31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40074

Umat Hindu Dharma di Bali Rayakan hari Kuningan

Jakarta, Aktual.co — Umat Hindu Dharma di Bali, Sabtu (27/12), merayakan Hari Suci Kuningan, serangkaian Hari Raya Galungan yang bermakna memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).

Pada hari raya yang jatuh sepuluh hari setelah hari Galungan, umat Hindu menghaturkan sesaji (sesajen) di pura, tempat suci umat Hindu maupun di merajan, tempat suci milik masing-masing keluarga.

Umat Hindu di kota Denpasar dan sekitarnya setelah melakukan persembahyangan di tempat suci keluarga melakukan kegiatan yang sama di Pura Jagatnatha di jantung Kota Denpasar.

Seusai melakukan persembahyangan di Pura Jagatnatha mereka juga melakukan hal yang sama ke Pura Sakenan, Kelurahan Serangan, 12 kilometer arah selatan kota Denpasar.

Mengenakan busana adat Bali, umat berduyun-duyun ke Pura Sakenan, tempat suci yang sebelumnya terpisah dengan daratan Pulau Dewata, sehingga umat Hindu yang bersembahyang ke sana sebelum tahun 2000, harus menggunakan jasa perahu motor atau jukung.

Namun sekarang lokasi tersebut menyatu dengan daratan Pulau Bali, berkat adanya pengerukan dan perluasan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan swasta nasional, sehingga daerah itu kini menyatu dengan daratan Bali.

Masyarakat kini dengan mudah dapat menjangkau lokasi pura dengan kendaraan bermotor. Hari Raya Kuningan yang jatuh bertepatan dengan upacara besar (piodalan) di Pura Sakenan. Persembahyangan berlangsung sejak pagi hingga sore hari, bahkan akan berlangsung selama tiga hari yakni sehari sebelum dan sesudah Hari Suci Kuningan.

Pihak panitia dan bendesa adat Serangan dalam mengantisipasi membeludaknya umat bersembahyang ke Pura Sakenan menerapkan antrean masuk ke mandala utama (areal utama) pura guna mengikuti persembahyangan secara tertib dan khusyuk.

Selain itu menyediakan areal parkir yang cukup luas untuk sepeda motor dan kendaraan serta berkoordinasi dengan pecalang atau petugas keamanan desa adat setempat.

Pura Sakenan, salah satu Pura “Sad Kahyangan” (pura besar) memiliki keunikan dan keistimewaan dibanding tempat suci lainnya di Pulau Dewata, yakni terdapat “Persada” berupa bangunan yang bertingkat-tingkat seperti limas.

Menurut sejarah Pura Sakenan dibangun oleh Asthapaka, seorang pendeta Buddha. Hal itu dilakukan karena pendeta itu kagum akan keindahan laut yang berpadu dengan keindahan daratan.

Pendeta merasakan bahwa di tempat itu ada suatu kekuatan suci, sangat baik untuk memuja Tuhan demi keselamatan dan kesejahteraan umat manausia.

Jalan-jalan di kota Denpasar dan sekitarnya pada Hari Suci Kuningan agak lengang dibanding hari-hari kerja biasa.

Artikel ini ditulis oleh:

Jabodetabek Masih Berpotensi Hujan Lebat

Jakarta, Aktual.co — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), hingga Sabtu siang masih berpotensi hujan lebat.

“Hujan lebat disertai kilat masih terjadi sejak pagi dan diperkirakan akan berlangsung hingga pukul 12.00 WIB,” kata Kabid Informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab di Jakarta, Sabtu (27/12).

Kondisi tersebut terjadi di wilayah Tangerang, BSD, Cengkareng, Kebayoran, Palmerah, Ciputat, Lebak Bulus, Parung, Curug, Pondok Aren, Pondok Cabe, Pondok Betung, Bintaro, Kebayoran, Jelambar, Fatmawati.

Juga di Ragunan, Petukangan, Joglo, Krukut, Jembatan Lima, Ciledug, Bekasi, Tambun, Jatiasih, Bantar Gebang, Tambun, TMII, Halim, Cililitan, Cawang, Ciracas, Condet, Kalisari, Kampung Melayu Rawamangun.

Pulomas, Cempaka Putih, Kemayoram, Senen, Pasar Baru, Blok M, Sudirman, Kuningan, Thamrin, Pramuka, Matraman, Jatinegara, Klender dan Cipinang.

Menurut pantauan BMKG kondisi tersebut meluas ke wilayah Harmoni, Pluit, Pantai Indah Kapuk, Ancol Cakung, Kelapa Gading, Tanjung Priok, Cilincing, Semper, Kalibata, Pasar Minggu, Lenteng Agung, Depok, Bojong, Bogor dan sekitarnya.

BMKG memprediksikan puncak musim hujan khususnya wilayah Jawa dengan curah hujan lebih dari 400 mm per bulan akan berlangsung pada Januari dan Februari 2015.

Meski puncak musim hujan diperkirakan baru akan terjadi pada Januari dan Februari 2015, namun saat ini sebanyak 96 persen dari dari 342 zona musim (ZOM) sudah masuk musim hujan, katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Hasil Temuan RKTM Bisa Dilaporkan ke KPK

Jakarta, Aktual.co — Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menegaskan jika dikemudian hari tim yang dikomandoinya menemukan indikasi terjadinya praktek mafia migas pada tata kelola migas di tanah air, dirinya tidak segan-segan untuk melaporkan temuan tersebut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Jika ditemukan indikasi terjadinya bentuk praktek mafia migas, kami tak segan untuk melaporkannya ke KPK,” tegas Faisal kepada Aktual.co di Jakarta, Sabtu (27/12).
Namun demikian lanjut Faisal, tim yang terbentuk pada Minggu (16/11) tidak akan diberi kewenangan layaknya KPK.
“Tim RTKM hanya tim adhoc dengan masa tugas selama 6 bulan. Jika diberi masih dibutuhkan akan diperpanjang masa tugasnya, semua tergantung presiden,” kata dia. /Dedy Kusnaedy

Artikel ini ditulis oleh:

Faisal Basri: Sudah Pantas Bensin Ron 88 Dihapuskan

Jakarta, Aktual.co —Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menegaskan sudah sepantasnya Bensin Ron 88 dihapuskan mengingat penentuan harga bahan bakar minyak yang dikenal sebagai premium  tidak jelas dan tidak didasarkan pada dinamika pasar yang terjadi saat ini.
Ditambah lagi kata Faisal, dewasa ini sudah  tidak ada lagi negara yang memproduksi Bensin RON 88, sehingga berakibat pada penentuan harga menggunakan  rumus yang aneh.
“Rumusnya aneh-aneh. Harga yang ada di pasar itu rumusnya 98,42 kali harga MOPS 92 di kali alpha,” jelas dia di Jakarta, Sabtu (27/12).
Angka tersebut jelas Faisal adalah perkalian yang didapat dari Bensin RON 92 (Pertamax) yang dicampur untuk mengurangi RON-nya dengan nafta. Kemudian untuk alpha yaitu ongkos distribusi dan margin yang diperoleh.
Sehingga lanjut Faisal Harga Bensin RON 88 itu seolah-olah memunculkan ruangan gelap. Kemudian menimbulkan spekulasi jika terdapat mafia migas.

“Karena tidak sesuai pasar,” kata dia./Dedy Kusnaedi

Artikel ini ditulis oleh:

Tanah Kas Desa di Bekasi Akan Dibenahi

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akan intensifkan pembenahan sejumlah aset berupa tanah kas desa mulai 2015.

“Tanah kas desa kita saat ini totalnya seluas 3.000 hektare lebih yang tersebar di 23 kecamatan dan 182 desa,” kata Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintah Desa Abdul Karim, di Cikarang, Sabtu (27/12).

Menurutnya, dari 23 kecamatan tersebut, Pemkab Bekasi baru melakukan sertifikasi terhadap tanah kas desa di tujuh kecamatan hingga 2014. “Dari seluruhnya, baru di tujuh kecamatan saja yang sudah tersertifikat,” katanya.

Dikatakan Karim, upaya membenahi aset tanah itu mendesak dilakukan menyusul semakin menyusutnya tanah kas desa di Kabupaten Bekasi akibat penyerobotan oleh oknum masyarakat. “Seluruh tanah kas desa tersebut sudah mulai menyusut. Penyebabnya, banyak warga yang membuat bangunan liar di atas lahan tersebut,” katanya.

Menurut Karim, tanah kas desa sebenarnya hanya untuk kesejahteraan aparatur desa, dan tidak bisa dikomersialkan atas dasar apa pun. “Pada 2015 nanti, kita akan gusur apabila terdapat bangunan yang berdiri di atas lahan negara,” katanya.

Ada pun dasar dari penggusuran itu adalah bukti kepemilikan yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Bekasi mengenai tanah kas desa.

Dia mengaku sulit untuk menarik kembali tanah kas desa yang terlanjur hilang akibat diklaim pihak lain. “Biasanya, tanah kas desa yang hilang itu dihibahkan ke masyarakat dari aparatur desa sebelumnya,” ujarnya.

Kesulitan pihaknya menarik kembali hibah tanah itu dikarenakan tidak adanya surat-surat hibah yang otentik. “Dulu, hibah hanya melalui lisan saja sudah cukup,” kata Karim.

Dengan begitu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Bekasi kerap kalah ketika digugat oleh ahli waris. Soalnya, pihak ahli waris memiliki buki kepemilikan meskipun berupa sertifikat girik. “Kalau tanah kas desa hasil hibah, kami sering kalah, karena kami tak memiliki bukti cukup,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Polisi Masih Buru Napi Kabur Dari Lapas Warungkiara

Jakarta, Aktual.co — Tim gabungan Polres Sukabumi, Polsek dan Lembaga Permasyarakatan Kelas III Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih memburu empat terpidana yang kabur dari lembaga pemasyarakatan (lapas) pada Jumat (26/12).

“Identitas narapidana yang melarikan diri tersebut sudah kami sebar, bahkan untuk mempersempit ruang gerak mereka, anggota TNI kami libatkan dan diharapkan dalam waktu dekat keempat tahanan ini bisa kembali meringkuk di penjara,” kata Kapolsek Warungkiara, AKP Slamet Irianto di Sukabumi, Sabtu (27/12).

Adapun identitas narapidana yang melarikan diri itu adalah Badru alias Ajo alias Riki bin Empud (24) warga Kampung Pasirgombong, RT 33 RW 06, Desa Cibadak, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi yang merupakan terpidana kasus pencurian pasal 363 KUHP dengan vonis dua tahun enam bulan penjara dan Doni Gunawan bin Muchtar (27) warga Kampung Tegalwangi, RT 05 RW 06, Keluarahan/Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi terpidana kasus pencurian pasal 363 KUHP dengan vonis satu tahun enam bulan penjara.

Dua narapidana lainnya yang kabur adalah Mamat alias Comet bin Ali (39) warga Kampung Depok, RT/RW 04, Desa Girijaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi terpidana kasus pencurian pasal 363 KUHP dengan vonis satu tahun enam bulan penjara dan Apen Supendi bin Sahwi (24) warga Kampung Lembursawah, RT 05 RW 02, Desa Sukareksa, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, terpidana kasus perlindungan anak UU 23 tahun 2002 dengan vonis tujuh tahun.

Menurut Kapolsek, keempat terpidana yang melarikan diri itu berada belum jauh dari lokasi tempat mereka kabur. Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada warga, jika melihat ada orang yang mencurigakan, agar segera melapor kepada petugas keamanan terdekat.

“Diduga mereka sudah merencanakan untuk kabur dari Lapas Kelas III Warungkiara saat warga binaan lain, karyawan dan penjaga lapas tersebut melaksanakan ibadah Shalat Jumat,” tambahnya.

Menurut informasi yang dihimpun, mereka melarikan diri pada Jumat, (26/12) sekitar pukul 12.10 WIB dengan cara memanjat pagar belakang lapas di samping masjid menggunakan kain sarung yang disambung serta tangga bekas perbaikan lapas.

Dalam melakukan aksinya itu, keempat narapidana diduga membagi diri mereka menjadi dua tim, yakni tim pertama memanjat pagar dengan menggunakan sarung dan tim ke dua menggunakan tangga.

Saat melarikan diri, terdengar suara gaduh dari belakang lapas karena mereka juga merobek seng, namun pada saat itu tengah berlangsung Shalat Jumat sehingga dengan leluasa para narapidana itu melarikan diri.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain