28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38242

Diprediksi, Cuaca Ekstrem di AS Hingga Minus 40C

Jakarta, Aktual.co —Kondisi musim dingin ekstrem di Amerika Serikat masih terus berlanjut. Dilansir CNN, Senin (23/2), cuaca beku akan melanda beberapa wilayah AS. Pada Senin (23/2), angin dingin dengan suhu mencapai minus 40 derajat Celsius akan menyapu sebagian Dakota Utara dan Minnesota.

Menurut ahli meteorologi CNN, Derek Van Dam, pada awal pekan, kota-kota lainnya juga akan dilanda kebekuan. Angin dingin bersuhu di bawah 20 derajat Celsius akan berembus di Chicago. Sehari setelahnya, Boston akan diterjang angin dingin di bawah 20 derajat Celisus, sementara New York dan Philadelphia bergulat dengan angin kurang dari 4 derajat Celsius. Kondisi ini tak pelak akan menimbulkan pengendapan besar-besaran yang akan berakibat buruk terhadap kehidupan sehari-hari.

Di Kentucky, salju turun dengan intensitas tinggi. Tumpukan salju di atap sebuah gerai Walmart hampir menjebolkan tembok. Toko di Williamson Selatan tersebut akhirnya dievakuasi dan ditutup pada Sabtu (21/2). Atap sebuah rumah di Concord, New Hampshire lengser sehingga keluarga pemilik rumah kini tinggal tanpa pelindung dari hujan salju. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab pasti merosotnya atap. Namun, petugas lokal mengingatkan warga akan adanya kemungkinan atap runtuh akibat hujan salju lebat.

Badan Cuaca Nasional di wilayah Forth Worth menyatakan, hujan es setebal lima sentimeter diperkirakan masih akan menerjang Dallas pada Ahad hingga Senin. Tak ayal, banyak korban berjatuhan akibat kondisi ini. Setidaknya 26 orang tewas akibat kecelakaan terkait cuaca buruk di Amerika Serikat dan Kanada selama sepekan terakhir. Diberitakan CNN pada Sabtu (21/2), mayoritas warga yang meninggal berdomisili Tennessee, yaitu sebanyak 18 orang. Badan Manajemen Keadaan Darurat Tennessee (TEMA) melaporkan 21 kematian, 11 di antaranya akibat hipotermia dan beberapa yang lainnya meninggal dalam kecelakaan kendaraan.

Di Boston, seorang pria terkena serangan jantung saat sedang mengeruk salju. Di North Carolina, gadis berusia 19 tahun tewas dalam kecelakaan akibat cuaca buruk. Sementara di New Hampshire, seorang perempuan meninggal kedinginan di area pendakian gunung. Tak hanya itu, di Toronto, bocah berusia 3 tahun bernama Elia Marsh meninggal karena berjalan-jalan ke luar apartemen hanya mengenakan kaos dan sepatu. Bagi para pelancong, kondisi ini juga merugikan. Pasalnya, ribuan penerbangan di AS dibatalkan pada Ahad (22/2). Bandar udara di Denver, Philadelphia, dan New York disebut akan merasakan dampak paling besar.

Diprediksi, Cuaca Ekstrem di AS Hingga Minus 40C

Jakarta, Aktual.co —Kondisi musim dingin ekstrem di Amerika Serikat masih terus berlanjut. Dilansir CNN, Senin (23/2), cuaca beku akan melanda beberapa wilayah AS. Pada Senin (23/2), angin dingin dengan suhu mencapai minus 40 derajat Celsius akan menyapu sebagian Dakota Utara dan Minnesota.

Menurut ahli meteorologi CNN, Derek Van Dam, pada awal pekan, kota-kota lainnya juga akan dilanda kebekuan. Angin dingin bersuhu di bawah 20 derajat Celsius akan berembus di Chicago. Sehari setelahnya, Boston akan diterjang angin dingin di bawah 20 derajat Celisus, sementara New York dan Philadelphia bergulat dengan angin kurang dari 4 derajat Celsius. Kondisi ini tak pelak akan menimbulkan pengendapan besar-besaran yang akan berakibat buruk terhadap kehidupan sehari-hari.

Di Kentucky, salju turun dengan intensitas tinggi. Tumpukan salju di atap sebuah gerai Walmart hampir menjebolkan tembok. Toko di Williamson Selatan tersebut akhirnya dievakuasi dan ditutup pada Sabtu (21/2). Atap sebuah rumah di Concord, New Hampshire lengser sehingga keluarga pemilik rumah kini tinggal tanpa pelindung dari hujan salju. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab pasti merosotnya atap. Namun, petugas lokal mengingatkan warga akan adanya kemungkinan atap runtuh akibat hujan salju lebat.

Badan Cuaca Nasional di wilayah Forth Worth menyatakan, hujan es setebal lima sentimeter diperkirakan masih akan menerjang Dallas pada Ahad hingga Senin. Tak ayal, banyak korban berjatuhan akibat kondisi ini. Setidaknya 26 orang tewas akibat kecelakaan terkait cuaca buruk di Amerika Serikat dan Kanada selama sepekan terakhir. Diberitakan CNN pada Sabtu (21/2), mayoritas warga yang meninggal berdomisili Tennessee, yaitu sebanyak 18 orang. Badan Manajemen Keadaan Darurat Tennessee (TEMA) melaporkan 21 kematian, 11 di antaranya akibat hipotermia dan beberapa yang lainnya meninggal dalam kecelakaan kendaraan.

Di Boston, seorang pria terkena serangan jantung saat sedang mengeruk salju. Di North Carolina, gadis berusia 19 tahun tewas dalam kecelakaan akibat cuaca buruk. Sementara di New Hampshire, seorang perempuan meninggal kedinginan di area pendakian gunung. Tak hanya itu, di Toronto, bocah berusia 3 tahun bernama Elia Marsh meninggal karena berjalan-jalan ke luar apartemen hanya mengenakan kaos dan sepatu. Bagi para pelancong, kondisi ini juga merugikan. Pasalnya, ribuan penerbangan di AS dibatalkan pada Ahad (22/2). Bandar udara di Denver, Philadelphia, dan New York disebut akan merasakan dampak paling besar.

Salju di Arab Saudi Jadi Ajang Wisata

Jakarta, Aktual.co —Salju turun di wilayah baratlaut Arab Saudi, tepatnya di Tabouk. Fenomena ini jadi kesempatan langka bagi warga Saudi untuk berwisata ke tengah daerah bersalju. Diberitakan Al-Arabiya, wilayah Tabouk diselimuti salju setelah badai Jenna menghantam Timur Tengah awal pekan ini. Sebelumnya, awal tahun ini badai salju Huda juga membuat wilayah itu membeku.

Tabouk kini ramai didatangi warga Saudi. Mereka bermain, membuat boneka salju atau sekadar merasakan dinginnya salju. “Semua orang senang. Kami beruntung, salju turun dua kali tahun ini,” kata seorang orang warga Abu Murthi, yang rela berkendara ke Tabouk bersama keluarganya.

Pengunjung lainnya, Saleem al-Omrani, mengatakan bahwa saat-saat seperti ini sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Pasalnya, tidak setiap tahun ada salju turun di Saudi. “Saat bersalju, semua orang keluar, pemuda dan keluarga,” kata Omrani. Biasanya, warga Saudi harus berwisata ke luar negeri untuk melihat salju. Kini, mereka tinggal berkendara ke Tabouk dan menikmati dinginnya salju.

Kendati atmosfer kegembiraan menyelimuti para wisatawan, namun tim penyelamat tetap waspada. Bulan Sabit Merah di Tabouk sejak beberapa hari sebelumnya telah mempersiapkan skenario penyelamatan dan mengeluarkan peringatan terhadap pengunjung. Tahun ini sudah dua kali salju menyelimuti Arab Saudi. (Reuters/Mohamed Alhwaity)
Sampai saat ini, belum ada orang yang terluka akibat salju di Tabouk.

“Kita menyiagakan enam ambulans dan lima pusat penanganan yang dilengkapi perangkat medis darurat,” kata Khaled Murthi al-Anzi, juru bicara Bulan Sabit Merah Tabouk. Suhu di wilayah itu saat musim panas berkisar antara 26-46 derajat celcius, sementara saat musim dingin bisa mencapai -4 derajat celcius.

Sejak Jumat pekan lalu badai salju menhantam Timur Tengah. Badai Jenna membuat rekor baru suhu dingin di Turki dengan salju setebal 75 cm. Sementara itu, kementerian pendidikan Lebanon meliburkan sekolah di daerah pegunungan karena cuaca ekstrem.

Arab Saudi Alami Kekisruhan, Ulama: Jauhilah Politik

Jakarta, Aktual.co —Kekisruhan politik yang mengatasnamakan agama terus mengguncang Saudi. Banyak ulama yang juga terlibat dalam kekisruhan politik tersebut. Mufti Besar Saudi Sheikh Abdulaziz al-Sheikh memperingatkan ulama agama untuk menjauh dari politik.

Situs berita lokal al-Watan mengatakan, peringatan tersebut disampaikan Abdulaziz karena situasi politik yang keruh dan mudah berubah. Sheikh Abdulaziz juga menyarankan ulama untuk memeriksa fakta-fakta ketika membahas politik, juga mendesak mereka untuk lebih menampilkan bahaya kekerasan yang didukung kelompok-kelompok radikal yang mengaku Islam.

Sebagaimana dilansir alarabiya.net, sheikh besar ini menekankan perdebatan politik sangat sia-sia karena tidak berada dalam pelayanan Tuhan. Syeikh Abdul Aziz menyerukan persatuan, dan memperingatkan bahwa ulama harus mempertimbangkan risiko yang dihadapi kerajaan.

Teroris Rencanakan Seranga ke AS, Inggris, dan Kanada

Jakarta, Aktual.co —Sebuah video, yang diakui telah dibuat pemberontak Somalia yang terkait dengan Al Qaeda, mendesak kaum Muslim untuk menyerang pusat-pusat perbelanjaan di AS, Kanada, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya. Dalam video yang dirilis pada Sabtu (21/2) malam itu, kelompok ekstremis Somalia, Al Shabaab, sekali lagi mengatakan bahwa serangannya pada September 2013 di Westgate Mall di Nairobi, Kenya, merupakan balasan atas keterlibatan militer Kenya di Somalia.

Sebanyak 67 orang tewas dalam serangan di mal itu. Video tersebut, yang menggunakan cuplikan dari organisasi berita besar, memperlihatkan serangan terhadap mal tersebut. Narator bertopeng dalam video berdurasi 76 menit tersebut memperingatkan serangan yang lebih banyak di Kenya dan mengajak umat Islam lainnya untuk menyerang pusat perbelanjaan. Mall of America di Minnesota di AS, West Edmonton Mall di Kanada, dan Westfield Mall di Stratford di Inggris secara khusus disebutkan dalam video itu.

Kepala Keamanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson, mengatakan pada Minggu bahwa ia menganggap serius ancaman yang dibuat dalam video tersebut. “Pernyataan terbaru dari Al Shabaab itu mencerminkan fase baru bahwa kita telah berevolusi dalam ancaman teroris global, dalam arti bahwa Anda punya kelompok-kelompok seperti Al Shabaab dan ISIS yang secara terbuka menyerukan kepada aktor independen di negara mereka masing-masing untuk melakukan serangan,” kata Johnson kepada CNN.

“Kami melampaui fase itu sekarang di mana kelompok-kelompok tersebut akan mengirim jaringannya ke sejumlah negara setelah dilatih di suatu tempat,” kata Johnson. Saat ditanya secara khusus tentang ancaman terhadap Mall of America, salah satu kompleks belanja terbesar di dunia, ia berkata, “Setiap kali sebuah organisasi teroris menyebutkan untuk menyerang tempat tertentu, kami harus menganggapnya secara serius. Saya akan mengatakan bahwa jika ada yang berencana untuk pergi ke Mall of America saat ini, mereka harus sangat berhati-hati.”

Minnesota merupakan tempat tinggal bagi populasi orang Somalia yang cukup besar. Para aparat penegak hukum AS telah mengkhawatirkan potensi radikalisasi di antara beberapa anggota masyarakat. Seorang pria Minnesota pekan lalu didakwa atas tuduhan bersekongkol untuk mendukung Negara Islam atau ISIS atau Daesh dan berbohong kepada para agen federal yang sedang menyelidiki perekrutan oleh kelompok-kelompok militan itu.

Sejumlah penyidik mengatakan, puluhan orang dari area Minneapolis-St Paul, banyak dari mereka merupakan warga Somalia-Amerika, telah melakukan perjalanan atau mencoba untuk melakukan perjalanan ke luar negeri guna mendukung kelompok-kelompok seperti Negara Islam atau Al Shabaab sejak tahun 2007. Mall of America merupakan sebuah mal swasta besar di Bloomington, Minnesota, yang memiliki sekitar 40 juta pengunjung per tahun, dan memberikan kontribusi hampir 2 miliar dollar AS bagi kegiatan ekonomi tahunan Negara Bagian Minnesota. Demikian menurut situs web mal itu.

Sejumlah pejabat mal itu mengeluarkan sebuah pernyataan terkait ancaman yang dibuat kelompok tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka memantau berbagai acara dengan bantuan badan-badan penegak hukum federal, negara bagian, dan lokal. “Mall of America telah menerapkan tindakan pengamanan ekstra, beberapa mungkin terlihat oleh para tamu, dan (tindakan pengamanan) yang lain tidak akan terlihat,” kata para pejabat itu.

The West Edmonton Mall di Alberta, Kanada, mendapat sekitar 30,8 juta pengunjung per tahun dan punya lahan parkir terbesar di dunia, kata situs webnya. Adapun Oxford Street merupakan salah satu pusat perbelanjaan tersibuk di London. Di mal itu terdapat sejumlah department store besar.

Iran dan AS Kurangi Perbedaan Terkait Nuklir

Jakarta, Aktual.co — Menteri Luar Negeri AS dan mitranya dari Iran mencoba mengurangi jurang perbedaan dalam satu putaran perundingan baru nuklir Irak di Jenewa agar bisa mencapai kesepakatan kerangka kerja pada 31 Maret. Sebelum John Kerry tiba di Jenewa pada Ahad (22/2), Menlu Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan kepada media pemerintah Iran bahwa perundingan bilateral tingkat pejabat menengah menghasilkan “pembicaraan yang baik tetapi tidak tercapai kesepakatan,” dan bahwa masih ada beberapa perbedaan pendapat.

“Menurut saya, perbedaan mendasar, adalah aspek psikologi. Sejumlah negara Barat, terutama Amerika Serikat, memandang sanksi sebagai satu aset, satu senjata untuk menekan Iran. Sepanjang jalan pikiran ini tetap ada, akan sulit mencapai satu kesepakatan,” kata Zarif. John Kerry tidak mengeluarkan pernyataan setibanya di Jenewas, dimana dia bertemu dengan delegasi AS sebelum berunding dengan Zarif.

Untuk pertama kali Menteri Energi AS Ernest Moniz dan Kepala Program Nuklir Iran Ali Akbar Salehi, bersama dengan adik Presiden Iran Hosein Fereydoon, hadir dalam perundingan ini. Zarif mengatakan hal ini menggambarkan perlunya “pejabat itngkat tinggi yang memiliki pengetahuan dan kekuasaan dalam masalah-masalah ini,” sementara Fereydoon terlibat untuk bisa melakukan “koordinasi lebih baik dengan presiden”.

Pada Sabtu (21/2) Kerry mengatakan keikutsertaan Moniz menggambarkan tingginya aspek teknis dalam putaran perundingan kali ini, meskipun hal ini tidak berarti “harus dicapai satu keputusan”. “Pejalanan masih jauh,” kata Kerry di London setelah bertemu dengan Menlu Inggris Phillip Hammond.

Perundingan antara Iran dan negara adidaya yang tergabung dalam “P5 1”, AS, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, telah mencapai tahapan yang sensitif sementara perbedaan pendapat terutama terkait pengayaan uranium Iran dan jangka waktu pencabutan waktu, masih ada. Satu laporan PBB mengatakan bahwa Iran telah menahan diri mengembangkan uji coba model mesin yang lebih efisien untuk memurnikan uranium yang diatur dalam kesepakatan nuklir dengan enam negara adisaya itu.

Pengembangan sentrifugal yang lebih canggih ini dikhawatirkan menghasilkan materi yang berpotensi bisa digunakan untuk membuat bom nuklir. ran sendiri menegaskan tidak berniat mengembangkan bom atom. Kerry mengatakan Presiden Barack Obama tidak mau memperpanjang perundingan ini lagi, setelah gagal memenuhi tenggat waktu pertama 24 November 2014.

Obama mengatakan “garis besar politik mendasar dan kesepakatan bisa dicapai dalam jangka waktu yang telah ditentukan ini,” kata Kerry. Zarif mengatakan Rouhani tidak akan menerima kesepakatan jangka pendek, ataupun kesepakatan umum yang bisa memiliki berbagai interpretasi.

Berita Lain