27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40256

TNI AL Bakal Tenggelamkan Dua Kapal di Teluk Ambon

Jakarta, Aktual.co — Dua kapal asing, Minggu (21/12) pagi bakal kembali ditenggelamkan dengan cara diledakkan dan saat ini posisi kapal sudah berada di tengah laut Teluk Ambon.
Kapal besar yang akan ditenggelamkan pada pukul 10.00 WIT, merupakan 2 dari 8 kapal yang ditangkap di Laut Arafura dengan berbendera Papua Nugini. 
Saat ini posisi Kapal bernama KIA Century 4 dan Century 7 sudah berada 2 mil dari Pantai di sekitar Amahusu dan siap ditenggelamkan.
Selaku eksekusi, Anggota TNI AL Pangkalan Utama (Lantamal) IX Ambon sudah menepatkan kedua kapal itu ditengah perlautan. “Kami sudah siap, tinggal pelaksanaan saja. Kapal sudah berada sekitar 2 mil lebih dari pinggir pantai. Sudah di tengah laut dari jam 5 subuh tadi bergerak,” kata Kadispen Lantamal IX Ambon Mayor Laut Eko Budimansyah saat dihubungi wartawan, Minggu (21/12).
Eko mengatakan, dua kapal yang sudah dikosongkan dari bahan bakar dan muatannya ini akan ditenggelamkan dengan cara yang sama seperti penenggelaman 3 kapal ikan Vietnam di Anambas, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Kapal akan diledakkan hingga hancur hingga akhirnya tenggelam.
“Sama seperti di Anambas, nanti diledakkan. Ada tim amunisi untuk teknisnya dan sudah siap.”
Dari informasi yang didapat, kapal Cenruty 4 berbobot 250 grosston dan Century 7 memiliki bobot 200 grosston. Saat ditangkap pada 9 Desember lalu, Century 4 memiliki muatan 43 ton ikan sementara Century 7 membawa 20 ton ikan.
Meski berbendera Papua Nugini, seluruh ABK 2 kapal Century ini berkewarganegaraan Thailand. Cenrtuy 4 membawa 45 ABK dengan nahkoda bernama Thanaphom Pamnisti, dan Century 7 dinakhodai oleh Thong Ma Lapho dengan ditumpangi oleh 17 ABK.
Dua kapal berwarna biru dengan lambung hijau ini biasa berlabuh di Port Reg Bangkok, Thailand, dan hanya memiliki dokumen Papua Nugini. Meski tak memiliki dokumen Indonesia, mereka nekat menangkap ikan dengan tujuan komersil di Laut Arafura, Maluku. Tindakan penenggelaman kapal sudah sesuai dengan aturan dan dikabulkan oleh pengadilan setempat.
“Menyatakan memberikan izin kepada Komando Armada RI kawasan Timur Pangkalan Utama TNI AL IX untuk melakukan pemusnahan atau penenggelaman barang bukti kapal KM Century 7/PNG-064,” seperti yang dikutipan surat penetapan penenggelaman Kapal Century 4 dan Century 7 yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Ambon.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

TNI AL Bakal Tenggelamkan Dua Kapal di Teluk Ambon

Jakarta, Aktual.co — Dua kapal asing, Minggu (21/12) pagi bakal kembali ditenggelamkan dengan cara diledakkan dan saat ini posisi kapal sudah berada di tengah laut Teluk Ambon.
Kapal besar yang akan ditenggelamkan pada pukul 10.00 WIT, merupakan 2 dari 8 kapal yang ditangkap di Laut Arafura dengan berbendera Papua Nugini. 
Saat ini posisi Kapal bernama KIA Century 4 dan Century 7 sudah berada 2 mil dari Pantai di sekitar Amahusu dan siap ditenggelamkan.
Selaku eksekusi, Anggota TNI AL Pangkalan Utama (Lantamal) IX Ambon sudah menepatkan kedua kapal itu ditengah perlautan. “Kami sudah siap, tinggal pelaksanaan saja. Kapal sudah berada sekitar 2 mil lebih dari pinggir pantai. Sudah di tengah laut dari jam 5 subuh tadi bergerak,” kata Kadispen Lantamal IX Ambon Mayor Laut Eko Budimansyah saat dihubungi wartawan, Minggu (21/12).
Eko mengatakan, dua kapal yang sudah dikosongkan dari bahan bakar dan muatannya ini akan ditenggelamkan dengan cara yang sama seperti penenggelaman 3 kapal ikan Vietnam di Anambas, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Kapal akan diledakkan hingga hancur hingga akhirnya tenggelam.
“Sama seperti di Anambas, nanti diledakkan. Ada tim amunisi untuk teknisnya dan sudah siap.”
Dari informasi yang didapat, kapal Cenruty 4 berbobot 250 grosston dan Century 7 memiliki bobot 200 grosston. Saat ditangkap pada 9 Desember lalu, Century 4 memiliki muatan 43 ton ikan sementara Century 7 membawa 20 ton ikan.
Meski berbendera Papua Nugini, seluruh ABK 2 kapal Century ini berkewarganegaraan Thailand. Cenrtuy 4 membawa 45 ABK dengan nahkoda bernama Thanaphom Pamnisti, dan Century 7 dinakhodai oleh Thong Ma Lapho dengan ditumpangi oleh 17 ABK.
Dua kapal berwarna biru dengan lambung hijau ini biasa berlabuh di Port Reg Bangkok, Thailand, dan hanya memiliki dokumen Papua Nugini. Meski tak memiliki dokumen Indonesia, mereka nekat menangkap ikan dengan tujuan komersil di Laut Arafura, Maluku. Tindakan penenggelaman kapal sudah sesuai dengan aturan dan dikabulkan oleh pengadilan setempat.
“Menyatakan memberikan izin kepada Komando Armada RI kawasan Timur Pangkalan Utama TNI AL IX untuk melakukan pemusnahan atau penenggelaman barang bukti kapal KM Century 7/PNG-064,” seperti yang dikutipan surat penetapan penenggelaman Kapal Century 4 dan Century 7 yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Ambon.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

10 Tahun Tsunami Aceh, TV Spanyol Putar Film Khusus

Jakarta, Aktual.co —Televisi Spanyol (Television Espanola/TVE) menggelar pameran foto karya fotografer senior stasiun televisi itu, Francisco Magallon di Museum Nasional Antropologi Madrid mulai 17 Desember 2014 hingga 8 Maret 2015 untuk memperingati 10 tahun tsunami Aceh.

Sekretaris Tiga KBRI Madrid, Nona Siska Noviyanti kepada Antara London, Sabtu, mengatakan pameran foto itu terselenggara atas kerja sama TVE dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga Spanyol, Palang Merah Spanyol dan KBRI Madrid.

Pameran foto berjudul “La Ola Negra: El Tsunami 10 Anos Despues. Indonesia: Zona Cero” (Ombak Hitam: Setelah 10 Tahun Tsunami. Indonesia: Titik Nol) tersebut dibuka oleh Dirjen Seni, Aset Budaya, Arsip dan Perpustakaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga Spanyol, Miguel Recio.

Hadir dalam acara pembukaan pameran itu Wakil Ketua Palang Merah Spanyol, Manuela Cabero Moran, Direktur Museo Nacional de Antropologa, Fernando Saez Lara dan Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso serta undangan dari berbagai kalangan di Madrid, termasuk staf KBRI dan masyarakat Indonesia di Madrid.

Fotografer Francisco Magallon menyatakan bahwa dirinya menjadi relawan di Aceh pada tahun 2005 dan terlibat langsung dalam kegiatan tanggap darurat di Aceh.

Kenangan mengenai Aceh sangat membekas di benaknya. Hatinya sangat dekat dengan Aceh. Setelah meninggalkan Aceh pada tahun 2006, dia selalu mengikuti berita tentang perkembangan Aceh. Sebagai fotografer, dia selalu mencari kesempatan untuk dapat kembali ke Aceh dan pada Juni 2014 dia mendapat tugas jurnalistik ke Aceh, membuat film dokumenter 10 tahun perkembangan Aceh.

Mendokumentasikan Aceh sejak terjadinya musibah tsunami 26 Desember 2004 hingga 26 Desember 2014 yang akan ditayangkan di TVE pada 26 Desember 2014 dan pameran foto tersebut. Foto-foto keadaan Aceh pada awal 2005 hingga akhir 2006 dan 2014 merupakan hasil karyanya yang diambil langsung di Aceh, terakhir pada November 2014.

TVE ingin seluruh masyarakat dunia, khususnya para sahabat dan relawan yang dulu berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan di Aceh, yang belum berkesempatan kembali ke Aceh, dapat mengetahui mengenai perkembangan di Aceh setelah 10 tahun tsunami. Menurut dia, perkembangan di Aceh sangat mengagumkan.

Wakil Ketua Palang Merah Spanyol (Cruz Roja Espanol), Manuela Cabero Moran menyatakan masih ingat betul saat-saat menegangkan, ketika Palang Merah Spanyol menerima berita tentang terjadinya bencana dahsyat tsunami di Aceh yang disebabkan oleh gempa bumi di tengah laut yang membawa korban ribuan penduduk dan harta benda.

Palang Merah Spanyol segera membentuk tim tanggap darurat dan mengajak berbagai instansi di Spanyol, baik pemerintah maupun swasta, untuk membantu warga Aceh.

Artikel ini ditulis oleh:

10 Tahun Tsunami Aceh, TV Spanyol Putar Film Khusus

Jakarta, Aktual.co —Televisi Spanyol (Television Espanola/TVE) menggelar pameran foto karya fotografer senior stasiun televisi itu, Francisco Magallon di Museum Nasional Antropologi Madrid mulai 17 Desember 2014 hingga 8 Maret 2015 untuk memperingati 10 tahun tsunami Aceh.

Sekretaris Tiga KBRI Madrid, Nona Siska Noviyanti kepada Antara London, Sabtu, mengatakan pameran foto itu terselenggara atas kerja sama TVE dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga Spanyol, Palang Merah Spanyol dan KBRI Madrid.

Pameran foto berjudul “La Ola Negra: El Tsunami 10 Anos Despues. Indonesia: Zona Cero” (Ombak Hitam: Setelah 10 Tahun Tsunami. Indonesia: Titik Nol) tersebut dibuka oleh Dirjen Seni, Aset Budaya, Arsip dan Perpustakaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga Spanyol, Miguel Recio.

Hadir dalam acara pembukaan pameran itu Wakil Ketua Palang Merah Spanyol, Manuela Cabero Moran, Direktur Museo Nacional de Antropologa, Fernando Saez Lara dan Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso serta undangan dari berbagai kalangan di Madrid, termasuk staf KBRI dan masyarakat Indonesia di Madrid.

Fotografer Francisco Magallon menyatakan bahwa dirinya menjadi relawan di Aceh pada tahun 2005 dan terlibat langsung dalam kegiatan tanggap darurat di Aceh.

Kenangan mengenai Aceh sangat membekas di benaknya. Hatinya sangat dekat dengan Aceh. Setelah meninggalkan Aceh pada tahun 2006, dia selalu mengikuti berita tentang perkembangan Aceh. Sebagai fotografer, dia selalu mencari kesempatan untuk dapat kembali ke Aceh dan pada Juni 2014 dia mendapat tugas jurnalistik ke Aceh, membuat film dokumenter 10 tahun perkembangan Aceh.

Mendokumentasikan Aceh sejak terjadinya musibah tsunami 26 Desember 2004 hingga 26 Desember 2014 yang akan ditayangkan di TVE pada 26 Desember 2014 dan pameran foto tersebut. Foto-foto keadaan Aceh pada awal 2005 hingga akhir 2006 dan 2014 merupakan hasil karyanya yang diambil langsung di Aceh, terakhir pada November 2014.

TVE ingin seluruh masyarakat dunia, khususnya para sahabat dan relawan yang dulu berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan di Aceh, yang belum berkesempatan kembali ke Aceh, dapat mengetahui mengenai perkembangan di Aceh setelah 10 tahun tsunami. Menurut dia, perkembangan di Aceh sangat mengagumkan.

Wakil Ketua Palang Merah Spanyol (Cruz Roja Espanol), Manuela Cabero Moran menyatakan masih ingat betul saat-saat menegangkan, ketika Palang Merah Spanyol menerima berita tentang terjadinya bencana dahsyat tsunami di Aceh yang disebabkan oleh gempa bumi di tengah laut yang membawa korban ribuan penduduk dan harta benda.

Palang Merah Spanyol segera membentuk tim tanggap darurat dan mengajak berbagai instansi di Spanyol, baik pemerintah maupun swasta, untuk membantu warga Aceh.

Artikel ini ditulis oleh:

Asal Sesuai Statuta, Pihak Manapun Berhak Awasi PSSI

Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi X DPR RI, Moreno Soeprapto mengatakan semua pihak termasuk pemerintah tetap bisa mengawasi kinerja PSSI dalam melakukan pembinaan atlet asal sesuai dengan aturan yang berlaku,

“Sah-sah saja jika ada pihak lain ingin mengawasi kinerja PSSI. Tetapi semuanya harus sesuai dengan statuta. Bagaimanapun juga, PSSI adalah anggota FIFA yang harus tunduk dengan aturan yang berlaku,” kata Moreno Soeprapto di Jakarta, Sabtu (20/12).

Dalam statuta FIFA ditegaskan jika ada campur tangan dari pihak lain termasuk pemerintah maka ancaman sanksi tegas akan dijatuhkan. Untuk itu, harus ada kajian yang tepat supaya sanksi tidak dijatuhkan. Menurut dia, jika ada permasalahan terkait dengan persepakbolaan nasional sebaiknya dilakukan komunikasi langsung dengan pihak PSSI dan tidak perlu dengan melakukan gerakan termasuk membentuk tim khusus.

“Selama untuk kepentingan prestasi sepakbola, ayo semua harus duduk bersama membicarakan masalah ini dengan baik-baik. Pasti ada jalan untuk untuk memecahkan setiap masalah,” katanya menambahkan.

Politisi dari Partai Gerinda itu berharap dalam melakukan penyelesaian masalah yang terjadi pada persepakbolaan nasional harus terhindar dari kepentingan politik maupun kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Meski prestasi sepak bola Indonesia belum sesuai dengan harapan, anak mantan pebalap nasional Tinton Soeprapto tetap memberikan kepercayaan penuh kepada PSSI untuk melakukan pembinaan sepak bola di Indonesia sehingga mampu berprestasi ditingkat internasional.

“PSSI adalah induknya sepakbola di Tanah Air. Mari kita serahkan sepenuhnya kepada mereka. Jika kondisi seperti terus berlanjut kasihan para atlet,” kata anggota DPR RI yang terpilih dari daerah pemilihan Malang Raya itu.

Sebelumnya pemerintah dalam hal Kemenpora membentuk Tim Sembilan yang berfungsi mengawasi kinerja PSSI. Tim ini akan beranggotakan pengamat olahraga, wartawan hingga tokoh-tokoh masyarakat. Hanya saja, hingga saat ini personelnya belum diumumkan.

Pembentukan tim ini adalah buntut dari kegagalan sepak bola dari beberapa level yaitu Timnas Indonesia U-19 yang gagal di Piala AFC, sedangkan Timnas Indonesia Senior harus terpuruk pada kejuaraan dua tahunan yaitu Piala AFF 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Asal Sesuai Statuta, Pihak Manapun Berhak Awasi PSSI

Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi X DPR RI, Moreno Soeprapto mengatakan semua pihak termasuk pemerintah tetap bisa mengawasi kinerja PSSI dalam melakukan pembinaan atlet asal sesuai dengan aturan yang berlaku,

“Sah-sah saja jika ada pihak lain ingin mengawasi kinerja PSSI. Tetapi semuanya harus sesuai dengan statuta. Bagaimanapun juga, PSSI adalah anggota FIFA yang harus tunduk dengan aturan yang berlaku,” kata Moreno Soeprapto di Jakarta, Sabtu (20/12).

Dalam statuta FIFA ditegaskan jika ada campur tangan dari pihak lain termasuk pemerintah maka ancaman sanksi tegas akan dijatuhkan. Untuk itu, harus ada kajian yang tepat supaya sanksi tidak dijatuhkan. Menurut dia, jika ada permasalahan terkait dengan persepakbolaan nasional sebaiknya dilakukan komunikasi langsung dengan pihak PSSI dan tidak perlu dengan melakukan gerakan termasuk membentuk tim khusus.

“Selama untuk kepentingan prestasi sepakbola, ayo semua harus duduk bersama membicarakan masalah ini dengan baik-baik. Pasti ada jalan untuk untuk memecahkan setiap masalah,” katanya menambahkan.

Politisi dari Partai Gerinda itu berharap dalam melakukan penyelesaian masalah yang terjadi pada persepakbolaan nasional harus terhindar dari kepentingan politik maupun kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Meski prestasi sepak bola Indonesia belum sesuai dengan harapan, anak mantan pebalap nasional Tinton Soeprapto tetap memberikan kepercayaan penuh kepada PSSI untuk melakukan pembinaan sepak bola di Indonesia sehingga mampu berprestasi ditingkat internasional.

“PSSI adalah induknya sepakbola di Tanah Air. Mari kita serahkan sepenuhnya kepada mereka. Jika kondisi seperti terus berlanjut kasihan para atlet,” kata anggota DPR RI yang terpilih dari daerah pemilihan Malang Raya itu.

Sebelumnya pemerintah dalam hal Kemenpora membentuk Tim Sembilan yang berfungsi mengawasi kinerja PSSI. Tim ini akan beranggotakan pengamat olahraga, wartawan hingga tokoh-tokoh masyarakat. Hanya saja, hingga saat ini personelnya belum diumumkan.

Pembentukan tim ini adalah buntut dari kegagalan sepak bola dari beberapa level yaitu Timnas Indonesia U-19 yang gagal di Piala AFC, sedangkan Timnas Indonesia Senior harus terpuruk pada kejuaraan dua tahunan yaitu Piala AFF 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain