30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36773

Banyak ‘PR’, Pimpinan KPK Minta Bawahan Tak Lagi Tangkap Tangan Pelaku Korupsi

Jakarta, Aktual.co —Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Zulkarnain isyaratkan tidak ada lagi Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang bakal dilakukan dalam waktu dekat ini. Pasalnya, hal itu dapat menghambat penyelesaian 36 kasus yang masih mangkrak.

Dia mengatakan, disisa masa jabatan pimpinan KPK yang hanya enam bulan lagi, pihaknya punya rencana untuk mengebut penyidikan 36 kasus tersebut.

“Saya kira OTT itu sudah lah jangan lagi ada, sebab sangat menguras tenaga. Sebab kita kan hanya tinggal enam bulan lagi dan harus selesaikan 36 kasus yang masih ada saat ini untuk jilid 4 tidak terbebani,” harap Zulkarnain di gedung KPK, Selasa (14/4).

Lebih jauh disampaikan Zulkarnain, lembaga antirasuah saat ini tengah menyelesaikan penyidikan tiga kasus utama, yang diantaranya perkara mantan Menteri Agama, Suryadharma Ali (SDA), serta politisi Partai Demokrat, Jero Wacik (JW).

“Maka kasus lama seperti E-KTP, SDA (Suryadharma Ali dan Jero Wacik) kita kebut untuk bisa diselesaikan sebelum pergantian Pimpinan KPK,” pungkasnya.

Seperti diketahui, KPK baru saja menggelar OTT di dua tempat, Jakarta dan Bali, pada Kamis (9/4). Dari tangkap tangan tersebut, Tim Satgas KPK berhasil meringkus politikus PDIP, Adriansyah, bos PT Mitra Maju Sukses, Andrew Hidayat, serta satu anggota polisi berpangkat Brigadir Satu (Briptu), Agung Kristianto.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Polisi Buru Gembong Narkoba Anak Buah Freddy Budiman

Jakarta, Aktual.co — Direktorat Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri yang berhasil mengungkap sindikat peredaran narkotika bertaraf Internasional yang dipimpin oleh terpidana mati Freddy Budiman, saat ini tengah memburu  Laosan alias Boncel salah satu pelaku yang disinyalir sebagai pemasok barang haram narkotika yang tinggal di Belanda.
Hal tersebut disampaikan Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Budi Waseso dalam jumpa pers di Mutiara Taman Palem, Cengkareng, Selasa (14/4).
“Ada 1 orang pelaku tidak ada di Indonesia, karena dia pengirim narkoba dari Belanda,” ujarnya. 
Dikatakan Budi dalam melakukan perburuan terhadap pelaku Laosan, Mabes Polri melakukan kerja sama  dengan kepolisian Belanda. 
“Kita mengikuti jaringan ini selama 2 bulan lebih. Ini bukan hal mudah, karena perlu ketelitian dan kehati-hatian,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Dari Bali Jeruji, Freddy Budiman Kendalikan Narkoba Sejak 2014

Jakarta, Aktual.co — Freddy Budiman, gembong narkoba yang juga berstatus sebagai terpidana mati  diketahui beberapa kali melakukan pengendalian narkoba sejak tahun tahun 2014.

Direktur Narkoba Mabes Polri Brigjen Anjan Pramuka Putra mengungkapkan, pihaknya mengamankan 12 tersangka dalam jaringan narkotika internasional yang dikendalikan dari balik sel tersebut.

Selain Freddy Budiman, tersangka lain yang diamankan adalah Yanto, Aries, Latif, Gimo, Asun, Henny, Riski, Hadi, Kimung, Andre dan Asiong. Sementara seorang warga negara Belanda beridentitas Laosan alias Boncel hingga saat ini masih dalam pengejaran dan masuk daftar pencarian orang (DPO).

Dijelaskan Anjan, pada September 2014 Freddy menyuruh Yanto dan Aries membeli bahan berikut alat cetak ecstasy yang kemudian disimpan di Cikarang. Pada bulan Maret 2015, Freddy menyuruh Yanto memindahkan bahan dan alat ke pabrik bekas garmen di Jalan Kayu Besar, Jakarta Barat.

“Yanto kemudian menyuruh Aries yang kemudian menyerahkan bahan dan alat kepada Bimo dan lalu disimpan di pabrik garmen yang dikuasai oleh Latif,” kata Anjan, Selasa (14/4).

Pada Oktober 2014 Freddy menyuruh Yanto menerima narkotika berbentuk perangko (CC4) dari Mr X (DPO) di depan musium Bank Indonesia. CC4 kemudian dijual Freddy kepada Andre. November 2014 Freddy menyuruh Yanto menerima 1 Kg shabu dari Mr X di daerah Kota. Shabu tersebut selanjutnya diserahkan Yanto kepada Bengek (DPO) di Stasiun Kota.

Awal 2015, tepatnya di bulan Januari, Freddy menyuruh Yanto menerima 500 gram shabu dari Mr X di Kota Lama, Jakarta Barat dan kemudian diserahkan kepada seorang pria di kawasan yang sama. Dua bulan berselang Freddy menyuruh Gimo mengambil 1,2 Kg shabu dari seorang WN Pakistan (DPO) di Terminal Kampung Rambutan kemudian diserahkan kepada Latif di Jalan Kayu Besar.

Freddy juga beberapa kali memerintah Yanto dan Gimo selaku orang kepercayaannya untuk mengirim shabu ke beberapa daerah.

“Gimo mengirim 2 ons shabu ke Palu diterima orang suruhan Henny. Yanto membawa dan menyerahkan 1 Kg shabu kepada Mr X (DPO) di Surabaya, namun karena kwalitas shabu tidak bagus shabu dibawa kembali ke Jakarta,” jelas Anjan.

“Yanto kemudian mengirim 1 ons ke kalimantan dan 1 Ons ke Palu. Shabu sisa 8 ons kemudian disimpan Gimo di Pabrik Garmen milik Latif,” timpalnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

HMP Ahok Tetap Digulirkan, Tak Terpengaruh Sikap PDI-P

Jakarta, Aktual.co —Meski Fraksi PDI-P di DPRD DKI tak dukung Hak Menyatakan Pendapat (HMP), bukan berarti posisi Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ‘aman’.
Ketua DPD Gerindra DKI, M Taufik memastikan partainya tak akan terpengaruh sikap PDI-P dan akan tetap dorong HMP terhadap Ahok. “Enggak ada masalah. Yang penting 20 orang dulu,” ujar dia di DPRD, Jakarta, Selasa (14/4).
Adapun 20 orang yang dimaksudnya yakni syarat minimal pengajuan HMP, selain didukung sekurang-kurangnya dua fraksi. “Itu sesuai Pasal 336 ayat 1 huruf b Undang-undang (UU) MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3),” ujar Wakil Ketua DPRD DKI itu.
Bahkan Taufik pun mengaku tak perduli jika Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi yang juga merupakan politisi PDI-P secara pribadi ikut menolak HMP. Kata dia, Prasetio tetap tidak bisa menolak untuk melakukan rapat pimpinan pengguliran HMP, mengingat syarat-syaratnya sudah cukup.
Kendati demikian, Taufik masih belum mau bicarakan hasil akhir dari HMP nantinya, apakah akan berujung pemakzulan Ahok atau tidak. Dia hanya menjawab diplomatis, “Itu masalah paripurna.”
Diberitakan sebelumnya, usai diundang sarapan pagi tadi oleh Presiden Joko Widodo, Gubernur Ahok klaim Fraksi PDI-P di DPRD DKI tak akan dukung HMP terhadap dirinya.
Di acara sarapan yang juga dihadiri Ketua DPRD DKI Prasetio itu, diakui Ahok, salah satunya bicarakan soal HMP yang akan digulirkan dewan. “Jadi presiden kita putusin Fraksi PDI- Perjuangan nggak mungkin mengajukan Hak Menyatakan Pendapat. Soal Pras ketua DPRD masih mengadopsi yang lain itu urusan ketua, yang penting PDI-P tidak,” ujar Ahok, pagi tadi.
Sampai hari ini, sudah ada empat fraksi yang nyatakan dukung HMP. Yakni, Demokrat, Golkar, Gerindra dan PPP. 
Sebelumnya, pakar hukum tata negara Margarito Kamis mengatakan pengguliran HMP terhadap Ahok merupakan konsekwensi dari DPRD untuk menegakkan konstitusi. 
Dia justru heran melihat DPRD seperti ragu gulirkan HMP terhadap Ahok. Padahal sudah jelas investigasi Pansus Angket temukan adanya pelanggaran yang dilakukan Ahok. Dengan sudah jelasnya pelanggaran yang dilakukan Ahok, tidak ada pilihan lain bagi DPRD selain harus gulirkan HMP. “Untuk menegakkan hukum tiada lain dengan melakukan HMP,” ujar dia, saat dihubungi Aktual.co, Selasa (7/4).
Kalau DPRD DKI sampai tidak menggulirkan HMP, sambung Margarito, itu sama saja dengan mengatakan Ahok tidak melakukan pelanggaran hukum. “Kalau begitu apa artinya temuan pelanggaran-pelanggaran Ahok di investigasi pansus angket? Berarti mereka tidak mau menegakkan hukum.” 

Artikel ini ditulis oleh:

Korupsi UPS, Bareskrim Periksa Dua Kepsek SMA

Jakarta, Aktual.co — Bareskrim Mabes Polri terus mendalami dugaan korupsi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan 25 unit alat penyedia daya listrik atau uninterruptible power supply (UPS) melalui APBD DKI Jakarta tahun anggaran 2014.

Untuk itu, Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri memeriksa dua kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Jakarta, yakni kepala sekolah SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 20 Jakarta. Keduanya dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus korupsi yang merugikan uang negara ditaksir mencapai Rp 50 miliar tersebut.

“Iya, dua kepala sekolah itu diperiksa sebagai saksi,” ujar Karopenmas Humas Polri Brigjen Pol Agus Rianto saat di Mabes Polri,Jakarta, Selasa (14/4).

Selain memeriksa dua kepala sekolah itu, penyidik juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap dua penyedia barang UPS. Mereka yakni Frisko dari PT Frisilianmar MM dan Hotman dari PT Mitra Jaya. Namun, hanya Frisko dari PT Frisilianmar MM saja yang hadir memenuhi panggilan penyidik untuk diperiksa sebagai saksi. “Frisko yakni pemenang tender di SMAN 10 Jakarta,” jelas Agus.

Seperti diketahui, dalam kasus ini, Bareskrim telah menetapkan dua tersangka yakni Alex Usman selaku PPK pengadaan UPS Sudin Dikmen Jakarta Barat dan Zaenal Soleman selaku PPK Pengadaan UPS Sudin Dikmen Jakarta Pusat.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Menpora Berjanji Keppres AG 2018 Akan Ditandatangani Rabu

Jakarta, Aktual.co — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyatakan Keputusan Presiden (Keppres) terkait persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 akan ditandatangani pada Rabu (15/4).

“Kami sedang mencari CEO untuk event tersebut karena kami ingin ditenderkan semua,” kata Imam di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa.

Menpora mengatakan tender akan dilakukan untuk semua venue dan semua program-program dalam Asian Games 2018, sehingga tidak terlalu banyak melibatkan pemerintah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas persiapan penyelenggaraan Asian Games ke-18 tahun 2018 di Kantor Kepresidenan Jakarta, 19 Maret lalu.

Menurut Presiden, hal paling penting dari penyelenggaraan kegiatan tingkat Asia itu adalah pembentukan kepanitiaannya.

“Karena dengan kepanitiaan ini, semua akan bisa bergerak dalam mempersiapkan venue-venue, mempersiapkan kontrak dan nantinya pelibatan swasta di dalam Asian Games yang akan datang,” kata Jokowi.

Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games ke-18 setelah Vietnam mengundurkan diri karena alasan finansial.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain