25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40286

Indonesia Gagal Kirim Wakil ke Semifinal BWF Super Series Final

Jakarta, Aktual.co — Tunggal putra Indonesia, Tommy Sugiarto, terpaksa menjadi juru kunci di klasemen grup B di penyisihan BWF Super Series Finals 2014. Dari tiga laga penyisihan yang memperebutkan tiket semifinal, tak satupun yang berhasil dimenangkan Tommy.

Peserta turnamen ini memang bukan pemain sembarangan. Hanya pemain terbaik dengan peringkat delapan besar super series yang bisa ambil bagian. Tommy juga berada satu grup dengan pemain-pemain kelas dunia. Di laga perdana, Tommy dikalahkan juara BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 asal Denmark, Jan O Jorgensen, dengan skor 15-21, 9-21.

Pemain muda India yang prestasinya tengah menanjak, Srikanth K, menjadi penakluk Tommy di laga penyisihan kedua. Srikanth menundukkan Tommy dengan dua game langsung, 21-18, 21-13.

Srikanth sempat mengejutkan para penggemar bulutangkis dunia dengan mengalahkan Lin Dan, yang merupakan peraih dua medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012, di ajang China Open Super Series Premier 2014 lalu.

Di laga terakhir, Tommy harus mengakui keunggulan pemain muda Jepang, Kento Momota. Juara Dunia Junior 2012 ini mengalahkan Tommy dengan pertarungan rubber game, 23-21, 7-21, 21-15.

“Walaupun belum menang, tetapi saya sudah berusaha lebih baik, saya tidak menyerah begitu saja. Saya tidak mau putus asa dengan hasil di turnamen ini. Kedepannya masih banyak turnamen lainnya,” kata Tommy dikutip dari laman resmi PBSI, Sabtu (20/12).

“Seharusnya bisa menang straight game, tapi saya tidak bisa memanfaatkan kesempatan. Saya masih terbawa ragu-ragu karena penampilan saya kemarin kurang bagus,” tambah Tommy.

“Turnamen ini adalah pelajaran berharga buat saya, tidak mudah buat seorang pemain untuk bangkit,” katanya.

Dengan demikian, Indonesia belum berhasil mengirim wakil ke babak semifinal. Di nomor ganda campuran, pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memenangkan pertandingan penyisihan ketiga melawan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand), 21-16, 21-19. Namun laga ini tak lagi menentukan karena Tontowi/Liliyana telah menelan dua kekalahan. Tiket semifinal ganda campuran dari grup B diraih oleh pasangan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) dan Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok).

Sebelumnya, dua wakil Merah-Putih telah mengundurkan diri di babak penyisihan pertama yaitu Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra) dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri).

Artikel ini ditulis oleh:

Indonesia Gagal Kirim Wakil ke Semifinal BWF Super Series Final

Jakarta, Aktual.co — Tunggal putra Indonesia, Tommy Sugiarto, terpaksa menjadi juru kunci di klasemen grup B di penyisihan BWF Super Series Finals 2014. Dari tiga laga penyisihan yang memperebutkan tiket semifinal, tak satupun yang berhasil dimenangkan Tommy.

Peserta turnamen ini memang bukan pemain sembarangan. Hanya pemain terbaik dengan peringkat delapan besar super series yang bisa ambil bagian. Tommy juga berada satu grup dengan pemain-pemain kelas dunia. Di laga perdana, Tommy dikalahkan juara BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 asal Denmark, Jan O Jorgensen, dengan skor 15-21, 9-21.

Pemain muda India yang prestasinya tengah menanjak, Srikanth K, menjadi penakluk Tommy di laga penyisihan kedua. Srikanth menundukkan Tommy dengan dua game langsung, 21-18, 21-13.

Srikanth sempat mengejutkan para penggemar bulutangkis dunia dengan mengalahkan Lin Dan, yang merupakan peraih dua medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012, di ajang China Open Super Series Premier 2014 lalu.

Di laga terakhir, Tommy harus mengakui keunggulan pemain muda Jepang, Kento Momota. Juara Dunia Junior 2012 ini mengalahkan Tommy dengan pertarungan rubber game, 23-21, 7-21, 21-15.

“Walaupun belum menang, tetapi saya sudah berusaha lebih baik, saya tidak menyerah begitu saja. Saya tidak mau putus asa dengan hasil di turnamen ini. Kedepannya masih banyak turnamen lainnya,” kata Tommy dikutip dari laman resmi PBSI, Sabtu (20/12).

“Seharusnya bisa menang straight game, tapi saya tidak bisa memanfaatkan kesempatan. Saya masih terbawa ragu-ragu karena penampilan saya kemarin kurang bagus,” tambah Tommy.

“Turnamen ini adalah pelajaran berharga buat saya, tidak mudah buat seorang pemain untuk bangkit,” katanya.

Dengan demikian, Indonesia belum berhasil mengirim wakil ke babak semifinal. Di nomor ganda campuran, pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memenangkan pertandingan penyisihan ketiga melawan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand), 21-16, 21-19. Namun laga ini tak lagi menentukan karena Tontowi/Liliyana telah menelan dua kekalahan. Tiket semifinal ganda campuran dari grup B diraih oleh pasangan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) dan Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok).

Sebelumnya, dua wakil Merah-Putih telah mengundurkan diri di babak penyisihan pertama yaitu Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra) dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri).

Artikel ini ditulis oleh:

Komisi X Kritik Rencana Kemenpora Bentuk Tim Sembilan

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ridwan Hisjam, mengkritik rencana pembentukan Tim Sembilan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), yang akan melakukan evaluasi terhadap kinerja PSSI.

“Kalau ingin membuat tim, sebaiknya yang lebih sempurna yaitu tim peningkatan prestasi cabor (cabang olahraga) Olimpiade, bukan kelembagaannya yang dievaluasi,” kata Ridwan kepada Aktual.co melalui black berry messenger (BBM), Sabtu (20/12).

Ditambahkan politisi Partai Golkar ini, masalah kelembagaannya biarlah diatur sendiri oleh anggotanya dalam cabor masing-masing.

“Sebaiknya Menpora memfungsikan saja para deputi-deputinya, sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang sudah ada,” tambahnya.

Ditegaskan pria asal Jawa Timur ini, Menpora memang memiliki hak untuk membuat tim apa saja. Ini sebagai penunjang tugas yang diemban oleh Menpora dan memperlancar dalam rangka pelaksanaan kerja.

“Tetapi menjadi polemik, apabila Menpora hanya fokus pada cabor-cabor tertentu saja, contoh sepak bola, karena banyak cabor-cabor lainnya yang harus mendapat perhatian Menpora dalam rangka meningkatkan prestasi-prestasi,” tegasnya.

Menpora berencana membentuk Tim Sembilan yang bertugas, salah satunya adalah mengevaluasi kinerja PSSI. Namun hingga saat ini, rencana pembentukan tim tersebut belum terealisasi.

Rencananya, Tim Sembilan akan dihuni oleh orang-orang dari berbagai unsur seperti, wartawan, masyarakat sepakbola dan suporter.

Artikel ini ditulis oleh:

Komisi X Kritik Rencana Kemenpora Bentuk Tim Sembilan

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ridwan Hisjam, mengkritik rencana pembentukan Tim Sembilan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), yang akan melakukan evaluasi terhadap kinerja PSSI.

“Kalau ingin membuat tim, sebaiknya yang lebih sempurna yaitu tim peningkatan prestasi cabor (cabang olahraga) Olimpiade, bukan kelembagaannya yang dievaluasi,” kata Ridwan kepada Aktual.co melalui black berry messenger (BBM), Sabtu (20/12).

Ditambahkan politisi Partai Golkar ini, masalah kelembagaannya biarlah diatur sendiri oleh anggotanya dalam cabor masing-masing.

“Sebaiknya Menpora memfungsikan saja para deputi-deputinya, sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang sudah ada,” tambahnya.

Ditegaskan pria asal Jawa Timur ini, Menpora memang memiliki hak untuk membuat tim apa saja. Ini sebagai penunjang tugas yang diemban oleh Menpora dan memperlancar dalam rangka pelaksanaan kerja.

“Tetapi menjadi polemik, apabila Menpora hanya fokus pada cabor-cabor tertentu saja, contoh sepak bola, karena banyak cabor-cabor lainnya yang harus mendapat perhatian Menpora dalam rangka meningkatkan prestasi-prestasi,” tegasnya.

Menpora berencana membentuk Tim Sembilan yang bertugas, salah satunya adalah mengevaluasi kinerja PSSI. Namun hingga saat ini, rencana pembentukan tim tersebut belum terealisasi.

Rencananya, Tim Sembilan akan dihuni oleh orang-orang dari berbagai unsur seperti, wartawan, masyarakat sepakbola dan suporter.

Artikel ini ditulis oleh:

Pemimpin Korut Diundang Hadiri Perayaan 70 Tahun PD II

Jakarta, Aktual.co — Presiden Rusia, Vladimir Putin mengundang pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un untuk menghadiri perayaan yang menandai 70 tahun kemenangan di Perang Dunia II, tahun depan.

“Ya. Undangan tersebut sudah dikirimkan,” kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov kepada kantor berita TASS, Sabtu (20/12).

Moskow tahun depan akan melangsungkan peringatan penyerahan Nazi Jerman ke Uni Soviet.

Lima tahun sebelumnya pada 2010, Rusia menggelar parade militer terbesar sejak runtuhnya Uni Soviet dan mengundang sekelompok pemimpin termasuk presiden Tiongkok saat itu, Hu Jintaou, dan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Rusia merupakan salah satu dari sedikit sekutu yang dimiliki Korea Utara, bersama Tiongkok. Kedua negara itu menentang desakan Perserikatan Bangsa-Bangsa agar Pyongyang dibawa ke Pengadilan Kejahatan Internasional terkait catatan hak asasi manusianya.

Mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il berkunjung ke Rusia pada Agustus 2011 untuk melakukan pertemuan yang jarang terjadi dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Kim Jong-Il meninggal dunia pada Desember tahun itu dan digantikan oleh puteranya.

Artikel ini ditulis oleh:

Pemimpin Korut Diundang Hadiri Perayaan 70 Tahun PD II

Jakarta, Aktual.co — Presiden Rusia, Vladimir Putin mengundang pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un untuk menghadiri perayaan yang menandai 70 tahun kemenangan di Perang Dunia II, tahun depan.

“Ya. Undangan tersebut sudah dikirimkan,” kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov kepada kantor berita TASS, Sabtu (20/12).

Moskow tahun depan akan melangsungkan peringatan penyerahan Nazi Jerman ke Uni Soviet.

Lima tahun sebelumnya pada 2010, Rusia menggelar parade militer terbesar sejak runtuhnya Uni Soviet dan mengundang sekelompok pemimpin termasuk presiden Tiongkok saat itu, Hu Jintaou, dan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Rusia merupakan salah satu dari sedikit sekutu yang dimiliki Korea Utara, bersama Tiongkok. Kedua negara itu menentang desakan Perserikatan Bangsa-Bangsa agar Pyongyang dibawa ke Pengadilan Kejahatan Internasional terkait catatan hak asasi manusianya.

Mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il berkunjung ke Rusia pada Agustus 2011 untuk melakukan pertemuan yang jarang terjadi dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Kim Jong-Il meninggal dunia pada Desember tahun itu dan digantikan oleh puteranya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain