28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40105

Faisal Basri Usulkan Impor Minyak Hanya Melalui ISC Bentukan Ari Soemarno

Jakarta, Aktual.co — Dalam upayanya menutup celah bagi mafia migas, Ketua tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri mengusulkan agar impor minyak baik mentah (crude) maupun Bahan Bakar Minyak (BBM) hanya melalui satu pintu, dalam hal ini yaitu melalui Integrated Supply Change (ISC).

Perlu diketahui, ISC merupakan lembaga yang bertugas mengimpor minyak dan berada di bawah PT Pertamina.

“Kembali kami cenderung mendorong kebijakan satu pintu pengadaan crude maupun produk BBM. Satu pintu lewat ISC, baru itu yang kita buat,” kata Faisal, di kantornya, Jalan Plaju, Jakarta, Rabu (24/12).

Ia menjelaskan, saat ini ISC sendiri sudah berdiri di bawah Pertamina namun sudah tidak memiliki kewenangan.

Faisal mengklaim, keberadaan anak usaha Pertamina yakni Petral, telah mengambil alih peranan dari ISC. Sehingga sampai saat ini ISC tidak lagi memiliki kewenangan.

“ISC di bawah Pertamina sekarang sudah ada, tapi kewenangannya banyak dilimpahkan ke Petral,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembentukkan PTM-ISC pada tahun 2008, Ari Soemarno telah mendapat tantangan keras dari beberapa komisaris waktu itu. Dirinya mengklaim jika PTM-ISC akan membuat pengadaan minyak mentah dan BBM menjadi lebih efisien dan transparan. Sebab, ISC akan menggabungkan fungsi pengadaan minyak mentah dan BBM yang sebelumnya terpisah di bawah kewenangan Direktorat Pengolahan dan Direktorat Pemasaran dan Niaga.

“PTM-ISC memiliki tugas yang sama dengan Petral-PES. Mereka bisa order minyak melalui Petral-PES secara periodik maupun adhoc. PTM-ISC inilah yang menentukan pemenang dan penetapan harga dalam tender Petral-PES,” ujar pengamat energi dari Reforminer, Komaidi Notonegoro.

Namun PTM-ISC pun bisa melakukan perdagangan minyak diluar Petral-PES seperti ke Aljazair, Irak.

“Baik Petral-PES maupun PTM-ISC, semuanya berada di bawah pemerintah untuk melakukan perdagangan impor minyak. Petral-PES merupakan anak usaha Pertamina, sedangkan PTM-ISC melekat dalam tubuh Pertamina,” ujarnya.

Pembentukan PTM-ISC disetujui Dewan Komisaris pada 17 September 2008 namun Komisaris Independen Pertamina Umar Said dalam surat No 286/K/DK/2008 tertanggal 2 September 2008 kepada Dewan Komisaris menyatakan tidak sependapat (decenting opinion) dengan pembentukan PTM-ISC. Menurut Umar, PTM-ISC sebaiknya tidak berada di bawah Dirut, namun Direktur Umum dan SDM.

Hal yang sama juga disampaikan dua Komisaris Pertamina lainnya, Muhammad Abduh. Dirinya menilai keberadaan PTM-ISC yang langsung berada di bawah Dirut membuat Dirut berfungsi pula dalam hal operasional. Padahal, seharusnya Dirut tidak boleh terlibat dalam operasional.

Persetujuan Dewan Komisaris yang terdiri atas Komisaris Utama Endriartono Sutarto dengan komisaris Umar Said, Muhammad Abduh, dan Maizar Rahman itu disertai beberapa catatan di antaranya, PTM-ISC harus dapat menyelaraskan pengadaan minyak mentah dan BBM buat kebutuhan kilang dan pemasaran.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

TNI dan Polri Bantu Korban Banjir Aceh

Banda Aceh, Aktual.co — Sejumlah anggota TNI dan Polri dari Korem 011 Lilawangsa, Kodim 0103 Aceh Utara dan Polres Aceh Utara kini fokus membantu memasak untuk korban banjir di sejumlah dapur umum di Aceh Utara. Sebelumnya, mereka fokus mengevakuasi korban untuk mengungsi ke sejumlah tenda yang disiapkan.
Dari pantauan Aktual.co, terlihat sejumlah TNI dan Polri secara bergantian memasak nasi, sayur dan ikan untuk pengungsi korban banjir di Lhoksukon. Dandim 0103 Aceh Utara, Letkol Iwan Rahardiato menyebutkan pihaknya menerjunkan ratusan TNI untuk membantu korban banjir.
“TNI membantu memasak, dan apa pun yang bisa dibantu untuk korban banjir,” sebutnya, Kamis (25/12).
Sementara itu, terlihat sejumlah polisi sibuk mengatur lalulintas di lintas Medan-Banda Aceh yang terendam banjir. Sebagian sepeda motor yang terendam banjir turut didorong ke daerah yang tak tergenang air. Sementara aktivitas di Pasar Lhoksukon masih lumpuh total. Tidak ada aktivitas perdagangan di pasar itu. Ketinggian air masih sekitar 2-3 meter di lokasi pasar.
“Sampai hari ini 20 kecamatan lebih di kabupaten kita masih terimbas banjir. Sementara jumlah pengungsi diperkirakan mencapai puluhan ribu jiwa,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Munawar.
Informasi lain dihimpun dari Posko Kesehatan Lhoksukon, ratusan pengungsi korban banjir di kawasan itu mulai terserang berbagai penyakit. Mereka rata-rata menderita gatal-gatal dan diare. Namun, sejauh ini belum ada pengungsi yang dilaporkan harus dirujuk atau diopname di rumah sakit. Supervisor PLN Cabang Lhokseumawe, Mukhtar Juned menyebutkan pihaknya memadamkan listrik di kawasan banjir.
“Lhoksukon itu kita padamkan. Kita menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai ada warga kesetrum di lokasi banjir karena arus listrik kita masih nyala,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Mobil Dinas DPRD DKI Diserahkan, Total Anggarannya Rp12,5 Miliar

Jakarta, Aktual.co —Anggota DPRD Kota Bekasi periode 2014-2019 mendapat mobil dinas baru merek Toyota Innova.
Kepala Badan Pengalola Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan mobil dinas sudah diserahkan ke 50 anggota dewan.
Toyata Innova yang disediakan berjumlah 46 unit diperuntukan bagi anggota, sedangkan ketua dan wakil ketua DPRD memperoleh Toyota Fortuner dan Nisan X-Trail.
“Total anggarannya mencapai Rp12,5 miliar lebih,” kata dia, di Bekasi, Rabu (24/12).
Mobil dinas kali ini berbeda sebelumya yang bermerek Daihatsu Terios. 
Para wakil rakyat itu satu per satu menjemput mobil dinasnya di area Kompleks Perkantoran Pemkot Bekasi, Jalan Ahmad Yani Nomor 1, Bekasi Selatan.
Pengambilan unit mobil dinas itu dibarengi dengan pengembalian mobil dinas lama bagi para dewan petahan yang kembali menjabat pada periode kali ini. “Karena tidak mungkin ada anggota dewan yang menggunakan dua mobil dinas sekaligus, itu uang rakyat,” katanya.
Menurutnya, peminjaman mobil dinas itu untuk mempermudah akses transportasi bagi wakil rakyat yang akan menjalankan tugas untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Kota Bekasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Outlook Ekspor Indonesia 2015 Naik 15 Persen

Jakarta, Aktual.co — Kinerja ekspor Indonesia pada 2015 diperkirakan mampu meningkat antara 15-20 persen, salah satu faktor yang memengaruhi adalah kembali menggeliatnya perekonomian di Amerika Serikat.

“Pada 2015 rasanya tidak akan terlalu jelek, seharusnya untuk peningkatan 15-20 persen sektor non-migas cukup realistis,” kata mantan Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, ditulis Aktual, Kamis (25/12).

Bayu menyebutkan, salah satu faktor terbesar yang akan memberikan pengaruh adalah perekonomian dunia. Jika perekonomian dunia baik maka ekspor Indonesia akan mengalami kenaikan, namun apabila tidak, maka ekspor juga akan menurun.

“Amerika dikatakan akan bagus akan tumbuh. Jangan lupa Amerika itu masih salah satu pasar terbesar Indonesia. Pasar itu akan menjadi penentu untuk tahun depan, permintaan mereka akan naik, dan dengan demikian kita akan terbawa,” kata Bayu.

Menurut Bayu, untuk pengaruh Jepang dan Korea, bisa dikatakan masih akan berada dalam posisi yang sama seperti tahun 2014. Untuk Tiongkok meskipun mengalami penurunan, namun dari sisi impor bahan baku pada 2014 cenderung mengalami kenaikan.

Bayu menambahkan, untuk Tiongkok, sesungguhnya masih menjadi tanda tanya, dan ada dua kecenderungan dimana ekonomi pertumbuhannya menurun, akan tetapi tapi importasi mengalami kenaikan.

“Tiongkok jika masih bisa sama dengan tahun 2014 akan bagus, sementara Eropa masih belum. Jadi yang harus diperhatikan adalah AS, Jepang dan Korea, serta memberikan market intelegent yang kuat ke Tiongkok,” kata Bayu.

Faktor lainnya, lanjut Bayu, adalah terkait dengan infrastruktur perdagangan di dalam negeri seperti mulai selesainya pembangunan akses jalan ke Pelabuhan Tanjung Priok, pemanfaatan jalur kereta api double track pantai Utara Jawa bukan hanya untuk penumpang namun juga arus barang dan penambahan energi listrik.

“Ketiga, faktor investasi, di mana pada tahun 2012-104 Indonesia berhasil cukup baik. Dan mudah-mudahan pada 2015 kita sudah mulai bisa menikmatinya,” kata Bayu.

Selain itu, menurut Bayu, faktor lainnya adalah harus lebih banyak melakukan promosi yang terus menerus, agar para calon konsumen memiliki kesempatan untuk mengenal produk dari Indoesia termasuk juga untuk berani investasi di negara tujuan ekspor, dan juga harus lebih serius menangani dispute yang diajukan di World Trade Organization.

“Yang tidak kalah penting adalah faktor migas. Jika impor masih besar, maka potret akhir menjadi jelek karena defisit,” ujar Bayu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Perhepi: Ekspor Nonmigas Bakal Tumbuh 20 Persen Pada 2015

Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamurthi memperkirakan ekspor non-migas Indonesia akan tumbuh sekitar 15 sampai 20 persen pada 2015. Akan tetapi, menurutnya ada tiga faktor penting agar ekspor non-migas Indonesia bisa mencapai angka tersebut pada tahun depan.

“Pertama, yaitu kondisi ekonomi dunia yang masih menjadi faktor terbesar mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Kalau ekonominya bagus maka ekspor Indonesia akan baik, tapi kalau lesu, kita akan turun,” kata Bayu di Jakarta, Rabu (24/12).

Kedua, lanjutnya, adalah ketersediaan infrastruktur perdagangan. Pasalnya hal itu sangat berpengaruh dalam mendorong ekspor Indonesia.

“Kalau Tanjung Priok sudah jadi itu bagus sekali. Kemudian bagaimana manfaatkan double track pantai utara Jawa juga bisa berikan nilai tambah. Juga ketersediaan listrik untuk peningkatan aktifitas industri. Memang pertumbuhan belum spektakuler tapi setidaknya akan ada growth,” lanjutnya.

Ketiga, kata dia, adalah masuknya investasi. Semakin banyak investasi yang masuk, maka akan mendorong daya saing bagi produk-produk dalam negeri. Dikatakannya, sepanjang periode 2012-2014 tercatat investasi yang masuk masih positif.

“Investasi yang masuk tahun lalu dan tahun ini mudah-mudahan hasilnya bisa dirasakan pada 2015,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Inilah Sejarah Banjir Jakarta (11)

Jakarta, Aktual.co — Wilayah Jakarta merupakan dataran pantai yang sangat rendah, bahkan sekitar 40 persen dari wilayah Jakarta lebih rendah dari pada muka laut yang sebagian besar berbentuk rawa pantai. Dataran ini terjadi sebagai hasil proses geomorfologi dari endapan sungai yang berlangsung ribuan tahun. Sungai-sungai yang mengalirkan curah hujan turun melalui lereng-lereng gunung, mengikis tanah dari lereng gunung, sehingga aliran sungai berperan besar dalam pembentukan lahan di Jakarta. Hal ini juga terjadi di kota-kota pantai seperti Semarang dan Surabaya.
Proses percepatan pembentukan lahan juga dipengaruhi oleh iklim yang meliputi perbandingan antara arah angin, kekuatan angin, lamanya angin bertiup, dan kekuatan arus sungai. Kekuatan iklim memengaruhi proses abrasi dan akresi di pantai. Proses sedimentasi lahan berlangsung dalam waktu ribuan tahun sehingga terbentuklah dataran lebar yang disebut dataran endapan dengan ketinggian kurang dari 7 meter dari permukaan laut. Di Jakarta, ketinggian tanah semakin ke selatan semakin tinggi. Hal itu ditandai oleh adanya tanggul-tanggul sungai yang membujur arah barat timur yang dapat ditelusuri dari toponim seperti Tanah Abang Bukit dan Bukit Duri.
Besar kecilnya banjir ditentukan oleh curah hujan, waktu hujan, dan sebaran. Untuk itu, ketika tanah sudah mulai jenuh dengan air hujan, kemungkinan menjadi aliran permukaan yang berakibat banjir semakin besar. Hal itu sangat berkaitan dengan iklim. Hujan yang jatuh pada bulan Desember sampai Februari lebih besar kemungkinannya menjadi banjir karena tanah sudah jenuh dengan air hujan. Banjir akan menjadi masalah ketika dampak buruknya dirasakan oleh penduduk yang menempati suatu kawasan.
Pemanfaatan ruang kota dengan melakukan pembangunan fisik yang diikuti peningkatan jumlah penduduk dapat memengaruhi periode ulanh dan perluasan wilayah yang dilanda banjir. Jakarta, pada tahun 1883, berpenduduk 110.669 jiwa dengan luas kota 8 km persegi. Pada tahun 1930, luas kota Jakarta menjadi 182 km persegi dengan jumlah penduduk 409.475 jiwa.
Tahun 1970, wilayah Jakarta mengalami perluasan karena terjadi penggabungan dengan daerah di sekitarnya sehingga luasnya menjadi 590 km persegi dengan penduduk 4.473.133 jiwa. 1985, luasnya menjadi 675 km persegi dengan jumlah penduduk 6.164.848 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk yang cepat mengakibatkan peningkatan pembangunan kawasan pemukiman, perdagangan dan industri yang semakin cepat pula.
Tanah-tanah yang secara topografis tergolong tidak cocok untuk kawasan terbangun, dan ditetapkan sebagai kawasan tanah basah yang digunakan untuk penampungan air sementara pada waktu banjir, sejak tahun 1960-an dibangun untuk berbagai keperluan kota. Seperti Marunda, Cilincing, Ancol, Pluit, Cengkareng dan Tanjung Priuk bahkan dijadikan permukiman, perindustrian dan jasa perdagangan.
Daerah aliran sungai yang merupakan daerah parkir air pada waktu banjir, setelah pembangunan Gelora Senayan tahun 1960-an, mulai ditempati seperti kawasan Tebet yang merupakan daerah luapan banjir Sungai Ciliwung, kawasan Mampang yang merupakan daerah luapan banjir Sungai Krukut dan Pluis (Kebayoran Lama) yang merupakan daerah luapan banjir Sungai Grogol. Pada masa kolonial, daerah luapan banjir ditetapkan sebagai daerah parkir air dan dinyatakan sebagai daerah pertanian dan kawasan hijau, sehingga pemanfaatan tanah untuk kawasan terbangun hanya diperbolehkan lima persen dari luas tanah yang ada.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain