27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40245

Bersaing dengan SBY jadi Ketua Umum, Pasek: Jangan Menghalalkan Segala Cara

Jakarta, Aktual.co — Meski sejumlah kader Partai Demokrat ini berencana mengajukan kembali Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai berlambang segitiga mercy itu. 
Bahkan karena kuatnya dukungan tak tertutup kemungkinan SBY akan dipilih sebagai ketua umum secara aklamasi. Namun hal itu tak menciutkan niat Gede Pasek Suardika untuk maju sebagai calon ketua umum. 
Pasek yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tak merasa khawatir dengan kemungkinan aklamasi dalam pemilihan calon ketua umum itu. 
“Boleh ada upaya aklamasi, tapi jangan menghalalkan segala macam cara,” kata Pasek di Jakarta, Minggu (21/12).
Pasek mengatakan, kader Demokrat sebaiknya diberikan ruang untuk berkompetisi memperebutkan kursi ketua umum di kongres nanti yang akan di gelar bulan Mei itu. Apabila ruang itu dibuka secara demokratis, dia yakin akan banyak kader yang akan maju.
Namun demikian, mantan Ketua Komisi III DPR itu mengaku siap bersaing dengan ketum inkumben Susilo Bambang Yudhoyono di kongres nanti. 
Sejumlah persiapan telah dia lakukan. Antara lain dengan mengunjungi sejumlah Dewan Pimpinan Daerah.  “Saya sudah turun ke beberapa titik (DPD), ternyat ada pimpinan DPD yang di Plt-kan,” kata Pasek. 
Soal persyaratan, Pasek optimistis masuk dalam kualifikasi. Apalagi dia merintis karier di Demokrat mulai dari tingkat bawah. “Saya pengurus dari bawah dari DPD, mengerti denyut di bawah, tidak main langsung ‘atas’,” papar Pasek. 
Kongres Partai Demokrat jika tak ada perubahan akan digelar pada Mei 2015 nanti. Salah satu agenda kongres itu adalah memilih calon ketua umum yang akan memimpin Demokrat hingga 2019. 

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Arema Hentikan Perburuan Pemain Asing

Jakarta, Aktual.co — Manajemen Arema Cronus Indonesia Malang, Jawa Timur, menghentikan perburuan pemain asing karena kuota tiga pemain sudah terisi dan dipastikan bergabung dengan Singo Edan pada musim kompetisi 2015.

General Manajer Arema Ruddy Widodo di Malang, Minggu (21/12) mengakui jatah tiga pemain asing Arema sudah terisi dengan bergabungnya dua pemain asing asal Liberia, yakni Yao Rudy Abblode dan Sengbah Kennedy, setelah mengikuti seleksi bersama Arema selama beberapa hari terakhir.

“Setelah melihat performa mereka selama mengikuti seleksi, kami memutuskan untuk melanjutkan kerja sama dengan dua pemain asing asal Liberia ini. Kedua pemain ini memenuhi kriteria manajemen,” ujarnya.

Kedua pemain asing yang direkrut terakhir itu sebelumnya memperkuat Persiwa Wamena. Selain merekrut kedua pemain asal Liberia itu, satu posisi pemain asing lainnya diisi mantan pemain Persija Jakarta, Fabiano Beltrame.

Kepastian bergabungnya Fabiano dengan Arema untuk musim kompetisi 2015 bersamaan dengan pengumuman bergabungnya dua pemain asal Liberia tersebut. “Fabiano telah resmi bersama Arema musim depan,” kata Ruddy.

Bergabungnya dua pemain Liberia, Yao Rudy Abblode dan Sengbah Kennedy serta Fabiano, kuota tiga pemain asing Arema yang ditinggalkan Alberto Goncalves, Tierry Ghatuessy dan Gustavo Lopez sudah terisi dan manajemen otomatis menghentikan perburuannnya.

“Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim, Arema resmi menutup perburuan pemain asing dan tiga pemain asing tersebut secara resmi bergabung dengan Arema,” tegasnya.

Setelah kuota tiga pemain asing terpenuhi, manajemen Arema hanya tinggal berburu pemain lokal karena ada beberapa pemain lokal Arema yang memperkuat tim musim lalu dicoret, yakni Munhar, Jimmy Suparno, Gilang Ginarsa. Sedangkan Irsyad Maulana lebih memilih bergabung dengan tim asal daerahnya di Sumatera.

“Kalau semua lini sudah terisi dan pemain lokal sudah terpenuhi, peluncuran tim akan segera kita lakukan, termasuk memperkenalkan jersey baru yang bakal dipakai musim depan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arema Hentikan Perburuan Pemain Asing

Jakarta, Aktual.co — Manajemen Arema Cronus Indonesia Malang, Jawa Timur, menghentikan perburuan pemain asing karena kuota tiga pemain sudah terisi dan dipastikan bergabung dengan Singo Edan pada musim kompetisi 2015.

General Manajer Arema Ruddy Widodo di Malang, Minggu (21/12) mengakui jatah tiga pemain asing Arema sudah terisi dengan bergabungnya dua pemain asing asal Liberia, yakni Yao Rudy Abblode dan Sengbah Kennedy, setelah mengikuti seleksi bersama Arema selama beberapa hari terakhir.

“Setelah melihat performa mereka selama mengikuti seleksi, kami memutuskan untuk melanjutkan kerja sama dengan dua pemain asing asal Liberia ini. Kedua pemain ini memenuhi kriteria manajemen,” ujarnya.

Kedua pemain asing yang direkrut terakhir itu sebelumnya memperkuat Persiwa Wamena. Selain merekrut kedua pemain asal Liberia itu, satu posisi pemain asing lainnya diisi mantan pemain Persija Jakarta, Fabiano Beltrame.

Kepastian bergabungnya Fabiano dengan Arema untuk musim kompetisi 2015 bersamaan dengan pengumuman bergabungnya dua pemain asal Liberia tersebut. “Fabiano telah resmi bersama Arema musim depan,” kata Ruddy.

Bergabungnya dua pemain Liberia, Yao Rudy Abblode dan Sengbah Kennedy serta Fabiano, kuota tiga pemain asing Arema yang ditinggalkan Alberto Goncalves, Tierry Ghatuessy dan Gustavo Lopez sudah terisi dan manajemen otomatis menghentikan perburuannnya.

“Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim, Arema resmi menutup perburuan pemain asing dan tiga pemain asing tersebut secara resmi bergabung dengan Arema,” tegasnya.

Setelah kuota tiga pemain asing terpenuhi, manajemen Arema hanya tinggal berburu pemain lokal karena ada beberapa pemain lokal Arema yang memperkuat tim musim lalu dicoret, yakni Munhar, Jimmy Suparno, Gilang Ginarsa. Sedangkan Irsyad Maulana lebih memilih bergabung dengan tim asal daerahnya di Sumatera.

“Kalau semua lini sudah terisi dan pemain lokal sudah terpenuhi, peluncuran tim akan segera kita lakukan, termasuk memperkenalkan jersey baru yang bakal dipakai musim depan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Ribuan Rumah Warga di Bandung Masih Terendam

Jakarta, Aktual.co — Sejak Jumat sore (19/12) lalu, ribuan rumah di tiga kecamatan Kabupaten Bandung kebanjiran, karena imbas dari luapan kali Citarum.
Hujan deras serta angin yang minggu ini yang terus terjadi di Kota Kembang dengan deras itu mengakibatkan ribuan rumah terendam.
Warga saat ini dalam kondisi was-was, karena air takut kembali meninggi, apalagi saat ini cuaca masih mendung. Belum lagi, listrik di wilayah itu pun sudah padam serta warga kekuranag air bersih.
Tiga kecamatan yang dilanda banjir adalah Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot. Sedikitnya empat ribu warga mengungsi. Pemkab menyediakan 18 titik lokasi pengungsian, di antaranya di GOR Baleendah, kantor kecamatan, Koramil, dan juga masjid.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung Raya menyebabkan rumah di beberapa kecamatan terendam seperti Bojong Soang, Baleendah dan Dayeuh Kolot. Sedikitnya 2.000 rumah terendam. Adapun warga yang mengungsi sebanyak 1.500 Kepala Keluarga (KK).
Kapolres Bandung AKBP Jamaludin saat dihubungi mengatakan, di daerah Cieunteung ada 1.000 rumah, sedangkan di Bale Endah sekitar 1.250 rumah dan beberapa kecamatan sudah terendam.
Menurut dia, ketinggian air saat ini masih terbilang tinggi mulai dari 50 centimeter hingga dua meter. “Yang tinggi itu di Baleendah, sisanya satu meteran,” kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, Pemkab menyediakan beberapa tempat pengungsian, di antaranya di GOR Baleendah, kantor kecamatan, Koramil, dan juga masjid. BPBD Kabupaten dibantu Aparat kewilayahan saat ini masih membantu warga. “Aparat masih membantu warga hingga sekarang. Semoga hujan tidak mengguyur lagi.”
Dia menambahkan, akibat banjir beberapa ruas jalan menuju kabupaten Bandung juga tidak bisa dilalui. “Seperti di Baleendah tidak bisa dilalui.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Ribuan Rumah Warga di Bandung Masih Terendam

Jakarta, Aktual.co — Sejak Jumat sore (19/12) lalu, ribuan rumah di tiga kecamatan Kabupaten Bandung kebanjiran, karena imbas dari luapan kali Citarum.
Hujan deras serta angin yang minggu ini yang terus terjadi di Kota Kembang dengan deras itu mengakibatkan ribuan rumah terendam.
Warga saat ini dalam kondisi was-was, karena air takut kembali meninggi, apalagi saat ini cuaca masih mendung. Belum lagi, listrik di wilayah itu pun sudah padam serta warga kekuranag air bersih.
Tiga kecamatan yang dilanda banjir adalah Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot. Sedikitnya empat ribu warga mengungsi. Pemkab menyediakan 18 titik lokasi pengungsian, di antaranya di GOR Baleendah, kantor kecamatan, Koramil, dan juga masjid.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung Raya menyebabkan rumah di beberapa kecamatan terendam seperti Bojong Soang, Baleendah dan Dayeuh Kolot. Sedikitnya 2.000 rumah terendam. Adapun warga yang mengungsi sebanyak 1.500 Kepala Keluarga (KK).
Kapolres Bandung AKBP Jamaludin saat dihubungi mengatakan, di daerah Cieunteung ada 1.000 rumah, sedangkan di Bale Endah sekitar 1.250 rumah dan beberapa kecamatan sudah terendam.
Menurut dia, ketinggian air saat ini masih terbilang tinggi mulai dari 50 centimeter hingga dua meter. “Yang tinggi itu di Baleendah, sisanya satu meteran,” kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, Pemkab menyediakan beberapa tempat pengungsian, di antaranya di GOR Baleendah, kantor kecamatan, Koramil, dan juga masjid. BPBD Kabupaten dibantu Aparat kewilayahan saat ini masih membantu warga. “Aparat masih membantu warga hingga sekarang. Semoga hujan tidak mengguyur lagi.”
Dia menambahkan, akibat banjir beberapa ruas jalan menuju kabupaten Bandung juga tidak bisa dilalui. “Seperti di Baleendah tidak bisa dilalui.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Pembelaan Untuk Buruh Perempuan, Kenapa Tidak?

Jakarta, Aktual.co —Persoalan buruh perempuan, tidaklah sederhana.

Disana, ada persoalan tubuh (kesehatan reproduksi), eksploitasi kerja (upah murah, penangguhan upah, lembur tidak dibayar,dll), relasi patriarkal dalam keluarga, masyarakat, hingga kekerasan seksual di tempat kerja maupun di rumah.

“Masalah menjadi pelik, mana kala persoalan buruh perempuan tidak dianggap sebagai persoalan karena terjadi sehari – hari sehingga dianggap wajar. Maka, buruh perempuan pun jadi berpikir mengikuti paradigma masyarakat bahwa persoalannya bukan persoalan, melainkan hal biasa saja meski selalu ada rasa sakit, tidak aman dan tidak nyaman,” kata Jumisih, Ketua Panitia Konferensi Perempuan Pekerja yang diselenggarakan di Kantor Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Minggu (21/12)

Menurut Jumisih, situasi kerja yang penuh target, tidak pasti (kontrak) dan bergaji murah sangat berpengaruh terhadap kerentanan tubuh menjadi sasaran kekerasan dan pelecehan seksual di dalam pabrik.

“Hal tersebut muncul dan kami temukan melalui diskusi, bedah kasus dan curhat hunian antar buruh pabrik. Dari beragam curhat dan aduan yang muncul di diskusi hunian tersebut, bisa dilihat bahwa tempat kerja belum menjadi tempat yang aman bagi perempuan. Tanpa bedah kasus dan diskusi hunian, mustahil suara itu bisa kami dengar,” katanya.

Menurut data yang ditemukan Jumisih, ada beberapa kasus kekerasan seksual yang ditemukan seperti melakban belahan dada untuk menghindari serangan mata yang dilakukan teman kerja laki-laki atau supervisor; sentuhan, ucapan dan pandangan mata yang melecehkan oleh teknisi ketika memperbaiki mesin. Kadang buruh perempuan tak kuasa untuk melawan karena takut karena mesin yang rusak tidak akan diperbaiki dan target produksi tidak terpenuhi

Ada juga kasus sentuhan yang melecehkan ketika proses cek body (memastikan tidak ada barang yang dibawa pulang). Pelaku selalu punya alasan tugas atau tidak sengaja. “Ada juga yang meraba tubuh ketika kerja dan terjadi di ruang produksi. Ada kasus lain seperti dibawa ke ruang manajer ketika ruang tersebut kosong dan dimasukkan jari pelaku ke dalam alat vital korban (buruh perempuan),” keluh Jumisih.

Situasi serupa besar kemungkinan terjadi di tempat kerja lainnya, terlebih jika melihat beberapa kasus kekerasan seksual yang sudah dilaporkan dan diberitakan media.

“Perlu penegakan hukum dan sanksi tegas bagi para pelaku pelecehan seksual dan kekerasan seksual. Selama ini absennya negara dalam persoalan kekerasan seksual membuat korban lebih memilih diam sehingga kekerasan seksual terus menjadi kejahatan sunyi. Marak terjadi tapi nyaris tak terdengar,” tegasnya.

Tak mudah bagi perempuan korban untuk bicara, karena bicara pun adalah sebuah proses yang tak bisa dilalui sendirian. Maka, korban tak boleh sendiri. Pengelola pabrik/tempat kerja dan bahkan pemerintah harus segera mengakomodasi masalah ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain