Jakarta, Aktual.co — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memasang spanduk raksasa ukuran 14×17 meter bertuliskan “Saya Perempuan Anti-Korupsi” sebagai gerakan sosial untuk mengajak kaum perempuan melakukan pencegahan korupsi.
“Banyak perempuan perkasa yang tersebar di Indonesia, termasuk yang sekarang hadir. Terimalah hormat kaum laki-laki atas keperkasaan itu,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK Taufiequrachman Ruki dalam sambutannya di gedung KPK Jakarta, Selasa (21/4).
KPK melangsungkan peringatan satu tahun gerakan SPAK dengan memasang spanduk raksasa oleh enam orang perempuan pemanjat yaitu Puspita 26 tahun, berprofesi sebagai guru SMP, Emi Zaenah 37 tahun, bekerja sebagai pelatih panjat tebing, Yuanita Adilia Pratami 24 tahun, seorang mahasiswi, Winda Widiasari 24 tahun, mahasiswi yang juga anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia, Zenit Julita 22 tahun, juga anggota Mapala UI dan Ellyn 55 tahun, pendaki mancanegara yang juga Kartini Petualang.
Spanduk tersebut dipasang dari lantai sembilan gedung KPK di sisi timur gedung dan disaksikan oleh Wakil Ketua KPK Zulkarnain, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya, istri Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid, pegawai KPK dan sejumlah agen SPAK.
“Jarang pimpinan KPK hadir bersama para istri. Ini adalah ‘event’ pertama, ibu-ibu kita simpan di rumah sebagai penjaga gerbang terakhir. Kekuatan perempuan adalah inspirasi perempuan. Kekuatan seperti Ibu Kartini tidak hanya mengubah nasib perempuan tapi juga banyak insan,” ujar Ruki.
Ruki menilai bahwa perempuan punya peran sentral untuk pencegahan korupsi. “SPAK menggalang sebanyak mungkin perempuan antikorupsi sebagai cara nyata melindungi dari korupsi dan menyebarkan modus antikorupsi. Bahasa terangnya jangan terlalu banyak menuntut ke kaum laki-laki terhadap sesuatu yang berada di luar kemampuannya,” kata Ruki.
SPAK sudah tersebar ke 13 provinsi dengan 200 agen. Provinsi-provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, Jawa Barat, Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat.
“Saya berharap dengan alasan tertentu Riau harus jadi target SPAK,” kata Ruki.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu