31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38935

Pertamina Jamin Harga Gas Melon Tidak Naik

Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) memastikan harga gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon tidak akan naik dalam waktu dekat ini.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, pada awalnya Pemerintah dihadapkan dengan dua pilihan, menaikan harga atau menambah subsidi. Namun pemerintah akhirnya memilih untuk menaikkan subsidi untuk gas melon tersebut menjadi Rp35 triliun di Rancangan Anggaran Pendapatan Negara Perubahan (RAPBNP) 2015.

“Tapi pemerintah kayaknya akhirnya memutuskan subsidinya ditambah dikit. Jadi angka kurang lebih Rp35 triliun,” kata Bambang saat ditemui di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/2).

Ia menambahkan, sebelumnya pemerintah berencana mengurangi subsidi untuk gas rumah tangga tersebut menjadi Rp28 triliun. Namun, pihaknya mengaku subsidi tersebut tidak mencukupi, mengingat konsumsi gas melon teus melonjak.

“Nah kami ajukan, kalau Rp28 triliun enggak cukuplah. Kan konsumsi naik juga. Makanya pilihannya harga naik atau subsidi ditambah,” imbuhnya.

Menurutnya, keputusan pemerintah itu juga dipengaruhi oleh faktor adanya ruang fiskal Pemerintah setelah melakukan penghematan subsidi BBM.

“Pemerintah memikirkan rakyat, kita sudah ada penghematan subsidi dari BBM. Makanya elpiji enggak kenapalah naik sedikit. Jadi tolong diberitakan belum ada penyesuaian harga elpiji 3 kg,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Massa Aksi Pendukung BG saat Sidang Praperadilan

Ribuan massa pendukung sidang praperadilan Komjen Pol Budi Gunawan melakukan aksi sambil membawa poster bertuliskan “KPK Pelaku Kriminalisasi” dan “KPK Jangan Intervensi Hakim” di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Senin (2/2/2015). Massa yang dari beberapa elemen organisasi meminta agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membebaskan status tersangka Komjen Pol Budi Gunawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. AKTUAL/MUNZIR

Polisi Cokok Pelajar Saat Berpesta Miras Oplosan

Jakarta, Aktual.co — Polsek Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencokok pelajar sekolah menengah pertama karena sedang pesta minuman keras bersama temannya, Sabtu (31/1).
“Ada laporan dari masyarakat kalau ada anak-anak (pelajar) yang nongkrong di (jalan) tengah sawah sedang minum-minuman keras, kemudian kami tindaklanjuti,” kata Kapolsek Bantul Kompol Fajar Pamuji saat dikonfirmasi terkait kasus itu di Bantul, Senin.
Menurut dia, dari 10 pelajar SMP yang diduga ikut pesta minuman keras, namun hanya satu pelajar yang berhasil ditangkap. “Waktu petugas Polsek Bantul mendatangi, mereka pada melarikan diri, namun satu anak berhasil ditangkap dan diamankan, karena dalam keadaan mabuk, kalau semuanya ada sepuluh anak,” katanya.
Menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan, remaja yang mengaku berinisial RK, 15 tahun, salah satu pelajar di SMP wilayah Pleret sedang mengadakan reuni dengan teman-temannya yang berjumlah sepuluh anak.
“Untuk yang lainnya (yang melarikan diri) kami tidak tahu, kemungkinan pelajar gabungan (tidak teman satu sekolah),” kata dia.
Menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan, pelajar tersebut diduga mengkonsumsi minuman keras oplosan, atau jenis ciu yang dicampur dengan sebuah minuman suplemen, adapun minuman keras itu dibeli di salah satu penjual di wilayah Kecamatan Sewon.
Dia mengatakan, karena pelaku minum minuman keras masih anak-anak, pihaknya tidak memproses hukum maupun menahan setelah petugas Polsek melakukan pemeriksaan.
“Dia masih anak-anak sehingga kami hubungi orang tuanya, dan memberikan pembinaan dan wajib apel. Kalau di Bantul kejadian ini (wilayah Polsek Bantul) baru kali ini, karena sebelumnya tidak ada laporan,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Pengamanan Sidang Praperadilan Komjen Pol Budi Gunawan

Dua anggota polisi dari kesatuan K9 saat berjaga menjelang sidang praperadilan Komjen Pol Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Senin, (2/2/2015). Pihak Kepolisian melakukan pengaman extra ketat untuk menjaga jalannya sidang dan aksi masa yang terjadi di depan pengadilan. AKTUAL/MUNZIR

Ahok Curiga Bus Sumbangan Tahir Terganjal Peraturan Kemenhub

Jakarta, Aktual.co —Meski akhirnya mematuhi Peraturan Pemerintah (PP) No 5 Tahun 2015 agar lima bus tingkat sumbangan pengusaha Tahir beroperasi di Jakarta, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku curiga ada mafia ‘bermain’. 
Dia menilai ada beberapa kejanggalan dengan peraturan tersebut yang menyebut berat bus harus berkisar 21 ton-24 ton agar bisa beroperasi.  Padahal, ujar dia, kalau mengikuti aturan itu jelas bus TransJakarta tidak bisa beroperasi, karena justru memiliki berat lebih dari itu. Nyatanya, busway tetap bisa beroperasi.
“TransJakarta yang articulatet juga ngelanggar PP loh. Karena gak boleh lebih dari 30 ton padahal itu lebih loh. Makanya lucu kan? Mana bisa orang memenuhi articulatet seperti itu sementara yang lebih ringan nggak boleh. Logika kamu gimana?” ucap Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (2/2).
Ahok mengaku bingung, bus mercedes Benz sumbangan Tahir yang bobotnya lebih ringan, yakni 18 ton, justru tidak boleh beroperasi.  “Alasannya nggak masuk. Itu yang saya bingung. Kecuali kamu bilang kalo nggak seimbang dia bisa oleng kena angin. Kalo kena angin oleng, dibawa terbang angin, Mercedes diketawain orang dong. Kalo diisi orang kan jadi berat. Itu aja yang saya protes,” ujar mantan Bupati Belitung Timur itu. 
Alasan lainnya, kata Ahok, bus Weichai asal Tiongkok malah bisa mendapat izin. 
“Saya bukan suudzon, saya merasa heran. Orang mau kasih barang. Yang kita tender merek nggak tau di Indonesia, Weichai diterima. Mercedes Benz dari kecil orang tau, masa mau bikin bus main-main sih?” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Aliansi Mahasiswa Papua: PT Freeport Dalang Kejahatan di Papua

Malang, Aktual.co — Perpanjangan kontrak PT Freeport oleh Pemerintahan Jokowi ternyata memantik reaksi dari sejumlah kalangan. Aliansi Mahasiswa Papua, hari ini, Senin (2/2) di depan Kantor Balai Kota Malang, menggelar aksi demo menuntut agar PT Freeport ditutup usahanya dari tanah Papua.

Yustus Yekusamon, juru bicara aksi mengatakan perpanjangan kontrak PT Freeport oleh pemerintah memperpanjang penderitaan rakyat Papua. Sebab, sejak awal berdiri, PT asal Amerika selalu berulah dengan menciptakan chaos.

“PT Freeport merupakan dalang kejahatan di Papua, kami kecewa dengan sikap Pemerintah yang memperpanjang kontrak,” kata Yustus saat ditemui disela aksi, kepada Aktual.co.

Ia menambahkan, selama PT Freeport berdiri, masyarakat Papua belum pernah mendapatkan sedikit pun kontribusi positif yang dirasakan langsung masyarakat.

“PT Freeport juga sudah memanipulasi sejarah warga Papua,” tegasnya.

Perpanjangan kontrak PT Freeport yang tidak melibatkan warga Papua, dianggap sebagai upaya pengebirian hak-hak demokratis warga, sebab, sebagian besar rakyat sudah muak dengan perusahaan asing yang mengeruk kekayaan alam Papua.

“Kami menuntut agar eksploitasi oleh semua perusahaan multi nasional corporation ditutup di tanah Papua,” tandasnya.

PT Freeport ditengarai telah melakukan intimidasi terhadap rakyat Papua dengan menggunakan senjata militer, dimana puluhan nyawa sudah melayang beberapa tahun terakhir

“Kami minta militer Indonesia ditarik baik yang organik maupun non organik,” pungkasnya

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain