31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37255

Polresta Tangerang Buru Perampok Bersenjata Kapak

Jakarta, Aktual.co — Aparat Polresta Tangerang, Banten, memburu kawanan bersenjata kapak di Kecamatan Teluknaga, seteah menangkap tiga di antara mereka yang merampok uang dan barang berharga milik seorang pengusaha Liyanto (40).

“Kami sudah menangkap tiga pelaku, tapi masih dilakukan pengembangan untuk mengungkapkan kasus tersebut,” kata Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Aris Try Yunarko di Tangerang, Sabtu (28/3).

Menurut dia, pimpinan perampok tersebut merupakan residivis yang baru saja keluar dari penjara Nusa Kambangan, Kabupaten Cilacap, Jateng. Aris enggan menjelaskan secara terinci mengenai masalah itu dengan alasan masih dalam tahap penyelidikan dan melakukan pengejaran pada daerah tertentu. Namun pihaknya sudah meminta keterangan dari sejumlah pihak yang mengetahui peristiwa perampokan itu di lokasi kejadian.

Kawanan perampok itu memasuki rumah korban Jumat (27/3) dinihari mereka menggasak uang sebesar Rp45 juta dan lima telepon selular (ponsel) milik pengusaha onderdil kendaraan bermotor tersebut. Bahkan perampok dengan jumlah tujuh orang itu juga membacok tangan korban dan menyekap dalam kamar seluruh keluarga.

Pengusaha itu juga merupaya melawan dan akhirnya kepalanya dibacok perampok kemudian melarikan diri mengunakan mobil. Warga sekitar membawa korban ke RSUD Tangerang untuk perawatan medis dan saat ini masih dijaga oleh petugas demi pengamanan. Dia mengatakan identitas pelaku sudah diketahui dan pihaknya menurunkan tim Unit Jatanras Polresta Tangerang untuk memburu. Kawasan perampok itu dalam beraksi mengunakan mobil dan berpenampilan rapi, tidak ada tanda yang mencurigakan.

Artikel ini ditulis oleh:

Presiden Setujui Pembangunan Tol TAA Sumsel

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah pusat telah menyetujui pembangunan jalan tol ke kawasan Pelabuhan Tanjung Api Api Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Presiden Joko Widodo telah menyetujui pembangunan jalan tol tersebut, kata Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, di Palembang, Sabtu (28/3).

Menurut Alex, Pemprov Sumsel sedang menyiapkan perencanaan pembangunan jalan bebas hambatan di kawasan pelabuhan tersebut. Mudah-mudahan tahun mendatang sudah mulai dikerjakan, sehingga kawasan tersebut menjadi kawasan pusat perekonomian yang berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat di sini, kata dia.

Memang, lanjut dia, pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol merupakan fasilitas yang penting berada di wilayah Tanjung Api Api tersebut. Apalagi Tanjung Api Api tersebut sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga prasarana jalan dan fasilitas pendukung lainnya harus tersedia, kata Gubernur lagi.

Sebelumnya, Asisten Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Pemprov Sumsel Ruslan Bahri mengatakan, setelah disetujui Presiden, pihaknya sedang menyiapkan pembangun jalan tol tersebut. “Sekarang ini sedang disusun feasibility study jalan tol Tanjung Api Api tersebut,” kata dia.

Pihaknya telah melakukan rapat bersama pihak terkait, yakni Bappeda, Badan Pertanahan Nasional, dan BBPJN (Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional) berkaitan pembangunan jalan tol sepanjang 68 km itu.

Menurut dia, rapat tersebut untuk merumuskan data awal dalam rangka pembuatan feasibility study (FS) pembangunan jalan tol tersebut

Artikel ini ditulis oleh:

Kementerian ESDM Setuju Cilamaya Digeser ke Balongan

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengaku setuju apabila lokasi Pelabuhan Cilamaya digeser ke Balongan, Indramayu agar tidak mengganggu produksi minyak dan gas yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ).

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Gusti Nyoman Wiraatmaja dalam diskusi yang bertajuk “Kontroversi Cilamaya” di Jakarta, Sabtu (28/3), mengatakan di wilayah Balongan lebih aman untuk dijadikan lokasi pelabuhan karena sudah terbebas dari pipa-pipa migas yang sangat berbahaya jika terganggu dan meledak.

“Kementerian ESDM jelas merekomendasikan agar Pelabuhan Cilamaya tidak dibangun di daerah produksi migas, paling bagus melewati Balongan, sekitar 30 kilometer dari Cilamaya,” katanya.

Wiraatmaja mengatakan kendati pun harus di lokasi yang semula, pihaknya meminta agar tidak mengganggu produksi migas sebanyak 40.000 barel minyak per hari dan gas 200 juta kubik feet per hari (Mmscfd) atau senilai Rp21 triliun per tahun. “Cadangannya masih cukup untuk 30 tahun lagi, jadi jangan diganggu. Cadangan kita sudah menipis, jika masih diganggu produksi akan turun,” katanya.

Dia menegaskan produksi migas tersebut dialirkan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), menghidupkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Muara Karang dan Tanjung Priok, memasok energi pupuk Kujang Jawa Barat serta suplai gas di Kilang Barongan, Indramayu. Wiraatmaja mengatakan jika memang harus dibangun di Cilamaya, artinya terdapat tujuh platform pipa migas yang harus dipotong karena lokasinya tepat berada di tengah-tengah peta proyek pelabuhan tersebut.

Dia menambahkan jika dipotong akan menghambat pasokan migas ke wilayah Pulau Jawa karena membutuhkan waktu minimal dua bulan dan pemotongannya sendiri diperkirakan memakan biaya hingga Rp663 miliar. “Pipa-pipa yang ada di sini harus dimodifikasi, harus diperdalam dan butuh waktu bulanan untuk memperbaiki itu,” katanya.

Dia menjelaskan pemotongan tujuh pipa tersebut sangat berisiko untuk pasokan listrik ke Jakarta menghidupkan listrik satu per tiga dari Jakarta.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Ditjen Perhubungan Laut Adolf R Tambunan menilai jika lokasi pelabuhan dipindah ke Balongan sejauh 30 kilometer, maka tidak sesuai dengan tujuan awal, yakni mendekatkan lokasi pelabuhan ke kawasan industri agar biaya logistik turun.

“Kenapa pembangunan Pelabuhan Cilamaya diperlukan, karena untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan ke ‘outlet’, jika opsinya dipindah ke pelabuhan lain, maka tidak relevan” katanya.

Adolf menampik bahwa Kementerian Perhubungan melalaikan aspek keselamatan karena proyek apapun yang akan digarap, pasti dikaji dahulu analisis dampak lingkungannya (Amdal), baik pelabuhan UPT maupun pelabuhan besar.

“Kami tidak setuju keselamatan tidak dipertimbangkan. Kemenhub fokusnya dua pelayanan dan keselamatan dan ini sudah direvisi akan digeser sejauh tiga kilometer ke arah Barat,” katanya.

Dia menjelaskan berdasarkan peraturan dalam pembangunan pelabuhan jika terdapat pipa migas, harus kedalaman laut 20 meter pipa harus ditanam empat meter, sementara jika ke dalaman 40 meter pipa harus ditanam dua meter.

Untuk lahan pertanian dan kawasan mata pencaharian nelayan, lanjut dia, pihaknya telah mengkaji sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029. “Tak ada pelabuhan yang tidak ada amdalnya, hal-hal itu pasti diantisipasi,” katanya.

Pelabuhan Cilamaya direncanakan akan dibangun pada 2016 dengan total investasi senilai Rp34,5 triliun yang seluruhnya diserahkan kepada swasta.

Artikel ini ditulis oleh:

TNI Tidak Punya Otoritas Cari Pelaku Penembakan di Aceh Utara

Banda Aceh, Aktual.co —  Pengamat politik dan keamanan dari Universitas Syah Kuala Aceh Aryos Nivada menilai pengerahan ratusan prajurit TNI untuk mencari pelaku penembakan terhadap dua anggota intel TNI bukanlah ranah tupoksi dan otoritas TNI. “Sesuai dengan UU No 34 tahun 2004 tentang TNI dan UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian, penagakan hukum di negeri ini domain kepolisian” ungkap pengamat politik Aryos Nivada, Sabtu (28/3).

 Ditambahkan dengan jumlah polisi yang banyak sudah mencukupi pencarian pelaku penembakan yang menewaskan dua anggota TNI tersebut. “Kan bisa saja mengerahkan Brimob, Densus, dan kesatuan di kepolisian lainnya”, tegasnya.

 Disebutkan, bukannya sudah dinyatakan oleh Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto bahwa menyerahkan kepada Polda Aceh dalam mengejar pelaku serta menuntaskan kasus penembakan. Ini malahan terkesan mengambil ahli tugas kepolisian. Apalagi publik menilai proses penegakan hukum dikontrol oleh pihak TNI.

“Pengerahan dan penyisiran anggota TNI di Nisam Antara, Aceh Utara seolah-olah pelaku sebagai separatis. Padahal ini masuk wilayah penegakan hukum di bawah kendali polisi bukan TNi,” sebut penulis Buku Wajah Politik dan Keamanan Aceh.

 Pendiri Jaringan Survey Inisiatif ini mengakui TNI bisa terjun langsung jika negara dalam status kacau atau bencana alam. Dalam hal menangani bencana alam, rakyat aceh salut kepada kecepatan dan kesabaran pada penanganan korban gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 2004. Sebaliknya mengerahkan ratusan prajurit TNI untuk mencari pelaku penembakan di Nisam yang termasuk daerah merah ketika konflik berpotensi menguncang psikologi warga dan mengambarkan stabilitas keamanan di Aceh tidak kondusif.

Artikel ini ditulis oleh:

Buru Pelaku Kejahatan, Polres Aceh Barat Perketat Pengamanan Perbatasan

Jakarta, Aktual.co — Kepolisian Resor Aceh Barat memperketat razia dengan sandi Operasi Bina Kesuma dan Cipta Kondisi di perbatasan kabupaten itu untuk menekan ruang gerak para pelaku kejahatan bersenjata api (senpi) di Aceh.

“Ini merupakan razia operasi rutin, namun kali ini di samping menindaklanjuti kejadian beberapa waktu lalu tertembaknya seorang anggota Polres Pidie, siapa tahu pelakua yang sudah kita identifikasi melintasi Aceh Barat,” kata Kapolres Aceh Barat AKBP Faisal Rivai kepada wartawan di Meulaboh, Sabtu (28/3).

Melalui Kasat Reskrim AKP Haris Kurniawan di sela-sela razia operasi senjata api, dia mengatakan, selain melakukan razia menjaga keamanan dan ketertiban, operasi personil kepolisian tersebut juga untuk mengantisipasi keluar masuknya senjata api melalui jalur lintas barat selatan Aceh.

Selain menindaklanjuti operasi memburu buronan berinisial AH terkait penembakan sehingga menyebabkan meningalnya anggota Polres Pidie Bribda Said M Riza pada Rabu (25/3), razia kendaraan khusus roda empat tersebut untuk memastikan wilayah tersebut tidak dijadikan transit para pelaku kejahatan.

Kata dia, operasi pemeriksaan segala bentuk mobil kendaraan umum dikhususkan kepada yang bergerak dari Aceh Barat menuju Aceh Selatan, sementara untuk kendaraan pribadi adalah setiap mobil menggunakan plat nomor polisi dari luar Aceh Barat.

“Kita prioritaskan kendaraan umum dan kendaraan pribadi dari luar Meulaboh. Kendaraan pribadi adalah setiap mobil menggunakan nomor polisi dari luar Aceh Barat dan kendaraan umum setiap mobil yang keluar dari Meulaboh ke arah Kabupaten Nagan Raya,” imbuhnya.

Dalam operasi tersebut, sempat terjadi aksi kejar-kejaran karena satu mobil pribadi sempat berbalik arah sebelum sampai ke titik razia perbatasan. Setelah dilakukan pengejaran oleh satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) dan tertangkap, dalam mobil yang dikendarai seorang pemuda ini hanya ditemukan satu senjata tajam jenis parang.

Selain melakukan pemeriksaan terhadap sopir maupun penumpang umum, aparat kepolisian juga menggeledah barang bawaan serta jok, bagasi mobil untuk memastikan tidak ada senjata api, senjata tajam maupun barang haram narkoba.

Dalam operasi sekitar 1,5 jam Jumat (27/3 ) petang dipimpin Kasat Reskrim Polre Aceh Barat AKP Hari Kurniawan tersebut tidak ditemukan senjata api ataupun narkoba, akan tetapi hanya beberapa jenis senjata tajam dari sopir maupun penumpang.

“Untuk sementara tidak kita temukan senjata api ataupun narkoba, tapi pada menjelang operasi ini selesai ada kendaraan yang dicurigai, setelah dikejar ditemukan satu senjata tajam jenis parang dan sudah kita amankan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Kemenhub Dukung Pembangunan Cilamaya

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung pembangunan pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Kemenhub memiliki alasan signifikan untuk pembangunan tersebut dapat terwujud.

“Untuk menekan biaya logistik. Mendekatkan. Opsi pelabuhan lain, tidak relevan. Bagaimana kelanjutannya dengan mendekatkan ke kawasan industri yang dilayaninya,” kata Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Kemenhub,
Adolf Richard Tambunan, saat diskusi Polemik, Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/3).

Menurutnya, Pelabuhan Tanjung Priok sudah memasuki masa kejenuhan. Sekira 60 persen kargo dari seluruh Indonesia terpusat di sana. Pelabuhan Cilamaya bisa menjadi cadangan, jika pelabuhan terbesar itu mengalami gangguan.

“Misalnya, kalau terjadi kapal karam atau ada sesuatu, perlu back-up pelabuhan Cilamaya. Juga menekan kemacetan Ibu Kota,” ujarnya.

Adolf mengatakan, pihak kemenhub juga memerhatikan faktor keselamatan dengan melakukan pengujian Amdal. Selain itu, mereka melakukan mitigasi risiko. Meski demikian, pembangunan yang menuai kontroversi ini, akan diserahkan sepenuhnya pada kebijakan pemerintah yang lebih tinggi.

“Kami enggak ngotot. Kami menyerahkan pimpinan nasional. Menhub kasih arahan, dilanjutkan. Nanti ada menko Perekonomian, Menko Kemaritiman. Ada pimpinan nasional yang lebih tinggi (kami akan ikuti),” katanya.

Adolf menambahkan, pembangunan ini tidak otomatis menggusur lahan produksi Migas yang sudah berlangsung sejak 1971. Lebih lanjut dia menjelaskan, pelabuhan dan produksi migas dapat berjalan berdampingan (co-exist). Pelabuhan akan digeser tiga kilometer ke arah barat. Terkait pipa yang dikhawatirkan PHE ONWJ, produsen Migas, akan ada upaya khusus agar tidak terganggu.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain