26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40539

Menkeu: Dua Penyebab Rupiah Anjlok

Jakarta, Aktual.co — Anjloknya nilai Rupiah selama dua hari terakhir mendapat perhatian dari Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro. Menurutnya, ada beberapa penyebab terhadap hal tersebut.

“Faktor eksternal dan internal menjadi kondisi fundamental. Fundamental eksternal karena menguatnya nilai Dolar AS dan The Fed yang akan menaikkan suu bunga acuannya pada 2015. Sedangkan fundamental internal adalah defisit transaksi berjalan (Current Defisit Account/CAD),” ujar Bambang di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Senin (16/12).

Selain itu, menurut Bambang, ada fator-faktor ‘seasonal’ yang mempengaruhi anjloknya nilai Rupiah.

“Pertama, nilai Dolar AS yang menguat terhadap semua mata uang dunia. Kedua, dari domestik itu meningkatnya permintaan Dolar AS. Hal ini karena korporat memerlukan Dolar AS untuk bayar utang dan reposisi portofolio,” pungkasnya.

Untuk diketahui, nilai Rupiah siang ini mencapai Rp12.701, sebelumnya sempat menembus level Rp12.900. Kondisi Rupiah tersebut dinilai terparah pasca Agustus 1998 saat krisis moneter.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Menkeu: Dua Penyebab Rupiah Anjlok

Jakarta, Aktual.co — Anjloknya nilai Rupiah selama dua hari terakhir mendapat perhatian dari Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro. Menurutnya, ada beberapa penyebab terhadap hal tersebut.

“Faktor eksternal dan internal menjadi kondisi fundamental. Fundamental eksternal karena menguatnya nilai Dolar AS dan The Fed yang akan menaikkan suu bunga acuannya pada 2015. Sedangkan fundamental internal adalah defisit transaksi berjalan (Current Defisit Account/CAD),” ujar Bambang di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Senin (16/12).

Selain itu, menurut Bambang, ada fator-faktor ‘seasonal’ yang mempengaruhi anjloknya nilai Rupiah.

“Pertama, nilai Dolar AS yang menguat terhadap semua mata uang dunia. Kedua, dari domestik itu meningkatnya permintaan Dolar AS. Hal ini karena korporat memerlukan Dolar AS untuk bayar utang dan reposisi portofolio,” pungkasnya.

Untuk diketahui, nilai Rupiah siang ini mencapai Rp12.701, sebelumnya sempat menembus level Rp12.900. Kondisi Rupiah tersebut dinilai terparah pasca Agustus 1998 saat krisis moneter.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Diduga Stres, Warga Pasaman Barat Tewas Gantung Diri

Jakarta, Aktual.co — Warga Jorong Malasiro, Kapar Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) Budi (35) ditemukan gantung diri di kamar mandi rumah milik orang tuanya, Selasa (16/12).
Informasi yang dihimpun, korban gantung diri sekitar pukul 11.00 WIB, diduga akibat stres faktor ekonomi dan orang tua yang lagi sakit.
Korban ditemukan adiknya bernama Nia (25) gantung diri dengan memakai tali jemuran kain. Saat itu Nia curiga, karena korban lama sekali di kamar mandi.
Lalu dia menghampiri kamar mandi tersebut, dan mendorong pintunya, namun pintu kamar mandi terkunci. Kemudian ia mencoba untuk memanggil kakaknya, tapi tidak ada balasan.
Sehingga, Nia curiga dan berusaha mengintip kakaknya yang ada di dalam kamar. Ternyata Nia melihat kakaknya sudah tergantung dengan tali nilon di dalam kamar mandi.
Melihat hal itu, Nia langsung melaporkan hal tersebut kepada keluarganya. Akhirnya keluarga bersama tetangga dekat rumah orang tua korban menghampiri kamar mandi untuk melakukan pertolongan.
Namun, korban tidak dapat diselamatkan lagi. Dari hasil visum dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak ada tanda-tanda penganiyaan, diduga korban memang gantung diri. Seorang warga Kapar, Ipal, membenarman ada seorang warga yang gantung diri pada Selasa (16/12).
Sebelumnya, korban tinggal di Padang Pariaman bersama istri dan tiga orang anak-anaknya yang masih kecil. Sehari-hari korban diketahui sebagai sopir travel Simpang Ampek-Padang.
Koban pulang ke rumah orang tuanya sekitar pukul 05.00 WIB dini hari. Dan sampai di rumah, ia sibuk menelpon dan mongotak atik telpon gengamnya. Mendapat informasi tersebut, Kapolres Pasaman Barat, AKBP Syofian Hidayat bersama jajaran langsung turun ke lokasi melihat kejadi dan membezuk korban di rumah orang tuanya.
Selain itu anggota Polres Pasaman Barat juga melakukan olah Tempat Kejadian Peristiwa dan melakukan visum. Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Diduga Stres, Warga Pasaman Barat Tewas Gantung Diri

Jakarta, Aktual.co — Warga Jorong Malasiro, Kapar Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) Budi (35) ditemukan gantung diri di kamar mandi rumah milik orang tuanya, Selasa (16/12).
Informasi yang dihimpun, korban gantung diri sekitar pukul 11.00 WIB, diduga akibat stres faktor ekonomi dan orang tua yang lagi sakit.
Korban ditemukan adiknya bernama Nia (25) gantung diri dengan memakai tali jemuran kain. Saat itu Nia curiga, karena korban lama sekali di kamar mandi.
Lalu dia menghampiri kamar mandi tersebut, dan mendorong pintunya, namun pintu kamar mandi terkunci. Kemudian ia mencoba untuk memanggil kakaknya, tapi tidak ada balasan.
Sehingga, Nia curiga dan berusaha mengintip kakaknya yang ada di dalam kamar. Ternyata Nia melihat kakaknya sudah tergantung dengan tali nilon di dalam kamar mandi.
Melihat hal itu, Nia langsung melaporkan hal tersebut kepada keluarganya. Akhirnya keluarga bersama tetangga dekat rumah orang tua korban menghampiri kamar mandi untuk melakukan pertolongan.
Namun, korban tidak dapat diselamatkan lagi. Dari hasil visum dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak ada tanda-tanda penganiyaan, diduga korban memang gantung diri. Seorang warga Kapar, Ipal, membenarman ada seorang warga yang gantung diri pada Selasa (16/12).
Sebelumnya, korban tinggal di Padang Pariaman bersama istri dan tiga orang anak-anaknya yang masih kecil. Sehari-hari korban diketahui sebagai sopir travel Simpang Ampek-Padang.
Koban pulang ke rumah orang tuanya sekitar pukul 05.00 WIB dini hari. Dan sampai di rumah, ia sibuk menelpon dan mongotak atik telpon gengamnya. Mendapat informasi tersebut, Kapolres Pasaman Barat, AKBP Syofian Hidayat bersama jajaran langsung turun ke lokasi melihat kejadi dan membezuk korban di rumah orang tuanya.
Selain itu anggota Polres Pasaman Barat juga melakukan olah Tempat Kejadian Peristiwa dan melakukan visum. Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Rupiah Anjlok, Utang BUMN Terus Bertambah

Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian anjlok hingga menyentuh level Rp12.970. Hal ini membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno pun mewanti-wanti perusahaan plat merah yang banyak menunggak utang dalam bentuk dolar AS.

“Ini adalah salah satu yang saya khawatirkan ternyata BUMN banyak yang memiliki pinjaman dalam bentuk dolar. Jelas sangat sulit posisinya meningat dolar akan tetap menguat di dunia. BUMN punya pinjaman dolar, padahal pendapatannya bukan dolar. Ini yang saya khawatirkan. Ini sangat sulit posisinya,” ujar Rini di Kementerian BUMN, Jakarta, ditulis Selasa  (16/12).

Ia mencontohkan, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan BUMN yang memiliki utang besar dan sebagian besarnya dalam bentuk dolar. Selain itu ada juga perusahaan maskapai penerbangan plat merah seperti Garuda Indonesia serta Perusahaan migas Pertamina.

“PLN termasuk BUMN yang memiliki utang besar dalam bentuk dolar. Utangnya sebesar Rp350 triliun, di mana 70 persennya berupa dolar,” terangnya.

Untuk itu, ke depannya Rini akan memperketat perizinan utang berbentuk valuta asing bagi perusahaan plat merah yang pendapatannya mayoritas dalam bentuk rupiah ini.

“Kalau jual barang dalam dolar seperti batu bara boleh pinjam dolar karena dibayar dolar. Kalau  pemasukan rupiah, kita pinjam rupiah,” pungkasnya.

Rini menambahkan, pihaknya juga akan mendorong penerapan sistem hedging atau asuransi kurs. Hedging kurs akan diberlakukan kepada perusahaan plat merah yang rentan terkena dampak pelemahan rupiah.

“Sekarang kan sudah diperbelohkan hedging,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Rupiah Anjlok, Utang BUMN Terus Bertambah

Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian anjlok hingga menyentuh level Rp12.970. Hal ini membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno pun mewanti-wanti perusahaan plat merah yang banyak menunggak utang dalam bentuk dolar AS.

“Ini adalah salah satu yang saya khawatirkan ternyata BUMN banyak yang memiliki pinjaman dalam bentuk dolar. Jelas sangat sulit posisinya meningat dolar akan tetap menguat di dunia. BUMN punya pinjaman dolar, padahal pendapatannya bukan dolar. Ini yang saya khawatirkan. Ini sangat sulit posisinya,” ujar Rini di Kementerian BUMN, Jakarta, ditulis Selasa  (16/12).

Ia mencontohkan, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan BUMN yang memiliki utang besar dan sebagian besarnya dalam bentuk dolar. Selain itu ada juga perusahaan maskapai penerbangan plat merah seperti Garuda Indonesia serta Perusahaan migas Pertamina.

“PLN termasuk BUMN yang memiliki utang besar dalam bentuk dolar. Utangnya sebesar Rp350 triliun, di mana 70 persennya berupa dolar,” terangnya.

Untuk itu, ke depannya Rini akan memperketat perizinan utang berbentuk valuta asing bagi perusahaan plat merah yang pendapatannya mayoritas dalam bentuk rupiah ini.

“Kalau jual barang dalam dolar seperti batu bara boleh pinjam dolar karena dibayar dolar. Kalau  pemasukan rupiah, kita pinjam rupiah,” pungkasnya.

Rini menambahkan, pihaknya juga akan mendorong penerapan sistem hedging atau asuransi kurs. Hedging kurs akan diberlakukan kepada perusahaan plat merah yang rentan terkena dampak pelemahan rupiah.

“Sekarang kan sudah diperbelohkan hedging,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain