30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40484

Ahok Yakin Djarot Dapat Membangun Jakarta

Jakarta, Aktual.co —Pasca dilantiknya Djarot Saiful Hidayat sebagai wakil gubernur, Pemprov DKI berharap agar Djarot dapat mengerjakan pembangunan DKI Jakarta akan cepat.
Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan Djarot Saiful Hidayat dapat membantu karena latar belakangnya yang pernah menjabat sebagai Walikota Blitar selama 10 tahun.
“Jadi Jakarta sebenarnya punya dua gubernur. Gak ada gubernur dan wakil gubernur, cuma pangkatnya aja yang beda,” ujar Ahok ketika memberikan sambutan dalam acara pelantikan Djarot di Balai Agung, Rabu (17/12).
Ia mengatakan nantinya, tidak ada pembagian tugas melainkan berebut tugas. Ahok juga mengharapkan Djarot dapat mengimbangi dirinya.
“Strateginya supaya otak, perut dan dompet orang Jakarta bsia terpenuhi. Saya harap juga dia bisa melengkapi saya yang suka ngomong dulu baru mikir,” ujarnya.
Ahok mengatakan sikapnya yang seperti itu pernah mendapat teguran dari Jokowi. “Pak Jokowi pernah periksa berita online, terus telp saya bilang dia kurang suka saya ngomong gitu. Tapi itu jarang sekali. Lebih banyak saya satu visi misi sama beliau,” ujarnya.
Sebagai informasi, Djarot Saiful Hidayat resmi dilantik sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk sisa jabatan tahun 2012-2017. Ia dilantik pada pukul 13.10 WIB. Pelantikan dirinya sebagai wagub atas usul dari DPP PDI-P dan juga atas usul dari Gubernur DKI Jakarta. Ahok mengatakan Djarot dengan dirinya akan dapat bekerjasama dengan baik untuk membangun Jakarta hingga 2017 mendatang.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

BEI: Emiten Jangan Utang Dolar Jika Pendapatan dalam Rupiah

Jakarta, Aktual.co —  Bursa Efek Indonesia (BEI) menyarankan agar perusahaan tercatat atau emiten di pasar modal domestik untuk menyelaraskan pendapatan dengan utang dalam bentuk dolar AS sehingga tidak mengganggu kinerja keuangan di tengah pelemahan mata uang rupiah.

“Pekerjaan Rumah (PR) bagi perusahaan baik emiten maupun non-emiten bisa menyelaraskan pendapatan dengan utang, jangan berhutang dolar AS jika pendapatannya dalam bentuk mata uang rupiah,” ujar Ito Warsito di Jakarta, Rabu (17/12).

Ia menambahkan bahwa meski fluktuasi nilai tukar rupiah masih cukup normal saat ini, namun sikap kehati-hatian tetap perlu dijaga di tengah sentimen dari neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan Indonesia masih mengalami defisit.

“Defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia masih cukup besar, maka yang harus dilakukan pemerintah adalah berusaha menaikan ekspor dan menurunkan impor,” katanya.

Ito Warsito menambahkan bahwa pelemahan mata uang rupiah juga dialami oleh nilai tukar negara lainnya seperti yen Jepang, won Korea, dolar Australia, rupee India dan lainnya. Dalam menjaga mata uang rupiah, tentunya Bank Indonesia yang lebih berperan dalam menjaga volatilitasnya agar tetap stabil sehingga tidak membuat pasar khawatir.

“Tentunya BI lebih tahu seberapa besar melakukan intervensi, ini kan mekanisme pasar. BI juga harus membiarkan pasar bertindak secara rasional kecuali terjadi pelemahan rupiah yang terlalu dalam maka BI bisa melakukan intervensi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

BEI: Emiten Jangan Utang Dolar Jika Pendapatan dalam Rupiah

Jakarta, Aktual.co —  Bursa Efek Indonesia (BEI) menyarankan agar perusahaan tercatat atau emiten di pasar modal domestik untuk menyelaraskan pendapatan dengan utang dalam bentuk dolar AS sehingga tidak mengganggu kinerja keuangan di tengah pelemahan mata uang rupiah.

“Pekerjaan Rumah (PR) bagi perusahaan baik emiten maupun non-emiten bisa menyelaraskan pendapatan dengan utang, jangan berhutang dolar AS jika pendapatannya dalam bentuk mata uang rupiah,” ujar Ito Warsito di Jakarta, Rabu (17/12).

Ia menambahkan bahwa meski fluktuasi nilai tukar rupiah masih cukup normal saat ini, namun sikap kehati-hatian tetap perlu dijaga di tengah sentimen dari neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan Indonesia masih mengalami defisit.

“Defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia masih cukup besar, maka yang harus dilakukan pemerintah adalah berusaha menaikan ekspor dan menurunkan impor,” katanya.

Ito Warsito menambahkan bahwa pelemahan mata uang rupiah juga dialami oleh nilai tukar negara lainnya seperti yen Jepang, won Korea, dolar Australia, rupee India dan lainnya. Dalam menjaga mata uang rupiah, tentunya Bank Indonesia yang lebih berperan dalam menjaga volatilitasnya agar tetap stabil sehingga tidak membuat pasar khawatir.

“Tentunya BI lebih tahu seberapa besar melakukan intervensi, ini kan mekanisme pasar. BI juga harus membiarkan pasar bertindak secara rasional kecuali terjadi pelemahan rupiah yang terlalu dalam maka BI bisa melakukan intervensi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

My Dream Come True, NISP Wujudkan Mimpi Perempuan Indonesia

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja (kanan) memeluk ibu penjual pecel saat menggelar kegiatan Corporate Social Resposibility (CSR) di Jakarta, Rabu (17/12/2014). Kegiatan tersebut didedikasikan OCBC NISP untuk para ibu diseluruh Indonesia yang hingga usia renta masih berjuang mencari nafkah serta dalam rangka menyambut Hari Ibu pada 22 Desember mendatang. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Rupiah Anjlok, Cabai Merah Tembus Rp70.000 Per Kg di Aceh

Banda Aceh, Aktual.co — Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar pada Selasa (16/12), berdampak pada kenaikan harga bahan pokok sejumlah daerah. 
Informasi yang diterima Aktual.co, harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Aceh mencapai Rp70.000 per kg dari yang sebelumnya Rp50.000 per kg. Harga cabai rawit menjadi Rp40.000 per kg dari sebelumnya Rp30.000 per kg.
Salah seorang pedagang di Pasar Pantonlabu, Aceh Utara, Abdul Rafar menyebutkan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok itu terjadi sejak sepekan terakhir. 
“Penyebabnya beragam, suplai  bahan pokok juga sedikit. Cabai misalnya jumlahnya sedikit. Kenaikan dollar ini juga berdampak pada kenaikan harga bahan pokok,” ujar Abdul, Rabu (17/12).
Selain itu, harga beras turut melambung menjadi Rp 16.000 per bambu dari sebelumnya hanya Rp 12.000 per bambu.
Untuk harga bawang merah kini menembus Rp20.000 per kg dari harga sebelumnya Rp15.000 per kg. Selain itu, harga minyak goreng sebesar Rp12.000 per kg dari sebelumnya Rp8.000 per kg.
“Pemerintah harus menstabilkan harga, agar tidak terlalu berat bagi rakyat yang membeli bahan pokok,” harap Ucok, pedagang nasi di Kota Lhokseumawe. 

Artikel ini ditulis oleh:

Rupiah Anjlok, Cabai Merah Tembus Rp70.000 Per Kg di Aceh

Banda Aceh, Aktual.co — Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar pada Selasa (16/12), berdampak pada kenaikan harga bahan pokok sejumlah daerah. 
Informasi yang diterima Aktual.co, harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Aceh mencapai Rp70.000 per kg dari yang sebelumnya Rp50.000 per kg. Harga cabai rawit menjadi Rp40.000 per kg dari sebelumnya Rp30.000 per kg.
Salah seorang pedagang di Pasar Pantonlabu, Aceh Utara, Abdul Rafar menyebutkan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok itu terjadi sejak sepekan terakhir. 
“Penyebabnya beragam, suplai  bahan pokok juga sedikit. Cabai misalnya jumlahnya sedikit. Kenaikan dollar ini juga berdampak pada kenaikan harga bahan pokok,” ujar Abdul, Rabu (17/12).
Selain itu, harga beras turut melambung menjadi Rp 16.000 per bambu dari sebelumnya hanya Rp 12.000 per bambu.
Untuk harga bawang merah kini menembus Rp20.000 per kg dari harga sebelumnya Rp15.000 per kg. Selain itu, harga minyak goreng sebesar Rp12.000 per kg dari sebelumnya Rp8.000 per kg.
“Pemerintah harus menstabilkan harga, agar tidak terlalu berat bagi rakyat yang membeli bahan pokok,” harap Ucok, pedagang nasi di Kota Lhokseumawe. 

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain