26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40520

Banggar Ultimatum BUMD DKI Serahkan Neraca Keuangan Hari Kamis

Jakarta, Aktual.co —Delapan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI yang mengajukan anggaran Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) dapat ultimatum dari Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI.
Dalam rapat Banggar di DPRD DKI, Selasa (16/12) sore tadi, perusahaan pelat merah milik DKI itu diminta menyerahkan neraca keuangan dan rencana bisnis dalam pengajuan anggaran. Paling lambat Kamis (18/12) lusa, saat digelar rapat lanjutan di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.  
Kendati demikian, kata Wakil Ketua Banggar DPRD DKI, M Taufik, tidak ada jaminan kalau pengajuan PMP yang dilakukan BUMD bisa disetujui oleh dewan. Karena Banggar harus lebih dahulu melewati pandangan sejumlah anggotanya, sebelum mengesahkan.
“Ya belum tentu, DPRD sekarang lain dengan dewan yang dulu yang main setuju-setuju aja. Rapat-rapat (pembahasan anggaran) aja sekarang kan terbuka. Gak ada lagi tertutup,” kata dia, di DPRD DKI, Jalan kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (16/12).
Rapat pembahasan anggaran PMP yang digelar hari ini sudah memasuki hari ketiga. Namun pembahasan masih berjalan alot. Salah satunya disebabkan oleh sikap BUMD yang seperti enggan memberikan neraca keuangan dan rencana bisnis mereka ke depan setelah dapat kucuran PMP. Padahal itu merupakan syarat yang diminta DPRD.
Dari pengamatan Aktual.co, rapat Banggar sore ini hanya dihadiri satu orang pimpinan, yakni Taufik saja. Dalam rapat dia mengatakan alasan alotnya pembahasan PMP. 
Selain mekanisme pemberiannya dianggap tidak jelas, pertanggungjawaban sejumlah BUMD yang pernah dapat kucuran PMP juga dianggap tidak jelas. 
Untuk itu, rapat akan dilanjutkan Kamis lusa. “Masih soal PMP,” kata politisi Gerindra itu usai memimpin rapat Banggar sore ini, di DPRD DKI, Selasa (16/12). 
Dia menyontohkan soal Bank DKI. Mengajukan PMP hingga Rp 3 triliun, tapi laporannya tidak jelas. “Masa pengajuannya cuma dua lembar. Karang taruna juga bisa bikin pengajuan lebih bagus dari ini,” sindirnya. 

Artikel ini ditulis oleh:

Pembahasan Anggaran PMP ke BUMD DKI Masih Alot, Ini Penyebabnya

Jakarta, Aktual.co —Memasuki rapat ketiga, pembahasan anggaran Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, masih berlangsung alot. Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI masih belum bisa sepakati pengucuran dana PMP ke BUMD. 
Wakil Ketua Banggar, M. Taufik, mengatakan banyak alasan penyebab alotnya pembahasan PMP. Selain mekanisme pemberiannya dianggap tidak jelas, pertanggungjawaban sejumlah BUMD yang pernah dapat kucuran PMP juga dianggap tidak jelas. 
Untuk itu, rapat akan dilanjutkan Kamis lusa. “Masih soal PMP,” kata politisi Gerindra itu usai memimpin rapat Banggar sore ini, di DPRD DKI, Selasa (16/12). 
Dia menyontohkan soal Bank DKI. Mengajukan PMP hingga Rp 3 triliun, tapi laporannya tidak jelas. “Masa pengajuannya cuma dua lembar. Karang taruna juga bisa bikin pengajuan lebih bagus dari ini,” sindirnya. 
Padahal pihak DPRD DKI, kata dia, sejak awal sudah meminta agar tiap BUMD menyerahkan neraca dan rencana bisnis perusahaan pelat merah DKI yang mengajukan PMP. Untuk dikaji agar jelas arahnya setelah dapat suntikan dana. 
“Kita butuh jelas, nih elu mau minta duit sama orang tua, tentunya kan orang tua nanya, mau ngapain, buat apa? Nah begitu juga di sini, bagaimana setelah mendapatkan dana tersebut. Makanya saya bilang BUMD jangan medit (pelit) informasi. Jelaskan doang sama kita di sini rencana mereka gimana,” papar Taufik.
Pembahasan PMP diketahui merupakan bagian pembahasan untuk besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015.

Artikel ini ditulis oleh:

Pembahasan Anggaran PMP ke BUMD DKI Masih Alot, Ini Penyebabnya

Jakarta, Aktual.co —Memasuki rapat ketiga, pembahasan anggaran Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, masih berlangsung alot. Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI masih belum bisa sepakati pengucuran dana PMP ke BUMD. 
Wakil Ketua Banggar, M. Taufik, mengatakan banyak alasan penyebab alotnya pembahasan PMP. Selain mekanisme pemberiannya dianggap tidak jelas, pertanggungjawaban sejumlah BUMD yang pernah dapat kucuran PMP juga dianggap tidak jelas. 
Untuk itu, rapat akan dilanjutkan Kamis lusa. “Masih soal PMP,” kata politisi Gerindra itu usai memimpin rapat Banggar sore ini, di DPRD DKI, Selasa (16/12). 
Dia menyontohkan soal Bank DKI. Mengajukan PMP hingga Rp 3 triliun, tapi laporannya tidak jelas. “Masa pengajuannya cuma dua lembar. Karang taruna juga bisa bikin pengajuan lebih bagus dari ini,” sindirnya. 
Padahal pihak DPRD DKI, kata dia, sejak awal sudah meminta agar tiap BUMD menyerahkan neraca dan rencana bisnis perusahaan pelat merah DKI yang mengajukan PMP. Untuk dikaji agar jelas arahnya setelah dapat suntikan dana. 
“Kita butuh jelas, nih elu mau minta duit sama orang tua, tentunya kan orang tua nanya, mau ngapain, buat apa? Nah begitu juga di sini, bagaimana setelah mendapatkan dana tersebut. Makanya saya bilang BUMD jangan medit (pelit) informasi. Jelaskan doang sama kita di sini rencana mereka gimana,” papar Taufik.
Pembahasan PMP diketahui merupakan bagian pembahasan untuk besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015.

Artikel ini ditulis oleh:

Kemenpora Gelar Rapat Finalisasi Anggaran 2015

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Pemuda dan Olahraga resmi membuka Rapat Finalisasi Penyusunan Program dan Anggaran tahun 2015 di Wisma Karsa Pemuda, Kemenpora, Jakarta, Senin (15/12).

Pada rapat yang dihadiri seluruh perwakilan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) dari 33 provinsi tersebut membahas tentang besaran anggaran seluruh Kadispora selama 2015.

Selain itu, rapat yang akan berlangsung pada 15 Desember – 18 Desember 2014, juga melakukan pembahasan terkait program jangka menengah Kemenpora.

Meski begitu, Menpora Imam Nahrawi, mengatakan bukan besaran anggaran yang terpenting, melainkan bagaimana rapat tersebut bisa menciptakan program-program untuk mempercepat tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

“Kemenpora ingin menegaskan kembali bahwa APBN dan APBD bukanlah tujuan itu sendiri tetapi instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan,” tegas Menpora di Jakarta, ditulis Selasa (16/12).

“Kita harus ikut tanggung jawab untuk menggunakan anggaran dengan sebaik-baiknya. Sudah waktunya kita melakukan evaluasi dan perencanaan yang lebih berkualitas dan penuh perhitungan,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Menpora, dengan digelarnya rapat tersebut Kemenpora dan Kadispora bisa bersinergi dalam menjalankan program baik kepemudaan dan keolahragaan.

“Beberapa isu kepemudaan dan keolahragaan di daerah, diharapkan bisa terus disinergikan dan berjalan dengan baik,” harapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Kemenpora Gelar Rapat Finalisasi Anggaran 2015

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Pemuda dan Olahraga resmi membuka Rapat Finalisasi Penyusunan Program dan Anggaran tahun 2015 di Wisma Karsa Pemuda, Kemenpora, Jakarta, Senin (15/12).

Pada rapat yang dihadiri seluruh perwakilan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) dari 33 provinsi tersebut membahas tentang besaran anggaran seluruh Kadispora selama 2015.

Selain itu, rapat yang akan berlangsung pada 15 Desember – 18 Desember 2014, juga melakukan pembahasan terkait program jangka menengah Kemenpora.

Meski begitu, Menpora Imam Nahrawi, mengatakan bukan besaran anggaran yang terpenting, melainkan bagaimana rapat tersebut bisa menciptakan program-program untuk mempercepat tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

“Kemenpora ingin menegaskan kembali bahwa APBN dan APBD bukanlah tujuan itu sendiri tetapi instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan,” tegas Menpora di Jakarta, ditulis Selasa (16/12).

“Kita harus ikut tanggung jawab untuk menggunakan anggaran dengan sebaik-baiknya. Sudah waktunya kita melakukan evaluasi dan perencanaan yang lebih berkualitas dan penuh perhitungan,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Menpora, dengan digelarnya rapat tersebut Kemenpora dan Kadispora bisa bersinergi dalam menjalankan program baik kepemudaan dan keolahragaan.

“Beberapa isu kepemudaan dan keolahragaan di daerah, diharapkan bisa terus disinergikan dan berjalan dengan baik,” harapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Pelatih Jepang dan Pemain MU Dituduh Lakukan Suap

Jakarta, Aktual.co — Pelatih tim sepakbola nasional Jepang, Javier Aguirre, pemain Manchester United Ander Herrera dan 39 lainnya dituduh terlibat dalam kasus pengaturan hasil pertandingan di Liga Spanyol tahun 2011.

Dari catatan pengadilan, jaksa Spanyol menyatakan bahwa para pemain dan staf telah menyerahkan uang ratusan ribu euro kepada pemain Levante agar Zaragoza bisa menang di pertandingan terakhir musim itu agar terhindar dari degradasi.

Jaksa mengatakan, Zaragoza membayar 965.000 euro melalui rekening bank pemain, staf dan pelatih tertentu.

Para penerima kemudian menarik uang tersebut kemudian memberikan kepada pemain Levante sebagai uang suap agar mengalah.

Zaragoza ketika itu menang 2-1 atas Levante yang posisinya sudah aman dari degradasi, dengan dua gol oleh kapten Gabi Fernandez.

Harian berbahasa Spanyol Marca menyebutkan, jika kasus tersebut sampai ke pengadilan dan mereka yang dituduh terbukti bersalah, mereka bakal terancam hukum penjara hingga empat tahun.

Direktur, pelatih dan para kapten tim “sepakat…dengan persetujuan pemain lainnya, untuk mengatur hasil pertandingan,” demikian tuduhan jaksa, dikutip AFP, Selasa (16/12).

Termasuk yang terlibat adalah lima staf dan 18 pemain Zaragoza, serta 18 pemain Levante.

Aguirre (56) waktu itu adalah pelatih Zaragoza namun beberapa bulan kemudian diberhentikan dan pindah ke Espanyol.

Pelatih asal Meksiko itu kemudian dipercaya menangani timnas Jepang Juni lalu.

Sementara itu Herrera adalah pemain Zaragoza pada pertandingan 21 Mei 2011 itu.

Ia sempat berpindah klub sebelum dibeli oleh Manchester United Juni lalu.

Berkas tuduhan jaksa hari Senin disampaikan ke hakim pengadilan di Valencia.

Hakim akan memutuskan apakah akan dilakukan investigasi yudisial resmi.

Di antara tertuduh. Fernandez, yang kini sebagai kapten tim Atletico Madrid, saat ditanya jaksa pada Oktober lalu membantah bahwa hasil pertandingan itu diatur.

Ia mengatakan, pembayaran itu adalah bonus, dan ia telah mengembalikannya setelah disarankan oleh klub beberapa hari kemudian.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain