23 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36659

LBH: Ogah Bangun Smelter di NTB, Newmont Silahkan Angkat Kaki

Jakarta, Aktual.co — Pemberian izin ekspor konsentrat yang dilakukan Freeport dan Newmont jelas melanggar UU Minerba. Sejalan dengan perintah Pasal 103 ayat (1) jo. Pasal 170 UU Minerba, maka semenjak Maret 2014 seharusnya tidak ada lagi alasan bagi Newmont untuk melakukan ekspor langsung konsentrat.

“Semenjak Maret 2014 sampai detik ini, tidak terhitung berapa banyak kandungan emas, tembaga dan mungkin uranium yang sudah terkirim ke luar negeri tanpa kontrol yg ketat dari masyarakat dan pemerintah,” ujar Deputi Advokasi dan Kebijakan, LBH Solidaritas Indonesia, Ahmad Suryono kepada Aktual, di Jakarta, Jumat (17/4).

Menurutnya, pengiriman konsentrat untuk periode akhir 2014 hingga awal 2015 cenderung bermasalah secara hukum karena telah melanggar UU Minerba.

“Provinsi NTB sebagai provinsi penghasil dan juga memiliki saham di PT. Newmont Nusa Tenggara harus mendesak agar Newmont membangun smelter di NTB. Hal ini dimaksudkan agar Newmont dapat memberikan efek secara ekonomis bagi warga NTB,” tegasnya.

Rentetan keuntungan secara ekonomis tersebut, lanjutnya, dapat berupa pembukaan lapangan kerja baru, peningkatan taraf ekonomi warga sekitar, dan kesempatan untuk berusaha. Selain itu, yang terpenting adalah adanya jaminan NTB akan dialiri pasokan listrik yang memadai.

“Bagi Newmont, jika hanya membangun smelter tentu tidak sebanding dengan keuntungan yang sudah diperoleh dari menambang emas, tembaga dan mungkin uranium di Batu Hijau sejak 1986,” jelasnya.

Newmont yang telah lama mengeruk sumber daya alam Indonesia sudah seharusnya ikut meningkatkan taraf ekonomi dan membangun smelter serta fasilitas pendukungnya.

“Pembangunan smelter adalah bentuk komitmen Newmont bagi warga NTB, dan kepada Indonesia secara umum. Jika tidak, sangat patut rasanya jika Newmont harus angkat kaki dari bumi pertiwi,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Khutbah Jumat: ‘Ghibah’ Jadi Budaya, Jauhkan ‘Menggunjing’ Aib Orang Lain

Jakarta, Aktual.co — Menceritakan aib orang lain (ghibah) di zaman sekarang nampaknya sudah menjadi sebuah tren  Bahkan ghibah sudah menjadi tradisi dalam budaya masyarakat kita.

Belum lagi, peran media turut memberikan dukungan sepenuhnya. Lihat saja siaran TV, acara pergunjingan mendapat respon yang bagus dari masyarakat. Itulah sebabnya kenapa acara-cara yang membongkar kesalahan orang lain tetap eksis dan semakin mnejamur serta beragam.

Mulai dari masyarakat kecil di warung kopi sampai dengan tingkat elit politik menjadikan pergunjingan menjadi suatu hal yang biasa, menjadi sarapan pagi yang apabila ditinggalkan rasanya ada yang kurang.

Padahal Rasulullah SAW mengingatkan kita betapa buruk dan besarnya dosa dari menggunjing sehingga dosanya lebih besar dari berbuat zina.

Sementara itu, Islam juga meminta umatnya menjaga lidahnya dari hal-hal yang bersifat ‘ghibah’.

Akan tetapi, jika dipahami dengan seksama, Ghibah (menggunjing) sebenarnya musibah besar yang menimpa masyarakat. Sebab ghibah memberikan pengaruh yang luar biasa pada hati dan jiwa.

Dimana menggunjung seseorang menimbulkan dampak yang sangat buruk pada keluarga dan masyarakat. Ia bekerja seperti api yang melahap ranting-ranting yang kering. Ia memisahkan kakak dari adiknya, menjauhkan orang dari kekasihnya, merusak hubungan dengan teman sejawat, dan mengganggu persahabatan.

Penyakit ini telah banyak memisahkan istri dari suaminya, anak dari ayahnya, dan kakak dari adiknya. Betapa banyak tali yang ia putuskan dan fitnah yang ia timbulkan. Bahkan betapa banyak dendam yang ia letupkan dan rasa permusuhan yang ia kobarkan di dalam dada, karena betapa banyak keburukan yang ia hadirkan.

Oleh karena itu, ghibah mendatangkan bahaya besar bahaya, karena tidak jarang peperangan yang terjadi antara satu negara dengan negara lainnya dipicu oleh penyakit ini.

Maka, Islam mengharamkan ghibah (menggunjing) secara pasti. Ghibah adalah penyakit kronis dan racun yang terasa di lidah lebih manis dari madu.

Artikel ini ditulis oleh:

Komisi I: Sistem Alutsista Bekas Pakai harus Dihentikan

Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengaku prihatin atas musibah terbakarnya pesawat tempur F-16 milik TNI Aangkatan Udara.
Mahfudz menghimbau agar pola hibah alat utama sistem pertahanan (Alutsista) bekas pakai negara lain dihentikan.
“Kita meminta agar Pemerintah tidak lagi menggunakan pola hibah alutsista bekas. DPR akan mendukung penuh TNI dalam pengadaan alutsista baru,” ujar Mahfudz di Jakarta, Jumat (17/4).
Menurutnya, peristiwa tersebut harus jadi momentum bagi Pemerintah dan DPR untuk menunjukkan kebijakan anggaran yang mendukung pemutakhiran alutsusta TNI dengan pengadaan persenjataan baru.
“Faktor risiko termasuk kehilangan sumber daya prajutrit juga harus jadi pertimbangan utama selain efek gentar alutsistanya,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Punya Kapolri, Polisi Akan Tingkatkan Solidaritas

Jakarta, Aktual.co — Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai Kepala Republik Indonesia (Kapolri). Pelantikan Badrodin berlangsung di Istana Negara, Jumat (17/4) pagi.
Dengan dilantiknya Komjen Pol Badrodin Haiti sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia, maka seluruh jajaran Polri akan meningkatkan soliditas menjelang persiapan KTT Asia-Afrika.
Selain itu, kepolisian juga akan meningkatkan profesionalitas kinerja, mengingat dalam beberapa bulan kedepan akan ada beberapa agenda seperti penyelenggaraan Pilkada secara serentak.
“Soliditas polri dan peningkatan profesionalitas, sebab ada berbagai agenda seperti KAA, lalu kedepan ada Pilkada serentak,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan di Mabes Polri.
Anton mengatakan, polri akan melakukan rapat konsolidasi untuk melakukan pembenahan dari tingkatan polsek hingga jajaran polda. Pak Kapolri pun, tambah Anton, akan mengumpulkan seluruh jajarannya pada Senin (20/4) mendatang.
“Rapat konsolidasi semuanya Senin, hingga Kapolres akan dipanggil semua,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Peran Wanita Jawa di Film Baru, Kisah Cinta Marsha Timothy Ditentang Ortu

Jakarta, Aktual.co — Beradu akting dengan sang suami Vino G. Bastian, aktris Marsha Timothy makin terlihat memukau di film terbarunya ‘Toba Dreams’. Di film besutan Sutradara Benny Setiawan tersebut, ibu anak satu ini berperan sebagai perempuan Jawa yang terlihat mengabdi kepada suaminya.

Disisi lain, ketidaksetujuan orangtua Marsha hingga membuatnya mendapatkan konflik baru dalam cerita ini.

“Saya sebagai Andini. Dia perempuan keturunan Jawa yang kisah cintanya selalu ditentang dan nggak disetujui oleh orangtuanya. Udah gitu, Andini itu perempuan yang kalau sudah pilih satu itu yang dijalani. Di film ini cintanya besar sama Ronggur (Vino G. Bastian), Bahkan setelah menjalani nikah pun hubungan kami nggak berjalan mulus juga. Tapi disisi lain Andini itu tipe yang ngabdi kepada suaminya, ” jelas Marsha Timothy, ditemui di Jakarta Teater, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.

Bintang sinetron ‘Calon Bini’ ini mengaku sebelum mendapatkan tawaran di film tersebut, dirinya melalui proses casting yang sangat ketat.  

“Saya casting terakhir yang dipanggil Sutradara. Jadi melalui proses ngobrol dulu. kemudian cerita dibaca dulu. Sama aja kalau lihat dari keseluruhan cerita. Jadi semua harus melalui casting sebelumnya, ” ucap wanita berusia 36 tahun ini.

“Terus biar sudah beberapa kali akting bareng suami. Cuma tantangannya main sama Vino kali ini konfliknya sangat berbeda, ” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

KAA, Jokowi: Harus Ada Pesan Kuat Mengenai Keadilan Global

Jakarta, Aktual.co — Indonesia akan menyampaikan perlunya tatanan baru keseimbangan global dan keadilan global dalam forum peringatan KAA ke-60.
“Harus betul-betul ada pesan yang kuat, terutama pesan mengenai tatanan baru keseimbangan global, keadilan global,” kata Jokowi dalam rapat terbatas membahas persiapan peringatan KAA, di Kantor Presiden Jakarta, Jumat (17/4).
Hadir dalam rapat terbatas itu Mensesneg Pratikno, Kepala Staf Presiden Luhut Panjaitan, Wamenlu AM Fachir, dan beberapa Deputi Kepala Staf Presiden.
Pada peringatan 60 tahun KAA, dirinya hanya titip agar yang disampaikan dalam pidato sambutan nanti bukan sesuatu yang normatif atau yang biasa-biasa saja.
“Tetapi betul-betul ada pesan yang kuat, terutama pesan mengenai tatanan baru keseimbangan global dan keadilan global,” katanya.
Jokowi menyebutkan yang terlihat sekarang ini United Nation atau PBB tidak memerankan itu.
“Saya berikan contoh misalnya Irak, siapa yang memberi mandat dulu ke sana terutama terkait ISIS,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain