29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40471

‘Myfest 2015’ di Malaysia Bisa Jadi Contoh Industri Pariwisata Indonesia

Jakarta, Aktual.co —   Sedikitnya 10 acara telah disiapkan Pemerintah Malaysia di Sarawak untuk memeriahkan Malaysia Year of Festivals (MyFest) 2015 guna menarik wisatawan.

Menurut Gustino Basuan dari Dewan Pariwisata Sarawak saat dihubungi di Pontianak, Rabu (17/12), hal itu diumumkan dalam sebuah acara yang berlangsung di Hotel Pullman di Kuching, Selasa (16/12).

Hadir dalam acara tersebut para penggiat industri pariwisata dan kebudayaan Sarawak dan sekitarnya. Sedangkan pengumuman MyFest 2015 di acara itu disampaikan Ketua Setiausaha Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia YBhg Datuk Dr Ong Hong Peng dan Timbalan Ketua Pengarah (Perancangan) Tourism Malaysia, Pn Chong Yoke Har.

Kampanye MyFest 2015 Sarawak diluncurkan oleh Menteri Pelancongan dan Menteri Perumahan Sarawak, YB Datuk Amar Abang Haji Abdul Rahman Zohari Tun Datuk Abang Haji Openg.

Ia melanjutkan, ‘MyFest 2015’ akan menjadi ajang untuk terus meningkatkan industri pariwisata dan menjadikan Malaysia sebagai destinasi utama guna mencapai target 29,4 juta wisatawan serta 89 miliar ringgit Malaysia.

Sekaligus langkah untuk mencapai target 36 juta wisatawan yang memberikan pendapatan senilai 168 miliar ringgit Malaysia pada tahun 2020.

Acara yang disiapkan untuk Sarawak pada tahun 2015 ialah ASEAN International Films Festival and Awards (AIFFA) (April 2015), Pesta Kaul Mukah (April 2015), Borneo Jazz Festival (Mei 2015), World Harvest Festival (Mei 2015), Pesta Babulang dan Lumba Kerbau Bisaya (Juni 2015), Rainforest World Music Festival (Juli 2015), Borneo Cultural Festival (Agustus 2015), Borneo International Kite Festival (September 2015), Regatta Sarawak (September 2015) dan Sarawak International Dragon Boat Regatta (September 2015).

Logo MyFEST 2015 sendiri berlatar peralatan musik tradisional yang disebut sebagai Rebana Ubi. Alat musik itu digunakan secara meluas oleh berbagai kalangan di Malaysia.     Pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Malaysia. Sektor tersebut juga tahan terhadap berbagai kondisi serta tetap pada sasaran sesuai target Tahun Kunjungan Malaysia 2014.

Gustino menambahkan, kampanye MyFest 2015 diharapkan akan meneruskan peningkatan kepada sektor pariwisata selepas Tahun Kunjungan Malaysia 2014.

Malaysia mengedepankan warisan dan budaya dari berbagai tradisi, kuliner, kesenian, kerajinan tangan dan hal terkait lainnya dalam menjaring wisatawan global.

Artikel ini ditulis oleh:

‘Myfest 2015’ di Malaysia Bisa Jadi Contoh Industri Pariwisata Indonesia

Jakarta, Aktual.co —   Sedikitnya 10 acara telah disiapkan Pemerintah Malaysia di Sarawak untuk memeriahkan Malaysia Year of Festivals (MyFest) 2015 guna menarik wisatawan.

Menurut Gustino Basuan dari Dewan Pariwisata Sarawak saat dihubungi di Pontianak, Rabu (17/12), hal itu diumumkan dalam sebuah acara yang berlangsung di Hotel Pullman di Kuching, Selasa (16/12).

Hadir dalam acara tersebut para penggiat industri pariwisata dan kebudayaan Sarawak dan sekitarnya. Sedangkan pengumuman MyFest 2015 di acara itu disampaikan Ketua Setiausaha Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia YBhg Datuk Dr Ong Hong Peng dan Timbalan Ketua Pengarah (Perancangan) Tourism Malaysia, Pn Chong Yoke Har.

Kampanye MyFest 2015 Sarawak diluncurkan oleh Menteri Pelancongan dan Menteri Perumahan Sarawak, YB Datuk Amar Abang Haji Abdul Rahman Zohari Tun Datuk Abang Haji Openg.

Ia melanjutkan, ‘MyFest 2015’ akan menjadi ajang untuk terus meningkatkan industri pariwisata dan menjadikan Malaysia sebagai destinasi utama guna mencapai target 29,4 juta wisatawan serta 89 miliar ringgit Malaysia.

Sekaligus langkah untuk mencapai target 36 juta wisatawan yang memberikan pendapatan senilai 168 miliar ringgit Malaysia pada tahun 2020.

Acara yang disiapkan untuk Sarawak pada tahun 2015 ialah ASEAN International Films Festival and Awards (AIFFA) (April 2015), Pesta Kaul Mukah (April 2015), Borneo Jazz Festival (Mei 2015), World Harvest Festival (Mei 2015), Pesta Babulang dan Lumba Kerbau Bisaya (Juni 2015), Rainforest World Music Festival (Juli 2015), Borneo Cultural Festival (Agustus 2015), Borneo International Kite Festival (September 2015), Regatta Sarawak (September 2015) dan Sarawak International Dragon Boat Regatta (September 2015).

Logo MyFEST 2015 sendiri berlatar peralatan musik tradisional yang disebut sebagai Rebana Ubi. Alat musik itu digunakan secara meluas oleh berbagai kalangan di Malaysia.     Pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Malaysia. Sektor tersebut juga tahan terhadap berbagai kondisi serta tetap pada sasaran sesuai target Tahun Kunjungan Malaysia 2014.

Gustino menambahkan, kampanye MyFest 2015 diharapkan akan meneruskan peningkatan kepada sektor pariwisata selepas Tahun Kunjungan Malaysia 2014.

Malaysia mengedepankan warisan dan budaya dari berbagai tradisi, kuliner, kesenian, kerajinan tangan dan hal terkait lainnya dalam menjaring wisatawan global.

Artikel ini ditulis oleh:

DPRD DKI Anggap Pelarangan Motor Hanya Untungkan Swasta

Jakarta, Aktual.co —Komisi B DPRD DKI yang membawahi bidang ekonomi, akan memanggil pihak Pemprov DKI untuk menanyakan pemberlakuan pelarangan motor melintasi jalan protokol MH Thamrin-Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Mengapa?
Karena peraturan yang ujicobanya mulai diberlakukan hari ini, Rabu (17/12), dianggap telah ‘mencekik’ rakyat.
Pendapat itu dilontarkan Sekretaris Komisi B, Veri Yonevil. Dia menilai yang diuntungkan dari pemberlakuan itu justru pihak swasta, yakni pengelola parkir.
“Ini parkir di gedung-gedung swasta. Tentunya biaya parkirnya akan mahal dan mencekik. Jadi ya masyarakat yang dirugikan,” ujar dia, di DPRD DKI, Rabu (17/12).
Dengan masuknya uang parkir ke perusahaan swasta sebagai pengelola lahan parkir, kata politisi Hanura itu, keinginan DKI untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga akan sia-sia. 
“Tidak ada masuk profit untuk DKI kalau begitu. Padahal pemasukan parkir di DKI hanya 500 miliar per tahun. Itu kecil,” ucap dia. 
Seharusnya, kata dia, sebelum memberlakukan peraturan itu Pemprov DKI lebih dulu menyiapkan lahan parkir yang memang mereka kelola. Sehingga pendapatan jelas masuk untuk PAD.
“Mana ada PAD? Mereka kan hanya bayar pajak parkir. Jadi seharusnya disediakan sarana-prasarana,” ungkapnya.
Menurut Veri, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harusnya juga lebih dulu berkomunikasi dengan DPRD. Khususnya Komisi B, untuk membicarakan sarana dan prasarana sebagai persiapan sebelum pelarangan diberlakukan.
“Seharusnya Ahok mengomunikasikan dengan dewan. Karena bagaimanapun  sebelum uji coba, sarana dan prasarana harus disediakan. Seperti bus yang mengangkut masyarakat yang pakai motor kan masih terbatas,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

DPRD DKI Anggap Pelarangan Motor Hanya Untungkan Swasta

Jakarta, Aktual.co —Komisi B DPRD DKI yang membawahi bidang ekonomi, akan memanggil pihak Pemprov DKI untuk menanyakan pemberlakuan pelarangan motor melintasi jalan protokol MH Thamrin-Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Mengapa?
Karena peraturan yang ujicobanya mulai diberlakukan hari ini, Rabu (17/12), dianggap telah ‘mencekik’ rakyat.
Pendapat itu dilontarkan Sekretaris Komisi B, Veri Yonevil. Dia menilai yang diuntungkan dari pemberlakuan itu justru pihak swasta, yakni pengelola parkir.
“Ini parkir di gedung-gedung swasta. Tentunya biaya parkirnya akan mahal dan mencekik. Jadi ya masyarakat yang dirugikan,” ujar dia, di DPRD DKI, Rabu (17/12).
Dengan masuknya uang parkir ke perusahaan swasta sebagai pengelola lahan parkir, kata politisi Hanura itu, keinginan DKI untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga akan sia-sia. 
“Tidak ada masuk profit untuk DKI kalau begitu. Padahal pemasukan parkir di DKI hanya 500 miliar per tahun. Itu kecil,” ucap dia. 
Seharusnya, kata dia, sebelum memberlakukan peraturan itu Pemprov DKI lebih dulu menyiapkan lahan parkir yang memang mereka kelola. Sehingga pendapatan jelas masuk untuk PAD.
“Mana ada PAD? Mereka kan hanya bayar pajak parkir. Jadi seharusnya disediakan sarana-prasarana,” ungkapnya.
Menurut Veri, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harusnya juga lebih dulu berkomunikasi dengan DPRD. Khususnya Komisi B, untuk membicarakan sarana dan prasarana sebagai persiapan sebelum pelarangan diberlakukan.
“Seharusnya Ahok mengomunikasikan dengan dewan. Karena bagaimanapun  sebelum uji coba, sarana dan prasarana harus disediakan. Seperti bus yang mengangkut masyarakat yang pakai motor kan masih terbatas,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Mayoritas Sekolah di Jogja Memilih Kurikulum 2013

Yogyakarta, Aktual.co — Sebanyak 344  dari total sekitar 355 sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA maupun SMK di kota Yogyakarta, memilih untuk tetap menggunakan kurikulum 2013 pasca penghentian sementara kurikulum tersebut oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah belum lama ini.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Swasana. Menurutnya, seluruh sekolah yang memilih tetap melanjutkan menggunakan kurikulum 2013 tersebut telah membuat surat pernyataan tertulis dan diserahkan kepada pihak Dinas Pendidikan.
“Kita memberikan kebebasan pada sekolah untuk memilih apakah akan tetap menggunakan kurikulum 2013 atau kembali ke kurikulum 2006, tidak ada paksaan. Dan ternyata banyak sekolah yang memilih untuk tetap menggunakan kurikulum 2013,” kata dia, Rabu (17/12).
Sementara itu, meski mayoritas sekolah di kota Yogyakarta memilih untuk tetap melanjutkan kurikulum 2013. Namun, bukan berarti tak ada sekolah yang memilih kembali ke kurikulum 2006. Tercatat sebanyak 11 sekolah di kota Yogyakarta yang memilih beralih dari kurikulum 2013 dan kembali ke kurikulum 2006.
“Ada 11 sekolah yang memilih kembali menggunakan kurikulum 2006. Yakni SMA Santa Maria, SMK Tamansiwa, SMK Bobkri, SMP Tumbuh, SMP Bhineka Tunggal Ika, SD Marsudirini 1,2,3, dan 4, serta SD Pangudiluhur 1dan 2,” katanya.
Meski memilih kembali menggunakan kurikulum 2006, sebanyak 11 sekolah tersebut akan tetap menggunakan kurikulum 2013 hingga proses pembelajaran pada semester pertama atau ganjil tahun ini selesai. 

Artikel ini ditulis oleh:

Mayoritas Sekolah di Jogja Memilih Kurikulum 2013

Yogyakarta, Aktual.co — Sebanyak 344  dari total sekitar 355 sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA maupun SMK di kota Yogyakarta, memilih untuk tetap menggunakan kurikulum 2013 pasca penghentian sementara kurikulum tersebut oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah belum lama ini.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Swasana. Menurutnya, seluruh sekolah yang memilih tetap melanjutkan menggunakan kurikulum 2013 tersebut telah membuat surat pernyataan tertulis dan diserahkan kepada pihak Dinas Pendidikan.
“Kita memberikan kebebasan pada sekolah untuk memilih apakah akan tetap menggunakan kurikulum 2013 atau kembali ke kurikulum 2006, tidak ada paksaan. Dan ternyata banyak sekolah yang memilih untuk tetap menggunakan kurikulum 2013,” kata dia, Rabu (17/12).
Sementara itu, meski mayoritas sekolah di kota Yogyakarta memilih untuk tetap melanjutkan kurikulum 2013. Namun, bukan berarti tak ada sekolah yang memilih kembali ke kurikulum 2006. Tercatat sebanyak 11 sekolah di kota Yogyakarta yang memilih beralih dari kurikulum 2013 dan kembali ke kurikulum 2006.
“Ada 11 sekolah yang memilih kembali menggunakan kurikulum 2006. Yakni SMA Santa Maria, SMK Tamansiwa, SMK Bobkri, SMP Tumbuh, SMP Bhineka Tunggal Ika, SD Marsudirini 1,2,3, dan 4, serta SD Pangudiluhur 1dan 2,” katanya.
Meski memilih kembali menggunakan kurikulum 2006, sebanyak 11 sekolah tersebut akan tetap menggunakan kurikulum 2013 hingga proses pembelajaran pada semester pertama atau ganjil tahun ini selesai. 

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain