31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37261

Sejak Jokowi-Ahok, SILPA DKI Terus Membengkak

Jakarta, Aktual.co —Kementerian Dalam Negeri memperkirakan angka sisa lebih atau kurang pembiayaan anggaran (Silpa) DKI bakal terus membengkak tahun ini. 
Mengingat Peraturan Gubernur untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 hanya berlaku efektif sembilan bulan hingga akhir tahun nanti. Dimana antara Januari hingga Maret tahun ini praktis anggaran menjadi tidak terpakai.
“Itu pun kalau nanti ketemunya betul efektif sembilan bulan. Kalau ternyata cuma delapan bulan ya nambah lagi anggaran yang tidak terserap, jadi Silpa lagi itu,” kata Direktur Jenderal Keuangan Daerah Reydonnizar Moenek (Donny), di Jakarta, Jumat (27/3).
Diakui Donny, ‘tren’ membengkaknya Silpa DKI terjadi sejak 2013, atau dengan kata lain saat Pemprov DKI dipimpin pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Silpa DKI dari anggaran 2013 saja sudah dipastikan sebesar Rp 8,9 triliun. Belum lagi ditambah Silpa APBD DKI 2014, yang kemungkinan juga bakal besar, mengingat anggaran DKI 2014 hanya terserap 61 persen saja atau ada 39 persen anggaran tidak terserap.
Namun Donny belum bisa mengatakan angka pasti jumlah pasti anggaran DKI 2014 sebesar 39 persen yang gagal terserap itu. Kata dia, angkanya baru bisa dipastikan setelah Badan Pengawas Keuangan (BPK) selesai berhitung Maret ini. 
“Ditambah Silpa yang ditemukan tahun ini. Jadi bisa dibilang angka Silpa DKI Jakarta akan terus membengkak,” kata Donny.
Dia mengakui, kemungkinan bakal bertambah besarnya Silpa DKI diperparah konflik Gubernur DKI Ahok dengan DPRD DKI. 
Dari hitung-hitungan kasar Aktual.co, jika APBD-P DKI 2014 sebesar Rp 72,905 triliun, maka 39 persennya adalah sekitar Rp 28,431 triliun atau melonjak tiga kali lipat dari besarnya Silpa 2013 yang berada di angka Rp 8,9 triliun. Jika ditambah antara Silpa 2013 dengan 2014, maka diperkirakan total jumlah Silpa APBD DKI ada Rp 37 triliun lebih.

Artikel ini ditulis oleh:

Pengamat: Nyali Para Penculik dan Pembunuh TNI Mirip Para Teroris

Banda Aceh, Aktual.co — Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al Chaidar menyimpulkan keberanian pelaku penembakan dua anggota intel Kodim 0103 Aceh Utara mirip dengan keberanian kelompok teror. Al Chaidar bahkan menyatakan keberanian menembak aparat hingga tewas Serda Hendrianto dan Sertu Indra Irawan, hanya dimiliki oleh kelompok teror pimpinan Abu Roban.
“Dari cara mereka beraksi lalu membidik sasaran yaitu alat negara (TNI) rasanya saya melihat ini kelompok terorisme. Jika kriminal biasa, dia tak akan berani menyasar TNI sebagai target operasinya,” sebut Al Chaidar dihubungi Aktual.co, Jumat (27/3).
Disebutkan, pernyataan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla bahwa pelaku penembakan di Aceh terkait dengan pelaku peredaran narkoba dan aksi kriminalitas dinilai Al Chaidar sangat tepat. Pasalnya, kelompok terorisme juga ada yang menghimpun dana dari sektor penjualan narkoba.
Dari sisi motif, sambung Al Chaidar sangat kecil kemungkinan pelaku penembakan TNI bermotif ekonomi. Jika motif ekonomi, menembak dan menghasilkan uang, biasanya target yang disasar adalah kelompok pengusaha. “Ini kan alat negara yang disasar,” ujarnya.
Chaidar menambahkan, kelompok teror yang berafiliasi dengan ISIS di Aceh jumlahnya semakin banyak. Kelompok ini, sambung Chaidar berbeda dengan kelompok teror yang ditangkap polisi  dua tahun lalu di Jalin, Jantho Aceh Besar.
“Semoga aparat keamanan segera bisa menyelesaikan persoalan ini,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Ini Faktor Konflik di Maluku Yang TNI Waspadai

Jakarta, Aktual.co — Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Indra Hidayat mengatakan, akar masalah daerah rawan konflik di Maluku dan Maluku Utara setidaknya memiliki sumber utama baik eksternal maupun internal. Secara internal tinjauan konflik berasal dari kondisi kehidupan masyarakat sehari-hari pasca konflik yang sudah terkotak-kotak menurut kelompok, golongan dan kepercayaan masing-masing.
Di samping faktor stabilitas emosional yang mudah disulut akibat pengaruh minuman keras dan narkoba yang diperparah dengan penyakit masyarakat, seperti perjudian, penyelundupan, perkelahian antarkampung bahkan terorisme berbasis agama dengan instrumen teror berupa bom rakitan.
Faktor eksternal yang ikut berpengaruh antara lain adanya pihak yang berkepentingan untuk tetap melanggengkan konflik komunal sehingga sumber daya alam yang ada di Maluku dan Maluku Utara tidak bisa dikelola dengan baik.
Selain itu, kata Mayjen Indra, masuknya pengaruh gerakan Islam radikal yang berafiliasi dengan ISIS dan berbagai organisasi terorisme lainnya yang dengan sengaja menjadikan tanah Maluku sebagai daerah latihan persiapan sebelum mereka melaksanakan operasi sebenarnya baik di Moro, Filipina Selatan maupun bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak.
Selain faktor ancaman yang sangat kompleks, disadari juga kondisi daerah operasi di kawasan kepulauan dengan infrastruktur transportasi dan komunikasi yang sangat terbatas juga memainkan peran dominan. Sinyal yang susah, ongkos transportasi laut yang mahal dan harga sembako yang tinggi merupakan salah satu aspek non tempur yang berpengaruh dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
“Saya minta seluruh prajurit untuk berpikir kreatif dan mendukung Binter selama operasi sehingga akan memudahkan dalam melaksanakan tugas pokok selama berada di tengah masyarakat,” ujar Mayjen Indra, Jum’at (27/3).

Artikel ini ditulis oleh:

Asops TNI: Wilayah Operasi Daerah Rawan Sangat Sulit

Jakarta, Aktual.co — Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Indra Hidayat menyatakan, wilayah operasi pengamanan daerah rawan di Maluku dan Maluku Utara memiliki karakteristik sangat rumit.
“Catatan historis separatisme eks pemberontakan RMS dan berbagai efek lanjutan konflik SARA yang terjadi tahun 2000-an serta adanya pengaruh eks Tapol PKI masih mewarnai kompleksitas kerawanan wilayah tugas prajurit TNI di Maluku dan Maluku Utara,” kata Mayjen Indra Hidayat, pada Pengarahan Gelar Pasukan Satgas YONIF-732/Banau Tugas OPS Pamrahwan Maluku dan Maluku Utara, di Ambon, Jumat (27/3).
Menurut dia, penugasan pengamanan daerah rawan merupakan salah satu tugas operasi yang termasuk dalam kategori OMSP dengan fokus untuk meredam berbagai gangguan keamanan di wilayah Maluku dan Maluku Utara, pascapemulihan konflik SARA yang pernah terjadi di dua wilayah itu.
“Saya minta kalian untuk tetap waspada dan bersikap serta bertindak dalam kapasitas sebagai prajurit dalam tugas operasi. Saya perlu sampaikan ini sehingga mindset prajurit tidak meremehkan tugas dan memandang setiap dinamika yang terjadi sebagai rutinitas belaka,” kata Mayjen Indra.
Prajurit Batalyon Organik yang sudah mengenal wilayah operasi, katanya, harus dapat lebih maksimal dengan capain yang lebih terukur dan terencana secara sistematis.
“Saya minta seluruh prajurit Yonif 732/Banau selaku individu maupun sebagai bagian dari Satgas harus peduli dengan kondisi yang kalian hadapi di lapangan dan memahami benar apa yang melatar belakangi terjadinya kondisi tersebut,” ujarnya.
Karena itu, seluruh prajurit mulai dari pangkat terendah sampai pangkat tertinggi di level pimpinan harus tahu tentang sejarah konflik yang pernah terjadi dan paham apa yang harus diwaspadai serta alasannya sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan sedikit pun untuk menjalankan prosedur di lapangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Ibunda Gubernur Ganjar Wafat

Semarang, Aktual.co — Sri Suparni, ibunda dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninggal dunia di rumah sakit Sardjito Yogyakarta, Sabtu (28/3), sekitar pukul 03.22 WIB.
“Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Semoga amal ibunda saya diterima di sisi-Nya,” ucap Ganjar Pranowo dihubungi via blackberry mesengger, Sabtu (28/3).
Ibunda tercinta Ganjar meninggal akibat penyakit komplikasi yang dideritai. Setelah sebelumnya menjalani operasi di RS Sardjito pada bagian lututnya karena mengidap gangguan osteoporosis.
“Komplikasi mas kalau bicara penyakit ibu. Terakhir kemarin sekitar bulan Maret atau Februari beliau menjalani operasi didengkulnya (lutut) karena osteoporosis,” tuturnya.
Ganjar menceritakan, usai menjalani operasi, ibu Sri Suparni kemudian masuk kembali ke RS. Sardjito dengan didahului dengan gejala diare.
“Kemudian dirawat kembali karena komplikasi gangguan ginjal dan lambung. Awalnya masuk kembali rumah sakit dengan gejala diare,” ungkapnya.
Saat ini, jenasah Sri Suparni dalam perjalanan diberangkatkan dari RS. Sardjito, Yogyakarta menuju ke Kutoarjo, Purworejo untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat.
“Secepatnya mas. Mungkin sekitar jam 11.00 siang nanti. Kalau bisa langsung ya begitu sampai di rumah Purworejo langsung kami makamkan,” pungkasnya

Artikel ini ditulis oleh:

KPU Bantul Minta Tambahan Anggaran Pilkada

Jakarta, Aktual.co — Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengusulkan penambahan anggaran untuk pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2015 yang sebelumnya dialokasikan sebesar Rp13 miliar.
“Sudah kami sampaikan mengenai penganggaran Pilkada Bantul, karena dengan adanya perubahan regulasi, mau tidak mau anggaran juga bertambah,” kata Komisioner KPU Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, Titik Istiyawatun Khasanah, Sabtu (28/3).
Menurut dia, anggaran Pilkada Bantul yang dialokasikn melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bantul 2015 sebesar Rp13 miliar, rencana anggaran tersebut disusun sebelum mempertimbangkan perubahan Undang-Undang Pilkada.
Ia mengatakan, beberapa waktu lalu lembaganya juga berdiskusi dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat di antaranya terkait dengan penganggaran Pilkada yang dimungkinkan bertambah menyusul adanya perubahan UU Pilkada.
“Untuk Pilkada Bantul dianggarkan secara global dan sementara sebesar Rp13 miliar, akan tetapi begitu kami rinci anggaran, banyak tahapan yang berimplikasi menggunakan anggaran,” katanya.
Namun demikian, sampai saat ini pihaknya masih belum menemukan kepastian dana yang dibutuhkan untuk Pilkada Bantul sesuai UU yang baru tersebut, sebab KPU Bantul masih melakukan penghitungan kebutuhan ajang demokrasi lima tahunan itu.
“Ada beberapa kegiatan yang berimplikasi pada bertambahnya rencana anggaran, yang paling besar adalah fasilitasi kampanye pasangan calon, sebab dalam rancangan Peraturan KPU, peraga kampanye seperti baliho, umbul-umbul dan spanduk menjadi kewenangan KPU,” katanya.
Titik mengatakan, berdasarkan hasil diskusi dengan pimpinan DPRD Bantul beberapa waktu lalu tersebut, bahwa anggaran global dan sementara untuk Pilkada yang Rp13 miliar tersebut, menurut pimpinan DPRD masih bisa berubah asalkan bisa dipertanggungjawabkan.
“Pimpinan DPRD menyampaikan kalau itu (penambahan anggaran) sudah sesuai regulasi bisa kami penuhi, dan nantinya bisa diusulkan untuk menggunakan APBD Perubahan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain