26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 325

Sekjen GPK: Dukungan ke Agus Suparmanto Murni Aspirasi Arus Bawah

Jakarta, aktual.com – Sekjen Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), M. Thobahul Aftoni menegaskan bahwa tidak ada dualisme kepengurusan di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pasca Muktamar Ancol 2025. Hal itu ia sampaikan dalam acara diskusi publik Aktual Forum bertema “Dualisme Kepengurusan PPP Pasca Muktamar Ancol 2025” di Tebet, Sabtu (4/10).

“Sebenarnya kita tidak ada istilah dualisme, sebab sudah 9 bulan yang lalu kita ingin mengadakan muktamar setelah PPP tidak lolos dalam legislatif,” kata Thobahul Aftoni.

Ia menambahkan bahwa Muktamar Ancol tidak lahir dari tekanan kelompok tertentu, melainkan dari aspirasi arus bawah. “Muktamar ini bukan karena ada permintaan golongan A atau B. Nama Agus Suparmanto itu murni berasal dari arus bawah, bukan dari kelompok manapun,” ungkapnya.

Menurutnya, keputusan mengangkat Agus Suparmanto sebagai tokoh eksternal partai telah melewati mekanisme resmi. “Keputusan PPP untuk mengambil tokoh eksternal itu dari kesepakatan semua pihak dari Mukernas forum resmi. Jadi apa yang dilakukan oleh pimpinan majelis, ketua DPP, DPW, DPC sudah sesuai mekanisme,” ucap Aftoni.

Ia juga menilai, pihak yang mempermasalahkan hasil muktamar seharusnya menyalurkannya melalui forum resmi partai. “Jadi kalau ada yang mempermasalahkan seharusnya di forum Muktamar. Masalah kader, non-kader itu sudah selesai,” ujarnya.

Lebih jauh, Aftoni menyinggung lemahnya proses kaderisasi di bawah kepemimpinan sebelumnya. “Sebenarnya yang menghilangkan kaderisasi itu Pak Mardiono, menghilangkan semua program kaderisasi,” katanya.

Di sisi lain, ia menegaskan bahwa dukungan kader terhadap Agus Suparmanto cukup besar. “Bukti Pak Agus Suparmanto itu didukung oleh seluruh kader, bisa dilihat ketika terjadi muktamar banyak muktamirin yang menginginkan perubahan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Johan Rosihan Ingatkan Ancaman Cs-137 dan Masa Depan Pangan Laut Indonesia

Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Johan Rosihan. Aktual/DOK MPR RI

Jakarta, aktual.com – Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Johan Rosihan mengatakan bahwa Hari Pangan Sedunia yang jatuh setiap 16 Oktober, kembali menjadi pengingat bahwa pangan bukan sekadar soal konsumsi, melainkan juga keadilan, keberlanjutan, dan kedaulatan. Bagi Indonesia, momentum ini kian relevan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, laut bukan hanya bentang geografi, tetapi nadi kehidupan jutaan warga.

Namun, di tengah potensi besar sektor kelautan, sebuah kabar mencemaskan datang dari Amerika Serikat. Otoritas setempat menemukan paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk udang beku asal Indonesia. Temuan ini tak sekadar mencoreng citra ekspor perikanan nasional, tapi juga mengguncang keyakinan publik pada sistem keamanan pangan laut negeri ini.

“Pangan laut kita seharusnya bisa menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Tapi kasus Cs-137 ini justru menunjukkan lemahnya pengawasan dan kebijakan kita,” ujar Johan, dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Anggota DPR RI Komisi IV F-PKS Dapil NTB I (Pulau Sumbawa) ini mengungkapkan, data Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan, kontribusi sektor perikanan terhadap PDB Indonesia mencapai lebih dari 3 persen, dengan nilai ekspor menembus USD 5 miliar per tahun. Udang, tuna, dan rumput laut adalah primadona yang menyuplai kebutuhan protein di dalam negeri maupun pasar global.

Sayangnya, kebijakan pangan nasional masih bias daratan. Fokus pembangunan lebih banyak diarahkan pada padi, jagung, dan kedelai. Padahal, pangan laut memiliki keunggulan gizi dan keberlanjutan yang jauh lebih menjanjikan.

Dalam forum internasional, konsep blue food atau pangan biru bahkan mulai diakui sebagai solusi krisis pangan dan iklim. Indonesia seharusnya bisa menjadi pelopor. “Tapi itu butuh keberanian politik dan arah kebijakan yang jelas,” ujar Johan.

*Lonceng Peringatan dari Cs-137*

Cesium-137 merupakan isotop radioaktif berbahaya yang biasanya muncul dari aktivitas nuklir. Jika masuk ke tubuh manusia lewat rantai makanan, dampaknya bisa fatal: kanker, kerusakan organ, bahkan kematian.

Di tengah gencarnya promosi produk laut Indonesia, temuan Cs-137 di udang beku adalah tamparan keras. Bukan hanya soal ekonomi ekspor yang terganggu, tetapi juga kredibilitas sistem keamanan pangan nasional.

Yang lebih gawat, Indonesia ternyata belum memiliki mekanisme deteksi rutin terhadap kontaminasi radioaktif di produk pangan laut. Badan Karantina, BPOM, maupun laboratorium mutu belum dilengkapi teknologi pendeteksi isotop berbahaya itu.

“Ini celah besar yang bisa meruntuhkan reputasi pangan laut kita. Dunia sedang mengawasi. Kalau pemerintah tidak transparan, kepercayaan pasar bisa lenyap dalam hitungan minggu,” kata Johan.

Menganggap kasus Cs-137 hanya insiden teknis, lanjut Johan, adalah keliru. Pencemaran laut di Indonesia bukan cerita baru. Banyak wilayah pesisir berbatasan langsung dengan kawasan industri, pelabuhan, atau pertambangan. Sistem pengawasan kualitas air di daerah pesisir pun masih minim.

Lemahnya sistem _traceability_ atau ketertelusuran produk juga memperburuk keadaan. Asal-usul produk, metode budidaya, hingga jalur distribusi sering tidak tercatat dengan baik. Saat terjadi kasus kontaminasi, penelusuran pun jadi mustahil.

Pemerintah perlu berbenah, mulai dari tata ruang laut, pengelolaan pesisir, hingga regulasi industri di sekitar wilayah perairan. Tanpa pengawasan ketat, kontaminasi serupa bisa terus berulang.

PBB Sambut Baik Pernyataan Hamas Ingin Bebaskan Sandera

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan di Markas Besar PBB di New York, 22 Juli 2025. ANTARA/Xinhua/Eskinder Debebe/Foto PBB Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan di Markas Besar PBB di New York, 22 Juli 2025. ANTARA/Xinhua/Eskinder Debebe/Foto PBB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan di Markas Besar PBB di New York, 22 Juli 2025. ANTARA/Xinhua/Eskinder Debebe/Foto PBB

Markas PBB, New York, aktual.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyambut baik pernyataan yang dikeluarkan oleh Hamas yang menyatakan kesiapannya untuk membebaskan sandera dan berpartisipasi berdasarkan usulan yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Demikian disampaikan Juru Bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric pada Jumat (3/10).

Sekjen “menyambut baik dan merasa optimistis” dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Hamas, kata Dujarric dalam sebuah pernyataan.

Guterres, lanjut dia, mendesak semua pihak agar memanfaatkan kesempatan ini untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza serta mengucapkan terima kasih kepada Qatar dan Mesir atas upaya mediasi mereka yang sangat berharga.

Dujarric mengatakan Guterres kembali menyerukan gencatan senjata segera dan permanen, pembebasan semua sandera dengan segera dan tanpa syarat serta akses kemanusiaan tanpa hambatan.

“PBB akan mendukung semua upaya mencapai tujuan-tujuan ini guna mencegah penderitaan yang lebih besar,” ujarnya.

Hamas pada Jumat mengumumkan pihaknya telah menyerahkan tanggapan mereka terhadap proposal perdamaian Gaza yang diajukan oleh Trump kepada para mediator regional dan internasional. Kelompok itu mengatakan pada prinsipnya mereka setuju untuk membebaskan semua sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.

Dalam pernyataan persnya, kelompok bersenjata Palestina itu juga setuju untuk menyerahkan pemerintahan Gaza kepada badan teknokrat independen Palestina, yang dibentuk melalui konsensus nasional serta didukung negara-negara Arab dan Islam.

“Berdasarkan pernyataan yang baru saja dikeluarkan oleh Hamas, saya yakin mereka siap untuk perdamaian yang langgeng,” kata Trump pada Jumat di Truth Social, seraya menambahkan bahwa Israel harus segera menghentikan pengebomannya di Gaza.

“Kami sudah dalam pembicaraan mengenai detail yang perlu diselesaikan. Ini bukan hanya tentang Gaza, ini tentang perdamaian yang telah lama dinantikan di Timur Tengah,” ucap Trump.

Pada Senin (29/9), pemerintahan Trump mengumumkan proposal yang berisikan 20 poin setelah Presiden Trump mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung, yang mencakup kesepakatan gencatan senjata sebagai ganti sandera, penarikan pasukan Israel secara bertahap, demiliterisasi Gaza serta pengawasan internasional terhadap rekonstruksi dan tata kelola Gaza setelah berakhirnya konflik.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Chudry Sitompul: Pemerintah Hilang Wibawa Jika Silfester Tak Dieksekusi

Pakar Hukum Universitas Indonesia, Chudry Sitompul, menyoroti kasus hukum yang menjerat Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina. Silfester yang merupakan salah satu pendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019, divonis 1,5 tahun penjara dalam perkara fitnah terhadap mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun, hingga kini ia belum juga menjalani hukuman tersebut. Kejaksaan Agung menyebut alasan penundaan eksekusi karena kondisi kesehatan Silfester yang sedang sakit.

Menurut Chudry Sitompul, alasan tersebut tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Ia menegaskan bahwa dalil mengenai daluarsa eksekusi pidana yang dipahami oleh pihak Silfester keliru.

“Itu kan mengenai penafsiran pasal daluarsa. Gini, itu kan penasehat hukumnya atau dengan pendukung-pendukungnya itu menganggap bahwa masa daluarsa pelaksanaan putusan pidana atau eksekusi pidana itu empat tahun. Padahal ya semua ini, itu adalah delapan belas tahun. Semua ahli, semua buku pidana tidak ada yang bilang empat tahun,” ujarnya saat dihubungi Aktual.com, Jumat (3/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa ketentuan empat tahun itu terkait ancaman hukuman, bukan daluarsa eksekusi putusan. “Jadi semua pendapat ahli dan buku pidana seragam bahwa itu delapan belas tahun,” beber Chudry.

Chudry juga menyoroti kesulitan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan dalam mengeksekusi putusan karena belum mengetahui keberadaan Silfester. Menurutnya, langkah hukum harus tetap ditempuh.

“Kalau misalnya kejaksaan menyatakan Silfester tidak bisa ditemukan, maka kejaksaan itu harus menyatakan Silfester masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Sehingga kalau perlu bekerjasama dengan Interpol, supaya statusnya jelas bahwa dia orang yang dicari untuk melaksanakan putusan,” katanya.

Ia menilai bahwa hingga saat ini tidak ada alasan hukum yang sah untuk menunda pelaksanaan putusan tersebut. Hal ini, menurutnya, tidak hanya menyangkut kinerja Kejaksaan, tetapi juga berhubungan langsung dengan wibawa pemerintah.

“Kesimpulannya, tidak ada alasan hukum yang bisa menunda pelaksanaan putusan pidana atau eksekusinya. Jadi ini sebenarnya bukan hanya soal institusi kejaksaan, tetapi ini sudah menyangkut wibawa pemerintah, bahwa pemerintah tidak bisa melaksanakan hukum secara baik dan benar,” ujarnya.

Dari sisi politik, Chudry menilai persoalan ini dapat mencoreng citra pemerintahan Prabowo Subianto. “Kalau dari analisa politik, ini bisa bahwa Silfester mempunyai kekuasaan yang lebih dari pemerintah karena pemerintah tidak bisa melakukannya. Jadi ini saya kira wibawa pemerintah dalam hal ini juga, Presiden Prabowo Subianto itu bisa tercoreng, atau menyatakan bahwa pemerintahan Prabowo ini tidak melaksanakan hukum atau undang-undang yang benar,” jelasnya.

Ia juga menyinggung posisi Silfester yang pernah disebut sebagai bagian dari Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran. Hal itu, menurutnya, semakin menimbulkan kesan bahwa hukum hanya berlaku secara tegas kepada pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah.

“Padahal Indonesia sebagai negara hukum itu, semua warga negara diberlakukan sama di muka hukum. Tidak ada yang istimewa, tidak ada yang kebal hukum. Jadi ini bisa mengurangi performa kinerja Prabowo terhadap hukum. Seakan hukum itu hanya berlaku bagi orang-orang yang tidak mendukung Prabowo,” tegas Chudry

Selain itu, Chudry menyoroti status Silfester yang pernah menduduki jabatan komisaris di salah satu BUMN. Ia menilai keputusan pengangkatan maupun pencabutan jabatan tersebut perlu ditelusuri.

“Itu sudah dicabut, sudah dibatalkan. Saya nggak tahu, yang mengusulkan itu Menteri BUMN atau kepala Danantara. Kalau misalnya, siapa pun yang mengangkat itu, tidak konsisten terhadap hukum,” ujarnya.

Chudry menekankan bahwa penegakan hukum harus berlaku sama bagi semua warga negara tanpa pandang bulu. Baginya, kasus Silfester bukan hanya persoalan teknis eksekusi, melainkan menyangkut kredibilitas pemerintah dalam menjunjung prinsip negara hukum.

Reporter: Achmad

Artikel ini ditulis oleh:

Andry Haryanto

Hamas Beri Tanggapan Resmi Soal Usulan Trump Terkait Gaza

Anggota pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer kelompok perlawanan Hamas Palestina. (ANTARA/Anadolu/as/am.)
Anggota pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer kelompok perlawanan Hamas Palestina. (ANTARA/Anadolu/as/am.)

Gaza, aktual.com – Hamas dikabarkan telah memberikan tanggapan resmi terhadap usulan Presiden AS Donald Trump terkait upaya mengakhiri perang di Jalur Gaza. Berdasarkan surat yang diperoleh Drop Site pada Jumat (3/10/2025), Hamas menyatakan kesediaannya untuk melakukan pembebasan sandera serta pertukaran tahanan, namun menegaskan syarat agar turut dilibatkan dalam penentuan masa depan Gaza.

Berikut isi surat:

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Pernyataan penting

Terkait respons Hamas atas proposal Presiden AS Donald Trump

Didasari atas kepedulian untuk menghentikan agresi dan genosida yang dilaksanakan terhadap rakyat kami yang setia di Jalur Gaza, dan didasari atas tanggung jawab nasional dan komitmen kami terhadap prinsip, hak, dan kepentingan tertinggi dari rakyat kami, Pejuang Pergerakan Islam, Hamas, menggelar konsultasi mendalam di antara badan pimpinan, konsultasi ekstensif dengan pasukan dan faksi Palestina, juga diskusi dengan sahabat mediator dan teman, dalam rangka untuk mencapai suatu posisi bertanggung jawab dalam berurusan dengan rencana yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Setelah mempelajari secara mendalam, kami telah membuat keputusan dan telah mengirim respons berikut ke para sahabat mediator:

Pergerakan Pejuang Islam, Hamas, mengapresiasi negara Arab, negara Islam, dan upaya Internasional, dan juga upaya dari Presiden AS Donald Trump, bertujuan untuk menghentikan perang di Jalur Gaza, mencapai kesepakatan pertukaran tahanan, mengizinkan masuknya segera bantuan kemanusiaan, menolak pendudukan di Jalur Gaza, dan menentang pengusiran rakyat Palestina kami dari sana.

Dalam konteks ini, dan dalam sikap untuk mencapai akhir dari perang dan penarikan penuh pasukan dari Jalur Gaza, Hamas mengumumkan persetujuannya untuk melepas semua sandera – baik yang masih hidup dan jasad dari yang sudah mati – menurut formula pertukaran yang termaktub dalam proposal Presiden Trump dan dengan ketentuan dari syarat-syarat yang layak di lapangan untuk menjalankan proses pertukaran. Dalam hal ini, Hamas menegaskan kesiapannya untuk segera memasuki proses negosiasi, lewat mediator, untuk mendiskusikan detailnya.

Hamas juga menegaskan persetujuannya atas penyerahan pemerintahan Jalur Gaza ke sebuah badan Palestina yang berisi teknokrat independen, berdasarkan konsensus nasional Palestina dan dukungan negara Arab dan negara Islam.

Tentang isu-isu lain yang termaktub dalam proposal Presiden Trump, yang berhubungan dengan masa depan Jalur Gaza dan hak-hak yang sah dari rakyat Palestina, ini adalah subjek terhadap sebuah posisi bangsa yang utuh dan harus didasarkan atas hukum internasional dan resolusi yang relevan. Masalah-masalah ini harus didiskusikan dalam kerangka kesatuan nasional Palestina, di mana Hamas akan berpartisipasi dan berkontribusi secara bertanggung jawab.

Pergerakan Pejuang Islam – Hamas

Jumat, 11 Rabiul Akhir 1447 H/ 3 Oktober 2025

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Sempat ‘Gantung Panci’ Imbas Covid-19 dan Nganggur, Junaedi Jadi Koki Lagi Berkat MBG

koki dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bojong Koneng, Junaedi. Aktual/HO

Bogor, aktual.com — Pandemi Covid-19 membuat Junaedi (28) terpaksa ‘gantung panci’ sebagai koki. Restoran di bilangan Sentul, Kabupaten Bogor, melepasnya karena sepi pembeli. Resto kolaps, Junaedi pun terpaksa menganggur setelah bekerja selama tiga tahun.

Delapan bulan lalu, Junaedi mendapat tawaran menjadi koki dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Tawaran itu tak dia sia-siakan. Dapur rumah harus ngebul. Anak semata wayangnya pun harus terus mendapat asupan makanan bergizi.

“Saya senang mendapat kesempatan bekerja di sini. Apalagi tujuannya mendistribusikan (makanan bergizi) untuk anak-anak sekolah,” kata Junaedi saat ditemui di kawasan Bogor pekan ini.

Semangat memasak semakin tinggi karena ada sisi pengabdian dalam pekerjaannya. Dia pun berkomitmen untuk serius menjaga kualitas masakan karena selalu terngiang di kepala bahwa yang akan memakan makanan yang dia sajikan adalah anak-anak sekolah. Anak-anak yang seumuran dengan anak semata wayangnya.

“Saya merasa bangga dengan tugas saya,” kata Junaedi.

Dia masih ingat bagaimana anaknya kadang telat sarapan dan harus segera berangkat ke sekolah. Dengan adanya program MBG, Juanedi tak khawatir lagi terhadap asupan gizi anaknya di sekolah.

“Program MBG ini sangat membantu, terutama bagi orang yang benar-benar kurang mampu. Apalagi untuk anak yang tak sempat sarapan di rumah,” kata dia.

Satu hal yang selalu membuatnya bergairah memasak adalah ketika mengeksplorasi menu. Bersama delapan koki lainnya di SPPG, mereka kerap berdiskusi untuk menu-menu yang akan dihidangkan.

“Tak ada kendala untuk menjadi menu-menu baru. Malah kita suka mengeksplorasi menu,” kata Junaedi.

Junaedi berharap program MBG diteruskan. Dia ingin program pemenuhan makanan bergizi ini manjadi program presiden-presiden selanjutnya.

Rukmini (29), pegawai bagian pengemasan di SPPG Bojong Koneng, juga merasa bersyukur dengan adanya program MBG. Dia yang biasanya seharian tidur karena menganggur saat ini bisa memiliki pekerjaan dan membantu perekonomian keluarga.

“Tadinya seharian di rumah tidur, sekarang ada kerjaan. Terus anak-anak juga dapat manfaat makan bergizi,” kata Rukmini.

Dia pun bersemangat walau harus berangkat dari rumah pukul 02:30 WIB dini hari untuk menyiapkan ribuan porsi makanan.

“Selesai bekerja pukul 11:00 WIB. Delapan jam kerja,” ujar Rukmini.

Selain mendapat upah, keberadaan program MBG juga membantu Rukmini menghemat pengeluaran harian. Uang jajan anaknya bisa dihemat karena sudah mendapat asupan makanan gratis di sekolah.

“Jadi, jangan sampai program ini dihentikan. Banyak warga sini yang terbantu dengan program MBG,” kata Rukmini.

Berita Lain