26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40716

Thailand Tak Tahu ada Penjara Rahasia CIA

Jakarta, Aktual.co — Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand mengatakan bahwa negaranya tidak khawatir tentang peringatan Amerika Serikat tentang terorisme di Thailand.
Selain itu Junta militer Thailand menegaskan tidak memiliki petunjuk tentang keberadaan penjara rahasia Badan Intelijen Pusat AS (CIA) di Thailand.
Kepala Angkatan Pertahanan Jenderal Worapong Sanganet memberi jaminan bahwa sektor keamanan Thailand telah memantau terorisme di negeri ini.
“Peringatan AS untuk warganya yang tinggal dan bepergian di Thailand untuk berhati-hati dari serangan teroris merupakan langkah biasa dengan kekuatan raksasa, karena biasa memperingatkan rakyatnya tentang ancaman terorisme di negara-negara lain juga,” kata Jenderal Worapong yang juga menekankan bahwa rakyat Thailand tidak perlu panik.
Ditanya tentang apa yang disebut penjara rahasia CIA di Thailand dan apakah itu tidak akan menyebabkan negara menjadi target serangan teroris, panglima tertinggi mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak memiliki informasi mengenai hal tersebut.
Dia mengatakan, badan yang berhubungan dengan keamanan nasional selalu waspada mengenai kemungkinan serangan teroris, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan, meskipun laporan-laporan yang telah dikeluarkan oleh CIA mengatakan bahwa Thailand bisa menjadi target terorisme.
“Thailand tetap aman untuk bepergian,” tegas Jenderal Worapang .
Diketahui, Senat AS menyampaikan dakwaan memberatkan praktek CIA, menuduh badan mata-mata itu menimbulkan rasa sakit dan penderitaan di kalangan tahanan di berbagai lokasi di luar batas-batas hukum.
Dalam laporan tersebut, satu penjara rahasia ‘waterboarding’ dikaitkan dengan lokasi di Thailand, di mana penyiksaan tidak manusiawi tersangka teroris Muslim dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kemungkinan serangan terorisme.
Pemerintah Thailand telah membantah mengetahui tentang keberadaan penjara tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Thailand Tak Tahu ada Penjara Rahasia CIA

Jakarta, Aktual.co — Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand mengatakan bahwa negaranya tidak khawatir tentang peringatan Amerika Serikat tentang terorisme di Thailand.
Selain itu Junta militer Thailand menegaskan tidak memiliki petunjuk tentang keberadaan penjara rahasia Badan Intelijen Pusat AS (CIA) di Thailand.
Kepala Angkatan Pertahanan Jenderal Worapong Sanganet memberi jaminan bahwa sektor keamanan Thailand telah memantau terorisme di negeri ini.
“Peringatan AS untuk warganya yang tinggal dan bepergian di Thailand untuk berhati-hati dari serangan teroris merupakan langkah biasa dengan kekuatan raksasa, karena biasa memperingatkan rakyatnya tentang ancaman terorisme di negara-negara lain juga,” kata Jenderal Worapong yang juga menekankan bahwa rakyat Thailand tidak perlu panik.
Ditanya tentang apa yang disebut penjara rahasia CIA di Thailand dan apakah itu tidak akan menyebabkan negara menjadi target serangan teroris, panglima tertinggi mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak memiliki informasi mengenai hal tersebut.
Dia mengatakan, badan yang berhubungan dengan keamanan nasional selalu waspada mengenai kemungkinan serangan teroris, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan, meskipun laporan-laporan yang telah dikeluarkan oleh CIA mengatakan bahwa Thailand bisa menjadi target terorisme.
“Thailand tetap aman untuk bepergian,” tegas Jenderal Worapang .
Diketahui, Senat AS menyampaikan dakwaan memberatkan praktek CIA, menuduh badan mata-mata itu menimbulkan rasa sakit dan penderitaan di kalangan tahanan di berbagai lokasi di luar batas-batas hukum.
Dalam laporan tersebut, satu penjara rahasia ‘waterboarding’ dikaitkan dengan lokasi di Thailand, di mana penyiksaan tidak manusiawi tersangka teroris Muslim dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kemungkinan serangan terorisme.
Pemerintah Thailand telah membantah mengetahui tentang keberadaan penjara tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

88 WNI Diusir Oleh Malaysia

Jakarta, Aktual.co — Sebanyak 88 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Negeri Sabah kembali dideportasi pemerintah Malaysia melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
WNI yang dideportasi tersebut terdiri dari 66 laki-laki, 15 perempuan, satu anak laki-laki dan lima anak perempuan dengan menggunakan kapal penumpang resmi KM Labuan Ekspres 5 dari Tawau, Malaysia ke Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan sekitar pukul 18.40 wita.
Kepala Pos Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Nasution di Nunukan, Jumat (12/12) malam mengatakan, pemulangan (deportasi) WNI dari Malaysia pekan ini merupakan yang kedua kalinya berasal dari Kota Kinabalu dan Tawau.
“Mereka (WNI deportasi) sebelum dideportasi telah menjalani hukumannya di Pusat Tahanan Sementara (PTS) Kemanis Papar Kota Kinabalu dan Air Panas Tawau atas pelanggaran dokumen keiumigrasian,” kata dia.
Hal ini berdasarkan surat Konsulat RI Tawau Nomor: 731/Kons/XII/2014 tentang deportasi WNI tertanggal 12 Desember 2014 tindaklanjut lanjut dari surat Jabatan Imigrasi Malaysia Tawau nomor: IM.101/S-TWU/E/US/1130/1-6(26) tanggal 12 Desember 2014.
Adapun hasil pendataan BP3TKI (Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI) Kabupaten Nunukan, dari 88 WNI yang dideportasi kali ini masing-masing masuk negara tetangga menggunaan paspor TKI sebanyak 10 orang, paspor umum 24 orang, pas lintas batas (PLB) 11 orang dan tanpa paspor sebanyak 41 orang ditambah enam anak-anak.
Salah seorang WNI deportasi bernama Matius Toring (34) menyatakan, dirinya dideportasi bersama istri dan dua anaknya karena kasus dokumen keimigrasian dengan mendapatkan hukuman selama satu bulan.
Ia mengaku berada di negeri jiran sebagai pekerja asing sejak 10 tahun silam dan tertangkap saat sedang bekerja di kebun sayur mayur miliknya di Kota Kinabalu, Malaysia.

Artikel ini ditulis oleh:

88 WNI Diusir Oleh Malaysia

Jakarta, Aktual.co — Sebanyak 88 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Negeri Sabah kembali dideportasi pemerintah Malaysia melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
WNI yang dideportasi tersebut terdiri dari 66 laki-laki, 15 perempuan, satu anak laki-laki dan lima anak perempuan dengan menggunakan kapal penumpang resmi KM Labuan Ekspres 5 dari Tawau, Malaysia ke Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan sekitar pukul 18.40 wita.
Kepala Pos Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Nasution di Nunukan, Jumat (12/12) malam mengatakan, pemulangan (deportasi) WNI dari Malaysia pekan ini merupakan yang kedua kalinya berasal dari Kota Kinabalu dan Tawau.
“Mereka (WNI deportasi) sebelum dideportasi telah menjalani hukumannya di Pusat Tahanan Sementara (PTS) Kemanis Papar Kota Kinabalu dan Air Panas Tawau atas pelanggaran dokumen keiumigrasian,” kata dia.
Hal ini berdasarkan surat Konsulat RI Tawau Nomor: 731/Kons/XII/2014 tentang deportasi WNI tertanggal 12 Desember 2014 tindaklanjut lanjut dari surat Jabatan Imigrasi Malaysia Tawau nomor: IM.101/S-TWU/E/US/1130/1-6(26) tanggal 12 Desember 2014.
Adapun hasil pendataan BP3TKI (Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI) Kabupaten Nunukan, dari 88 WNI yang dideportasi kali ini masing-masing masuk negara tetangga menggunaan paspor TKI sebanyak 10 orang, paspor umum 24 orang, pas lintas batas (PLB) 11 orang dan tanpa paspor sebanyak 41 orang ditambah enam anak-anak.
Salah seorang WNI deportasi bernama Matius Toring (34) menyatakan, dirinya dideportasi bersama istri dan dua anaknya karena kasus dokumen keimigrasian dengan mendapatkan hukuman selama satu bulan.
Ia mengaku berada di negeri jiran sebagai pekerja asing sejak 10 tahun silam dan tertangkap saat sedang bekerja di kebun sayur mayur miliknya di Kota Kinabalu, Malaysia.

Artikel ini ditulis oleh:

Mau Dibawa Kemana Pendidikan Indonesia

Juru Bicara Kemendikbud, Ibnu Hamad, Pendiri Rumah Perubahan, Rhenald Kasali, Sekjend PB PGRI, Qudrat Nugraha, Pemerhati Pendidikan, Abduh Zen saat menjadi narasuber dalam acara diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (13/12/2014). Diskusi tersebut mengangkat tema “Mau Dibawa Kemana Pendidikan Kita?”. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

SBY Ucapkan Belasungkawa Atas Wafatnya Guru Een Sukesih

Jakarta, Aktual.co — Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan rasa dukacita atas meninggalnya salah satu pejuang pendidikan, Een Sukaesih.
“Innalillahi wa innailaihi rajiun turut berduka cita atas meninggalnya Ibu Een Sukaesih. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT,” kata Yudhoyono dalam akun twitternya @SBYudhoyono, Sabtu (13/12).
Menurut SBY, Een adalah pelopor rumah pintar Al-Barokah yang telah berjasa memajukan pendidikan Indonesia.
Saat menjadi Presiden, SBY pernah menjenguk Een di tempat tinggalnya di Dusun Batu Karut, Cibeureum Wetan, Cimalaka, Sumedang.
SBY juga pernah mengundang Een untuk berkunjung ke Istana Negara pada pertengahan 2013.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain