29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40477

Usai Rapat dengan Tim Faisal Basri, Bos Petral Irit Bicara

Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) Bambang Irianto lebih memilih untuk pelit bicara kepada awak media terkait hasil pertemuannya dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin Faisal Basri.

“Silahkan tanya ke Pak Faisal (Kepala tim RTKM), semua sudah dijelaskan. Terimakasih,” ujar dia di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Bambang juga enggan berkomentar ketika ditanyai soal rencana Pemerintah yang ingin membubarkan Petral.

“Sesuai yang diminta silahkan tanya Pak Faisal. Bapak-bapak (wartawan) ditunggu di sana untuk konferensi pers. Semua sudah kita serahkan. Itu kan rencana Pemerintah. Saya pelaksana pekerja profesional,” ujarnya sambil masuk ke dalam mobil.

Pertemuan ini dihadiri oleh Direktur Utama Petral Bambang Irianto, Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi, serta anggota Tim yang diketuai Faisal Basri, beserta Candra Hamzah, Djoko Siswanto, Agung Wicaksono, dan anggota lainnya. Rapat dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Tunda Seleksi Capim KPK Bentuk Ketakutan DPR

Jakarta, Aktual.co — Proses seleksi dua nama calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah sampai pada tahap fit and proper test atau uji kelayakan di DPR RI Komisi III. Namun proses tersebut, ditunda untuk sementara waktu lantaran terbentur dengan masa reses DPR hingga Januari 2015 mendatang.
Pengamat Hukum Uchok Sky Kadafi dari Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA), memandang adanya bentuk kesengajaan dan ketidak seriusan anggota DPR Komisi III dalam seleksi calon pimpinan KPK ini.
“DPR tidak serius dengan seleksi ini, penundaan ini ada tendensi politik dan ketakutan DPR sendiri,” kata Uchok kepada Aktual.co, Rabu (17/12).
Sekretaris Koordinator FITRA ini menilai DPR sengaja berlama-lama memproses dua nama calon pimpinan yakni Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata lantaran belum ditemukan suatu kepentingan dari DPR atas kedua calon tersebut.
“Ini kan yang seleksi sebelumnya bekas DPR lama, dari era pemerintahan SBY, DPR sekarang belum kenal dekat dengan calon, jadi belum ketemu kepentingan mereka semua ini,” ungkap Uchok.
Diketahui Busyro dan Arya adalah dua nama yang lolos seleksi yang dilakukan oleh Panitia Seleksi Capim KPK pada September 2014 lalu, dan dua nama tersebut diserahkan kepada Presiden SBY saat itu pada Bulan Oktober untuk sahkan sebelum proses berikutnya digarap penuh oleh DPR Komisi III.
Terhitung hari ini, (17/12) KPK hanya dipimpin oleh empat orang komisioner setelah masa jabatan Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas berakhir pada Selasa (16/12) kemarin, menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK, disebutkan ketentuan bahwa lembaga itu harus dipimpin lima orang.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Tunda Seleksi Capim KPK Bentuk Ketakutan DPR

Jakarta, Aktual.co — Proses seleksi dua nama calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah sampai pada tahap fit and proper test atau uji kelayakan di DPR RI Komisi III. Namun proses tersebut, ditunda untuk sementara waktu lantaran terbentur dengan masa reses DPR hingga Januari 2015 mendatang.
Pengamat Hukum Uchok Sky Kadafi dari Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA), memandang adanya bentuk kesengajaan dan ketidak seriusan anggota DPR Komisi III dalam seleksi calon pimpinan KPK ini.
“DPR tidak serius dengan seleksi ini, penundaan ini ada tendensi politik dan ketakutan DPR sendiri,” kata Uchok kepada Aktual.co, Rabu (17/12).
Sekretaris Koordinator FITRA ini menilai DPR sengaja berlama-lama memproses dua nama calon pimpinan yakni Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata lantaran belum ditemukan suatu kepentingan dari DPR atas kedua calon tersebut.
“Ini kan yang seleksi sebelumnya bekas DPR lama, dari era pemerintahan SBY, DPR sekarang belum kenal dekat dengan calon, jadi belum ketemu kepentingan mereka semua ini,” ungkap Uchok.
Diketahui Busyro dan Arya adalah dua nama yang lolos seleksi yang dilakukan oleh Panitia Seleksi Capim KPK pada September 2014 lalu, dan dua nama tersebut diserahkan kepada Presiden SBY saat itu pada Bulan Oktober untuk sahkan sebelum proses berikutnya digarap penuh oleh DPR Komisi III.
Terhitung hari ini, (17/12) KPK hanya dipimpin oleh empat orang komisioner setelah masa jabatan Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas berakhir pada Selasa (16/12) kemarin, menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK, disebutkan ketentuan bahwa lembaga itu harus dipimpin lima orang.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Harga Minyak Turun, ADB: PDB 2014 Diperkirakan Turun ke 4,4 Persen

Jakarta, Aktual.co — Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan fenomena menurunnya harga minyak bumi menjadi kesempatan emas untuk digunakan bagi reformasi perekonomian yang bermanfaat bagi negara-negara Asia.

“Meski pertumbuhan pada kuartal tiga pertama tahun ini lebih lunak daripada yang diharapkan, menurunnya harga minyak dapat menjadi kejutan yang baik pada 2015 karena sebagian besar negara merupakan importir minyak,” kata Kepala Ekonom ADB Shang Jin Wei dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (17/12).

ADB menyebutkan, pertumbuhan di beberapa negara besar Asia Tenggara lebih lunak dari yang diantisipasi sebelumnya. Pertumbuhan di kawasan tersebut diperkirakan mengalami sedikit pengurangan proyeksi angka pertumbuhan terjadi untuk negara Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Secara keseluruhan, Produksi Domestik Bruto (PDB) di kawasan tersebut diperkirakan 4,4 persen pada 2014, atau turun dibanding prediksi 4,6 persen. Sedangkan untuk 2015, pertumbuhan PDB diperkirakan bakal mencapai 5,1 persen, atau menurun dibanding prediksi sebelumnya, 5,3 persen.

Sebagaimana diberitakan, harga minyak mentah berfluktuasi di kisaran terendah lima tahun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena tidak ada tanda-tanda bahwa produsen akan mengurangi produksinya dalam menanggapi kemerosotan harga.

Minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Januari naik dua sen menjadi menetap di 55,93 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari kehilangan 1,2 dolar AS menjadi ditutup pada 59,86 dolar AS per barel.

Suhail Al-Mazrouei, Menteri Energi Uni Emirat Arab mengatakan pada Minggu bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menahan diri untuk memangkas produksinya sekalipun jika harga jatuh ke serendah 40 dolar AS.

OPEC mempertahankan pagu produksi kolektif 30 juta barel per hari dalam pertemuan di Wina pada 27 November. OPEC memproduksi sepertiga dari minyak mentah dunia. Analis menganggap keputusan OPEC sangat “bearish” untuk harga minyak mentah.

Pasokan berlimpah, permintaan moderat, dolar AS yang lebih kuat dan ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi global menjadi faktor penting dalam tren harga minyak terbaru.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Harga Minyak Turun, ADB: PDB 2014 Diperkirakan Turun ke 4,4 Persen

Jakarta, Aktual.co — Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan fenomena menurunnya harga minyak bumi menjadi kesempatan emas untuk digunakan bagi reformasi perekonomian yang bermanfaat bagi negara-negara Asia.

“Meski pertumbuhan pada kuartal tiga pertama tahun ini lebih lunak daripada yang diharapkan, menurunnya harga minyak dapat menjadi kejutan yang baik pada 2015 karena sebagian besar negara merupakan importir minyak,” kata Kepala Ekonom ADB Shang Jin Wei dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (17/12).

ADB menyebutkan, pertumbuhan di beberapa negara besar Asia Tenggara lebih lunak dari yang diantisipasi sebelumnya. Pertumbuhan di kawasan tersebut diperkirakan mengalami sedikit pengurangan proyeksi angka pertumbuhan terjadi untuk negara Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Secara keseluruhan, Produksi Domestik Bruto (PDB) di kawasan tersebut diperkirakan 4,4 persen pada 2014, atau turun dibanding prediksi 4,6 persen. Sedangkan untuk 2015, pertumbuhan PDB diperkirakan bakal mencapai 5,1 persen, atau menurun dibanding prediksi sebelumnya, 5,3 persen.

Sebagaimana diberitakan, harga minyak mentah berfluktuasi di kisaran terendah lima tahun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena tidak ada tanda-tanda bahwa produsen akan mengurangi produksinya dalam menanggapi kemerosotan harga.

Minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Januari naik dua sen menjadi menetap di 55,93 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari kehilangan 1,2 dolar AS menjadi ditutup pada 59,86 dolar AS per barel.

Suhail Al-Mazrouei, Menteri Energi Uni Emirat Arab mengatakan pada Minggu bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menahan diri untuk memangkas produksinya sekalipun jika harga jatuh ke serendah 40 dolar AS.

OPEC mempertahankan pagu produksi kolektif 30 juta barel per hari dalam pertemuan di Wina pada 27 November. OPEC memproduksi sepertiga dari minyak mentah dunia. Analis menganggap keputusan OPEC sangat “bearish” untuk harga minyak mentah.

Pasokan berlimpah, permintaan moderat, dolar AS yang lebih kuat dan ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi global menjadi faktor penting dalam tren harga minyak terbaru.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Faisal Basri Baru Tahu Jika Petral Berperan Sebagai Trading Company

Jakarta, Aktual.co — Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengaku baru mengetahui jika ternyata selama ini PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) berperan sebagai trading company yang memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Indonesia. Bahkan diakui Faisal ternyata selama ini Petral juga menyewa blending facility di Singapura demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Saya juga baru tahu. Mereka mem-blend Ron 92 untuk menghasilkan Ron 88. Tapi peranan dia sebagai trader, saya nggak tau ada yang missing di publik, ternyata Petral juga sebagai trading agent. Kita nggak tahu selama ini,” kata Faisal di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12).

Sementara untuk harga pokok produksi (HPP) dan biaya produksi BBM, Faisal mengatakan bahwa hal itu sudah diatur dalam formulanya.

“Itu ada formula harga pokok BBM, Ron 88. Tapi ada semua diaturan, sudah jelas aturannya,” ujarnya.

Faisal menambahkan, dalam pertemuannya dengan Pertamina diperoleh data bahwa sejak 2012 dari tahun ke tahun pengadaan minyak itu berasal dari National Oil Company (NOC). Akan tetapi, dirinya merasa tidak puas dengan data tersebut.

“Ditunjukkan oleh Petral, dari tahun ke tahun pengadaan minyak itu dari NOC. Tapi saya ga puas, saya minta dijelaskan apakah NOC-nya yang betul-betul memasok atau trader yang memasok. Karena NOC itu kan tidak selalu memiliki stok,” pungkasnya.
 
Untuk diketahui, Petral merupakan anak usaha Pertamina dengan kepemilikan 99 persen milik pemerintah. Petral merupakan kependekan dari Pertamina Energy Trading Limited yang bertugas melakukan ekspor-impor minyak mentah dan BBM atas instruksi dari Pertamina.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain