31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40436

Mahal, Harga Ikan Rawa di Banjarmasin

Jakarta, Aktual.co — Harga berbagai jenis ikan rawa belakangan ini kian mahal saja, melebihi dari harga jenis ikan lainnya di pasaran Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Seperti di Pasar Prumnas Kayu Tangi Banjarmasin, transaksi jual beli ikan rawa yang lebih mahal tersebut seperti jenis ikan gabus (haruan), sepat, sepat siam, pepuyu, kapar, dan ikan rawa yang lain.
Harga ikan gabus (haruan) yang relatif kecil saja, seharga Rp95.000 per kilogram, itupun persediaan sedikit, padahal harga normal hanya sekitar Rp50.000 per kilogram.
Begitu juga harga ikan kapar serta ikan sepat yang biasa hanya Rp20.000 per kilogram, kini melambung menjadi Rp50.000 per kilogram.
Sementara ikan laut, seperti ikan kembung banjar hanya Rp35.000 per kilogram, ikan bawal Rp40.000 per kilogram, kecuali ikan laut menangin yang seharga Rp60.000 per kilogram.
Ikan air tawar sungai juga relatif murah, seperti kelabau, puyau, sanggang, hanya sekitar Rp35.000 per kilogram, ikan jenis air tawar ini kendati di lidah terasa enak tetapi banyak duri, sehingga banyak warga enggan mengkonsumsinya.
Menurut Sunah, pedagang ikan di bilangan pasar milik Pemkot Banjarmasin tersebut, mahalnya ikan jenis air tawar itu lantaran produksinya kian menyusut saja dalam tahun-tahun belakangan ini, sementara permintaan masyarakat yang khususnya Suku Banjar yang gemar mengkonsumsi ikan jenis ini tetap saja tinggi.
Apalagi di saat musim penghujan sekarang ini, dimana sentra-sentra penangkapan air tawar airnya dalam sehingga sulit melakukan penangkapan ikan seperti menjala, menggalau, mehancau, melukah, menangguk, atau menampirai.

Artikel ini ditulis oleh:

Mahal, Harga Ikan Rawa di Banjarmasin

Jakarta, Aktual.co — Harga berbagai jenis ikan rawa belakangan ini kian mahal saja, melebihi dari harga jenis ikan lainnya di pasaran Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Seperti di Pasar Prumnas Kayu Tangi Banjarmasin, transaksi jual beli ikan rawa yang lebih mahal tersebut seperti jenis ikan gabus (haruan), sepat, sepat siam, pepuyu, kapar, dan ikan rawa yang lain.
Harga ikan gabus (haruan) yang relatif kecil saja, seharga Rp95.000 per kilogram, itupun persediaan sedikit, padahal harga normal hanya sekitar Rp50.000 per kilogram.
Begitu juga harga ikan kapar serta ikan sepat yang biasa hanya Rp20.000 per kilogram, kini melambung menjadi Rp50.000 per kilogram.
Sementara ikan laut, seperti ikan kembung banjar hanya Rp35.000 per kilogram, ikan bawal Rp40.000 per kilogram, kecuali ikan laut menangin yang seharga Rp60.000 per kilogram.
Ikan air tawar sungai juga relatif murah, seperti kelabau, puyau, sanggang, hanya sekitar Rp35.000 per kilogram, ikan jenis air tawar ini kendati di lidah terasa enak tetapi banyak duri, sehingga banyak warga enggan mengkonsumsinya.
Menurut Sunah, pedagang ikan di bilangan pasar milik Pemkot Banjarmasin tersebut, mahalnya ikan jenis air tawar itu lantaran produksinya kian menyusut saja dalam tahun-tahun belakangan ini, sementara permintaan masyarakat yang khususnya Suku Banjar yang gemar mengkonsumsi ikan jenis ini tetap saja tinggi.
Apalagi di saat musim penghujan sekarang ini, dimana sentra-sentra penangkapan air tawar airnya dalam sehingga sulit melakukan penangkapan ikan seperti menjala, menggalau, mehancau, melukah, menangguk, atau menampirai.

Artikel ini ditulis oleh:

Mensos: Masyarakat Perlu Mitigasi dan Antisipasi Hadapi Perubahan Alam

Jakarta, Aktual.co —Menjaga nilai-nilai budaya yang berada di  alam raya Indonesia merupakan sebuah keharusan. Hal itu dilakukan seiring dengan perubahan alam yang sangat besar yang berujung pada kerentanan kontur tanah dan perubahan cuaca yang cenderung ekstrim.
Dikatakan oleh Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI), Khofifah Indar Parawansa bahwa, masyarakat indonesia membutuhkan langkah-langkah mitigasi dan antisipasi dalam menghadapi perubahan alam yang semakin ekstrim.
“Perubahan alam tidak dapat ditolak, tapi manusia harus bisa berbuat arif terhadap alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” Kata Mensos di Jakarta, Kamis (18/12).
Oleh karena itu, mensosialisasikan sistem peringatan dini berbasis masyarakat dan kearifan lokal, sangat dibutuhkan. Hal itu, sebagai langkah penguat upaya peningkatan kemampuan kesiapsiagaan dan mitigasi. 
Namun, Mensos pun tidak menampik bahwa berbagai teknologi yang teknologi tinggi pada sistem peringatan dini (early warning system) terkait bencana alam, juga dibututhkan.
“Tradisi masyarakat setempat, dengan istilah yang berbeda banyak dimiliki di berbagai suku bangsa di Indonesia,” pungkasnya.
Azas menambahkan,dengan padatnya jalur alternatif, target kurangi kemacetan tak tercapai.
“Justru macetnya pindah ke jalur alternatif kan. Itulah kebijakannya setengah-setengah,”tutup Azas.
Bulan ini merupakan sosialisasi larangan sepeda motor melintas di Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat dan bagi pengendara yang menerobos belum ada penilangan hanya diberi teguran dan arahan saja.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Mensos: Masyarakat Perlu Mitigasi dan Antisipasi Hadapi Perubahan Alam

Jakarta, Aktual.co —Menjaga nilai-nilai budaya yang berada di  alam raya Indonesia merupakan sebuah keharusan. Hal itu dilakukan seiring dengan perubahan alam yang sangat besar yang berujung pada kerentanan kontur tanah dan perubahan cuaca yang cenderung ekstrim.
Dikatakan oleh Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI), Khofifah Indar Parawansa bahwa, masyarakat indonesia membutuhkan langkah-langkah mitigasi dan antisipasi dalam menghadapi perubahan alam yang semakin ekstrim.
“Perubahan alam tidak dapat ditolak, tapi manusia harus bisa berbuat arif terhadap alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” Kata Mensos di Jakarta, Kamis (18/12).
Oleh karena itu, mensosialisasikan sistem peringatan dini berbasis masyarakat dan kearifan lokal, sangat dibutuhkan. Hal itu, sebagai langkah penguat upaya peningkatan kemampuan kesiapsiagaan dan mitigasi. 
Namun, Mensos pun tidak menampik bahwa berbagai teknologi yang teknologi tinggi pada sistem peringatan dini (early warning system) terkait bencana alam, juga dibututhkan.
“Tradisi masyarakat setempat, dengan istilah yang berbeda banyak dimiliki di berbagai suku bangsa di Indonesia,” pungkasnya.
Azas menambahkan,dengan padatnya jalur alternatif, target kurangi kemacetan tak tercapai.
“Justru macetnya pindah ke jalur alternatif kan. Itulah kebijakannya setengah-setengah,”tutup Azas.
Bulan ini merupakan sosialisasi larangan sepeda motor melintas di Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat dan bagi pengendara yang menerobos belum ada penilangan hanya diberi teguran dan arahan saja.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Tanggal 18 Desember: Tokoh Pejuang Nasional Asal Papua

Jakarta, Aktual.co — Tokoh Papua nasional, Silas Papare – lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 – meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1973 (pada usia 54 tahun). Silas adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.

Silas sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua, sehingga beliau sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme penjajahan Belanda dan pada akhirnya beliau dipenjarakan di kota Jayapura, karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya itu semakin menambah keyakinan beliau bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, beliau mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII).

Kemudian, beliau kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, beliau melarikan diri menuju Yogyakarta. Pada bulan Oktober 1949 silam, beliau mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Tanggal 18 Desember: Tokoh Pejuang Nasional Asal Papua

Jakarta, Aktual.co — Tokoh Papua nasional, Silas Papare – lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 – meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1973 (pada usia 54 tahun). Silas adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.

Silas sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua, sehingga beliau sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme penjajahan Belanda dan pada akhirnya beliau dipenjarakan di kota Jayapura, karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya itu semakin menambah keyakinan beliau bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, beliau mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII).

Kemudian, beliau kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, beliau melarikan diri menuju Yogyakarta. Pada bulan Oktober 1949 silam, beliau mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain