26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40639

KY Nilai Keberatan Para Hakim MK Terhadap Pansel CHK Tak Profesional

Jakarta, Aktual.co — Komisioner Komisi Yudisial memahami sikap Mahkamah Konstitusi yang keberatan terhadap dua anggota Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi Refly Harun dan Todung Mulya Lubis.
“Kekhawatiran intitusi MK kepada dua orang tim pansel CHK bentukan Presiden (Jokowi,red) dapat dipahami,” kata Taufiq di Jakarta, Senin (15/12).
Namun Taufiq malah menyayangkan penyampaian keberatan tersebut dilakukan oleh para hakim konstitusi. “Sayang (penyampaian keberatan) tidak proporsional, seharusnya yang tepat menyuarakan itu dewan etik sebagai pengawal etik hakim MK.”
Taufiq mengatakan, KY dalam melakukan seleksi calon hakim agung tidak melibatkan advokat sebagai tim penilai karena potensi bertemu di sidang. “Agar tetap obyektif dan akuntabel dalam proses seleksi CHA, KY libatkan mantan Hakim Agung, pakar dan negarawan.”
Menurut Taufiq, bukan berarti individu advokat tidak independen tapi cara itu untuk menghindari kesan konflik kepentingan di suatu saat.
Dalam pemberitaan sebelumnya MK mengirimkan surat keberatan kepada Presiden Joko Widodo terhadap penunjukan Refly Harun dan Todung Mulya Lubis sebagai anggota Pansel. Keputusan ini diambil dalam Rapat Permusyawaratan Hakim yang digelar pada Kamis (11/12).
Sekretaris Jenderal MK Janedjri M Ghaffar mengatakan, RPH tersebut mengamanatkan kepada Ketua MK untuk berkirim surat kepada Presiden Jokowi untuk mempertimbangkan kembali dua nama tersebut.
Menurut Janedjri, Refly maupun Todung merupakan advokat yang tercatat aktif berperkara di MK.
“Untuk menjaga objektivitas, kiranya Presiden dapat mempertimbangkan kembali keanggotaan kedua nama tersebut,” kata Janedjri.
Janedjri mengatakan terdapat kekhawatiran terdapat bias kepentingan disebabkan profesi Refly dan Todung sebagai advokat, guna menjaga independensi supaya hakim yang terpilih nantinya dapat menjaga independensi dan imparsialitas.
“Demi objektivitas pansel, harapannya ke depan hakim yang terpilih dapat menjaga independensi dan imparsialitas dalam menjalankan wewenang konstitusi dari MK,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

KY Nilai Keberatan Para Hakim MK Terhadap Pansel CHK Tak Profesional

Jakarta, Aktual.co — Komisioner Komisi Yudisial memahami sikap Mahkamah Konstitusi yang keberatan terhadap dua anggota Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi Refly Harun dan Todung Mulya Lubis.
“Kekhawatiran intitusi MK kepada dua orang tim pansel CHK bentukan Presiden (Jokowi,red) dapat dipahami,” kata Taufiq di Jakarta, Senin (15/12).
Namun Taufiq malah menyayangkan penyampaian keberatan tersebut dilakukan oleh para hakim konstitusi. “Sayang (penyampaian keberatan) tidak proporsional, seharusnya yang tepat menyuarakan itu dewan etik sebagai pengawal etik hakim MK.”
Taufiq mengatakan, KY dalam melakukan seleksi calon hakim agung tidak melibatkan advokat sebagai tim penilai karena potensi bertemu di sidang. “Agar tetap obyektif dan akuntabel dalam proses seleksi CHA, KY libatkan mantan Hakim Agung, pakar dan negarawan.”
Menurut Taufiq, bukan berarti individu advokat tidak independen tapi cara itu untuk menghindari kesan konflik kepentingan di suatu saat.
Dalam pemberitaan sebelumnya MK mengirimkan surat keberatan kepada Presiden Joko Widodo terhadap penunjukan Refly Harun dan Todung Mulya Lubis sebagai anggota Pansel. Keputusan ini diambil dalam Rapat Permusyawaratan Hakim yang digelar pada Kamis (11/12).
Sekretaris Jenderal MK Janedjri M Ghaffar mengatakan, RPH tersebut mengamanatkan kepada Ketua MK untuk berkirim surat kepada Presiden Jokowi untuk mempertimbangkan kembali dua nama tersebut.
Menurut Janedjri, Refly maupun Todung merupakan advokat yang tercatat aktif berperkara di MK.
“Untuk menjaga objektivitas, kiranya Presiden dapat mempertimbangkan kembali keanggotaan kedua nama tersebut,” kata Janedjri.
Janedjri mengatakan terdapat kekhawatiran terdapat bias kepentingan disebabkan profesi Refly dan Todung sebagai advokat, guna menjaga independensi supaya hakim yang terpilih nantinya dapat menjaga independensi dan imparsialitas.
“Demi objektivitas pansel, harapannya ke depan hakim yang terpilih dapat menjaga independensi dan imparsialitas dalam menjalankan wewenang konstitusi dari MK,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

KSAD: Prajurit Tidak Terkotak-kotak dalam Politik Praktis

Jakarta, Aktual.co — Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan para prajurit TNI-AD di semua jajaran agar tidak terkotak-kotak dengan urusan politik praktis, karena politik tentara adalah politik negara. 
“Pesan Bapak Panglima Besar Jenderal Sudirman bahwa prajurit bukanlah tentara sewaan dan bukan pula tentara bayaran, karena loyalitasnya hanya untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata jenderal bintang empat itu dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Achmad Yuliarto pada peringatan Hari Juang Kartika ke-69 di Kupang, Senin (15/12). 
KSAD menegaskan politik negara yang sudah melekat dalam diri dan jiwa setiap prajurit TNI itu, sudah menjadi dasar pijak setiap prajurit TNI dalam menjalankan tugasnya untuk membela kepentingan bangsa dan negara. 
Dia mengatakan, sejak dilahirkan, TNI tidak pernah melakukan dan terlibat dalam politik praktis, sehingga jajaran tentara tetap satu dan tidak terkotak-kotak dalam berbagai kepentingan politik tertentu. 
Hal tersebut, berkaitan dengan lotyalitas yang diemban TNI, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa dan negara dengan satu tekad NKRI harga mati. 
Menurut dia, loyalitas TNI adalah loyalitas tegak lurus sesuai jenjang hirarki dengan tetap teguh menjunjung tinggi seluruh kebijakan pemerintah dalam menjalankan program kerja pembangunan kemasyarakatan. 
“Saya perintahkan para Pangkotama, Kabalakpus dan seluruh prajurit untuk membangun komunikasi sosial, dengan seluruh instansi pemerintah yang membutuhkan bantuan. Termasuk juga bangun komunikasi dengan masyarakat yang ada di wilayah masing-masing,” ungkapnya. 
Dalam semangat bangun komunikasi sosial bersama rakyat dan seluruh komponen di dalamnya, akan memperkuat kerja sama TNI-rakyat dalam kemanunggalan yang baik, sebagaimana semangat yang sudah terbangun bersama rakyat TNI AD kuat dan bersama TNI AD rakyat damai dan sejahtera

Artikel ini ditulis oleh:

KSAD: Prajurit Tidak Terkotak-kotak dalam Politik Praktis

Jakarta, Aktual.co — Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan para prajurit TNI-AD di semua jajaran agar tidak terkotak-kotak dengan urusan politik praktis, karena politik tentara adalah politik negara. 
“Pesan Bapak Panglima Besar Jenderal Sudirman bahwa prajurit bukanlah tentara sewaan dan bukan pula tentara bayaran, karena loyalitasnya hanya untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata jenderal bintang empat itu dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Achmad Yuliarto pada peringatan Hari Juang Kartika ke-69 di Kupang, Senin (15/12). 
KSAD menegaskan politik negara yang sudah melekat dalam diri dan jiwa setiap prajurit TNI itu, sudah menjadi dasar pijak setiap prajurit TNI dalam menjalankan tugasnya untuk membela kepentingan bangsa dan negara. 
Dia mengatakan, sejak dilahirkan, TNI tidak pernah melakukan dan terlibat dalam politik praktis, sehingga jajaran tentara tetap satu dan tidak terkotak-kotak dalam berbagai kepentingan politik tertentu. 
Hal tersebut, berkaitan dengan lotyalitas yang diemban TNI, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa dan negara dengan satu tekad NKRI harga mati. 
Menurut dia, loyalitas TNI adalah loyalitas tegak lurus sesuai jenjang hirarki dengan tetap teguh menjunjung tinggi seluruh kebijakan pemerintah dalam menjalankan program kerja pembangunan kemasyarakatan. 
“Saya perintahkan para Pangkotama, Kabalakpus dan seluruh prajurit untuk membangun komunikasi sosial, dengan seluruh instansi pemerintah yang membutuhkan bantuan. Termasuk juga bangun komunikasi dengan masyarakat yang ada di wilayah masing-masing,” ungkapnya. 
Dalam semangat bangun komunikasi sosial bersama rakyat dan seluruh komponen di dalamnya, akan memperkuat kerja sama TNI-rakyat dalam kemanunggalan yang baik, sebagaimana semangat yang sudah terbangun bersama rakyat TNI AD kuat dan bersama TNI AD rakyat damai dan sejahtera

Artikel ini ditulis oleh:

Pagelaran Wayang Kulit dan Tarian Jawa Pukau Penonton di London

Jakarta, Aktual.co — Wayang kulit dengan lakon “Munyuk Kobong” atau “Hanoman Terbakar”, dengan diiringi gamelan Southbank London memukau ratusan penonton sebagian besar masyarakat Inggris di Southbank Hall Festival London, akhir pekan.

“Keren bisa nonton wayang di London,” ujar Al Hanif, mahasiswa Indonesia yang tengah belajar Human Right di Oriental and African Studies University of London, Minggu (14/12).

Pagelaran Wayang Kulit dan Tarian Jawa yang digagas oleh Kelompok Gamelan di Southbank Centre tersebut, berhasil menarik perhatian ratusan orang yang datang, tidak hanya orang tua melainkan juga remaja dan anak-anak.

Acara yang dimulai sejak jam 1 siang sampai jam 7 malam waktu London itu, juga menampilkan Tarian Jawa yang dibawakan penari yang tergabung dalam Lila Bhawa, dengan penari Ni Made Pujawati bersama lima anggota Lila Bhawa di antaranya penari-penari bule yang berkolaborasi dengan warga negara Indonesia yang berdomisili di London.

Meskipun gerakan mereka tidak seluwes penari profesional, namun ratusan penonton yang hadir sangat antusias menikmati tarian yang dipadu dengan alunan musik gamelan.

Setelah pagelaran tari selesai dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit dengan lakon Hanoman Terbakar, dengan dalang Sujarwo serta musisi dari ISI Surakarta yang ikut membantu penampilan gamelan Southbank.

Menurut Al Hanif, uniknya jika biasanya pertunjukan wayang kulit dilakukan semalam suntuk, kali ini cuma dilakukan selama dua jam mulai pukul lima sampai tujuh malam.

Selain itu, dialog juga disampaikan dalam dua bahasa, yakni bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Sesekali penonton tertawa karena dalang membuat lelucon dalam bahasa Inggris.

“Sayangnya, tidak ada narasi dari pembawa acara mengenai lakon Hanoman Terbakar,” ujar Al Hanif yang juga dosen di Universitas Jember .

Selain itu, juga tidak ada naskah maupun selebaran tertulis yang menarasikan alur cerita kepahlawanan Si Kera Putih dalam membumihanguskan Alengka yang menjadi Kerajaan Rahwana, ujarnya.

Menurut Hanif, penonton sebenarnya lebih menikmati alunan gamelan daripada melihat keahlian dalang dalam memainkan wayangnya.

Bahkan, dua mahasiswi dari Universitas Brighton yang duduk di bagian kursi paling depan sangat antusias mengikuti pertujukan wayang itu, namun sempat bertanya kepada Hanif dari mana musik gamelan yang menurut mereka sangat unik.
Hanif pun menjelaskan bahwa gamelan adalah musik tradisional dari Indonesia.

Lalu Pafa, salah satu mahasiswi tersebut berkata, “Aku sangat ingin pergi ke sana secepatnya untuk belajar bermain alat musik itu. I really want to visit this country so badly after listening to this music (gamelan),” ujarnya.

Hanif yang juga mengelola Wisma Merdeka bagi pelajar Indonesia yang menginap di London, menerangkan tentang peluang untuk belajar gamelan di Indonesia yang ditawarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui skema Beasiswa Darmasiswa.

Pafa menyatakan sangat antusias untuk mendaftar, agar bisa mewujudkan impiannya belajar Gamelan dan melihat keindahan ragam budaya Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Pagelaran Wayang Kulit dan Tarian Jawa Pukau Penonton di London

Jakarta, Aktual.co — Wayang kulit dengan lakon “Munyuk Kobong” atau “Hanoman Terbakar”, dengan diiringi gamelan Southbank London memukau ratusan penonton sebagian besar masyarakat Inggris di Southbank Hall Festival London, akhir pekan.

“Keren bisa nonton wayang di London,” ujar Al Hanif, mahasiswa Indonesia yang tengah belajar Human Right di Oriental and African Studies University of London, Minggu (14/12).

Pagelaran Wayang Kulit dan Tarian Jawa yang digagas oleh Kelompok Gamelan di Southbank Centre tersebut, berhasil menarik perhatian ratusan orang yang datang, tidak hanya orang tua melainkan juga remaja dan anak-anak.

Acara yang dimulai sejak jam 1 siang sampai jam 7 malam waktu London itu, juga menampilkan Tarian Jawa yang dibawakan penari yang tergabung dalam Lila Bhawa, dengan penari Ni Made Pujawati bersama lima anggota Lila Bhawa di antaranya penari-penari bule yang berkolaborasi dengan warga negara Indonesia yang berdomisili di London.

Meskipun gerakan mereka tidak seluwes penari profesional, namun ratusan penonton yang hadir sangat antusias menikmati tarian yang dipadu dengan alunan musik gamelan.

Setelah pagelaran tari selesai dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit dengan lakon Hanoman Terbakar, dengan dalang Sujarwo serta musisi dari ISI Surakarta yang ikut membantu penampilan gamelan Southbank.

Menurut Al Hanif, uniknya jika biasanya pertunjukan wayang kulit dilakukan semalam suntuk, kali ini cuma dilakukan selama dua jam mulai pukul lima sampai tujuh malam.

Selain itu, dialog juga disampaikan dalam dua bahasa, yakni bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Sesekali penonton tertawa karena dalang membuat lelucon dalam bahasa Inggris.

“Sayangnya, tidak ada narasi dari pembawa acara mengenai lakon Hanoman Terbakar,” ujar Al Hanif yang juga dosen di Universitas Jember .

Selain itu, juga tidak ada naskah maupun selebaran tertulis yang menarasikan alur cerita kepahlawanan Si Kera Putih dalam membumihanguskan Alengka yang menjadi Kerajaan Rahwana, ujarnya.

Menurut Hanif, penonton sebenarnya lebih menikmati alunan gamelan daripada melihat keahlian dalang dalam memainkan wayangnya.

Bahkan, dua mahasiswi dari Universitas Brighton yang duduk di bagian kursi paling depan sangat antusias mengikuti pertujukan wayang itu, namun sempat bertanya kepada Hanif dari mana musik gamelan yang menurut mereka sangat unik.
Hanif pun menjelaskan bahwa gamelan adalah musik tradisional dari Indonesia.

Lalu Pafa, salah satu mahasiswi tersebut berkata, “Aku sangat ingin pergi ke sana secepatnya untuk belajar bermain alat musik itu. I really want to visit this country so badly after listening to this music (gamelan),” ujarnya.

Hanif yang juga mengelola Wisma Merdeka bagi pelajar Indonesia yang menginap di London, menerangkan tentang peluang untuk belajar gamelan di Indonesia yang ditawarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui skema Beasiswa Darmasiswa.

Pafa menyatakan sangat antusias untuk mendaftar, agar bisa mewujudkan impiannya belajar Gamelan dan melihat keindahan ragam budaya Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain