25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40279

Wasekjen Golkar: Dewan Pertimbangan Telah Berupaya Rekonsiliasi Sebelum Rapimnas

Jakarta, Aktual.co — Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Riyono Asnan mengatakan bahwa Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar  Akbar Tanjung telah mengupayakan rekonsiliasi sebelum diadakannya Rapat Pimpinan Nasional di Yogyakarta pertengahan November kemarin.
Menurutnya bahwa dalam surat yang dikirimkan ke DPP Golkar, Wantim meminta supaya Munas diadakan pada awal tahun 2015. Namun apa yang telah diupayakan oleh Wantim tak berbuah manis alias gagal, karena mayoritas DPD I dan DPD II meminta Munas digelar 30 November.
“Sebagai tokoh yang paham tata berorganisasi yang benar, Bang Akbar tentu mengikuti hasil keputusan Rapim tersebut yang juga dihadiri Pak Agung Laksono dan kelompoknya. Upaya Bang Akbar untuk rekonsiliasi juga dilakukan dengan cara meminta perkembangan situasi politik terakhir dengan melakukan pertemuan dengan Menkopulhukam, Kepala BIN dan Kapolri. Dari hasil pertemuan tersebut akhirnya Bang Akbar mengadakan rapat Wantim dan hasilnya meminta Munas ditunda sampai ada kesepakatan dari pihak-pihak yang berkepentingan,” katanya, Sabtu (20/12).
Dikatakan Riyono bahwa hasil rapat, Wantim belum mampu mengubah keinginan DPD I dan DPD II untuk menggelar Munas di Bali pada 30 November. Bahkan, sebelum Munas di Bali dibuka secara resmi, Akbar mengajak bertemu Agung Laksono untuk membicarakan kesepakatan pelaksanaan Munas. Saat itu, katanya, Aburizal Bakri sudah bersedia Munas diadakan Oktober 2015.
“Kesediaan Pak Ical itu mau dikomunikasikan oleh Bang Akbar ke Pak Agung untuk dinegosiasikan ulang pelaksanaan Munas pada Juli atau Agustus 2015. Tapi Pak Agung tidak bersedia hadir dalam pertemuan yang telah di sepakati itu. Sampai sore menjelang pembukaan Munas, Pak Agung tidak bersedia bertemu dengan Bang Akbar. Bang Akbar pun sudah telepon berkali-kali ke Pak Agung tapi tidak ada respon sama sekali. Dan akhirnya dibukalah Munas di Bali itu. Bang Akbar selaku senior Partai Golkar sudah berupaya maksimal untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai. Janganlah sekarang seolah-olah Bang Akbar dianggap konseptor Munas Bali,” katanya.
Lebih lanjut Riyono menambahkan bahwa saat ini yang terpenting adalah bagaimana konflik yang merugikan Golkar dapat diakhiri dengan cara yang diterima semua pihak.  

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Bank Sulut Himpun DPK Capai Rp9,76 Triliun

Jakarta, Aktual.co — Direktur Pemasaran PT Bank Sulut Novie Kaligis mengatakan sampai November 2014 pihaknya mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp9,76 triliun.

“Penghimpunan dana masyarakat tersebut mengalami peningkatan sebesar 44,86 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp6,73 triliun,” kata Novie di Manado, Sabtu (20/12).

Novie mengatakan, pertumbuhan tertinggi dari DPK Bank Sulut pada jenis deposito tumbuh 72,26 persen dari Rp3,65 triliun pada November 2013 menjadi Rp6,29 triliun pada November 2014.

Kemudian jenis giro tumbuh sebesar 12,33 persen dari Rp2,10 triliun di November 2013 menjadi Rp2,36 triliun pada November 2014. Dan Tabungan dari Rp979 miliat tumbuh 12,59 persen menjadu Rp1,10 triliun.

“Pertumbuhan DPK yang cukup baik tersebut, menandakan bahwa kepercayaan masyarakat Sulut terhadap “Torang Pe Bank” cukup tinggi,” jelasnya.

Dia mengatakan Bank Sulut optimistis mampu menghimpun DPK yang telah ditargetkan, meski dihantui kesulitan di era ketatnya likuiditas saat ini.

Peningkatan DPK dari bulan-ke bulan, katanya, menandakan bahwa minat masyarakat sulut untuk menabung semakin tinggi.

“Cara pandang masyarakat untuk menabung ke bank sudah mulai baik ditandai dengan meningkatnya DPK di Bank Sulut,” katanya menjelaskan.

Pihaknya berkomitmen akan terus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat di daerah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Bank Sulut Himpun DPK Capai Rp9,76 Triliun

Jakarta, Aktual.co — Direktur Pemasaran PT Bank Sulut Novie Kaligis mengatakan sampai November 2014 pihaknya mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp9,76 triliun.

“Penghimpunan dana masyarakat tersebut mengalami peningkatan sebesar 44,86 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp6,73 triliun,” kata Novie di Manado, Sabtu (20/12).

Novie mengatakan, pertumbuhan tertinggi dari DPK Bank Sulut pada jenis deposito tumbuh 72,26 persen dari Rp3,65 triliun pada November 2013 menjadi Rp6,29 triliun pada November 2014.

Kemudian jenis giro tumbuh sebesar 12,33 persen dari Rp2,10 triliun di November 2013 menjadi Rp2,36 triliun pada November 2014. Dan Tabungan dari Rp979 miliat tumbuh 12,59 persen menjadu Rp1,10 triliun.

“Pertumbuhan DPK yang cukup baik tersebut, menandakan bahwa kepercayaan masyarakat Sulut terhadap “Torang Pe Bank” cukup tinggi,” jelasnya.

Dia mengatakan Bank Sulut optimistis mampu menghimpun DPK yang telah ditargetkan, meski dihantui kesulitan di era ketatnya likuiditas saat ini.

Peningkatan DPK dari bulan-ke bulan, katanya, menandakan bahwa minat masyarakat sulut untuk menabung semakin tinggi.

“Cara pandang masyarakat untuk menabung ke bank sudah mulai baik ditandai dengan meningkatnya DPK di Bank Sulut,” katanya menjelaskan.

Pihaknya berkomitmen akan terus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat di daerah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Blok Mahakam Harga Mati Bagi Pertamina

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah telah memastikan Blok Mahakam yang sudah dikuasai hingga 50 tahun oleh Total E&P Indonesie, akan dikelola oleh Pertamina. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Sutjipto di gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan pasti mampu dari segi keuangan. Namun beberapa pihak seperti Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM meragukan kemampuan Pertamina untuk mengelola 100 persen blok mahakam.
 
“Mereka yang meragukan kemampuan dan kesiapan Pertamina mengelola sepenuhnya dan tunggal, serta 100 persen menjadi operator Blok Mahakam pasca 2017, sangat layak untuk dipertanyakan rasa nasionalismenya,” ujar Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe), Binsar Effendi Hutabarat dalam keterangan yang diterima Aktual, Sabtu (20/12).

Menurutnya, pernyataan agar Total E&P diberi kesempatan mengelola Blok Mahakam selama dua atau tiga tahun bersama Pertamina yang disebut masa transisi, jelas melecehkan Pertamina, tidak mendukung upaya untuk tercapainya ketahanan energi nasional.
 
“Kalau Pertamina bilang sanggup, Pertamina bilang mampu, Pertamina bilang siap, untuk kelola sepenuhnya dan tunggal, serta menjadi operator 100 persen Blok Mahakam. Itu pasti bisa dijamin. Blok Mahakam itu harga mati bagi Pertamina,” ujar Komandan Gerakan Nasionalisasi Migas (GNM).
 
Seperti janji Presiden Jokowi saat kampanye yaitu ingin membesarkan Pertamina, inilah momen tepa. Jangan lagi mau mendengar pandangan menteri atau himbauan pejabat negara lainnya yang meragukan kemampuan malah melecehkan Pertamina.

“Diyakini bila Jokowi menyerahkan Blok Mahakam ke Pertamina, niscaya ketahanan energi nasional akan membaik,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Blok Mahakam Harga Mati Bagi Pertamina

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah telah memastikan Blok Mahakam yang sudah dikuasai hingga 50 tahun oleh Total E&P Indonesie, akan dikelola oleh Pertamina. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Sutjipto di gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan pasti mampu dari segi keuangan. Namun beberapa pihak seperti Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM meragukan kemampuan Pertamina untuk mengelola 100 persen blok mahakam.
 
“Mereka yang meragukan kemampuan dan kesiapan Pertamina mengelola sepenuhnya dan tunggal, serta 100 persen menjadi operator Blok Mahakam pasca 2017, sangat layak untuk dipertanyakan rasa nasionalismenya,” ujar Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe), Binsar Effendi Hutabarat dalam keterangan yang diterima Aktual, Sabtu (20/12).

Menurutnya, pernyataan agar Total E&P diberi kesempatan mengelola Blok Mahakam selama dua atau tiga tahun bersama Pertamina yang disebut masa transisi, jelas melecehkan Pertamina, tidak mendukung upaya untuk tercapainya ketahanan energi nasional.
 
“Kalau Pertamina bilang sanggup, Pertamina bilang mampu, Pertamina bilang siap, untuk kelola sepenuhnya dan tunggal, serta menjadi operator 100 persen Blok Mahakam. Itu pasti bisa dijamin. Blok Mahakam itu harga mati bagi Pertamina,” ujar Komandan Gerakan Nasionalisasi Migas (GNM).
 
Seperti janji Presiden Jokowi saat kampanye yaitu ingin membesarkan Pertamina, inilah momen tepa. Jangan lagi mau mendengar pandangan menteri atau himbauan pejabat negara lainnya yang meragukan kemampuan malah melecehkan Pertamina.

“Diyakini bila Jokowi menyerahkan Blok Mahakam ke Pertamina, niscaya ketahanan energi nasional akan membaik,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Soal Akbar Tanjung, Wasekjen Golkar: Pernyataan Welly dan Leo Salah Besar

Jakarta, Aktual.co — Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Riyono Asnan menyayangkan atas pernyataan yang disampaikan oleh Yorrys Raweyai dan Leo Nababan, bahwa konseptor Munas IX Golkar di Bali pada beberapa waktu lalu adalah Akbar Tanjung. Dirinya menganggap bahwa apa yang diucapkan oleh keduanya merupakan salah besar.
“Saya berharap, mari kita selesaikan dengan baik-baik, Pernyataan Yorrys Raweyai dan Leo Nababan yang menuding Akbar Tandjung sebagai konseptor Musyawarah Nasional (Munas) 30 November di Bali adalah salah besar,” katanya, Sabtu (20/12).
Untuk itu Riyono meminta kepada seluruh elemen yang berada dalam Partai bergambar pohon beringin tersebnut untuk tidak terpengaruh oleh pernyataan tersebut. Ia juga berharap kepada semua pihak yang masih memiliki rasa serta menginginkan Partai Golkar kembali berjaya sebaiknya jangan memperkeruh suasana dengan menyerang pribadi atau personal sesorang.
“Apalagi, kalau yang diserang itu tokoh senior sekaliber Akbar Tandjung yang berhasil mengembalikan kejayaan partai saat krisis pasca-jatuhnya orde baru,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain