28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39824

Disebut Separatis, Adian Napitupulu Protes

Jakarta, Aktual.co — Walau belum melihat isi film “Di Balik 98”, namun mantan aktivis gerakan 98 yang kini menjadi anggota DPR RI, Adian Napitupulu, memprotes secara terbuka film karya Lukman Sardi yang rencananya akan dilepas ke publik pada 15 Januari itu. Selaku bagian dari sejarah 98, Adian merasa tersinggung.

“Dari membaca berbagai pemberitaan media, saya perlu menyampaikan protes terbuka atas penggunaan istilah yang salah kaprah. Entah sengaja atau tidak, tapi jelas istilah itu bermakna mendiskreditkan Gerakan 98 dan semua yang terlibat di dalamnya,” kata Adian, dalam rilisnya (Senin, 5/1).

Adian menangkap, dalam berbagai pemberitaan terkait film “Di Balik 98” ada kalimat menyebutkan bahwa “…..Gerakan gabungan mahasiswa seluruh Indonesia yang separatis…”. “Saya tidak mengerti apakah sutradara atau produser atau siapapun yang menyatakan hal itu mengerti arti kata separatis atau tidak. Yang jelas penyamaan gerakan 98 dengan gerakan separatis tentu menujukkan mereka yang bicara tidak mengerti arti kata separatis atau memang sengaja menggiring opini, memutarbalikan fakta bahwa gerakan 98 adalah gerakan untuk memisahkan diri dari NKRI,” jelas Adian.

Menurut politisi PDI Perjuangan ini, penggunaan istilah “separatis” sama saja membunuh berkali-kali mereka yang telah gugur di kampus Trisakti, jembatan Semanggi, kota Yogyakarta, Solo, Palembang, Lampung dan kota-kota lain yang bergolak di tragedi 98.

“Sama saja dengan kembali berulang-ulang memukuli kepala kami dengan rotan, berulang-ulang menembaki kami hingga hari ini. Gerakan 98 bukanlah gerakan separatis tetapi gerakan sosial rakyat dengan kepeloporan mahasiswa yang menuntut perubahan yang lebih baik. Turunnya Soeharto merupakan salah satu tahap penting untuk membuka jalan perubahan,” kata dia.

Adian meminta pihak-pihak yang terkait dengan proses produksi menjelaskan secara terbuka maksud dari penggunaan istilah “separatis”. Jika memang salah, sebaiknya segera minta maaf pada semua pelaku sejarah 98 serta sanak keluarga mereka yang gugur. “Tapi bila memang merasa diri benar dalam menggunakan istilah itu, maka baiknya kita berdebat secara terbuka di hadapan rakyat untuk mempertanggungjawabkan penggunaan istilah tersebut,” tegasnya.

Sebelumnya, Adian juga menyebarkan rumor bahwa film yang berisi kisah cinta dan kisa kehilangan keluarga di balik tragedi 98 ini didanai mantan Panglima ABRI, Jenderal (Purn) Wiranto. Rumor ini sudah dibantah oleh Lukman Sardi sendiri di berbagai media massa.

Timbul Flek & Lingkaran Hitam di Area Sekitar Mata? Ini Solusi Alami Menguranginya

Jakarta, Aktual.co — Lingkaran hitam di area sekitar mata bisa menjadi penyebab dari kurangnya istirahat. Lingkaran hitam tidak hanya membuat Anda terlihat lelah, tetapi juga membuat Anda tampak lebih tua dari usia Anda.

Disini kami akan memberikan solusi alami untuk mencegah serta mengurangi lingkaran hitam tersebut. Yakni, dengan memakai masker dalam mengurangi lingkaran hitam tersebut, demikian dilansir dari Thehealthsite, Senin (5/12)

Tomat dan lemon
Menjadikan kulit Anda lebih cerah, tomat akan membantu menyegarkan kulit dari area sekitar mata. Selain itu, lemon memiliki sifat pelembab untuk menghaluskan kulit menjadi mulus dan mengecilkan pembuluh darah dan retensi cairan di bawah mata.

Caranya, buatlah jus tomat, lalu taruhlah dalam mangkuk. Dan, juga campurkan perasan jeruk nipis ke dalamnya dan aduk merata.

Kunyit dan nanas
Sifat anti-inflamasi dan antioksidan dalam kunyit sangat efektif dalam mengobati lingkaran hitam. Jus nanas merupakan toner kulit biasa juga dapat memberikan efek yang sangat menenangkan mata Anda.

Solusinya, masukkan dua sendok teh bubuk kunyit dalam mangkuk dan tambahkan tiga sendok teh jus nanas, aduk hingga berbentuk pasta. Lalu, oleskan di bawah mata Anda.

Kentang, minyak zaitun dan madu
Kentang memiliki sifat pemutihan alami yang dapat membantu meringankan lingkaran hitam. Minyak zaitun akan membantu meningkatkan sirkulasi dan mengencangkan kulit di sekitar wilayah mata. Madu membantu dalam hal gizi dan melembabkan daerah yang terkena lingkaran hitam.

Kiatnya, kupas kentang berukuran sedang dan parut hingga halus. Kemudian, tambahkan satu sendok makan madu dengan kentang yang sudah diparutkan, juga tambahkan satu sendok makan minyak zaitun ke dalam campuran kedua bahan tadi. Oleskan pada bawah mata Anda selama setengah jam, lalu bilas dengan air hangat.

Mentimun dan lemon
Mentimun memiliki sifat ‘astringent’ yang menyegarkan serta menenangkan pada mata Anda yang lelah. Hal ini juga dapat mengurangi peradangan di bawah mata Anda dan meningkatkan corak di area mata Anda.

Tipsnya, parut setengah mentimun, lalu buatlah hingga menjadi jus dan tarulah dalam pendingin selam satu jam. Setelah itu, sediakan setengah lemon dan tuangkan jus timun yang sudah didinginkan sebelumnya. Anda bisa menggunakan kapas untuk menerapkannya pada mata Anda.

Mint dan madu
Daun mint memiliki sifat pendinginan yang dapat membantu menyegarkan mata lelah. Disamping itu, mint juga membantu sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat mengurangi lingkaran hitam di sekitar wilayah mata Anda.

Caranya, hancurkan beberapa daun mint dan tambahkan satu sendok makan madu.

Artikel ini ditulis oleh:

Setetes Kearifan Lokal Kepemimpinan Jawa

Jakarta, Aktual.co — Kepemimpinan di negeri ini belum menemukan bentuk yang tepat. Jika berbagai negara lain telah percaya diri menggunakan konsep-konsep kepemimpinan lokal sebagai jati diri mereka, sebaliknya di Indonesia masih terjadi tarik ulur antara konsep lokal maupun konsep dari luar. 
Walau hingga saat ini tarik ulur tadi cenderung dimenangkan oleh konsep dari luar, tapi itu bukan berarti ada sikap antipati terhadap luar negeri. Yang berlangsung justru kita wajib bersikap selektif terhadap pengaruh-pengaruh yang masuk. Pengaruh dari luar yang baik diterima, tetapi pengaruh yang buruk dibuang.
Konsep kepemimpinan sesuai nilai budaya Jawa selama ini lebih banyak dilihat dari sisi negatif. Seperti pada sisi konflik saat pergantian pimpinan atau peralihan kekuasaan, sisi budaya feodalis, sisi menyerang kedaulatan negara lain. dan sebagainya. Padahal aspek kepemimpinan Jawa bukan hanya itu, banyak nilai baik dalam berbagai sisi aspeknya. Nilai-nilai kepemimpinan Jawa yang baik biasanya tertulis dalam prasasti, gulungan lontar, serat-serat kuno. Bahkan, tidak jarang juga berupa cerita turun-temurun secara lisan. 
Melirik konsep kepemimpinan jawa, bukan berarti kita kembali kepada masa lalu atau membangkitkan romantisme. Melainkan untuk memanfaatkan masa lalu sebagai cermin, guru, dan pelajaran dalam  menatap masa depan negeri ini.
Konsep kepemimpinan Jawa memiliki makna filosofis tinggi. Kendati konsep-konsep itu belum bisa dinyatakan bersifat ilmiah, tetapi nilai yang terkandung tidak kalah dengan konsep kepemimpinan dari luar negeri. Terbukti dengan konsep itu, Nusantara mencapai era kejayaan semasa Sriwijaya dan Majapahit. Bahkan sebaliknya dengan konsep luar negeri, Indonesia pun hingga saat ini belum kunjung mampu menyamai kejayaan leluhurnya. 
Konsep-konsep ini yang sering juga disebut-sebut sebagai salah satu bentuk kearifan lokal. Salah satu konsep dalam kepemimpinan Jawa secara tersirat termaktub dalam macapat Kinanthi. Yaitu, nalika nira ing dalu, wong agung mangsah semedi, sirep kang bala wanara, sadaya wus sami guling, nadyan Ari Sudarsana, wus dangu nggenira guling. Atau jika dialih-bahasakan kurang lebih berarti, ketika dia di malam hari, Orang Besar berangkat bersemedi, tidur seluruh tentara kera, semua telah tertidur dengan pulas, termasuk adinya sendiri, sudah lama tertidur pulas. 
Meski macapat tadi hanya terdiri dari enam baris ringkas, namun bila diuraikan akan memakan banyak waktu dan tempat. Macapat itu mengajarkan asas-asas kepemimpinan ideal bagi bangsa ini. Yaitu agar lebih mementingkan urusan bangsa daripada mengedepankan kepentingan pribadi, keluarga, maupun kelompok. 
Hal ini bisa ditilik di level paling rendah dalam pemerintahan negara yaitu kepemimpinan kepala desa. UU No 6 tahun 2014 tentang Desa, menempatkan kepala desa bukan sebagai kepanjangan tangan pemerintah, tetapi sebagai pemimpin masyarakat. Lagi pula sesuai tradisi i proses pemilihannya, kepala desa sejak lama lazim dipilih langsung oleh masyarakat desa setempat seperti kelaziman dalam pemilihan umum (pemilu).
Sehingga kebijakan dan program yang ditempuh kepala desa pun harus sesuai kebutuhan masyarakat. Bukan program-program top-down dari pemerintah supra desa yang selama ini dijejalkan ke desa. 
Proses ini tentu berbeda dengan kelurahan yang merupakan kepanjangan tangan pemerintah, karena proses pengangkatan lurah ditunjuk langsung oleh pemerintah supra desa.
Legitimasi merupakan dimensi terpenting dalam kepemimpinan kepala desa. Legitimasi itu mencakup keabsahan, kepercayaan dan hak berkuasa sehingga diakui masyarakat desanya. 
Dalam kehidupan masyarakat, kepala desa itu bisa menjabat karena mendapatkan ‘pulung’ (cahaya dari langit) yang diterima malam sebelum pemilihan. Namun jika dianalisis lebih dalam, sebenarnya makna pulung itu bisa disebut sebagai legitimasi dari masyarakat. Apalagi selama ini sebagian masyarakat menganggap seseorang bisa menjadi pemimpin berkat adanya sesuatu yang bersifat mistis, atau garis keturunan, maupun modal besar.
Tetapi legitimasi itu bukan berasal dari langit atau garis keturunan. Begitupun ‘pulung’ karena hampir tak ada warga desa yang mampu melihat pulung pada malam sebelum pemilihan. Pulung itu ramai dibicarakan setelah pemilihan berakhir dan diketahui hasilnya, sehingga bisa dianggap lebih sebagai dongeng indah dalih pembenaran semata. 
Selama ini pun, masyarakat desa telah terbiasa menilai legitimasi berdasarkan dimensi moralitas dan kinerja. Tanpa mengabaikan moralitas, yang ditekankan bahwa prosedur yang demokratis itulah yang merupakan sumber legitimasi (Cohen, 1997). 
Sehingga calon kepala desa yang menyebarkan isu garis keturunan pun belum tentu menang dalam pemilihan. Sekarang masyarakat desa telah berpikir dewasa dalam demokrasi. Mereka lebih cenderung memilih calon yang memiliki moralitas baik dan kinerja yang baik. Alhasil belum tentu calon yang memiliki garis keturunan ‘ningrat’ itu memiliki moralitas yang baik maupun kinerja yang baik. 
Sehingga, sifat, gerak-gerik, perbuatan setiap hari, kinerja selama menjabat maupun di tempat berkarier sebelumnya akan diperhatikan masyarakat dengan seksama. Masyarakat desa itu sensitif dan titen (mudah mengingat), mereka terlihat taat, patuh, mengikuti perintah pemimpin, namun ketika pemimpin itu berbuat salah maka otomatis masyarakat tidak percaya lagi kepadanya. 
Kinanthi dari macapat tadi memiliki nilai korelasi tentang moralitas dan kinerja kepala desa. Dalam macapat ini digambarkan, pada malam hari, pemimpin tidak bisa tertidur pulas. Dia bangun dari tidurnya untuk bersemedi/beribadah kepada Tuhan. Ketika seluruh tentara/warganya tertidur pulas, hanya kepala desa sendiri yang terjaga dari tidurnya. Bahkan adiknya atau keluarganya pun telah terlelap. 
Jika dijabarkan, ada nilai-nilai kepemimpinan baik yang bisa diambil dari macapat di atas. Karena itu baris demi baris dari macapat di atas, laik dikupas untuk menemukan saripati nilai positif kepemimpinan yang ada. 
Nalika nira ing dalu, Wong Agung mangsah semedi atau jika diterjemahkan secara bebas menjadi ‘ketika dia di malam hari, pemimpin berangkat bersemedi’. Pemimpin yang baik adalah yang memiliki dasar spiritual kuat. Tentu tanpa menyampingkan kemampuan yang bersifat keduniawian seperti tata pemerintahan, manajemen, kepemimpinan dan sebagainya. 
Dasar spiritual dari kepemimpinan yang kuat, niscaya tahu dan mampu memilah mana itu kebaikan dan mana kebatilan. Sehingga pemimpin mampu memproteksi segala godaan baik yang datang dari luar maupun kemauan-kemauan yang menyesatkan. Dengan catatan bahwa kemampuan spiritual yang dimaksudkan di sini jangan ditafsirkan sebatas mereka yang lulusan sekolah berbau keagamaan. Tetapi, mereka yang telah menjiwai nilai-nilai agama tersebut.  
Contoh ini pernah dilakukan oleh Hasan al Basri, Ulama Besar Tabi’in dalam mengatasi kebobrokan zaman kepemimpinan Yazid di zaman Bani Umayyah. Cara ini terbukti berhasil, daripada mengangkat senjata seperti yang dilakukan beberapa orang zaman itu.
Jika kita membahas dari sisi perilaku, ada beberapa hal yang menarik untuk kita bahas dari baris itu. Dia pemimpin yang baik, karena rela bangun tengah malam dan bersemedi atau berdoa. Selain berdoa untuk dirinya dan keluarganya, tentu dia juga mendoakan segenap rakyat dan negerinya. 
Inilah yang terasa jarang untuk negeri kita, mereka lebih suka tidur dengan pulas, di tempat mewah ditemani fasilitas yang memadai. Di sisi lain, bahwa mereka yang bangun tengah malam itu bukan hanya untuk bersemedi atau berdoa saja melainkan melakukan aktivitas lainnya. 
Kita buka kembali sejarah zaman Umar bin Khattab RA yang berjalan mengelilingi negeri di tengah malam, hanya untuk mengetahui keadaan rakyatnya secara lagsung. 
Ataupun kenangan seorang kepala desa, zaman dulu, yang rela kehujanan hanya berbekal memakai caping (topi anyaman besar), senter, dan kentongan. Dia sendiri berkeliling desa untuk mencek tanggul sungai dan memperingatkan warga agar hati-hati jika banjir datang. Namun sayang, kepala desa yang amanah itu menjadi korban politik tahun 1965. 
Dewasa ini, model seperti ini diadopsi oleh seorang pemimpin yang mulai meniti karier politik dari Walikota sampai Presiden dengan cara blusukannya.
Sirep kang bala wanara, sadaya wus sami guling atau jika diterjemahkan secara bebas menjadi ‘tidur semua pasukan kera, semua telah tertidur dengan pulasnya’. Secara makna, baris itu masih berkaitan dengan baris diatas. 
Sebelum lebih jauh membahas maknanya, perlu diketahui bahwa kinanthi di atas menceritakan tentang kehidupan Raja Rama pada zaman Ramayana. Raja Rama sendiri merupakan ‘titisan’ dari Dewa Wisnu yang diutus ke bumi untuk mengalahkan angkara murka. Dalam kisah ini digambarkan dengan melawan Rahwana dari Alengka, yang menjadi pemicunya karena Rahwana mencuri Sinta, istri Rama. 
Pencurian itu bukan satu-satunya sebab, melainkan hanya sebagai pemicu saja dalam peperangan itu. Karena pada zaman itu, Rahwana menjadi simbol atas angkara murka. Selain Raja Rama sakti mandraguna, dia juga dibantu oleh para tentaranya yang mayoritas berupa kera.
‘Sirep kang bala wanara, sadaya wus sami guling’ menggambarkan bahwa kepala desa tersebut wajib turun ke bawah. Pemimpin tersebut rela malam hari menyusuri gang-gang sempit, lereng-lereng bukit ataupun tempat angker hanya untuk secara langsung mengetahui keadaan atau realita di lapangan dari rakyatnya. Daripada hanya sekedar menerima laporan-laporan manis ‘ABS’ (asal bapak senang) dari perangkatnya. 
Kepala desa yang memilik cakupan wilayah relatif sempit, alangkah baiknya terjun sendiri dan sering mengunjungi masyarakatnya. Terlebih di saat masyarakat tersebut ‘tertidur lelap’ atau tidak menyangka atas kunjungan dari kepala desa. Sehingga kepala desa akan mengetahui kondisi secara langsung dan murni tanpa rekayasa atas keadaan masyarakat. Di sana pula, kepala desa akan mendapatkan banyak pengalaman, masukan, kritik, saran, dan ilmu setelah melihat masyarakat dan keadaan wilayahnya, sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakannya.
Nadyan Ari Sudarsana, wus dangu nggenira guling mencerminkan adanya pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan desa. Terjemah dari baris macapat di atas kurang lebihnya menuturkan tentang Sang Adik dari Rama, yaitu Laksmana. 
Laksmana adalah kesatriya luhur yang mempunyai jiwa spritual dan kemampuan ketangkasan ilmu yang tinggi. Sayangnya, selama hidupnya dia tidak menikah, walaupun dia tersebut termasuk kesatriya yang tampan. Antara Rama dengan Laksmana merupakan dua sepasang saudara yang tidak bisa dipisahkan. Ibarat dua sisi mata uang logam, di situ ada Rama maka di situ pula ada Laksmana.
Dalam macapat itu, Rama melakukan ibadah sendirian tanpa ditemani Laksmana. Padahal antara Rama dengan Laksmana merupakan merupakan ‘dua sisi uang logam’ yang tak terpisahkan. Namun, Rama sadar bahwa tugas kenegaraan merupakan tanggungjawabnya pribadi, sehingga jangan sampai melibatkan keluarga. 
Melibatkan keluarga di sini bisa dimaknai sebagai melibatkan keluarga dalam arti ikut menyusahkan, bahkan menyeret keluarga ke dalam lingkaran kekuasaan. Atau melibatkan bisa pula dimaknai dengan mencampur-adukkan antara kepentingan negara dengan kepentingan keluarga maupun kelompok. 
Adanya cara-cara KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), pilih kasih dalam hak dan kewajiban, tebang pilih dalam hukum dan sebagainya. Praktek-praktek kotor inilah yang selama ini sering menghantui negeri ini. 
Ada cerita dari Tanah Arab, semasa Umar bin Abdul Azis, Khalifah dari Umayyah yang pernah mematikan pelita di ruang kerjanya ketika anaknya masuk ke dalam ruangan. Setelah anaknya ke luar, barulah Umar menyalakan kembali pelita itu. Saat anaknya bertanya mengapa pelita itu dipadamakan, Umar pun menjawab bahwa pelita dan minyaknya dibeli dari uang rakyat. Sehingga, Umar terpaksa mematikan pada waktu anaknya masuk. Karena Umar tahu yang akan dibicarakan anaknya itu masalah keluarga, bukan ihwal yang berkaitan dengan negara.
Terdapat dua nilai luhur dalam kinanthi di atas, yang memiliki korelasi dengan kepemimpinan kepala desa. 
Pertama, kepala desa itu harus memiliki jiwa spiritual yang tinggi dan kemampuan keilmuwan yang bersifat keduniawian. Bangun tengah malam, mendoakan untuk kesejahteraan dan keadilan rakyatnya sampai rela terjun ke lapangan untuk mengetahui kondisi rakyat yang sebenarnya. 
Kedua, kepala desa harus pandai memilahkan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan desa. Jika kedua kepentingan terjadi campur-aduk, maka KKN yang akan terjadi. Padahal kepentingan desa melebihi atas kepentingan lainnya. Ibaratnya, kepala desa itu rela menjadi orang yang makan terakhir sebelum seluruh warganya makan dengan kenyang, bukan sebaliknya.
Minardi(Pemerhati Desa, alumni Ilmu Pemerintahan, STPMD “APMD” Yogyakarta)

Artikel ini ditulis oleh:

Serikat Migas Desak Daniel Purba Jelaskan Tudingan Miring Masa Lalunya

Jakarta, Aktual.co — Langkah PT Pertamina (Persero) yang telah menunjuk salah satu anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Daniel Purba sebagai Vice Presiden Integrated Supply Chain (ISC) menggantikan Tafkir Husni terus menuai kritikan dari sejumlah kalangan. Bahkan tidak sedikit yang menyatakan hal itu semakin menguatkan dan membuktikan secara sahih bahwa semua rekomendasi ini dirancang untuk kepentingan Soemarno Cs.

Menanggapi hal itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI), Faisal Yusra mengatakan bahwa Daniel Purba harus menjelaskan segala tudingan miring tersebut dengan kinerjanya.

“Memang di masa lalu dia adalah bagian dari AS di Petral. Kita perlu lihat apakah dia memiliki terobosan untuk perbaikan, karena perbaikan telah dilakukan teman-teman Petral sejak dia keluar dari sana (Petral),” kata Faisal kepada Aktual.co melalui pesan singkatnya, Jakarta, Senin (5/1).

Ia mengklaim, cengkeraman Ari Soemarno connection tentu tidak mudah karena akan berhadapan dengan Organisasi Pekerja FSPPb atau KSPMI yang selalu membela Pertamina. Soal pengalihan tugas Petral ke ISC itu tergantung disain dan kebijakan Direksi. Kegiatan Petral selama ini juga berdasarkan kebijakan direksi dan tidak ada yang mereka (Petral) langgar.  

“Hanya saja satu yang perlu diingat, bahwa Petral mampu mendapatkan kepercayaan Bank Besar di dunia sehingga dapat membantu Korporat pada saat kebutuhan Dollar yang meningkat. Selama ini porsi Bank Lokal untuk penyediaan dana dollar sangat terbatas dan minim. Kalau akifitasnya dikurangi dan Bank Besar di Dunia menganggap Petral tidak penting lagi, maka bersiaplah negeri ini kekurangan BBM karena impor terkendala,” imbuhnya.

“Jadi jangan hancurkan sistem yang sudah bagus. Perbaiki dan pengawasan saja yang perlu ditingkatkan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Anaknya Jadi Komisaris Telkomsel, Hendropriyono: Saya Tidak Ikut Campur

Jakarta, Aktual.co — Masuknya Diaz anak Hendropriyono, anak mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono dalam jajaran komisaris PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), diakui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, salah satu di antaranya adalah andil dari Presiden Joko Widodo. Namun, Hendropriyono membantah jika penunjukan Diaz merupakan balas jasa Jokowi karena telah membantunya saat pemilihan presiden (Pilpres) 2014 lalu.

“Saya tidak tahu dan saya juga tidak ikut campur. Jika dia memiliki kemampuan, pendidikannya cukup, saya kira tidak apa-apa,” ujar Mantan penasehat Tim Transisi Jokowi-Kalla, Hendropriyono di Komplek Istana Negara, Jakarta, Senin (5/1).

Lebih lanjut dikatakan jika dirinya tidak mengintervensi Presiden Joko Widodo dalam mengambil keputusan, meskipun penunjukkan anaknya sebagai komisaris merupakan wewenang dari presiden.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, dalam penunjukan direksi dan komisaris BUMN, peran pemerintah pasti tidak bisa dikesampingkan. Menurutnya, ini demi keselarasan.  

“Ada memang campur tangan pemerintah. Melibatkan eselon satu dan dua dari kementerian teknis. Ada beberapa hal yang kita tidak bisa lepas,” ucapnya.

Terbetik berita kalangan internal pemegang saham PT Telekomunikasi Seluler atau Telkomsel, sempat mempertanyakan kapasitas Diaz di bisnis sektor telekomunikasi. Namun tidak jelas pemegang saham mana yang menyoal penunjukan itu. Saham Telkomsel dipegang PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan Singapore Telecomunications Ltd.

“Ya jelas mempertanyakan kemampuannya di bidang telekomunikasi,” ujar sumber internal Telkomsel, yang juga menyoal ketiadaan rekam jejak Diaz di bidang telekomunikasi.  

“Kita tidak tahu pengalamannya selama ini,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Dua Kubu PPP Peringati Harlah di Tempat Berbeda

Jakarta, Aktual.co — Peringatan Hari Ulang Tahun (Harlah) ke-42 Partai Persatuan Pembangunan pada 5 Januari 2015 dilakukan secara terpisah oleh kedua kubu, yaitu kepengurusan hasil Muktamar Surabaya dan Muktamar Jakarta.
Berdasarkan informasi menyebutkan kepengurusan PPP hasil Muktamar Surabaya yang dipimpin Romahurmuziy akan mengadakan tasyakuran Harlah ke-42 PPP pada Senin (5/1) pukul 19.00-22.00 WIB.
Tasyakuran itu bertempat di Gedung Joang 45, Cikini, Jakarta Pusat, dan Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy diinfokan akan datang.
Sementara itu, syukuran Harlah PPP juga dilakukan kubu Djan Faridz atau PPP hasil Muktamar Jakarta, yang dilaksanakan pada Senin (5/1) pukul 19.00 hingga selesai di Ruang Idham Khalid, Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro 60 Menteng Jakarta Pusat.
Sebelumnya PPP kubu Djan Faridz memberikan informasi bahwa syukuran Harlah PPP akan dilaksanakan pada Senin (5/1) pukul 15.00 WIB, namun diundur menjadi pukul 19.00 WIB.
PPP kubu Djan Faridz juga akan mengadakan konferensi pers sebelum pelaksanaan syukuran tersebut, yaitu pukul 17.00 WIB.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain