25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40167

SOEKARNO: “KAYA KARENA KORUPSI”

Jakarta, Aktual.co — “ Aku pernah berkata, ada orang kaya raya, auto Impala, auto Mercedes, gedungnya tiga, empat, lima tingkat, tempat tidurnya kasurnya tujuh lapis mentul-mentul. Tiap-tiap hari makan empat, lima, enam, tujuh kali. Ya, seluruh rumahnya itu laksana ditabur dengan ratna mutu manikam, Kakinya tidak pernah menginjak ubin, yang diinjak selalu permadani yang tebal dan indah.

Tapi orang yang demikian itu, pengkhianat. Tapi orang yang demikian itu menjadi kaya oleh karena korupsi. Orang yang demikian itu di wajah-Nya Tuhan yang Maha Esa, adalah orang yang rendah. Di wajah Tuhan Yang Maha Esa dia adalah orang yang rendah!

Sebaliknya, kataku dalam pidato itu, ambil seorang penyapu jalan. Penyapu jalan di sana, di Jalan Thamrin atau jalan Sudirman atau jalan-jalan lain, nyapu jalan, Saudara-saudara. Pada waktu kita enak-enak tidur waktu malam, dia menyapu jalan, tangannya menjadi kotor oleh karena dia menyapu segala ciri-ciri dan kotor-kotor dari jalan itu, tetapi Saudara-saudara, dia mendapat nafkah dari kerjanya itu dengan jalan jang halal dan baik. Dia dengan uang yang sedikit yang dia dapat dari Kotapraja, Pak Gubernur Sumarno,

Saudara-saudara, ya mendapat gaji daripada Kotapraja uang jang sedikit, dia belikan beras, dan dia tanak itu beras, dan dia makan itu nasi dengan istri dan anak-anaknya, bukan di atas kursi yang mentul-mentul, bukan di atas permadani tebal, bukan dari piring yang terbuat daripada emas, tidak dengan sendok dan garpu, dia makan makanan yang amat sederhana sekali, dan dia mengucapkan syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT: “Ya Allah ja Rabbi, terima kasih, bahwa Engkau telah memberiku cukup makan bagiku, bagi istriku, bagi anak-anakku. Ya Allah Ya Rabbi, aku terima kasih kepadaMu”.

Orang yang demikian ini, menyapu jalan, dia adalah orang mulia dihadapan Allah SWT. ”

Begitulah kutipan panjang dari sambutan Bung Karno, selaku Presiden RI, dalam Kongres Persatuan Pamong Desa Indonesia, di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1964. Pesan proklamator yang tak pernah meninggalkan harta warisan bagi keluarga dan semua anak-anaknya itu, disampaikan setengah abad yang lalu.

Kini setelah 50 tahun berlalu, pesan bapak bangsa yang wafat dalam status tahanan politik Orde Baru atas perintah Jenderal Soeharto, ini relevan. Makin relevan lagi, jika kita bandingkan isi pesan Bung Karno itu dengan mural bergambar Presiden Soeharto di pantat truk yang bertuliskan pesan, “Piye Kabare?  Enak Jamanku Toh.” Mural kreatif yang kemudian diplesetkan oleh para netizen di dunia maya, terutama di Face Book dan Twitter, menjadi “Piye Kabare?  Enak Jamanku Toh. Oro Ono KPK.”

Para netizen dari generasi baru Indonesia yang memasang dan men-share foto mural plesetan itu, umumnya menilai korupsi justru menyebar luas sejak Soeharto berkuasa. Bagi mereka korupsi itu merupakan konsekwensi dari pendekatan program yang konsumeristis dan mengutamakan proyek pembangunan yang materialistis.  Itulah pembangunan yang disponsori oleh IMF – Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia demi kepentingan keuntungan bisnis kaum kapitalis pemilik multi national corporation – MNC.

Karena itu ironis, jika ada yang meyakini jaman Soeharto sebagai jaman lebih enak, ternyata enak yang dimaksudkan malah enak bisa leluasa ber-KKN alias korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sebab semasa Soeharto, tidak ada lembaga anti rasuah seperti KPK, Komisi Pembrantasan Korupsi, yang diharapkan semakin bersikap tegas menindak para koruptor dan nepotis yang berkolusi mencuri uang rakyat.

Yang menarik, adalah menilik isi pesan Soekarno yang menyebut:  “Dia dengan uang yang sedikit yang dia dapat dari Kotapraja, Pak Gubernur Sumarno.“  Yang dimaksud Bung Karno adalah Brigjen dr H Soemarno Sosroatmodjo yang menjabat Gubernur DKI Jakarta, sejak 4 Februari 1960 hingga 23 Maret 1966. Yaitu semasa berlangsung berbagai kegiatan internasional seperti Asian Games 1962 dan setahun kemudian Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang bertujuan untuk menyaingi Olimpiade. 

Menarik karena nama Soemarno yang dokter dan jenderal ini sering dikelirukan dengan nama MR Sumarno, Gubernur BI – Bank Indonesia .  Betapa tidak. Karena Sumarno yang sarjana hu kum ini mempunyai anak-anak lulusan perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat sana, yang semasa Orde Baru tampil sebagai profesional menonjol. Para anak Sumarno mantan Menteri Urusan Bank Sentral (MUBS) ini dikenal karib dengan sejumlah pebisnis yang disebut-sebut beraroma nepotisme dan kolusi. Antara lain, beberapa kelompok perusahaan yang dimiliki oleh anak Presiden Soeharto.

Lebih menarik lagi, ada pula anak Sumarno ini yang setelah Orde Baru tumbang, justru pada era reformasi tampil menjadi menteri penentu kebijakan strategis dalam ranah ekonomi, dan keuangan, setelah lama berkecimpung mengoperasikan bisnis para konglomerat Orde Baru maupun kepentingan multi national corporation. Sehingga, terakhir ini mereka dituding pula sebagai agen neolib. 

Lalu, so what? Gitu loh.

Artikel ini ditulis oleh:

Persiapkan Asian Games 2018, DKI Kebut Renovasi Venue

Jakarta, Aktual.co —Mendapat ‘lampu hijau’ dari Dewan Olimpiade Asia atau OCA (Olympic Council of Asia) untuk lanjutkan persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018, Pemprov DKI kebut persiapan. Salah satunya, venue.
Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Sylviana Murni mengatakan ada beberapa venue di Jakarta yang memang perlu renovasi total. Sedangkan sebagian hanya perlu perbaikan saja, mengingat di Jakarta rata-rata venue sudah standar internasional. 
Dituturkan Sylviana, ada dua hal yang jadi perhatian Pemprov DKI. Pertama, renovasi velodrome di tahun 2015 yang diharapkan rampung di pertengahan tahun 2017.
Kedua, untuk akuatik Kemenpora di Senayan. “Kalau nanti ada apa-apa, Pak Gubernur sudah siap untuk back-up,” tambahnya.
Terkait veledrome, Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta Ratiyono mengatakan akan dilakukan renovasi total. Karena harus mengikuti standar olimpiade bahwa venue harus beratap. Untuk itu Pemprov DKI harus merogoh kocek hingga Rp475 miliar.
“Jadi (veledrome) sudah tidak memenuhi syarat jadi kita rombak total. Lagi pula velodrome itu sudah tua bangunannya,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Serangan Sony Pictures, Tiongkok Sebut Menentang Cyber Terorisme

Jakarta, Aktual.co — Menteri Luar Negeri Tiongkok mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS bahwa negaranya melawan segala bentuk serangan cyber dan terorisme dunia maya.
Dilansir dari BBC News, Hal tersebut dinyatakan dalam percakapan via telepon ketika keduanya membahas peretasan  Sony Pictures.
Tiongkok yang merupakan sekutu Korea Utara dan mitra dagang terbesar, dianggap sebagai negara yang berpengaruh atas Korut.
AS meminta negara-negara, termasuk Tiongkok, untuk membantu menghadapi Korea Utara, namun masalah serangan (peretasan) merupakan hal yang sensitif dalam hubungan Tiongkok-AS.
Situs Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan bahwa dalam pembahasan penyerangan, Tiongkok menentang segala bentuk cyber terorisme, namun tak menyebutkan Korea Utara dalam pernyataan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

DKI Renovasi GBK untuk Asian Games, Pesimis Stadion BMW Beres

Jakarta, Aktual.co —Pemprov DKI akan merenovasi Gelora Bung Karno yang akan menjadi venue utama untuk cabang olahraga sepak bola di gelaran Asian games 2018.
“GBK tetap direnovasi, tetap dipakai (Asian Games 2018),” kata Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta, Ratiyono, di Balaikota DKI Jakarta, Senin (22/12).
Selain GBK, untuk Asian games Pemprov DKI juga akan menggeber persiapan pembangunan Stadion Bersih Manusiawi Wibawa (BMW) di Jakarta Utara. Targetnya, venue selesai sebelum batas waktu tahun 2017.
Namun, ditemui di Balaikota, Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Sylviana Murni justru mengaku pesimis Stadion BMW bisa selesai tepat waktu. Dan bisa digunakan di perhelatan Asian Games. 
“Kayaknya enggak mungkin pakai (Stadion) BMW. Tapi kita sambil jalan persiapkan BMW,” ujar Sylviana, di Balai Kota, Senin (22/12).
Ketika ditanya anggaran renovasi GBK, Sylviana mengaku tidak tahu pasti. Karena beberapa venue berada di bawah pengelolaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Tidak semua (venue) ada di bawah kita. Cuma perbaikan venue-venue  yang ada di bawah tanggung jawab DKI saja. Itu juga cuma ada rehab berat dan total yang ada hanya Velodrome saja. Lainnya di Kemenpora,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

OCA Minta DKI Selesaikan Venue dan Transportasi Asian Games

Jakarta, Aktual.co —Dewan Olimpiade Asia atau OCA (Olympic Council of Asia) menilai DKI Jakarta tetap bisa melanjutkan persiapan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asian Games tahun 2018. 
Pernyataan disampaikan pihak OCA, usai mendengar paparan Pemprov DKI  mengenai kesiapan sebagai tuan rumah Asian Games, di Balaikota DKI, pagi tadi. 
Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Sylviana Murni, mengatakan Pemprov DKI dipersilahkan terus bersiap diri. 
“Mereka (OCA) oke-oke saja,” ujar dia, di Balai Kota, Senin (22/12).
Dalam pemaparannya, DKI janji selesaikan renovasi venue dan sarana pendukung. Seperti infrastruktur jalan dan transportasi tepat waktu. “Seperti Light Rail Transit (LRT) selesai tepat pada waktunya. Venue-venue bisa selesai.”
Kata Sylviana, ada beberapa venue di Jakarta yang perlu renovasi total. Tapi ada juga yang hanya perlu perbaikan saja. Mengingat venue di Jakarta rata-rata sudah standar internasional. 

Artikel ini ditulis oleh:

Pemprov DKI Mau Tarik Retribusi Gardu, PLN: Masyarakat Korbannya

Jakarta, Aktual.co —Ancaman yang dilayangkan Pemprov DKI untuk menarik retribusi bagi pemasangan gardu listrik baru di wilayah DKI mulai 2015, menuai tanggapan dari petinggi Perusahaan Listrik Negara (PLN).
General Manager PT PLN Hariyanto mengatakan penarikan retribusi bagi pendirian gardu yang akan mulai diberlakukan di tahun 2015, tidak bisa dibenarkan.
“Karena listrik itu kan bagian dari infrastruktur sebuah kota,” ujar dia, saat dimintai konfirmasi mengenai pemutusan aliran listrik di sejumlah gedung instansi Pemprov DKI karena persoalan tunggakan tagihan, Senin (22/12).
Kalau ancaman penarikan retribusi benar-benar diberlakukan oleh Pemprov DKI, kata Hariyanto, justru nanti bakal masyarakat sebagai pengguna listrik yang bakal terkena dampaknya. 
“Ya kalau praktiknya seperti itu dengan membebani retribusi ke aset PLN, ya pasti bebannya lari ke masyarakat,” tambahnya.
Dijelaskan dia, antara Pemprov DKI dan PLN itu saling membutuhkan. Tetapi harus disikapi beberapa hal yang menjadi kewajiban masing-masing pihak.
Ancaman penarikan retribusi sebelumnya disampaikan oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Dia mengatakan itu lantaran kesal dengan pemutusan aliran listrik ke sejumlah gedung instansi Pemprov DKI karena menunggak pembayaran tagihan.
“Kalau dia (PLN) memohon sama saya dia mau pasang gardu untuk kepentingan umum ya saya akan tarik uang. Kantor walikota dan puskesmas aja yang untuk kepentingan umum mereka berani cabut tanpa ada toleransi,” ujar Heru, di Balai Kota, Senin (22/12).
Sejumlah gedung instansi Pemprov DKI diputus aliran listriknya oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejak tanggal 20 Desember 2014 lalu.  
Antara lain Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Kantor Walikota Jakarta Utara, Kantor Dinas Pariwisata dan sebuah puskesmas. Penyebabnya, menunggak pembayaran tagihan listrik.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain