28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 351

LPJ DPP PPP ditolak, Mardiono diteriaki “Yang Gagal Mundur”

Jakarta, aktual.com – Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) Romahurmuziy atau sering disapa Rommy membantah konferensi pers yang menyebut Muhamad Mardiono terpilih menjadi Ketua Umum PPP periode 2025-2030 secara aklamasi dalam forum Muktamar PPP X di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025) malam.

“Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi aklamasi. Sidang2 Muktamar X PPP masih berlangsung hingga saat ini 22.30 WIB,” tegas Rommy, Sabtu Malam.

Rommy menjelaskan agenda Muktamar baru selesai Sidang Paripurna IV. Sejak habis maghrib tadi, sudah dilalui Sidang Paripurna I (Tata Tertib dan Jadwal), SidPur II (Laporan Pertanggungjawaban DPP), SidPur III (Pemandangan Umum  DPW), dan baru saja selesai SidPur IV (Jawaban DPP atas Pemandangan Umum DPW,” papar Rommy Sabtu malam.

Rommy menjelaskan, Pemandangan Umum DPW dilakukan berbasis zona, seluruh ketua DPW setiap pulau maju ke depan. Karena itu, selaku Ketua Majelis Pertimbangan DPP, bersama dengan Ketua Majelis Syariah KH Mustofa Aqil, Ketua Majelis Pertimbangan dan seluruh ketua DPW dan DPC se Indonesia yang masih terus menjalankan persidangan, menyatakan bahwa adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB.

“Yang menyebutkan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu.Klaim sepihak, tidak bertanggungjawab dan merupakan upaya memecah belah PPP,” jelasnya.

Selain itu dalam Muktamar hari pertama, sejumlah peserta PPP yang terdiri dari Dewan Pengurus Wilayah (DPW) menyatakan menolak laporan pertanggungjawaban Plt Ketua Umum M Mardiono. Penolakan LPJ itu disampaikan dalam Sidang Paripurna Laporan Pertanggungjawaban DPP PPP.

“Tidak masuk akal dan menyalahi aturan organisasi apapun. bahwa sidang paripurna langsung langsung menetapkan terpilihnya Ketua Umum. Jelas-jelas pada saat pidato di arena pembukaan, Mardiono diteriaki ‘Yang Gagal Mundur’ dan ‘Perubahan, dari seluruh penjuru forum arena ruang sidang,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi

Komisi III Serap Aspirasi Daerah untuk Revisi KUHAP dan Jaga Keamanan Kalsel

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Sari Yuliati saat memimpin kunjungan kerja ke Mapolda Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Aktual/DOK DPR RI

Banjarbaru, aktual.com – Komisi III DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Mapolda Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Jumat (26/9/2025). Agenda tersebut difokuskan pada dua hal, yakni menyerap masukan terkait Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) serta memastikan kondisi keamanan di Kalimantan Selatan tetap kondusif.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Sari Yuliati, menegaskan revisi KUHAP harus berangkat dari kebutuhan nyata di lapangan.

“RUU KUHAP masih menyisakan sejumlah celah hukum yang bisa merugikan penegakan keadilan. Pertemuan ini penting untuk menyatukan pandangan, sekaligus memastikan suara daerah terdengar di tingkat nasional,” ujar Sari.

Dialog yang digelar di Mapolda Kalsel tersebut turut menghadirkan Kapolda Kalimantan Selatan, Kejaksaan, Badan Narkotika Nasional (BNN), Pengadilan Tinggi, hingga akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Menurut Sari, pelibatan lintas lembaga ini penting agar penyempurnaan KUHAP lebih komprehensif.

Selain membahas revisi KUHAP, Komisi III juga menyoroti aspek keamanan daerah. Sari memberikan apresiasi atas langkah-langkah preventif yang dilakukan jajaran Polda Kalsel sehingga wilayah tetap aman dan damai.

“Kebebasan menyampaikan pendapat dijamin undang-undang. Tapi jika dilakukan dengan cara anarkis, tentu harus ditindak tegas. Alhamdulillah, berkat langkah preventif Polda Kalsel, daerah ini tetap aman dan damai,” tegas legislator Fraksi Partai Golkar itu.

Sari menekankan, kunjungan kerja tersebut membuktikan bahwa penyempurnaan KUHAP tidak bisa hanya diputuskan di pusat. Aspirasi dari daerah menjadi catatan penting bagi Komisi III dalam merumuskan KUHAP yang lebih adil, komprehensif, dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

Menkeu Diminta Kejar Pengemplang Pajak dan Pengusaha Curang

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa diminta tidak hanya mengejar 200 penunggak pajak besar yang memiliki nilai tunggakan total mencapai Rp60 triliun, tapi juga memburu pajak para pengusaha curang.

“Pengusaha pengemplang pajak dan pengusaha curang yang manipulasi perdagangan harus ditindak tegas tanpa pandang bulu. Menkeu harus konsisten terhadap seluruh pelanggaran perpajakan dan kecurangan perdagangan,” demikian disampaikan peneliti NEXT Indonesia Center, Sandy Pramuji, dalam keterangan persnya, kepada Aktual.com, Sabtu (27/9/2025).

Dengan begitu, katanya, Indonesia dapat meningkatkan penerimaan negara secara signifikan, sekaligus memperkuat keadilan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, kepercayaan publik terhadap sistem perpajakan dan perdagangan juga dapat terjaga.

“Apalagi, potensi kebocoran penerimaan negara yang tak kalah besar juga terjadi melalui praktik curang dalam pencatatan ekspor-impor (trade misinvoicing),” ungkapnya.

Trade misinvoicing merupakan perbedaan catatan nilai komoditas antara negara yang mengekspor dengan negara yang mengimpor komoditas tersebut. Ada dua jenis misinvoicing, yaitu under-invoicing (volume atau nilai ekspor yang dicatat di Indonesia lebih rendah dibandingkan catatan negara mitra dagang) dan over-invoicing (catatan di Indonesia lebih tinggi dibandingkan catatan negara mitra).

Sandy Pramuji mengungkapkan, kedua bentuk kecurangan ekspor dan impor ini jelas merugikan keuangan negara dan merusak integritas sistem perdagangan. Catatan NEXT Indonesia selama periode 2014-2023 ditemukan nilai potensi misinvoicing sebesar US$1.374,5 miliar, atau sekitar Rp21.992 triliun jika kurs 1 dolar AS senilai Rp16.000.

“Nilai misinvoicing ekspor Indonesia ke negara mitra mencapai US$654,5 miliar selama satu dekade tersebut. Sementara nilai potensi misinvoicing impor dari negara mitra lebih besar lagi, mencapai US$720 miliar,” paparnya.

Sandy mengungkapkan, setiap tahunnya ada dana gelap sekitar Rp2.200 triliun yang lolos dari bea cukai dan pajak, atau menyelinap pergi ke luar negeri. Sebagian besar merupakan indikasi keuntungan perusahaan yang tidak dilaporkan atau penghindaran kewajiban fiskal yang seharusnya masuk ke kas negara,” ujar Sandy.

Dia menjelaskan, selisih data ekspor-impor yang timbul akibat under-invoicing maupun over-invoicing merupakan potensi pendapatan negara yang hilang. Hal ini terjadi karena adanya upaya menghindari pajak dan cukai, mencuci uang hasil kejahatan, hingga menyembunyikan keuntungan di luar negeri.

“Pemerintah harus serius menggali potensi pendapatan yang hilang ini sehingga tidak perlu selalu menaikkan tarif pajak di dalam negeri. Apalagi, manipulasi pencatatan ekspor tersebut merupakan tindakan kejahatan keuangan,” tegasnya

Sandy mengingatkan, pemberantasan praktik illicit financial flow melalui trade misinvoicing bisa mendatangkan penambahan penerimaan negara yang sangat signifikan, bahkan melampaui angka Rp60 triliun yang sedang dikejar dari 200 entitas pengemplang pajak.

“Jika sebagian dari dana gelap itu saja terungkap dan dikenakan pajak sesuai aturan, tambahan pemasukan bagi APBN akan sangat besar,” paparnya.

Menurutnya, upaya menutup celah trade misinvoicing ini berdampak jangka panjang, yaitu meningkatkan kemandirian fiskal, mencegah capital flight, serta memastikan kekayaan dari ekspor sumber daya Indonesia benar-benar kembali ke Tanah Air untuk kemakmuran rakyat.

“Pemerintah harus menindak tegas segala bentuk penghindaran kewajiban fiskal, baik yang terjadi di dalam negeri maupun melalui celah perdagangan lintas negara. Dukungan terhadap penegakan hukum pajak harus dibarengi dengan keseriusan memberantas praktik trade misinvoicing di sektor ekspor-impor,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eroby Jawi Fahmi

Muktamar X PPP Sempat Memanas, Riuh Teriakan “Lanjutkan” dan “Perubahan” Warnai Jalannya Acara

Jakarta, aktual.com – Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi dimulai pada Sabtu, 27 September 2025 di Hotel Mercure Ancol. Acara tersebut dibuka usai kedatangan Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, di ballroom utama dan langsung disambut riuh dukungan dari para kader.

“Lanjutkan,” seru para Muktamirin di lokasi acara.

Sekretaris Jenderal PPP, Arwani Thomafi, menyampaikan bahwa setelah seremoni pembukaan, Plt Ketua Umum PPP akan menyampaikan pidato pengantar.

“Acara dibuka langsung oleh Ketua Umum DPP, dihadiri oleh jajaran urus DPW, utusan dari DPW, dan utusan dari DPC,” kata Arwani kepada awak media, Sabtu (27/9/2025).

Pria yang akrab disapa Gus Arwani itu menjelaskan, Muktamar merupakan forum permusyawaratan tertinggi PPP yang memiliki kewenangan membahas masa depan partai lima tahun ke depan, termasuk kepengurusan serta anggaran dasar dan rumah tangga.

“Jadi, Muktamar ini bukan semata-mata untuk memilih kepengurusan baru di periode 2025-2030, tetapi juga akan banyak, ya diharapkan banyak membahas tentang bagaimana melakukan perbaikan-perbaikan, upaya-upaya pembaharuan di PPP,” jelasnya.

Ia menambahkan, tema transformasi PPP untuk Indonesia yang diamanatkan Mukernas II Desember 2024 menjadi pijakan penting dalam Muktamar, termasuk dalam mekanisme pemilihan ketua umum.

“Jadi nanti ada rapat dimulai dari paripurna pertama nanti, jadwal Muktamar, lalu paripurna kedua nanti membahas tentang tata tertib Muktamar. Dilanjutkan rapat paripurna berikutnya adalah laporan pertanggungjawaban pengurus DPP 2020-2025, selanjutnya terkait dengan pemilihan ketua umum,” ujarnya.

Meski demikian, Gus Arwani enggan menyebut secara pasti nama-nama calon ketua umum, meskipun ia mengakui ada sejumlah kandidat yang telah mencuat di media.

“Kalau dilihat dari media, kita lihat ada beberapa nama, tapi saya belum bisa memastikan mereka atau beliau-beliau yang nama disebut itu akan seperti apa nanti di Muktamar kami, belum bisa memastikan,” tuturnya.

Acara turut dihadiri sejumlah kader elit partai, di antaranya Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Romahurmuziy (Rommy), Ketua Mahkamah Partai PPP Ade Irfan Pulungan, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), serta tokoh muda PPP Gus Idror.

Jalannya Muktamar sempat memanas saat Mardiono baru menyampaikan salam pembuka. Ketegangan berlangsung sekitar 10 menit sebelum akhirnya mereda setelah moderator mengajak peserta bersholawat bersama.

Setelah itu, Mardiono melanjutkan pidatonya di tengah teriakan kader yang memberikan dukungan.

“Lanjutkan, lanjutkan,” teriak sejumlah kader PPP.

Seruan tersebut dibalas oleh kader lainnya dengan teriakan, “Perubahan, perubahan.”

Adapun tiga nama yang disebut-sebut bakal maju sebagai calon ketua umum, yaitu Muhammad Mardiono, Agus Suparmanto, dan Husnan Bey Fananie.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Gubernur Riau Dorong Himperra Perluas Pembangunan Perumahan hingga Pedesaan

Gubernur Riau Abdul Wahid saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Hilirisasi Komoditas Perkebunan yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (22/9/2025).
Gubernur Riau Abdul Wahid saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Hilirisasi Komoditas Perkebunan yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (22/9/2025).

Pekanbaru, aktual.com – Gubernur Riau Abdul Wahid mengapresiasi kontribusi Himperra selama ini dalam menyediakan hunian layak dan terjangkau. Namun, di hadapan para pengembang, ia mengingatkan bahwa fokus pembangunan tidak boleh hanya tersentralisasi di wilayah kota.

“Saai ini, saya melihat, Himperra atau asosiasi perumahan yang lain masih terfokus di perkotaan. Sebenarnya di pedesaan juga banyak peluangnya,” ujar Wahid menantang.

Pernyataan tersebut bukan tanpa dasar. Wahid memaparkan data terkini dimana Riau memiliki sekitar 1,7 juta unit rumah untuk penduduk hampir 7 juta jiwa. Asumsinya, dengan satu rumah dihuni 3-4 orang, jumlah tersebut sudah dapat menampung sebagian besar penduduk. Namun, berdasarkan kajian jangka panjang, ia menyoroti kebutuhan yang akan terus membesar.

Hingga tahun 2044, Riau memerlukan tambahan sekitar 1,5 juta unit rumah,” tegasnya. Untuk memenuhi target besar ini, kolaborasi dan ekspansi ke daerah pedesaan dinilai sebagai kunci.

Musda yang mengusung tema “Sinkronisasi Program Pembangunan 3 Juta Unit Rumah” ini dinilai sejalan dengan tujuan nasional Presiden Prabowo Subianto. Gubernur Wahid berharap acara ini tidak sekadar menjadi agenda seremonial.

“Musda kali ini bukan sekadar agenda seremoni tetapi juga ajang konsolidasi gagasan, penyelarasan kebijakan, penguatan, serta kolaborasi, agar pembangunan perumahan di Riau semakin terarah, terukur, dan berdampak nyata,” harapnya.

Di akhir sambutan, Gubernur Wahid mengucapkan selamat dan sukses untuk Himperra Riau. Ia berpesan agar momentum Musda tidak hanya dimanfaatkan untuk regenerasi kepengurusan, tetapi juga menjadi batu loncatan untuk evaluasi dan inovasi. “Inovasi program baru diperlukan untuk menjawab tantangan dan persoalan yang selama ini menjadi kendala di sektor perumahan,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Janji BBM 7 Hari di SPBU Swasta Hanya Omong Kosong, CBA: Pecat Dirut Pertamina!

Jakarta, aktual.com – Janji Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bahwa stok bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta akan kembali normal dalam tujuh hari sejak Jumat (19/9/2025) terbukti meleset.

Pantauan media di berbagai SPBU swasta seperti Shell Indonesia dan BP-AKR menunjukkan kelangkaan pasokan bensin masih terjadi hingga hari ini, tepat sepekan setelah janji tersebut disampaikan.

Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai Bahlil dan Pertamina telah gagal menepati komitmen. “Bahlil Lahadalia baru tahu dia, sekarang kena dibohongi PT Pertamina,” ujarnya.

Tak hanya Bahlil, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri sebelumnya juga memastikan kuota impor BBM untuk SPBU swasta dapat terpenuhi dalam satu minggu. Namun, realita berbicara lain.

“Janji tinggal janji. Pertamina tidak bisa memenuhi distribusi tambahan BBM yang rencananya diimpor melalui Pertamina untuk SPBU swasta,” ungkap Uchok.

CBA pun mendesak Presiden Prabowo Subianto segera mengevaluasi Dirut Pertamina. “Kalau perlu pecat saja Simon karena kerjanya lelet, tidak sesuai janji, dan kinerjanya buruk,” tegas Uchok.

Hingga berita ini dirilis, Pertamina belum memberikan keterangan resmi terkait keterlambatan distribusi BBM untuk SPBU swasta.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain