31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40438

Tanggal 18 Desember: Tokoh Pejuang Nasional Asal Papua

Jakarta, Aktual.co — Tokoh Papua nasional, Silas Papare – lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 – meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1973 (pada usia 54 tahun). Silas adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.

Silas sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua, sehingga beliau sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme penjajahan Belanda dan pada akhirnya beliau dipenjarakan di kota Jayapura, karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya itu semakin menambah keyakinan beliau bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, beliau mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII).

Kemudian, beliau kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, beliau melarikan diri menuju Yogyakarta. Pada bulan Oktober 1949 silam, beliau mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Tanggal 18 Desember: Tokoh Pejuang Nasional Asal Papua

Jakarta, Aktual.co — Tokoh Papua nasional, Silas Papare – lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 – meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1973 (pada usia 54 tahun). Silas adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.

Silas sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua, sehingga beliau sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme penjajahan Belanda dan pada akhirnya beliau dipenjarakan di kota Jayapura, karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya itu semakin menambah keyakinan beliau bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, beliau mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII).

Kemudian, beliau kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, beliau melarikan diri menuju Yogyakarta. Pada bulan Oktober 1949 silam, beliau mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Polisi: Pemotor Bandel Bakal Kena Catat Plat Nomor

Jakarta, Aktual.co — Petugas Polda Metro Jaya dalam hal ini telah menegur 197 pengendara sepeda motor pada hari pertama ujicoba di kawasan yang dilarang dilintasi kendaraan roda dua di Bundaran Hotel Indonesia hingga Jalan Medan Merdeka Barat pada Rabu (17/12).
Untuk menindak bagi para pelanggar, Polda Metro Jaya mencatat pelat nomor polisi para pengendara motor yang nekat menerobos jalur larangan Jalan Merdeka Barat-Bundaran Hotel Indonesia dan sebaliknya. Polisi tidak mentolerir pemotor melanggar dengan berbagai alasan.
“Hari ini akan dievaluasi terkait pelarangan hari pertama. Tapi sekarang akan dicatat nopol yang masih bandel sampai selanjutnya akan begitu juga,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (18/12).
Rikwanto menyebut, uji coba pelarangan motor pada hari pertama masih belum maksimal. Hal tersebut, kepolisian masih saja menemukan para pengendara yang masih beralasan tak mengetahui adanya uji coba pelarangan motor melewati Bundaran HI-Jalan Merdeka Barat dan sebaliknya.
“Ya memang kemarin masih hari pertama kita kerahkan enam ratus personel gabungan TNI dan Dishub di setiap sudut. Namun masih ada yang masuk jalur dengan alasan tak tahu dan buru-buru.”
Menurut dia, ada penumpukan pengendara di berbagai ruas jalan alternatif akibat uji coba pelarangan motor tersebut. “Kalau tak ada motor jalan itu sudah renggang. Tapi tentang imbas masih ada penumpukan di berbagai ruas jalan. Kami mencatat juga 197 kali teguran dan 153 kali dialihkan ke jalan alternatif.”
Seperti diketahui, pemerintah provinsi DKI Jakarta telah memberlakukan pelarangan pengendara motor yang ingin melewati Jalan Merdeka Barat-Bundaran HI pada 17 Desember 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Polisi: Pemotor Bandel Bakal Kena Catat Plat Nomor

Jakarta, Aktual.co — Petugas Polda Metro Jaya dalam hal ini telah menegur 197 pengendara sepeda motor pada hari pertama ujicoba di kawasan yang dilarang dilintasi kendaraan roda dua di Bundaran Hotel Indonesia hingga Jalan Medan Merdeka Barat pada Rabu (17/12).
Untuk menindak bagi para pelanggar, Polda Metro Jaya mencatat pelat nomor polisi para pengendara motor yang nekat menerobos jalur larangan Jalan Merdeka Barat-Bundaran Hotel Indonesia dan sebaliknya. Polisi tidak mentolerir pemotor melanggar dengan berbagai alasan.
“Hari ini akan dievaluasi terkait pelarangan hari pertama. Tapi sekarang akan dicatat nopol yang masih bandel sampai selanjutnya akan begitu juga,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (18/12).
Rikwanto menyebut, uji coba pelarangan motor pada hari pertama masih belum maksimal. Hal tersebut, kepolisian masih saja menemukan para pengendara yang masih beralasan tak mengetahui adanya uji coba pelarangan motor melewati Bundaran HI-Jalan Merdeka Barat dan sebaliknya.
“Ya memang kemarin masih hari pertama kita kerahkan enam ratus personel gabungan TNI dan Dishub di setiap sudut. Namun masih ada yang masuk jalur dengan alasan tak tahu dan buru-buru.”
Menurut dia, ada penumpukan pengendara di berbagai ruas jalan alternatif akibat uji coba pelarangan motor tersebut. “Kalau tak ada motor jalan itu sudah renggang. Tapi tentang imbas masih ada penumpukan di berbagai ruas jalan. Kami mencatat juga 197 kali teguran dan 153 kali dialihkan ke jalan alternatif.”
Seperti diketahui, pemerintah provinsi DKI Jakarta telah memberlakukan pelarangan pengendara motor yang ingin melewati Jalan Merdeka Barat-Bundaran HI pada 17 Desember 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Polisi: Tak Ada Pelarangan Pemutaran Film ‘Senyap’ di Kantor AJI

Jakarta, Aktual.co — Selama dua hari terakhir ini terdapat empat acara pemutaran film Senyap di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berhenti di tengah jalan, karena diancam dan digeruduk massa organisasi massa tertentu. 
Sebelumnya pemutaran film dokumenter karya Joshua Oppenheimer itu sudah berjalan lancar di berbagai kampus di Yogyakarta. Di antaranya kampus Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (STPMD) APMD, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta. 
Pemutaran Senyap di Yogyakarta, yang pertama kali batal akibat ancaman penyerangan, merupakan acara Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta pada Selasa (16/12) malam. Acara itu batal karena pihak Kepolisian Resor Kota Yogyakarta memperingatkan ada ancaman penyerangan dari massa ormas tertentu. Polisi menyatakan tidak bisa menjamin keamanan dengan alasan kurang personel. 
Ketika dikonfirmasi Polresta Yogyakarta menyebut, tak ada yang melarang pemutaran Film Senyap yang berlangsung di kantor AJI itu. Yang ada, polisi menyarankan pemindahan pemutaran film atas alasan keamanan.
Kapolresta Yogyakarta AKBP Slamet, Kamis (18/12) hanya berupaya meredam potensi konflik. Apalagi ada ancaman dari sejumlah kelompok ormas. “Jadi kamu tidak melarang, mereka yang membatalkan,” kata Slamet. 
Film Senyap yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer merupakan film yang berlatarbelakang pembantaian massal di Sumatera Utara di tahun 1965.
Slamet mengklaim, polisi malah menawarkan ke tempat yang lebih kondusif. Namun ditolak. “Kami sudah mediasi dengan AJI, dan akhirnya mereka memutuskan menunda.”
Slamet menyampaikan, polisi tidak bisa melarang pemutaran sebuah film. “Kami hanya menjaga keamanan, tidak ada melarang film,” tutup dua.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Polisi: Tak Ada Pelarangan Pemutaran Film ‘Senyap’ di Kantor AJI

Jakarta, Aktual.co — Selama dua hari terakhir ini terdapat empat acara pemutaran film Senyap di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berhenti di tengah jalan, karena diancam dan digeruduk massa organisasi massa tertentu. 
Sebelumnya pemutaran film dokumenter karya Joshua Oppenheimer itu sudah berjalan lancar di berbagai kampus di Yogyakarta. Di antaranya kampus Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (STPMD) APMD, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta. 
Pemutaran Senyap di Yogyakarta, yang pertama kali batal akibat ancaman penyerangan, merupakan acara Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta pada Selasa (16/12) malam. Acara itu batal karena pihak Kepolisian Resor Kota Yogyakarta memperingatkan ada ancaman penyerangan dari massa ormas tertentu. Polisi menyatakan tidak bisa menjamin keamanan dengan alasan kurang personel. 
Ketika dikonfirmasi Polresta Yogyakarta menyebut, tak ada yang melarang pemutaran Film Senyap yang berlangsung di kantor AJI itu. Yang ada, polisi menyarankan pemindahan pemutaran film atas alasan keamanan.
Kapolresta Yogyakarta AKBP Slamet, Kamis (18/12) hanya berupaya meredam potensi konflik. Apalagi ada ancaman dari sejumlah kelompok ormas. “Jadi kamu tidak melarang, mereka yang membatalkan,” kata Slamet. 
Film Senyap yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer merupakan film yang berlatarbelakang pembantaian massal di Sumatera Utara di tahun 1965.
Slamet mengklaim, polisi malah menawarkan ke tempat yang lebih kondusif. Namun ditolak. “Kami sudah mediasi dengan AJI, dan akhirnya mereka memutuskan menunda.”
Slamet menyampaikan, polisi tidak bisa melarang pemutaran sebuah film. “Kami hanya menjaga keamanan, tidak ada melarang film,” tutup dua.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain