31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39607

Marwan Peringati Kades agar tidak Tergoda

Jakarta, Aktual.co —Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar meminta kepada para kepala daerah agar tidak tergiur tawaran oknum yang mengaku dapat membantu dalam proses pencairan dana desa. Marwan mengatakan, untuk mencairkan dana desa, para kepala desa tidak memerlukan adanya perantara.

“Jadi, saya kembali mengingatkan kepada para Kades (Kepala Desa) untuk tidak tergoda dengan oknum-oknum yang mengaku bisa mencairkan dana desa,” ujar Marwan, Senin (12/1). Marwan mengatakan, dalam proses pencairan dana desa, para kepala desa hanya perlu menyusun rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMdes), dan rencana kerja pembangunan desa (RKPdes). Dua hal tersebut, kata Marwan, adalah syarat mutlak pencairan dana desa yang rencananya akan mulai dicairkan pada April 2015.

“Itu (RPJMDes dan RKPDes) yang harus ada, nggak usah tergoda dengan janji-janji oknum, yang terpenting RPJMDes dan RKPDes ada kita pasti cairkan. Nanti April kita cairkan, nggak usah khawatir nggak dapat,” kata Marwan. Marwan menambahkan, jika nantinya ada kepala desa yang mengalami penipuan oleh oknum yang mengaku bisa mencairkan dana desa, dia meminta agar kepala desa tersebut segera melapor ke Call Centre Kementerian Desa, pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi di nomor 1500040.

Ini Prioritas Komisi XI DPR RI Awal Tahun Ini

Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi XI DPR RI, Fadel Muhammad mengatakan setidaknya ada tiga prioritas kerja yang akan dilakukan oleh komisinya pada tahun 2015 dalam pembuakaan masa sidang ke II DPR RI.
Pertama itu, ikhwal pembahasan APBNP yang mendesak harus segera diselesaikan.
“Sehingga kita akan bicarkan dengan menteri keuangan, saya barusan menghubungi menkeu untuk mengatur waktu besok bertemu dengan beliau untuk menyelesaikan masalah itu,” ucap Fadel kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (12/1).
Kedua, sambung politisi Golkar itu, komisinya ingin juga segera menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kebijakan makro melalui bank Indonesia (BI) dan mikro dari sudut pandang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Mana saja yang ingin kita perbaiki undang-undang yang ada, untuk itu kita sudah atur untuk bertemu dengan BI insyallah pada hari Rabu (14/1), dan Senin malam ini dengan OJK,” ujar dia.
Pun demikian, disisi lain, Fadel menyayangkan belum adanya kepastian  bertemunya kesepakatan antara Komisi XI dengan pihak Bappenas. Padahal, unsur Bappenas ini sangat penting dalam mengatur anggaran.
“Penyelesaian berhubungan dengan perencanaan nasional, Bappenas. Nah ini yang belum ada kepastian mengatur agenda dengan mereka, padahal Bappenas ini sangat penting untuk mengatur semua anggaran yang ada berhubungan dengan baik APBNP maupun anggaran 2015 ke depan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Ahok dan Djarot Hadiri Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubenur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menghadiri sidang Paripurna DPRD DKI di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (12/1/2015). Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta beragendakan penyampaian rancangan peraturan daerah mengenai Anggaran Pendapatan dan Belajan Daerah (APBD) DKI tahun anggaran 2015. AKTUAL/MUNZIR

Tak Punya Uang Urus Skripsi, Mahasiswa di Semarang Nekat Curi Laptop

Semarang, Aktual.co — Asef Puspa Hariyadi (22)dan Muhammad Son Asyaddidin (22), dua mahasiswa Universitas Walisongo Semarang yang ditangkap petugas Polsek Ngaliyan Rabu (7/1), mengaku nekat mencuri laptop lantaran tidak memiliki uang untuk mengurus keperluan Skripsi.
Dua mahasiswa semester sembilan di Fakultas Syariah tersebut memang tengah menempuh skripsi di kuliah jurusan Hukum Islam dan Ekonomi Islam yang sedang mereka jalani. Keduanya pun memilik Indeks Prestasi Komulatif (IPK) di atas 3.
Salah seorang pelaku, Asef mengatakan awalnya nekad mencuri karena memang ingin memiliki uang jajan lebih secara kilat. Dia bahkan mengaku, uang hasil curian juga digunakan untuk mentraktir teman-teman satu kos yang tidak lain merupakan korbannya.
“Dia kan tidak tau kalau saya yang mencuri laptopnya. Kalau ditanya nraktir dalam rangka apa, ya saya hanya bilang punya rejeki lebih, ” tuturnya di Polsek Ngaliyan, Senin (12/1).
Keduanya sebelum ditangkap sempat mengaku berhenti mencuri, namun karena bingung mencari uang guna mengurus keperluan skripsi, mereka memutuskan kembali mencuri.
“Rencana, mencuri yang terakhir mau buat bayar konsultasi skripsi, tapi udah keburu ditangkap, ” imbuhnya.
Kini keduanya tertunduk lesu memikirkan pertanggungjawaban perbuatannya. Selain terancam dikeluarkan oleh pihak kampus, keduanya juga harus berurusan dengan hukum dan dijerat  pasal 363 KUHP dengan ancaman  hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Artikel ini ditulis oleh:

Persembunyian Eddy Tansil Tercium?

Jakarta, Aktual.co —Hari ini, perwakilan kepolisian internasional Macau  mengunjungi Jaksa Agung , Prasetyo untuk membahas pengejaran buron yang menjadi target Kejaksaan Agung di Macau. “Kita akan memberikan dukungan kepada pemerintah Indonesia dalam mengatasi persoalan yang menyangkut masalah ini (buron),” ucap Honorary Liaison Secretary of International Police Association Macau‎, Wilson Wong, Senin, (12/1).

Salah satu buron incaran Kejagung yang diduga berada di Macau adalah Eddy Tansil. ‎Eddy Tansil merupakan pembobol Bank Bapindo. Nyaris dua dekade ini buron kelas kakap itu belum terlihat batang hidungnya. Eddy Tansil terbukti menggelapkan kredit US$ 565 juta atau sekitar Rp 7,1 triliun dari Bank Bapindo.

Penggelapan ini dilakukan lewat perusahaan Golden Key Group miliknya. Atas kejahatan itu, Eddy dihukum pidana penjara 20 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Wakil Jaksa Agung Andhi Nirwanto pernah mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan sejumlah negara untuk mencari Eddy Tansil. Namun hingga kini belum ada titik terang soal posisi Eddy.

Wilson menyatakan pihaknya belum mengetahui lokasi persis Eddy. Namun Wilson menjanjikan bantuan begitu jejak Eddy terendus. “Saat ini untuk data tepatnya saya belum tahu. Tapi nanti kita akan lakukan penelusuran dan kita akan terus intensif dan terus melakukan komunikasi secara resmi antara perwakilan Indonesia di Hong Kong,” kata Wilson.

Sementara itu, perwakilan Kejaksaan Agung di Macau, Reda Mantofani, mengatakan pertemuan antara kepolisian Makau dan Jaksa Agung Prasetyo hanya bertujuan membahas kerja sama secara umum. Tujuannya adalah detail kasus bisa ditangani bersama oleh Kejagung dan pihak berwenang di Makau.

“Kita sudah ada komunikasi dengan Tiongkok dan Hong Kong. Mereka (Macau dan Hong Kong), walaupun di bawah negara Cina, punya otoritas sendiri. Dengan ini, sudah enak kita kalalau mau ada keperluan apa-apa, termasuk kasus Transjakarta,” ujar Reda.

Rumit, Penilaian K-13 Dikhawatirkan Mengurangi Interaksi Guru dengan Murid

Yogyakarta, Aktual.co — Rumitnya sistim penilaian dalam Kurikulum 2013 (K-13) diakui menjadi kendala utama bagi mayoritas guru saat ini. 
Hal itu dikhawatirkan akan membuat guru sibuk dengan urusan menilai siswanya sehingga lupa dengan kewajibanya sebagai pendidik.
Pendidik sekaligus Wakasek Kurikulum SMP N 2 Yogyakarta, Chairul Arifin, menyebut saat ini banyak guru-guru yang langsung membuka leptop dan berkutat membuat laporan penilaian siswa pada saat jam istirahat. Hal itu terjadi karena rumit serta banyaknya pekerjaan penilaian yang harus mereka lakukan.
Padahal, saat jam istirahat sebenarnya merupakan kesempatan bagi guru untuk membangun interaksi informal dan kedekatan dalam rangka mentransfer pendidikan karakter atau nilai-nilai positif secara langsung dengan para siswa.
“Saya khawatir guru hanya akan menjadi asesor saja, tapi lupa dengan tugasnya sebagai guru untuk mendidik atau membentuk karakter dengan mengajarkan nilai-nilai postitif kepada siswa,” katanya Senin (12/01).
Dia menambahkan, setidaknya satu orang guru harus menilai puluhan siswa untuk sebanyak 19 karakter penilaian. Padahal untuk merumuskan satu karakter penilaian itu terdapat lima indikator dengan 4 metode penilaian. Hal ini membuat banyak guru menjadi kerepotan.
“Padahal penanaman karakter itu sangat penting, dan harus dibangun dengan interaksi-interaksi yang intens antara murid dan guru. Tak seperti transfer pengetahuan/ilmu yang lebih bisa dilakukan secara lebih mudah dengan pembelajaran di kelas,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain