26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38653

PU DKI: Perlu Adanya Perombakan Besar Infrastruktur Pengendali Genangan

Jakarta, Aktual.co — Dinas Pekerjaan Umum (PU) bidang Tata Air mengungkapkan infrastruktur pengendali genangan untuk menghindari banjir di Jakarta yang ada saat ini membutuhkan perombakan besar.

“Jika melihat banjir di Ibu kota kemarin, setelah dievaluasi, itu akibat curah hujan mengguyur Jakarta sejak minggu malam yang tidak dapat tertampung lagi oleh infrastruktur kita,” kata Kepala Dinas PU bidang Tata Air Agus Priyono di Jakarta, Selasa (10/2).

Agus menjelaskan daya tampung infrastruktur pengendali genangan seperti saluran air atau drainase, waduk dan sistem pompa yang tidak mencukupi untuk menghadapi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terus-menerus seperti hari Senin kemarin (9/2).

“Daya tampung infrastruktur di Jakarta saat ini hanya untuk tangkapan hujan dengan intensitas 50 hingga 60 milimeter (mm), jika lebih dari itu tidak akan tertampung. Dengan kondisi aliran yang tidak terserap itu menyebabkan over capacity,” katanya.

Lebih lanjut, Agus mengatakan jika curah hujan dengan intensitas seperti yang terjadi kemarin atau lebih, maka harus segera dilakukan evaluasi seberapa sering terjadinya hal tersebut.

“Jika sering terjadinya, maka harus merombak besar-besaran mulai dari mendesign dan membangun infrastruktur baru yang lebih mampu menampung air dalam jumlah besar,” ujarnya.

Agus mencontohkan genangan yang tidak mampu terserap di Jalan MH Thamrin oleh 11 pompa yang berada atau terhubung ke lokasi banjir tersebut, karena hujan yang terus mengguyur Jakarta selama lebih dari 12 jam.

Keadaan tersebut juga diperparah oleh banjir rob karena pasang laut yang termonitor di Pos Pasar Ikan karena sarana dan prasarana pengendalinya baik itu pompa, tanggul pantai dan normaliaasi belum juga rampung.

“Master Program penanganan banjir dari hilir ke hulu belum selesai. Di hilir akan dimulai pembangunan enam rumah pompa besar, tanggul laut dan normalisasi uang dimulai tahun ini,” ucapnya.

Pompa besar tersebut akan dibangun tahun 2015 ini di Kamal, Angke, Muara Karang, Marina Sunter Hilir, dan Sentiong Muara yang diperkirakan akan rampung dalan dua atau tiga tahun namun tergantung kondisi lapangan.

Tanggul pantai juga mulai dibangun tahun 2015 ini dan diutamakan di daerah rawan untuk efisiensi anggaran. Sedangkan normalisasi sungai yang sudah dimulai jauh-jauh hari dari hilir ke hulu juga ada kendala relokasi hunian yang membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

INSA Nilai Potensi Pembiayaan Maritim Masih Sangat Besar

Jakarta, Aktual.co — Indonesian National Shipowners Association (INSA) menilai potensi pembiayaan di sektor maritim relatif masih sangat besar, khususnya di sektor angkutan laut, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya merupakan lautan.
“Potensi pembiayaan di bidang kemaritiman, khususnya di sektor angkatan laut dalam negeri maupun luar negeri serta angkutan offshore (penunjang operasi lepas pantai) bagi kegiatan minyak dan gas masih sangat besar,” kata Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Selasa (10/2).
Carmelita menuturkan, potensi pembiayaan dari proyek negara yakni sebesar Rp57,31 triliun antara lain untuk pengadaan 46 kapal petikemas 1.000 TEUs (twenty-foot equivalent unit), pengadaan 26 unit kapal perintis 260 TEUs, pengadaan 37 kapal petikemas 3.000 TEUs, serta pengadaan 500 unit kapal pelayaran rakyat.
Angkutan-angkutan tersebut nantinya dapat digunakan untuk mengangkut semua komoditas di domestik yang pada 2015 ini diproyeksikan mencapai volume 463,55 juta ton. Angkutan-angkutan itu juga dapat dipergunakan untuk kegiatan ekspor-impor.
“Indonesia kehilangan potensi penerimaan negara dan ekonomi sebesar Rp120 triliun per tahun dari sektor angkutan ekspor-impor yang hingga kini masih dikuasai kapal-kapal luar negeri,” ujar Carmelita.
Berdasarkan data INSA 2012, kapal-kapal asing mengangkut sebanyak 532,5 juta ton atau 90,14 persen dari total pengangkutan Rp587,7 juta ton, sementara itu kapal-kapal domestik hanya mengangkut 55,2 juta ton atau hanya 9,86 persen saja.
“Diperlukan dukungan yang lebih besar dari pemerintah maupun lembaga keuangan atau perbankan untuk mendorong pembiayaan di bidangn pelayaran guna memperkuat ekonomi berbasis maritim nasional,” kata Carmelita.
Carmelita menambahkan, pihaknya juga telah mengusulkan kepada pemerintah terkait tarif angkutan laut nasional yang sulit bersaing dengan kapal luar negeri pada angkutan ekspor impor karena beban pajak. Lazimnya di dunia, PPN (pajak pertambahan nilai) Jasa Kepelabuhan ekspor-impor dibebaskan. Saat ini, lanjutnya, rancangan peraturan pemerintah (RPP) sudah di Kementerian Keuangan, menunggu untuk dilanjutkan dan ditetapkan menjadi Peraturan Pemerintah (PP).
Selain itu, INSA juga menyampaikan kepada pemerintah terkait harga bahan bakar minyak (BBM) kapal yang lebih mahal hingga 100 dolar AS per ton dari luar negeri. Kelaziman di dunia, PPN atas pembelian BBM kapal adalah 0 (nol) persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Publik Menginginkan Pilkada Serentak

Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Dewi Arum dan Fitri Hari saat menggelar jumpa pers seputar RUU Pilkada di kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/2/2015). LSI dalam hasil penelitiannya mayoritas publik dengan 65,75 % menginginkan Pilkada serentak. Dengan Pilkada serentak pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah pusat tidak terlalu lama atau terlalu banyak dalam kepimpinannya. AKTUAL/MUNZIR

Mantan Penyidik: Pimpinan KPK Pernah Perintahkan Tetapkan Tersangka Tanpa Alat Bukti

Jakarta, Aktual.co — Hendi F Kurniawan, salah satu saksi dari kubu tersangka Komjen Budi Gunawan, mengaku pernah diperintahkan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan seseorang sebagai tersangka. Padahal, kata dia penetapan tersebut belum ditemukannya dua alat bukti.
“Pernah,” kata Hendy saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/2).
Anggota Polri yang pernah bekerja sebagai penyidik KPK ini mengaku, keluar dari lembaga yang kini dipimpin Abraham Samad itu karena beda pendapat dengan pimpinan KPK.
“Bahwa alasan saya mengundurkan diri dari KPK karena adanya penetapan tersangka tanpa ditemukan dua alat bukti,” kata Hendy yang pernah mengabdi di lembaga antirasuah pada periode Maret 2008 sampai September 2012.
Salah satu kuasa hukum Budi Gunawan, Maqdir Ismail pun penasaran. Dia meminta Hendy untuk menceritakan kasus apakah yang tidak ditemukan dua alat bukti namun tetap dilanjutkan untuk menetapkan tersangka.
Namun, belum juga Hendy menceritakan hal itu, kuasa hukum KPK Katarina Mulia Girsang‎ keberatan apabila Hendy membeberkan hal tersebut.
“Izin yang mulia, saksi telah berhenti dengan hormat dan wajib menjaga informasi. Kita tidak menghalangi berapapun saksi yang akan dihadirkan, tapi kita harus mengacu hukum acara. Kita ingin pengadilan ini objektif,” kata Katarina.
Maqdir pun terus mendesak agar Hendy menceritakan bagaimana orang ditetapkan sebagai tersangka meski belum dilakukan penyelidikan. Dan yang pada akhirnya menimbulkan pertengkaran antara Hendy dengan pimpinan KPK.
“Saya yang putuskan. Saya putuskan saudara tidak perlu ceritakan. Tidak perlu disebutkan,” ujar Hakim Sarpin Rizaldi.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Pakar: Besok, Jokowi Harus Keluarkan Keppres Pemberhentian BW

Jakarta, Aktual.co — Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis mengimbau Presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan Keppres untuk memberhentikan komisioner KPK Bambang Widjojanto terkait status tersangka dari kepolisian.
“Paling lama besok (keluarkan Keppres),” kata Margarito, kepada Aktual.co, Selasa (10/2).
Menurutnya, Hal tersebut sesuai dengan UU pasal 32 ayat 3 tentang pemberhentian komisioner KPK ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia.
Presiden diminta untuk tidak berlama-lama lagi dalam membuat keputusan terkait konflik KPK-Polri yang terjadi belakangan ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini dapat segera menyelesaikan konflik antara KPK dan Polri dalam waktu dekat.
“Saya tidak tersandera masa lalu, sehingga bisa memutuskannya,” kata Jokowi, di Manila, Filipina.
Diakui, penyelesaian masalah KPK-Polri memerlukan waktu lama karena berada di area politik dan hukum, sehingga kalau langsung diputuskan risikonya akan terlalu besar.
Diketahui, Jokowi sudah tiba di tanah air dini hari tadi, setelah lawatannya ke Malaysia, Brunei dan Filipina. Keputusan soal konflik KPK-Polri dikabarkan akan diputuskan dalam minggu ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Pertemuan G20 Bahas Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Global

Jakarta, Aktual.co — Pertemuan Kelompok 20 (G20) di Istanbul, Turki, berlanjut pada Selasa (10/2), ketika para menteri keuangan dan kepala bank sentral berusaha untuk menemukan cara guna mengatasi pertumbuhan ekonomi global yang lemah.
Pertemuan dua hari dimulai pada Senin (9/2) di bawah keketuaan Turki untuk pertama kalinya pada 2015. Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral bertugas mengkoordinasikan tindakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global.
Angka reformasi struktural tinggi pada agenda pertemuan meskipun para anggota G20 telah berjanji untuk bekerja pada sekitar 1.000 item reformasi.
Dalam pidatonya, Wakil Perdana Menteri Turki dan Menteri Keuangan Ali Babacan mengatakan bahwa ketika reformasi berkomitmen dilaksanakan, akan ada pertumbuhan dua persen dalam ekonomi global pada 2018.
Dua topik penting lainnya dalam agenda adalah investasi dan inklusivitas. Babacan menekankan bahwa negaranya akan memberikan penekanan khusus pada investasi infrastruktur dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan. Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh negara anggota G20. Turki juga mengundang Azerbaijan bersama dengan Malaysia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain