesi refleksi dan muhasabah digelar — momen yang membuat banyak peserta menitikkan air mata.

Di penghujung acara, Dekan Fakultas Syariah, Dr. Alfadli, M.Ag, menyampaikan kesan mendalam. “Saya sangat tersentuh dan terharu dengan kegiatan pelatihan ini. Pelatihan ini memicu kita untuk bertransformasi sesuai dengan kecenderungan kerja (Mesin kecerdasan) otak kita masing-masing. Insya Allah fakultas Syariah UIN Imam Bonjol ini akan menjadi fakultas yang membanggakan.Bukan karena saya, tapi karena kita bersinergi dan berkolaborasi untuk bersama-sama membesarkannya.” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Pelatihan dua hari ini meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Selain memperkuat komitmen profesionalisme, kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa bekerja di dunia pendidikan adalah ibadah yang harus dijalani dengan hati, sinergi, dan semangat untuk terus berkolaborasi menuju kinerja terbaik.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Komisi IV DPR Apresiasi Capaian Kebijakan Pangan Setahun Pemerintahan Prabowo

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PAN Ahmad Yohan. FOTO: Dok DPR RI

Jakarta, Aktual.com – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai berhasil mencetak capaian positif di sektor pangan menjelang satu tahun masa pemerintahannya.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan menyebut langkah strategis pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan terbukti mendapat dukungan kuat dari masyarakat.

“Langkah-langkah yang diambil pemerintah menunjukkan arah yang tepat. Masyarakat, terutama petani, mulai merasakan hasilnya,” ujar Yohan dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Pernyataan Yohan itu sejalan dengan hasil survei Litbang Kompas yang dirilis 10 Oktober 2025. Di mana, sebanyak 77 persen publik yakin kebijakan kenaikan harga gabah mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Dalam aturan itu, Presiden Prabowo menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) untuk mengoordinasikan pelaksanaan program strategis pangan nasional.

Melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga, pemerintah menetapkan harga pembelian gabah sebesar Rp6.500 per kilogram, dengan target pengadaan 3 juta ton beras dalam negeri untuk memperkuat stok nasional.

Dampak Positif di Lapangan

Kebijakan pangan itu dinilai memberi dampak langsung pada petani dan konsumen. Masih dari survei Kompas, 83 persen publik menilai beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang disalurkan pemerintah terjangkau dan berkualitas. Sementara 61,5 persen publik menyatakan puas terhadap kebijakan ketahanan pangan nasional secara keseluruhan.

Menko Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan apresiasinya atas kerja keras seluruh pihak yang terlibat.

“Kebijakan ini tidak mungkin berhasil tanpa arahan Presiden Prabowo dan sinergi superteam lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Semua bergerak bersama demi petani sejahtera dan rakyat mendapatkan beras terjangkau,” kata Zulhas.

Kesejahteraan Petani Meningkat

Keberhasilan kebijakan pangan ini juga tercermin dalam peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2025, mencapai 124,36.

Sebagai catatan, NTP merupakan indikator kesejahteraan petani. Angka di atas 100 menunjukkan bahwa pendapatan petani lebih besar dari biaya produksinya.

Dengan capaian 124,36, keuntungan petani meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya.

“Capaian ini jadi bukti nyata bahwa kebijakan pangan pemerintah tidak hanya menjaga ketersediaan beras, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani,” imbuh Yohan.

Pemerintah, lanjutnya, diharapkan akan terus melanjutkan kebijakan pangan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

“Fokus utamanya tetap pada tiga hal, yakni, meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan menjamin ketersediaan beras yang terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Yohan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eroby Jawi Fahmi

PBNU Akan Tempuh Jalur Hukum Usai Trans 7 Hina Ulama

Jakarta, aktual.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan akan menempuh jalur hukum terhadap tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang dinilai melecehkan pesantren dan tokoh-tokoh yang dimuliakan kalangan nahdliyin.

“Saya telah menginstruksikan kepada Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU untuk mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan terkait hal ini,” ujar Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang akrab disapa Gus Yahya di Jakarta, Selasa (14/10).

Gus Yahya menegaskan pihaknya menyampaikan keberatan dan protes keras atas tayangan yang disiarkan pada Senin (13/10) itu karena dianggap mencederai prinsip jurnalisme dan berpotensi mengganggu ketenteraman sosial.

“Tayangan Trans7 itu isinya secara terang-terangan melecehkan bahkan menghina pesantren, menghina tokoh-tokoh pesantren yang sangat dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama,” ujar dia.

Lebih lanjut, Gus Yahya menilai bahwa materi tayangan tersebut bukan hanya menyalahi etika jurnalistik, melainkan juga berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, katanya melanjutkan, PBNU menuntut agar Trans7 dan Trans Corporation segera mengambil langkah nyata memperbaiki kerusakan sosial yang ditimbulkan.

“Kami menuntut agar Trans7 dan Trans Corporation membuat langkah-langkah yang nyata, yang jelas, untuk memperbaiki kerusakan yang sudah ditimbulkan akibat tayangan tersebut,” ujarnya.

Gus Yahya mengatakan penyelesaian masalah itu perlu dilakukan secara bertanggung jawab agar tidak menimbulkan dampak lebih luas terhadap keharmonisan masyarakat.

Diketahui, melalui program Xpose Uncensored, Trans7 menayangkan video yang menampilkan para santri dan jamaah sedang menyalami kiai yang sedang duduk. Ada pula potongan video yang memperlihatkan seorang kiai yang sedang turun dari mobil.

Narasi suara dari video itu menyebutkan bahwa santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai. Menurut narator, kiai yang sudah kaya seharusnya yang memberikan amplop kepada santri. Cuplikan tayangan program itu mendapatkan reaksi keras dari beragam pihak. Para netizen lantas menyerukan boikot kepada Trans7.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

DKW Garda Bangsa Provinsi Riau Siap Menyatukan Gerakan Aksi ke Trans7

Riau, aktual.com – Sekretaris DKW Garda Bangsa Provinsi Riau, YS Rendra turut mengecam keras pimpinan program Xpose Trans7. Hal ini menyusul beredarnya potongan video siaran yang dinilai tidak mendidik dan melecehkan martabat ulama, khususnya terhadap KH. Anwar Manshur, kiai sepuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

“Kami dari Garda Bangsa menyayangkan tayangan itu. Seharusnya pihak Trans7 melakukan kroscek terlebih dahulu sebelum menayangkan konten apa pun ke publik. Jangan ujug-ujug menayangkan sesuatu yang justru menyinggung perasaan umat dan merendahkan kehormatan para kiai,” kata Rendra dalam keterangannya, Selasa, 14 Oktober 2025 di Kantor DPW PKB Provinsi Riau.

Menurut Rendra, kesalahan tayangan seperti ini tidak bisa dianggap sepele karena menyangkut marwah dan kehormatan ulama. Ia menegaskan bahwa PKB sebagai partai politik yang lahir dari rahim para kiai dan pesantren akan pasang badan membela kehormatan ulama.

“Kami dari Garda Bangsa Riau siap mengkonsolidasikan secara nasional gerakan untuk melakukan aksi ke Trans7 jika pihak manajemen tidak segera meminta maaf secara terbuka dan mencabut semua tayangan yang menyinggung KH. Anwar Manshur,” ungkap dia.

Rendra juga menyarankan agar Trans7 melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tim redaksi dan produksi program Xpose. Salah satu langkah konstruktif, katanya, adalah dengan merekrut jurnalis yang memiliki latar belakang santri agar lebih memahami nilai, etika, dan adab dalam tradisi pesantren.

“Santri dididik untuk menjaga adab kepada gurunya, menghormati ilmunya, dan berhati-hati dalam berkata. Kalau nilai-nilai seperti ini dipahami oleh para pekerja media, saya yakin tidak akan muncul tayangan yang menyinggung kiai,” ucap dia.

Rendra juga mengingatkan media lain agar berhati-hati dan tidak asal meliput dinamika kehidupan pesantren. Menurutnya, pesantren adalah lembaga pendidikan yang telah terbukti istikamah mencerdaskan bangsa bahkan tanpa dukungan publikasi media.

“Pesantren tidak butuh sensasi. Tanpa liputan media pun, pesantren tetap eksis dan terus melahirkan generasi berakhlak. Karena itu, media seharusnya hadir dengan cara yang mendidik dan beretika, bukan justru memancing kontroversi,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

DPR Sebut Menkeu Perlu Perbaiki Gaya Komunikasi Politik Tidak Sering Komentari Kementerian Lain

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun (kiri) sebelum mengikuti rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/9/2025). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU/aa.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun (kiri) sebelum mengikuti rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/9/2025). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU/aa.

Jakarta, aktual.com – Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan bahwa Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa perlu memperbaiki gaya komunikasi politik serta berhenti untuk terlalu sering mengomentari kebijakan kementerian lain.

“Fokuslah pada desain ekonomi besar yang ingin dia bangun untuk mendukung visi Presiden,” kata Misbakhun saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (14/10).

Meski menegaskan dukungan penuh terhadap langkah Purbaya dalam menyusun arah kebijakan fiskal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dia pun menyoroti komentar Purbaya soal pemotongan anggaran untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak diserap.

Misbakhun menegaskan soal alokasi anggaran tersebut memiliki dimensi politik sendiri, sehingga anggaran MBG yang tidak terserap tak dapat dialihkan begitu saja tanpa dibahas bersama dengan DPR.

Selain itu, dia juga menyoroti ketika Purbaya tiba-tiba langsung merespons menaikkan defisit dari 2,48 menjadi 2,68. Menurut dia, kebijakan itu sebenarnya harus dikonsultasikan dengan DPR karena masih dalam proses pembahasan APBN, sehingga ruang itu diberikan keleluasaan.

“Hal-hal seperti ini perlu disinergikan dengan DPR agar kebijakan ekonomi tidak terkesan sepihak,” kata dia.

Dia pun meminta Purbaya untuk menjalankan kebijakan yang berpihak pada rakyat, khususnya dalam menjaga daya beli dan memperkuat kelas menengah. Ia menyarankan agar tarif pajak pertambahan nilai (PPN) bisa kembali diturunkan guna mendorong konsumsi domestik.

“Saya yang waktu itu mengingatkan supaya (kenaikan) PPN ini ditahan benar, kalau perlu PPN kita turunkan kembali ke 10 persen dan kalau perlu ke 8 persen,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

MUI Desak KPI Tegur Trans7 atas Tayangan Xpose yang Dinilai Lecehkan Kiai dan Pesantren Lirboyo

Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Dewan Pimpinan MUI Masduki Baidlowi (kiri) saat ditemui di Kantor MUI, Jakarta, Jumat (29/8/2025). ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari.
Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Dewan Pimpinan MUI Masduki Baidlowi (kiri) saat ditemui di Kantor MUI, Jakarta, Jumat (29/8/2025). ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari.

Jakarta, aktual.com — Tayangan program Xpose di Trans7 menjadi sorotan publik setelah cuplikannya viral di media sosial. Potongan video tersebut dinilai melecehkan dan merendahkan martabat kiai serta pesantren, khususnya Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Diduga, sebagian video diambil dari lingkungan pesantren tersebut.

Menanggapi hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan sikap tegas. Mengutip laman resminya, MUI meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera menindak Trans7 karena dianggap menyinggung pesantren dan Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH Anwar Manshur.

Ketua MUI Bidang Infokom, KH Masduki Baidlowi, menyayangkan tayangan tersebut yang dinilai tidak profesional dan cenderung berat sebelah.

“MUI meminta sesuai regulasi dan peraturan yang ada agar Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI menegur Trans7 karena ini penyiarannya sangat tendensius. Yang disinggung ini pesantren besar berpengaruh, tokohnya juga pengurus PBNU,” kata KH Masduki Baidlowi, Selasa (14/10/2025).

Menurut Kiai Masduki, tayangan tersebut merupakan persoalan serius karena bukan hanya tidak bermutu, tetapi juga berpotensi menghina tradisi pesantren.

“Saya kira sangat berbahaya kalau tidak dilakukan tindakan oleh KPI bisa menimbulkan tanggapan yang emosional. Saya kira jangan sampai terjadi,” sambungnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa para alumni Pondok Pesantren Lirboyo telah melaporkan kasus ini ke MUI. Karena itu, MUI menilai KPI harus segera memanggil dan memberikan teguran resmi kepada Trans7 serta pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penayangan tersebut.

“Jangan-jangan yang terlibat memiliki agenda tendensius karena mungkin ada perbedaan-perbedaan pemahaman yang secara ideologis, akhirnya menimbulkan siaran seperti itu. Ini seperti berbahaya,” tegasnya.

MUI menegaskan pentingnya langkah cepat dan tegas dari KPI agar kasus serupa tidak kembali terjadi dan citra lembaga pendidikan Islam tetap terjaga.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain