30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40355

LRT Ditolak DPRD, Ahok Bakal Gandeng Pihak Swasta

Jakarta, Aktual.co — Gubernur DKI Jakarta Ahok berkomentar soal ditolaknya rencana pembangunan LRT oleh DPRD DKI pada rapat badan anggaran kemarin. Ia mengatakan tidak mempermasalahkan mengenai ditolaknya rencana tersebut.
“Enggak apa-apa, artinya kita akan tempuh kerjasama dengan swasta,” ujarnya di Balai Kota, Jumat (19/12).
Ia mengatakan wajar jika DPRD menolak karena belum ada Detail Engineering Design (DED) mengenai proyek tersebut.
“Kan memang belum ada DED-nya. Mungkin mereka nilai ini baru pemikiran saja,” ujarnya.
Pemprov DKI mengusulkan pembangunan LRT karena jalur monorel yang telah dibangun PT Jakarta Monorail tak kunjung selesai meski telah dibangun sejak tahun 2007 lalu. Pemprov DKI berniat memanfaatkan tiang sisa proyek untuk dijadikan jalur LRT yang lebih hemat karena pihaknya tidak membutuhkan banyak lahan karena bisa dibangun di atas ruas jalan.
LRT memiliki fleksibilitas yang tinggi dan memungkinkannya dibangun di antara gedung-gedung dan bisa berbelok dengan sudut yang tajam, berbeda dengan jenis kereta lainnya. Selain itu, LRT bisa mengangkut penumpang jauh lebih banyak dibanding monorel ataupun bus Transjakarta.
Namun, terdapat kendala karena jika bekerjasama dengan swasta, aset dan properti akan menjadi milik mereka.”Kalau kerja sama dengan swasta kan, memang barang (LRT) dapat tapi untuk properti kita nggak untung,” ujarnya.
Sebagai informasi, Banggar DPRD DKI Jakarta telah membahas rencana penganggaran proyek LRT di APBD tahun 2015. Namun setelah pembahasan yang cukup panjang, Banggar menolak untuk menganggarkan rencana proyek tersebut karena alasan konsep pembangunan LRT yang belum jelas.
Salah satu anggota dewan yang protes anggota yakni dari Fraksi Nasdem Bestari Barus. Dia mempertanyakan kesiapan rencana proyek Pemprov DKI yang ingin langsung menganggarkan proyek yang nilainya lebih dari Rp 7 triliun tersebut.
“Bagaimana amdalnya, DED, bagaimana PSO-nya. Terus bagaimana dengan pembagian tugasnya di Pemprov. Harus jelas,” tanya Bestari, Kamis (18/12).
Dia mengusulkan lebih baik dalam tahun anggaran 2015 dialokasikan anggaran untuk kajian saja sebesar Rp 1 miliar. Namun untuk anggaran pembangunan LRT ditunda hingga ada kajian, DED, Amdal dan PSO.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

LRT Ditolak DPRD, Ahok Bakal Gandeng Pihak Swasta

Jakarta, Aktual.co — Gubernur DKI Jakarta Ahok berkomentar soal ditolaknya rencana pembangunan LRT oleh DPRD DKI pada rapat badan anggaran kemarin. Ia mengatakan tidak mempermasalahkan mengenai ditolaknya rencana tersebut.
“Enggak apa-apa, artinya kita akan tempuh kerjasama dengan swasta,” ujarnya di Balai Kota, Jumat (19/12).
Ia mengatakan wajar jika DPRD menolak karena belum ada Detail Engineering Design (DED) mengenai proyek tersebut.
“Kan memang belum ada DED-nya. Mungkin mereka nilai ini baru pemikiran saja,” ujarnya.
Pemprov DKI mengusulkan pembangunan LRT karena jalur monorel yang telah dibangun PT Jakarta Monorail tak kunjung selesai meski telah dibangun sejak tahun 2007 lalu. Pemprov DKI berniat memanfaatkan tiang sisa proyek untuk dijadikan jalur LRT yang lebih hemat karena pihaknya tidak membutuhkan banyak lahan karena bisa dibangun di atas ruas jalan.
LRT memiliki fleksibilitas yang tinggi dan memungkinkannya dibangun di antara gedung-gedung dan bisa berbelok dengan sudut yang tajam, berbeda dengan jenis kereta lainnya. Selain itu, LRT bisa mengangkut penumpang jauh lebih banyak dibanding monorel ataupun bus Transjakarta.
Namun, terdapat kendala karena jika bekerjasama dengan swasta, aset dan properti akan menjadi milik mereka.”Kalau kerja sama dengan swasta kan, memang barang (LRT) dapat tapi untuk properti kita nggak untung,” ujarnya.
Sebagai informasi, Banggar DPRD DKI Jakarta telah membahas rencana penganggaran proyek LRT di APBD tahun 2015. Namun setelah pembahasan yang cukup panjang, Banggar menolak untuk menganggarkan rencana proyek tersebut karena alasan konsep pembangunan LRT yang belum jelas.
Salah satu anggota dewan yang protes anggota yakni dari Fraksi Nasdem Bestari Barus. Dia mempertanyakan kesiapan rencana proyek Pemprov DKI yang ingin langsung menganggarkan proyek yang nilainya lebih dari Rp 7 triliun tersebut.
“Bagaimana amdalnya, DED, bagaimana PSO-nya. Terus bagaimana dengan pembagian tugasnya di Pemprov. Harus jelas,” tanya Bestari, Kamis (18/12).
Dia mengusulkan lebih baik dalam tahun anggaran 2015 dialokasikan anggaran untuk kajian saja sebesar Rp 1 miliar. Namun untuk anggaran pembangunan LRT ditunda hingga ada kajian, DED, Amdal dan PSO.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Tuntut Kebebasan, AMP: Warga Papua Tewas, Kado Natal Terburuk Rezim Jokowi

Malang, Aktual.co — Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang, menggelar unjuk rasa mendesak pemerintah agar memberikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua sebagai solusi demokratis, di depan kantor DPRD Kota Malang, Jumat (19/12). 
Koordinator aksi Yustus Leitusamu mengatakan bahwa aksi ini adalah peringatan ilegalnya Trikora pada 19 Desember tahun 1961 yang dikumandangkan Soekarno di Alun-alun Utara Yogya, yang salah satu isinya menuntut pembentukan Papua Barat yang sudah deklarasi merdeka pada 1 Desember 1961 supaya digagalkan.
“Ini adalah peringatan perampasan hak kami yang ingin bebas menentukan nasib sendiri,” kata Yustus, disela aksi.
Dia menambahkan, pengiriman pasukan TNI ke bumi Papua sering menimbulkan masalah dan dituding sebagai penyebab maraknya aksi kebrutalan. Kasus terakhir, delapan warga Papua harus tewas dan beberapa diantaranya luka parah ditangan anggota TNI yang bertugas disana.
“Ini adalah kado natal terburuk rezim Jokowi,” tegasnya.
Para mahasiswa ini bahkan dengan lantang menolak kehadiran Jokowi di Papua dalam rangka merayakan Natal pada tanggal 27 Desember mendatang. Selain itu, AMP juga menuntut agar pemerintah menarik TNI Polri dari Papua, dan mendesak agar PT Freeport, LNG Tangguh ditutup, karena dianggap sebagai biang kejahatan di tanah Papua.

Artikel ini ditulis oleh:

Tuntut Kebebasan, AMP: Warga Papua Tewas, Kado Natal Terburuk Rezim Jokowi

Malang, Aktual.co — Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang, menggelar unjuk rasa mendesak pemerintah agar memberikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua sebagai solusi demokratis, di depan kantor DPRD Kota Malang, Jumat (19/12). 
Koordinator aksi Yustus Leitusamu mengatakan bahwa aksi ini adalah peringatan ilegalnya Trikora pada 19 Desember tahun 1961 yang dikumandangkan Soekarno di Alun-alun Utara Yogya, yang salah satu isinya menuntut pembentukan Papua Barat yang sudah deklarasi merdeka pada 1 Desember 1961 supaya digagalkan.
“Ini adalah peringatan perampasan hak kami yang ingin bebas menentukan nasib sendiri,” kata Yustus, disela aksi.
Dia menambahkan, pengiriman pasukan TNI ke bumi Papua sering menimbulkan masalah dan dituding sebagai penyebab maraknya aksi kebrutalan. Kasus terakhir, delapan warga Papua harus tewas dan beberapa diantaranya luka parah ditangan anggota TNI yang bertugas disana.
“Ini adalah kado natal terburuk rezim Jokowi,” tegasnya.
Para mahasiswa ini bahkan dengan lantang menolak kehadiran Jokowi di Papua dalam rangka merayakan Natal pada tanggal 27 Desember mendatang. Selain itu, AMP juga menuntut agar pemerintah menarik TNI Polri dari Papua, dan mendesak agar PT Freeport, LNG Tangguh ditutup, karena dianggap sebagai biang kejahatan di tanah Papua.

Artikel ini ditulis oleh:

Sindikat Perampok yang Ngaku Polisi, Beraksi Dilintas Provinsi

Jakarta, Aktual.co — Aksi perampokan yang dilakukan oleh kelompok pimpinan IS alias Iyan Cs yang melakukan aksinya di Bekasi, sudah dilakukan di lintas provinsi.
Dalam hal ini, kepolisian sudah mencokok enam orang pelaku perampokan di Bekasi yang mengaku sebagai anggota polisi. “Pengakuan para tersangka, mereka baru sekali melakukan di Bekasi, tetapi ini masih akan kami dalami,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (19/12).
Tetapi, kata dia, kepolisian sebelum melakukan penangkapan terhadap enam pelaku itu, para pelaku juga sudah melancarkan aksinya di Sumedang, Jawa Barat. “Sehari sebelum ditangkap, mereka sudah melakukan perampokan di sebuah rumah warga di Sumedang, Jawa Barat.” Iyan Cs ditangkap tim Unit II Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, tanggal 13 Desember 2014 lalu. Iyan saat itu tewas ditembak di bagian dadanya karena melawan polisi saat hendak ditangkap.
“Satu tersangka lainnya, REN ditangkap di Majalengka, Jawa Barat.”
Dia Mengatakan, sasaran para pelaku perampokan itu adalah rumah mewah yang menyimpan harta benda berharga di rumahnya. Dia menyebut, cara kerja mereka, mulai dari melakukan survei lokasi sasaran, hingga membentuk tim dengan peran masing-masing.
“Perannya ada yang mengaku sebagai polisi, sopir dan pengawas situasi.”
Modus operandi yang dilakukan komplotan ini adalah dengan berpura-pura sebagai polisi dari Polda Metro Jaya. Kemudian, di rumah korban H Iwan di Perumnas III Jalan Pulau Bali, Bekasi Kota, 9 November 2014 lalu, mereka mengaku hendak menangkap Iwan karena dituduh sebagai bandar narkoba
“Mereka mengetuk pintu rumah korban, menanyakan apakah H Iwan ada, dijawab sama istrinya tidak ada.”
Kemudian, dia mengatakan para pelaku menunjukkan lencana polisi dan mengatakan bahwa di rumahnya ada narkoba sehingga perlu dilakukan penggeledahan. Setelah 3 pelaku masuk ke dalam rumah, mereka lalu menodongkan senjata airsoft gun kepada korban. Setelah korban ditakut-takuti, para korban lalu diikat tangannya dan dipaksa untuk menunjukkan brankas milik korban yang disimpan di dalam kamarnya. “Pelaku membawa 4 ribu USD, uang tunai Rp 40 juta, 3 Kg perhiasan emas dan barang berharga lainnya.”
Setelah berhasil menggasak harta benda korban, para pelaku lalu kabur menggunakan mobil Toyota Avanza. Setelah melakukan penyelidikan, selang satu bulan kemudian, tim Unit II Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap 6 pelaku, yang mana tersangka Iyan tewas ditembak karena melakukan perlawanan. Sedangkan 5 pelaku lainnya ditembak di bagian kakinya karena melawan saat hendak dikembangkan. Kelima pelaku yakni DS alias D (40) warga Bale Endah, Bandung, AJ alias P alias R (31) warga Majalengka, Jabar, YI alias YP (40) warga Tanjungsari, Sumedang, Jabar, DRA alias D (36) warga Cilenyi, Bandung, dan CK alias U (25) warga Kiaracondong, Bandung, Jabar.
“Sebenarnya pelakunya ada 10 orang, namun 4 lagi masih DPO dan masih kita cari,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Sindikat Perampok yang Ngaku Polisi, Beraksi Dilintas Provinsi

Jakarta, Aktual.co — Aksi perampokan yang dilakukan oleh kelompok pimpinan IS alias Iyan Cs yang melakukan aksinya di Bekasi, sudah dilakukan di lintas provinsi.
Dalam hal ini, kepolisian sudah mencokok enam orang pelaku perampokan di Bekasi yang mengaku sebagai anggota polisi. “Pengakuan para tersangka, mereka baru sekali melakukan di Bekasi, tetapi ini masih akan kami dalami,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (19/12).
Tetapi, kata dia, kepolisian sebelum melakukan penangkapan terhadap enam pelaku itu, para pelaku juga sudah melancarkan aksinya di Sumedang, Jawa Barat. “Sehari sebelum ditangkap, mereka sudah melakukan perampokan di sebuah rumah warga di Sumedang, Jawa Barat.” Iyan Cs ditangkap tim Unit II Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, tanggal 13 Desember 2014 lalu. Iyan saat itu tewas ditembak di bagian dadanya karena melawan polisi saat hendak ditangkap.
“Satu tersangka lainnya, REN ditangkap di Majalengka, Jawa Barat.”
Dia Mengatakan, sasaran para pelaku perampokan itu adalah rumah mewah yang menyimpan harta benda berharga di rumahnya. Dia menyebut, cara kerja mereka, mulai dari melakukan survei lokasi sasaran, hingga membentuk tim dengan peran masing-masing.
“Perannya ada yang mengaku sebagai polisi, sopir dan pengawas situasi.”
Modus operandi yang dilakukan komplotan ini adalah dengan berpura-pura sebagai polisi dari Polda Metro Jaya. Kemudian, di rumah korban H Iwan di Perumnas III Jalan Pulau Bali, Bekasi Kota, 9 November 2014 lalu, mereka mengaku hendak menangkap Iwan karena dituduh sebagai bandar narkoba
“Mereka mengetuk pintu rumah korban, menanyakan apakah H Iwan ada, dijawab sama istrinya tidak ada.”
Kemudian, dia mengatakan para pelaku menunjukkan lencana polisi dan mengatakan bahwa di rumahnya ada narkoba sehingga perlu dilakukan penggeledahan. Setelah 3 pelaku masuk ke dalam rumah, mereka lalu menodongkan senjata airsoft gun kepada korban. Setelah korban ditakut-takuti, para korban lalu diikat tangannya dan dipaksa untuk menunjukkan brankas milik korban yang disimpan di dalam kamarnya. “Pelaku membawa 4 ribu USD, uang tunai Rp 40 juta, 3 Kg perhiasan emas dan barang berharga lainnya.”
Setelah berhasil menggasak harta benda korban, para pelaku lalu kabur menggunakan mobil Toyota Avanza. Setelah melakukan penyelidikan, selang satu bulan kemudian, tim Unit II Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap 6 pelaku, yang mana tersangka Iyan tewas ditembak karena melakukan perlawanan. Sedangkan 5 pelaku lainnya ditembak di bagian kakinya karena melawan saat hendak dikembangkan. Kelima pelaku yakni DS alias D (40) warga Bale Endah, Bandung, AJ alias P alias R (31) warga Majalengka, Jabar, YI alias YP (40) warga Tanjungsari, Sumedang, Jabar, DRA alias D (36) warga Cilenyi, Bandung, dan CK alias U (25) warga Kiaracondong, Bandung, Jabar.
“Sebenarnya pelakunya ada 10 orang, namun 4 lagi masih DPO dan masih kita cari,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain