28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38599

Kemensos Fokuskan Bantuan Korban Banjir di Wilayah Jakut dan Jakbar

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Sosial memfokuskan bantuan untuk pengungsi korban banjir di wilayah terparah di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

“Bantuan Kemensos masuk pada areal tertentu karena yang prioritas di setiap bencana yang menangani adalah pemerintah daerah,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Rabu (11/2).

Fokus bantuan tersebut karena di dua wilayah itu jumlah pengungsi cukup tinggi yaitu 11.000 di Jakarta Barat dan 14.000 pengubgsi di Jakarta Utara.

“Pada Senin (9/2) kita dapat informasi ada 18 titik banjir di Jakarta Utara dan 12 titik di Jakarta Barat, dari situ kita langsung koordinasi dengan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial,” katanya.

Mensos blusukan ke lokasi banjir di Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat meninjau pos pelayanan kesehatan yang dibuka di SDN 11, 13 Kapuk dan melihat langsung dapur umum.

Pada kesempatan itu, ia juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa family kit dan kebutuhan anak (kid ware) serta logistik untuk warga korban banjir.

Dalam setiap penanganan bencana, Kemensos bertugas memfasilitasi warga yang menjadi korban dan mengungsi terutama pada saat tanggap darurat.

Tugas Kemensos yaitu menyiapkan dapur umum, menyiapkan perlindungan terutama pada penyiapan tenda, family kit dan kids ware.

“Komandannya tetap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), leading sectornya pemerintah daerah. Khusus banjir DKI maka leading sector dari pemerintah adalah dari PU,” jelas Khofifah.

Dia mengatakan, koordinasi dengan BNPB terus-menerus dilakukan agar Kemensos melakukan persiapan-persiapan lebih awal sebagai antisipasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Perancis Bongkar 15 Jaringan Terorisme

Jakarta, Aktual.co —Menteri Keadilan Perancis, Christiane Taubira mengatakan pemerintahnya telah membongkar sekitar 15 jaringan terorisme. Ini merupakan bagian dari usaha membasmi terorisme di sekitar perbatasan Perancis. Pernyataan Taubira dilontarkan dalam rapat Komite Anti-Terorisme Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (10/2), seperti yang dilansir Metrotvnews.com.

Masalah terorisme terus dibahas, setelah terjadinya serangan di kantor surat kabar Charlie Hebdo dan penyanderaan Yahudi di supermarket di Paris, sebulan lalu.  Dalam membongkar terorisme, seperti diwartakan Associated Press, Taubira menyebut pemerintahnya mencari jejak propaganda, indoktrinasi dan metode merekrut teroris, termasuk dalam media sosial dan video games.

Peluncuran ISL Akan Digelar di SUGBK

Jakarta, Aktual.co — PT Liga Indonesia (PT LI) selaku operator, akan menggelar peluncuran kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada Sabtu (14/2) mendatang.

Dikatakan CEO PT LI, Joko Driyono, penunjukkan SUGBK sebagai tempat peluncuran ISL, karena berbarengan dengan adanya beberapa program yang dilakukan PT LI.

Beberapa program PT LI itu adalah, akan diggelarnya workshop panitia pertandingan (panpel) dengan pihak kepolisian, pertemuan manajer, seminar law of the game untuk 18 pelatih dan kapten atau perwakilan pemain.

“Adanya program-program terkait ISL tersebut membuat kami menggelar launching di SUGBK, Senayan, Jakarta. Semoga nanti cuaca bersahabat,” kata Joko Driyono di Jakarta, Rabu (11/2).

Diungkapkan pria yang juga menjabat sebagai Sekjen PSSI itu, sebelumnya PT LI menjadwalkan peluncuran ISL akan digelar di Bandung, Jawa Barat.  Tapi akhirnya dibatalkan.

“Insya Allah nanti acara berjalan lancar dan Liga Indonesia akan mengusung spirit baru untuk ISL 2015,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Al Qaidah Bergabung ke ISIS di Yaman

Jakarta, Aktual.co —Sekelompok pejuang militan Islamis yang sebelumnya anggota al Qaedah di Semenanjung Arab, AQAP, di Yaman menyatakan diri telah membelot ke ISIS. “Kami mengumumkan pembentukan brigade bersenjaga yang khusus yang khusus akan menyerang orang-orang murtad di Sanaa dan Dhamar,” tulis pendukung AQAP yang merujuk pada dua provinsi di Yaman.

“Kami mengumumkan kami tidak lagi setia pada sheikh, pahlawan perang dan cendekia Sheikh Ayman al-Zawahiri… Kami kini bersumpah setia dan mengikuti kalifah pengikut Ibrahim bin Awad al-Baghdadi,” kata mereka. Pernyataan ini tertuang dalam pesan di akun Twitter yang diunduh oleh kelompok pengawas dari Amerika Serikat bernama SITE. Kelompok ini tidak bisa memverifikasi cuitan di Twitter yang disebut dibuat oleh pendukung AQAP di Yaman Tengah.

AQAP dianggap sebagai cabang jaringan militan global pimpinan Ayman al-Zawahiri yang paling kuat dan sebelumnya menolak otoritas ISIS yang telah mendirikan satu kalifah atau teokrasi Islam di sejumlah besar wilayah Suriah dan Irak. Pemerintah Yaman menjadi kacau setelah milisi Muslim Syiah secara resmi merebut kekuasaan minggu lalu dan AQAP yang merupakan Muslim Sunni berjanji untuk menghancurkannya.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadi perang saudara di Yaman. Militan di Semenanjung Sinai, Mesir dan Libia juga telah bergabung dengan ISIS yang merupakan pertanda perebutan kesetiaan di antara kelompok Islamis bersenjata yang bertempur di Timur Tengah dan Afrika Utara.

KPAI Minta Orang Tua Tak Fasilitasi Merokok

Jakarta, Aktual.co — Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan orang tua tidak dibenarkan memfasilitasi anak agar menjadi perokok aktif, apa pun alasannya.

“Justru yang harus orang tua lakukan adalah langkah kuratif agar anak tidak merokok, lakukan beragam pendekatan dan cara,” kata Susanto dihubungi di Jakarta, Rabu (11/2).

Dia mengatakan jika sudah menjadi perokok aktif siapapun termasuk orang dewasa umumnya agak sulit berhenti merokok.

Namun, Susanto mengatakan tidak ada masalah yang tidak ada solusi. Untuk menjauhkan anak dari rokok, atau menghilangkan kebiasaan merokok bagi anak yang sudah terlanjur merokok, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

“Misalnya, berikan makanan kesukaan anak atau perbanyak aktivitas bermain yang membuat anak lupa terhadap rokok. Anak juga harus dijauhkan dari akses rokok dan orang-orang perokok,” tuturnya.

Karena itu, terkait beredarnya foto anak yang diajari merokok di media sosial, Susanto mencoba memberikan saran kepada orang tua. Bahwasanya tidak dibenarkan foto anak dengan aktivitas merokok dipublikasikan, baik dari aspek etika, hukum maupun psikologi perkembangan anak.

Susanto juga menyarankan agar orang tua yang memposting foto anaknya merokok tersebut segera melakukan langkah agar anaknya tidak terjerumus menjadi perokok aktif yang akut.

“Beragam cara harus dilakukan agar anak berhenti merokok, agar tumbuh kembang anak optimal. Anak yang aktif merokok sesungguhnya hanyalah korban, mungkin dari kultur keluarga atau lingkungan sosial. Lakukan evaluasi di internal keluarga agar anak bisa dicegah dari rokok,” katanya.

Di media sosial sedang beredar foto balita yang seolah-olah sedang diajari orang tuanya merokok. Foto yang beredar merupakan kolase yang terdiri atas empat foto.

Dalam foto tersebut tampak muka seorang balita yang mulutnya ditempeli rokok yang sedang menyala oleh tangan orang dewasa. Foto tersebut diberikan teks “Jagoan mom&papp”.

Foto tersebut mengundang komentar negatif dari para pengguna Facebook hingga akhirnya pemilik akun dalam komentarnya mengatakan bahwa rokok tersebut hanya ditempelkan saja, tidak dihisap oleh si anak.

Namun, komentar tersebut dijawab oleh pengguna Facebook lainnya bahwa hal tersebut tidak mungkin karena di salah satu foto terlihat ujung rokok yang menyala itu sedang membara seperti sedang dihisap.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

ISIS dapat Berlindung di Afghanistan

Jakarta, Aktual.co —Afganistan dalam bahaya. Negara itu dapat berubah menjadi tempat perlindungan para ekstremis Islam saat Barat menarik pasukannya dan menggeser perhatiannya ke tempat lain. Seorang mantan pejabat senior CIA memperingatkan hal itu, Selasa (10/2) waktu AS, seperti yng dilansir Kompas.com. Negara itu bahkan dapat menjadi tempat perlindungan bagi para militan Negara Islam atau ISIS yang sekarang berperang di Suriah dan Irak, kata Robert Grenier, mantan Kepala Stasiun CIA di Islamabad dan penulis sebuah buku baru.

Memoarnya yang berjudul 88 Days to Kandahar mengisahkan pengalamannya yang mengerikan saat berperan dalam menggulingkan rezim Taliban di Afganistan pada 2001 setelah serangan 11 September. Grenier mengemukakan bahaya bahwa Afganistan bisa menjadi tempat perlindungan bagi kelompok militan ISIS, dalam sebuah acara yang diselenggarakan lembaga think tank New America. Dia mengatakan, Taliban Afganistan tidak akan siap untuk menolak sekutunya di Taliban Pakistan atau kelompok ekstremis lainnya, seperti Negara Islam atau ISIS, jika mereka meminta perlindungan. “Ada sejumlah kelompok di Pakistan yang punya dedikasi untuk menyerang rezim di Islamabad. Mereka tidak akan pergi,” katanya.

Menurut Grenier, Taliban cenderung melihat hal-hal dalam pandangan hitam dan putih, menentukan keputusan melalui pertanyaan, “Apakah itu dibolehkan oleh Islam atau tidak, dan mereka tidak akan menolak orang-orang yang secara ideologis bersekutu dengan mereka di seberang perbatasan. Saya juga tidak percaya mereka akan berpaling dari teroris internasional, jika sekali lagi mereka kembali ke wilayah itu dalam jumlah yang signifikan.”

Menyasar pemimpin Taliban
Buku Grenier menggambarkan bagaimana pesawat AS gagal menghabisi pemimpin Taliban, Mullah Omar, pada 2001, dan bagaimana Hamid Karzai hampir tewas secara tidak sengaja dalam sebuah serangan bom Amerika. Dia juga menjelaskan tawaran terakhir untuk menegosiasikan kesepakatan dengan orang nomor dua Taliban, beberapa hari setelah serangan 9/11. Saat itu, Grenier berusaha membujuk orang itu di sebuah hotel di Pakistan untuk memutuskan hubungan dengan Omar dan melakukan kudeta. Upaya tersebut gagal.

Mantan perwira CIA itu mengatakan, ia skeptis bahwa sejumlah upaya untuk menengahi pembicaraan damai dengan Taliban akan berhasil karena para pemberontak masih yakin bahwa mereka dapat menggulingkan pemerintah dan mengambil kembali kekuasaan di Kabul. Dia juga mengatakan, kelompok itu tidak cocok untuk kekuasaan politik atau mengambil bagian dalam politik parlemen.

Grenier, yang naik ke posisi senior lainnya di CIA sebelum meninggalkan lembaga itu tahun 2006, mengatakan, bukunya menceritakan bagaimana Amerika dengan cepat memenangkan apa yang ia sebut “perang Amerika-Afganistan pertama” tahun 2001, dan “bagaimana kami kalah, atau setidaknya tidak menang, dalam perang Amerika-Afganistan kedua.” Buku itu berakhir dengan peringatan tentang “bagaimana kesalahan masa lalu belum dapat ditinjau ulang ketika kami sekali lagi mungkin terlibat dapa apa yang disebutnya sebagai perang Amerika-Afganistan ketiga.”

Grenier mengatakan, ia takut bahwa Amerika Serikat dan pemerintah Barat lainnya akan gagal menyalurkan bantuan keuangan ke Kabul setelah tentara mereka pergi dan meninggalkan Pemerintah Afganistan. Bukunya menawarkan pandangan yang sangat suram tentang warisan yang ditinggalkan setelah perang lebih dari satu dekade melawan gerilyawan Taliban di negeri itu.

Berita Lain