28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40440

Bambang Nurdiansyah Dukung Tim Sembilan, Asal …

Jakarta, Aktual.co — Pelatih Persiram Raja Ampat, Bambang Nurdiansyah, mempertanyakan maksud dari pembentukan Tim Sembilan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Dikatakan mantan pemain Timnas Indonesia itu, dirinya mendukung rencana Tim Sembilan, jika untuk melakukan pembenahan dalam kepengurusan sepakbola Indonesia.

“Kalau tujuannya untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja PSSI, kompetisi, dan kasus-kasus yang lainnya, saya kira itu hal yang baik,” ujar Bambang ketika dihubungi, Rabu (17/12).

Tim Sembilan bentukan Kemenpora itu, rencananya akan melakukan pemantauan terhadap kinerja PSSI selama ini.

Pelatih berusia 55 tahun itu mengibaratkan rencana Tim Sembilan terhadap PSSI tersebut dengan sebuah apel yang busuk.

“Jika ada apel busuk, harus kita buang yang busuknya, kemudian makan bagian yang tidak busuk,” katanya mengibaratkan.

Lebih lanjut dikatakan Bambang, Kemenpora, melalui Tim Sembilannya, diharapkan jangan terlalu jauh ikut campur dalam pengelolaan sepakbola Indonesia.

“Kita harus berhati-hati dan jangan sampai terlalu jauh juga (Tim Sembilan). Karena, nanti bisa mendapatkan sanksi dari FIFA,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara Politik Sensasional dan Neoliberalisme

Jakarta, Aktual.co — Dalam dunia politik Indonesia modern muncul fenomena baru, yaitu naiknya era politik sensasional. Politik sensasional ini adalah varian dari politik pencitraan, hanya lebih ekstrim. Presiden sebelum yang sekarang (SBY) adalah maestronya politik pencitraan, namun presiden yang sekarang (Jokowi) masuk ke zona pencitraan yang ekstrim.
Demikian disampaikan Gede Sandra peneliti LSP dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/17).  
“Bagaimana tidak ekstrim? Memanjat menara pengawas perbatasan yang reyot di tengah angin laut yang kencang tidak kurang berbahaya, namun dengan pasti sang presiden melakukannya- akhirnya menjadi sensasi,” kata Gede. 
Kata Gede, Contoh lainnya yakni penenggelaman kapal – kapal penvuri ikan yang tergolong kecil itu tidak menyelesaikan persoalan yang sesungguhnya terjadi di laut. Namun persoalan sesungguhnya adalah dikangkanginya kedaulatan kita di perairan Aceh, Papua, dan Bali oleh kapal perang AS dan Australia. 
“Kapal-kapal ini (perang) tentu jauh lebih mengancam kedulatan dibandingkan perahu kayu kecil yang ditenggelamkan (secara sensaional) oleh pembantu presiden.  Ini hanya salah satu contoh,” tegas Gede.
Sementara, di tengah aksi-aksi ekstrim yang sensasionil dari sang presiden dan para pembantunya (menteri), kebijakan-kebijakan neoliberal yang memiskinkan rakyat dan merenggut kedaulatan nasional terus berlangsung. Selain kebijakan menaikkan harga BBM (istilah pemerintah: mengalihkan subsidi), ternyata ada juga rencana pemerintah menelurkan kebijakan pengalihan subsidi listrik, gas 3 kg (yang penggunanya kebanyakan rakyat banyak dan industri kecil), dan harga tiket kereta ekonomi. 
“Bahkan kabarnya raskin juga akan dihapus, ini sungguh kabar buruk bagi rakyat miskin di Indonesia,” ungkapnya.
Kemudian, sambung Gede, melalui rencana penempatan orang asing untuk posisi ekskutif BUMN, diperbolehkannya asing memiliki tanah di Indonesia, penjualan gedung Kementerian BUMN, penempatan orang-orang McKinsey dalam pos-pos strategis kementerian dan BUMN, rencana privatisasi Pertamina, dsb menunjukkan bahwa kedaulatan nasional kita sedang dipertaruhkan oleh pemerintah. Dan ini semua berlangsung di tengah-tengah berbagai atraksi politik sensasional dari sang presiden dan pembantunya.
“Jelas harus diakui bahwa rakyat sempat tertipu, hingga begitu memuja politik.  sensasional dan kemudian (mayoritas) memilihnya sebagai presiden,” tegasnya.
Namun sepertinya kontroversi pemutaran tayangan kelahiran anak Anang Hermansyah, politisi PAN- artis senior, telah menyadarkan rakyat bahwa mereka sebenarnya telah jenuh terhadap segala sensasi. Untuk tayangan pernikahan Artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina sebenarnya permakluman rakyat terhadap sensasi cukup tinggi (walau akhirnya beberapa hari lalu upaya pasangan ini ngunduh mantu di Bandung ditolak warga). Namun begitu politisi seperti Anang yang melakukan hal serupa, terjadilah kesadaran masyarakat untuk mulai kritis dan jenuh pada politisi yang melakukan sensasi.      “Semoga kejenuhan rakyat terhadap politik sensasional segera berakhir, karena faktanya yang “riil” mempengaruhi hajat hidup mereka adalah kebijakan ekonomi-politik. Seorang neoliberalis, yang dengan canggih berhasil menampilkan dirinya sebagai wajah rakyat yang sederhana (dengan tagline “..adalah kita”) -berpenampilan ndeso- tetap dapat membuat yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya,” jelasnya lagi. 
“Padahal kita tahu bahwa para founding father kita di masa lalu, meskipun sebenarnya miskin (jauh lebih miskin dari presiden sekarang) tetap berusaha untuk menggunakan pakaian-pakaian yang perlente sambil terus bepidato tentang perlawanan terhadap nekolim (yang masuk lewat pintu neoliberalisme). Jadi adalah lebih penting bagi rakyat untuk melihat pemimpin dari pemikirannya, rekam jejaknya, dan integritasnya, daripada hanya sekedar melihat pakaian dan sensasinya,” demikian Gede.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara Politik Sensasional dan Neoliberalisme

Jakarta, Aktual.co — Dalam dunia politik Indonesia modern muncul fenomena baru, yaitu naiknya era politik sensasional. Politik sensasional ini adalah varian dari politik pencitraan, hanya lebih ekstrim. Presiden sebelum yang sekarang (SBY) adalah maestronya politik pencitraan, namun presiden yang sekarang (Jokowi) masuk ke zona pencitraan yang ekstrim.
Demikian disampaikan Gede Sandra peneliti LSP dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/17).  
“Bagaimana tidak ekstrim? Memanjat menara pengawas perbatasan yang reyot di tengah angin laut yang kencang tidak kurang berbahaya, namun dengan pasti sang presiden melakukannya- akhirnya menjadi sensasi,” kata Gede. 
Kata Gede, Contoh lainnya yakni penenggelaman kapal – kapal penvuri ikan yang tergolong kecil itu tidak menyelesaikan persoalan yang sesungguhnya terjadi di laut. Namun persoalan sesungguhnya adalah dikangkanginya kedaulatan kita di perairan Aceh, Papua, dan Bali oleh kapal perang AS dan Australia. 
“Kapal-kapal ini (perang) tentu jauh lebih mengancam kedulatan dibandingkan perahu kayu kecil yang ditenggelamkan (secara sensaional) oleh pembantu presiden.  Ini hanya salah satu contoh,” tegas Gede.
Sementara, di tengah aksi-aksi ekstrim yang sensasionil dari sang presiden dan para pembantunya (menteri), kebijakan-kebijakan neoliberal yang memiskinkan rakyat dan merenggut kedaulatan nasional terus berlangsung. Selain kebijakan menaikkan harga BBM (istilah pemerintah: mengalihkan subsidi), ternyata ada juga rencana pemerintah menelurkan kebijakan pengalihan subsidi listrik, gas 3 kg (yang penggunanya kebanyakan rakyat banyak dan industri kecil), dan harga tiket kereta ekonomi. 
“Bahkan kabarnya raskin juga akan dihapus, ini sungguh kabar buruk bagi rakyat miskin di Indonesia,” ungkapnya.
Kemudian, sambung Gede, melalui rencana penempatan orang asing untuk posisi ekskutif BUMN, diperbolehkannya asing memiliki tanah di Indonesia, penjualan gedung Kementerian BUMN, penempatan orang-orang McKinsey dalam pos-pos strategis kementerian dan BUMN, rencana privatisasi Pertamina, dsb menunjukkan bahwa kedaulatan nasional kita sedang dipertaruhkan oleh pemerintah. Dan ini semua berlangsung di tengah-tengah berbagai atraksi politik sensasional dari sang presiden dan pembantunya.
“Jelas harus diakui bahwa rakyat sempat tertipu, hingga begitu memuja politik.  sensasional dan kemudian (mayoritas) memilihnya sebagai presiden,” tegasnya.
Namun sepertinya kontroversi pemutaran tayangan kelahiran anak Anang Hermansyah, politisi PAN- artis senior, telah menyadarkan rakyat bahwa mereka sebenarnya telah jenuh terhadap segala sensasi. Untuk tayangan pernikahan Artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina sebenarnya permakluman rakyat terhadap sensasi cukup tinggi (walau akhirnya beberapa hari lalu upaya pasangan ini ngunduh mantu di Bandung ditolak warga). Namun begitu politisi seperti Anang yang melakukan hal serupa, terjadilah kesadaran masyarakat untuk mulai kritis dan jenuh pada politisi yang melakukan sensasi.      “Semoga kejenuhan rakyat terhadap politik sensasional segera berakhir, karena faktanya yang “riil” mempengaruhi hajat hidup mereka adalah kebijakan ekonomi-politik. Seorang neoliberalis, yang dengan canggih berhasil menampilkan dirinya sebagai wajah rakyat yang sederhana (dengan tagline “..adalah kita”) -berpenampilan ndeso- tetap dapat membuat yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya,” jelasnya lagi. 
“Padahal kita tahu bahwa para founding father kita di masa lalu, meskipun sebenarnya miskin (jauh lebih miskin dari presiden sekarang) tetap berusaha untuk menggunakan pakaian-pakaian yang perlente sambil terus bepidato tentang perlawanan terhadap nekolim (yang masuk lewat pintu neoliberalisme). Jadi adalah lebih penting bagi rakyat untuk melihat pemimpin dari pemikirannya, rekam jejaknya, dan integritasnya, daripada hanya sekedar melihat pakaian dan sensasinya,” demikian Gede.

Artikel ini ditulis oleh:

80 TKW di Semarang Diamankan Polisi Karena Perusahaan Bermasalah

Semarang, Aktual.co — Sebanyak 80 orang Tenaga Kerja Wanita (TKW), diamankan Polrestabes Semarang, Jawa Tengah, dari tempat penampungan, Rabu (17/12).

Puluhan TKW itu diamankan karena, perusahaan penyalur tenaga kerja PT Tegar Sukses Abadi yang terletak di Semarang, Jawa Tengah, diduga melakukan pemalsuan dokumen.

Mereka rencananya akan dikirim ke berbagai negara tujuan seperti Hongkong, Singapura dan Malaysia.

Puluhan calon TKW tersebut, langsung diangkut menggunakan dua truk besar. Terlihat beberapa diantaranya menangis dan ketakutan saat diamankan petugas.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Sugiarto mengatakan, penindakan tersebut dilakukan setelah adanya laporan dari salah seorang TKW yang berhasil lolos dari dari tempat penampungan tersebut.

“Modus perusahaan ini yakni dengan melakukan pemalsuan dokumen, seperti mengubah identitas usia calon tenaga kerja, yang seharusnya belum layak menjadi layak,” tuturnya di Semarang.

Dalam kasus ini, terdapat delapan orang yang diperiksa, termasuk pengelola jasa penyalur berinisial ABD. Hingga saat ini, puluhan calon TKW yang didominasi dari berbagai daerah di Jawa Tengah itu masih berada di Mapolrestabes Semarang.

“Kita masih lakukan pendataan kepada calon TKW. Kita akan pulangkan kepada keluarga, atau melalui pemerintah daerah setempat,” terang dia.

Sementara, salah seorang suami calon TKW, Martadi mengaku istrinya sudah hampir tiga bulan berada di tempat penampungan, tanpa ada kejelasan.

“Istri saya namanya Siti Jubaidah. Katanya mau diberangkatkan ke Taiwan, tapi belum ada kejelasan. Saya juga kurang tau keadaannya di penampungan seperti apa,” ucap pria asal Muntilan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

80 TKW di Semarang Diamankan Polisi Karena Perusahaan Bermasalah

Semarang, Aktual.co — Sebanyak 80 orang Tenaga Kerja Wanita (TKW), diamankan Polrestabes Semarang, Jawa Tengah, dari tempat penampungan, Rabu (17/12).

Puluhan TKW itu diamankan karena, perusahaan penyalur tenaga kerja PT Tegar Sukses Abadi yang terletak di Semarang, Jawa Tengah, diduga melakukan pemalsuan dokumen.

Mereka rencananya akan dikirim ke berbagai negara tujuan seperti Hongkong, Singapura dan Malaysia.

Puluhan calon TKW tersebut, langsung diangkut menggunakan dua truk besar. Terlihat beberapa diantaranya menangis dan ketakutan saat diamankan petugas.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Sugiarto mengatakan, penindakan tersebut dilakukan setelah adanya laporan dari salah seorang TKW yang berhasil lolos dari dari tempat penampungan tersebut.

“Modus perusahaan ini yakni dengan melakukan pemalsuan dokumen, seperti mengubah identitas usia calon tenaga kerja, yang seharusnya belum layak menjadi layak,” tuturnya di Semarang.

Dalam kasus ini, terdapat delapan orang yang diperiksa, termasuk pengelola jasa penyalur berinisial ABD. Hingga saat ini, puluhan calon TKW yang didominasi dari berbagai daerah di Jawa Tengah itu masih berada di Mapolrestabes Semarang.

“Kita masih lakukan pendataan kepada calon TKW. Kita akan pulangkan kepada keluarga, atau melalui pemerintah daerah setempat,” terang dia.

Sementara, salah seorang suami calon TKW, Martadi mengaku istrinya sudah hampir tiga bulan berada di tempat penampungan, tanpa ada kejelasan.

“Istri saya namanya Siti Jubaidah. Katanya mau diberangkatkan ke Taiwan, tapi belum ada kejelasan. Saya juga kurang tau keadaannya di penampungan seperti apa,” ucap pria asal Muntilan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

The Jakmania Minta Menpora Pertimbangkan Rencana Kongres Suporter

Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum The Jakmania, Lariko Ranggamone, menyarankan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, pertimbangkan niatnya untuk menggelar kongres suporter se-Indonesia. Menurut dia, kongres tersebut tidak akan berdampak positif.

Dijelaskan Lariko, hal itu dilakukan agar Menpora dapat menjelaskan tujuan dari kongres yang akan diadakan tersebut.

“Jelaskan dulu perkaranya. Jangan main langsung dikumpulin semua. Yang ada malah jadi ribut,” kata Lariko kepada Aktual.co melalui sambungan telepon, Rabu (17/12).

“Lebih baik Menpora memanggil satu per satu kelompok suporter itu,” tambahnya.

pemanggilan satu persatu kelompok suporter itu dilakukan, kata Lariko, agar Menpora bisa tahu karakteristik dari suporter-suporter di Indonesia.

Meski begitu, lanjut Lariko, pihaknya tetap mendukung rencana Menpora tersebut. Tapi, lagi-lagi dia menghimbau, agar Menpora mempertimbangkan dengan matang rencananya.

“Jangan sampai acara tersebut disusupi kepentingan,” tegas Lariko.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain