28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40391

Kejagung: Jumlah Terpidana Yang Akan Dieksekusi Mati Bertambah

Jakarta, Aktual.co — Kejaksaan Agung menyatakan jumlah terpidana mati yang bakal dieksekusi pada Desember 2014 akan bertambah dari lima menjadi enam orang.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Tony Spontana di Jakarta, Kamis, mengatakan setelah mendapatkan informasi dari Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAM Pidum), terpidana mati yang akan dieksekusi bertambah satu orang.
“Kan Pak Jampidum sudah bilang seperti itu pada Rabu (17/12). Saya baru tahu ada penambahan itu dari media pada Kamis (18/12). Silakan tanya JAM Pidum,” katanya.
Kendati demikian, ia menegaskan kejaksaan di daerah yang akan melakukan eksekusi itu sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
“Semua daerah sudah siap melaksanakannya,” katanya.
JAM Pidum Basyuni Masyarif mengatakan kemungkinan enam terpidana mati yang terdaftar untuk dieksekusi ada enam orang.
“Kami usahakan tahun ini, itu lima (yang dieksekusi) tapi terdaftar itu enam. Mudah-mudahan bisa terlaksana,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Kejagung: Jumlah Terpidana Yang Akan Dieksekusi Mati Bertambah

Jakarta, Aktual.co — Kejaksaan Agung menyatakan jumlah terpidana mati yang bakal dieksekusi pada Desember 2014 akan bertambah dari lima menjadi enam orang.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Tony Spontana di Jakarta, Kamis, mengatakan setelah mendapatkan informasi dari Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAM Pidum), terpidana mati yang akan dieksekusi bertambah satu orang.
“Kan Pak Jampidum sudah bilang seperti itu pada Rabu (17/12). Saya baru tahu ada penambahan itu dari media pada Kamis (18/12). Silakan tanya JAM Pidum,” katanya.
Kendati demikian, ia menegaskan kejaksaan di daerah yang akan melakukan eksekusi itu sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
“Semua daerah sudah siap melaksanakannya,” katanya.
JAM Pidum Basyuni Masyarif mengatakan kemungkinan enam terpidana mati yang terdaftar untuk dieksekusi ada enam orang.
“Kami usahakan tahun ini, itu lima (yang dieksekusi) tapi terdaftar itu enam. Mudah-mudahan bisa terlaksana,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Kiara: Program KKP Tidak Mensejahteraan Nelayan

Jakarta, Aktual.co — Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) meminta kenaikan produksi perikanan tidak dijadikan patokan utama dalam mengukur keberhasilan program karena tidak seiring dengan peningkatan kesejahteraan nelayan.

“Peningkatan produksi perikanan masih menjadi prioritas pemerintah. Tantangannya adalah selama ini kenaikan produksi tidak memberikan kesejahteraan kepada nelayan,” kata Sekretaris Jenderal Kiara, Abdul Halim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (18/12).

Menurut Abdul Halim, daya saing produk perikanan dari berbagai kampung nelayan di Tanah Air juga dinilai belum serius digarap. Ironisnya, perluasan kawasan konservasi perairan juga dijadikan sebagai target pelaksanaan anggaran. Akibatnya luasan wilayah tangkap nelayan menyempit, modal melaut dan harga jual hasil tangkapan ikan tidak sebanding.

“Dengan perkataan lain, politik anggaran Presiden Jokowi belum menyasar upaya perlindungan dan pemberdayaan untuk kesejahteraan nelayan,” kata Abdul Halim.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan berupaya untuk meningkatkan kompetensi bisnis dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, serta pengolah dan masyarakat pesisir lain guna memperkuat dan meningkatkan daya saing.

“Pelaku usaha kelautan dan perikanan khususnya nelayan harus mulai dididik untuk mengenal bisnis sehingga bisa menjadi pelaku usaha yang andal dan bukan hanya sebagai obyek semata,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam siaran pers KKP yang diterima di Jakarta, Senin (8/12).

Menurut Susi, dengan kompetensi bisnis yang dimiliki setiap pelaku usaha dapat memanfaatkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang tersedia secara optimal dan berkelanjutan, seperti nelayan tradisional diharapkan mampu memanfaatkan perairan Indonesia menjadi sumber kehidupan dan peningkatan kesejahteraan.

Selain itu, ujar dia, pembudidaya ikan mampu memanfaatkan lautan dan menghasilkan produk perikanan budidaya yang berkualitas secara efisien.

Kemudian, para pengolah mampu meningkatkan nilai tambah produk perikanan sehingga mampu bersaing di pasar global. “Sedangkan masyarakat pesisir lainnya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan yang kita miliki,” katanya.

Pemerintah juga akan terus berupaya memberikan perlindungan usaha dan kesempatan berusaha antara lain dengan menjamin kemudahan dalam akses permodalan ke perbankan, sertifikasi hak atas tanah bagi nelayan dan pembudidaya.

Untuk itu, Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengemukakan pentingnya sinergi antarsektoral sehingga KKP akan menjalin komunikasi, integrasi dan koordinasi dengan kementerian atau lembaga lain yang terkait.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Kiara: Program KKP Tidak Mensejahteraan Nelayan

Jakarta, Aktual.co — Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) meminta kenaikan produksi perikanan tidak dijadikan patokan utama dalam mengukur keberhasilan program karena tidak seiring dengan peningkatan kesejahteraan nelayan.

“Peningkatan produksi perikanan masih menjadi prioritas pemerintah. Tantangannya adalah selama ini kenaikan produksi tidak memberikan kesejahteraan kepada nelayan,” kata Sekretaris Jenderal Kiara, Abdul Halim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (18/12).

Menurut Abdul Halim, daya saing produk perikanan dari berbagai kampung nelayan di Tanah Air juga dinilai belum serius digarap. Ironisnya, perluasan kawasan konservasi perairan juga dijadikan sebagai target pelaksanaan anggaran. Akibatnya luasan wilayah tangkap nelayan menyempit, modal melaut dan harga jual hasil tangkapan ikan tidak sebanding.

“Dengan perkataan lain, politik anggaran Presiden Jokowi belum menyasar upaya perlindungan dan pemberdayaan untuk kesejahteraan nelayan,” kata Abdul Halim.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan berupaya untuk meningkatkan kompetensi bisnis dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, serta pengolah dan masyarakat pesisir lain guna memperkuat dan meningkatkan daya saing.

“Pelaku usaha kelautan dan perikanan khususnya nelayan harus mulai dididik untuk mengenal bisnis sehingga bisa menjadi pelaku usaha yang andal dan bukan hanya sebagai obyek semata,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam siaran pers KKP yang diterima di Jakarta, Senin (8/12).

Menurut Susi, dengan kompetensi bisnis yang dimiliki setiap pelaku usaha dapat memanfaatkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang tersedia secara optimal dan berkelanjutan, seperti nelayan tradisional diharapkan mampu memanfaatkan perairan Indonesia menjadi sumber kehidupan dan peningkatan kesejahteraan.

Selain itu, ujar dia, pembudidaya ikan mampu memanfaatkan lautan dan menghasilkan produk perikanan budidaya yang berkualitas secara efisien.

Kemudian, para pengolah mampu meningkatkan nilai tambah produk perikanan sehingga mampu bersaing di pasar global. “Sedangkan masyarakat pesisir lainnya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan yang kita miliki,” katanya.

Pemerintah juga akan terus berupaya memberikan perlindungan usaha dan kesempatan berusaha antara lain dengan menjamin kemudahan dalam akses permodalan ke perbankan, sertifikasi hak atas tanah bagi nelayan dan pembudidaya.

Untuk itu, Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengemukakan pentingnya sinergi antarsektoral sehingga KKP akan menjalin komunikasi, integrasi dan koordinasi dengan kementerian atau lembaga lain yang terkait.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Presiden Tandatangani Surat Pemberhentian Busyro Muqoddas

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo telah menandatangi Keputusan Presiden (Keppres) mengenai pemberhentian Busyro Muqoddas sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Presiden sudah menandatangani Keppres pemberhentian Pak Busyro, sebagai (Wakil) ketua KPK karena masa tugasnya sudah berakhir,” ujar Menteri Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, usai bertemu dengan pimpinan, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/12).
Andi mengatakan, pada pertemuan tadi, pimpinan KPK pun menyatakan meski ditinggal Busyro Muqoddas, fungsi lembaga anti rasuah tersebut tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Mekanisme pengambilan keputusan mereka itu sifatnya kolegial berdasarkan alat-alat bukti yang ada jadi bukan mekanisme politik ‘voting’ jadi pimpinan KPK yang empat ini tetap akan berjalan dengan baik,” kata Andi yang juga didampingi Menteri Hukum dan HAM, Yasona Laoli.
Andi menambahkan, Ketua KPK Abraham Samad masih berharap agar pengangkatan pimpinan KPK dilakukan sekaligus untuk periode 2015-2019.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Presiden Tandatangani Surat Pemberhentian Busyro Muqoddas

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo telah menandatangi Keputusan Presiden (Keppres) mengenai pemberhentian Busyro Muqoddas sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Presiden sudah menandatangani Keppres pemberhentian Pak Busyro, sebagai (Wakil) ketua KPK karena masa tugasnya sudah berakhir,” ujar Menteri Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, usai bertemu dengan pimpinan, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/12).
Andi mengatakan, pada pertemuan tadi, pimpinan KPK pun menyatakan meski ditinggal Busyro Muqoddas, fungsi lembaga anti rasuah tersebut tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Mekanisme pengambilan keputusan mereka itu sifatnya kolegial berdasarkan alat-alat bukti yang ada jadi bukan mekanisme politik ‘voting’ jadi pimpinan KPK yang empat ini tetap akan berjalan dengan baik,” kata Andi yang juga didampingi Menteri Hukum dan HAM, Yasona Laoli.
Andi menambahkan, Ketua KPK Abraham Samad masih berharap agar pengangkatan pimpinan KPK dilakukan sekaligus untuk periode 2015-2019.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain