24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40748

Jokowi Letakkan Batu Pertama Pembangunan Bendungan Reknamo

Jakarta, Aktual.co —   Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Bendungan Reknamo di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 20 Desember mendatang.

“Semua persiapan yang berkaitan dengan acara peletakan batu pertama Pembangunan Bendungan Reknamo hampir rampung,” kata Kepala Tata Usaha Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (NT) II Provinsi Nusa Tenggara Timur Alex Leda, di Kupang, Jumat (12/12).

Pembangunan Bendungan Reknamo ini menelan dana yang bersumber dari APBN sekitar Rp732 miliar lebih yang terdiri dari konstruksi sekitar Rp710 miliar lebih dan sisanya untuk supervisi/pengawasan. Pembangunan bendungan tersebut menggunakan sistem multiyear dan untuk tahap pertama sesuai dengan kontrak dialokasikan anggaran sebesar Rp40 miliar.

Dia menjelaskan, Bendungan Reknamo ini dapat menyuplai air baku sebanyak 14,09 juta meter kubik. Air dari bendungan ini nantinya akan berfungsi sebagai pemasok air baku bagi warga kabupaten Kupang 100 liter per detik. Selain itu, untuk mendukung lahan irigasi sawah seluas 1.250 hektare, pengendalian banjir, pariwisata dan pembangunan pembangkit listrik tenaga makro hidro (PLTMH) sebesar 0,216 MW.

“Sumber air juga untuk lahan eksisting 1.259 hektare dibeberapa tempat yakni Desa Raknamo, Manusak, kelurahan Naibonat dan Amabi Oefeto,” katanya.

Mengenai lahan yang dibutuhkan, jumlah lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan Bendungan Reknamo ini seluas 210,80 hektare, terdiri dari areal genangan 147,30 hektare, Spoil Bank Borrow 13,5, Sabuk hijau 29 hektare, Damdan Bang pelengkap 18 hektare dan untuk lokasi fasilitas seluas tiga hektare.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Jokowi Letakkan Batu Pertama Pembangunan Bendungan Reknamo

Jakarta, Aktual.co —   Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Bendungan Reknamo di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 20 Desember mendatang.

“Semua persiapan yang berkaitan dengan acara peletakan batu pertama Pembangunan Bendungan Reknamo hampir rampung,” kata Kepala Tata Usaha Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (NT) II Provinsi Nusa Tenggara Timur Alex Leda, di Kupang, Jumat (12/12).

Pembangunan Bendungan Reknamo ini menelan dana yang bersumber dari APBN sekitar Rp732 miliar lebih yang terdiri dari konstruksi sekitar Rp710 miliar lebih dan sisanya untuk supervisi/pengawasan. Pembangunan bendungan tersebut menggunakan sistem multiyear dan untuk tahap pertama sesuai dengan kontrak dialokasikan anggaran sebesar Rp40 miliar.

Dia menjelaskan, Bendungan Reknamo ini dapat menyuplai air baku sebanyak 14,09 juta meter kubik. Air dari bendungan ini nantinya akan berfungsi sebagai pemasok air baku bagi warga kabupaten Kupang 100 liter per detik. Selain itu, untuk mendukung lahan irigasi sawah seluas 1.250 hektare, pengendalian banjir, pariwisata dan pembangunan pembangkit listrik tenaga makro hidro (PLTMH) sebesar 0,216 MW.

“Sumber air juga untuk lahan eksisting 1.259 hektare dibeberapa tempat yakni Desa Raknamo, Manusak, kelurahan Naibonat dan Amabi Oefeto,” katanya.

Mengenai lahan yang dibutuhkan, jumlah lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan Bendungan Reknamo ini seluas 210,80 hektare, terdiri dari areal genangan 147,30 hektare, Spoil Bank Borrow 13,5, Sabuk hijau 29 hektare, Damdan Bang pelengkap 18 hektare dan untuk lokasi fasilitas seluas tiga hektare.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Kejagung Tunggu Pengadilan HAM

Jakarta, Aktual.co — Kejaksaan Agung siap dilibatkan dalam pengadilan ad hoc untuk menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) jika telah dibentuk oleh pemerintah.
“Kalau semuanya sudah ada, ngapain kita tidak siap,” kata Jaksa Agung HM Prasetyo, di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (12/12).
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pengadilan ad hoc kasus HAM itu sangat kompleks karena banyak pihak yang harus dilihat dan dicermati.
“Jangan bicara berani atau tidak berani. Bukan hantu itu (pelanggaran HAM, red.),” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya masih menunggu pembentukan pengadilan ad hoc kasus HAM itu. “Kita tunggu, itu nanti harus diputuskan. Jadi ada proses.”
Dalam hal ini, kata dia, prosesnya ada keputusan politik dari DPR, kemudian bersama-sama melakukan penyelidikan. Setelah itu, lanjut dia, hasil penyelidikannya diserahkan ke Kejaksaan untuk dilakukan penyidikan kalau memang sudah cukup.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Kejagung Tunggu Pengadilan HAM

Jakarta, Aktual.co — Kejaksaan Agung siap dilibatkan dalam pengadilan ad hoc untuk menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) jika telah dibentuk oleh pemerintah.
“Kalau semuanya sudah ada, ngapain kita tidak siap,” kata Jaksa Agung HM Prasetyo, di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (12/12).
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pengadilan ad hoc kasus HAM itu sangat kompleks karena banyak pihak yang harus dilihat dan dicermati.
“Jangan bicara berani atau tidak berani. Bukan hantu itu (pelanggaran HAM, red.),” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya masih menunggu pembentukan pengadilan ad hoc kasus HAM itu. “Kita tunggu, itu nanti harus diputuskan. Jadi ada proses.”
Dalam hal ini, kata dia, prosesnya ada keputusan politik dari DPR, kemudian bersama-sama melakukan penyelidikan. Setelah itu, lanjut dia, hasil penyelidikannya diserahkan ke Kejaksaan untuk dilakukan penyidikan kalau memang sudah cukup.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Bunga Bangkai Tak Berbau Mekar di Dekat Kawasan Wisata Ubud

Jakarta, Aktual.co — Bunga Bangkai yang tumbuh kerdil di pekarangan rumah milik Ni Nyoman Sari di Banjar Sema, Payangan, dekat kawasan wisata Ubud, Kabupaten Gianyar-Bali, atau 35 kilometer timur laut Denpasar sudah mulai mekar, Jumat (12/12).
Anehnya Bunga Bangkai berwarna merah marun itu, tidak mengeluarkan bau busuk seperti bunga sejenis tempo dulu, yang tumbuh di semak-semak atau di areal pekuburan umum, dan tidak kelihatan ada lalat bangkai (buyung besar).
Nyoman Sari mengatakan, hampir setiap tahun ada beberapa kuntum bunga bangkai tumbuh di pekarangannya dan sekarang hujan baru turun sejak beberapa hari, sudah muncul Bunga Bangkai yang lazim disebut penduduk setempat bunga Sueg.
“Tahun lalu ada tiga bunga sejenis tumbuh di pekarangan ini,” kata Nyoman Sari sambil menyebutkan bunga itu mekar hampir bersamaan dengan bunga Wijaya Kusuma yang mekar hanya satu jam pada pukul 23.00 waktu setempat.
Bunga Bangkai tidak mengeluarkan bau busuk seperti cerita masyatakat tempo dulu, sedangkan bunga wijaya yang mekar pada tengah malam berwarna putih bersih menyebarkan bahu harum dan enak dicium, tutur Nyoman wanita setengah baya tersebut.
Bunga jenis langka yang saat dijumpai masih kuncup itu, kini sudah mekar dan tidak menyebarkan bau busuk, kurang mendapat perhatian dari khalayak, akibat masyarakat sendiri umumnya tidak mengerti akan keberadaan tanaman tersebut.
Ia mengatakan, bunga yang muncul di pekarangan rumah itu dinilai sebagai jenis langka. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Bunga Lading yang bisa menyebarkan bau busuk. Jadi wajar kurang mendapat perhatian dari masyarakat.
Apalagi tanaman yang dianggap langka itu, pada saat musim hujan sering ditemukan berkembang di antara semak-semak di beberapa kawasan di Pulau Dewata dan yang lebih dikenal hanya bunga yang berjenis Rafflesia Arnoldi. Namun sejatinya tanaman tersebut memiliki 170 jenis bunga bangkai yang hidup di seluruh dunia, 25 species di antaranya hidup di Indonesia khususnya di wilayah Bengkulu dan Sumatera.

Artikel ini ditulis oleh:

Bunga Bangkai Tak Berbau Mekar di Dekat Kawasan Wisata Ubud

Jakarta, Aktual.co — Bunga Bangkai yang tumbuh kerdil di pekarangan rumah milik Ni Nyoman Sari di Banjar Sema, Payangan, dekat kawasan wisata Ubud, Kabupaten Gianyar-Bali, atau 35 kilometer timur laut Denpasar sudah mulai mekar, Jumat (12/12).
Anehnya Bunga Bangkai berwarna merah marun itu, tidak mengeluarkan bau busuk seperti bunga sejenis tempo dulu, yang tumbuh di semak-semak atau di areal pekuburan umum, dan tidak kelihatan ada lalat bangkai (buyung besar).
Nyoman Sari mengatakan, hampir setiap tahun ada beberapa kuntum bunga bangkai tumbuh di pekarangannya dan sekarang hujan baru turun sejak beberapa hari, sudah muncul Bunga Bangkai yang lazim disebut penduduk setempat bunga Sueg.
“Tahun lalu ada tiga bunga sejenis tumbuh di pekarangan ini,” kata Nyoman Sari sambil menyebutkan bunga itu mekar hampir bersamaan dengan bunga Wijaya Kusuma yang mekar hanya satu jam pada pukul 23.00 waktu setempat.
Bunga Bangkai tidak mengeluarkan bau busuk seperti cerita masyatakat tempo dulu, sedangkan bunga wijaya yang mekar pada tengah malam berwarna putih bersih menyebarkan bahu harum dan enak dicium, tutur Nyoman wanita setengah baya tersebut.
Bunga jenis langka yang saat dijumpai masih kuncup itu, kini sudah mekar dan tidak menyebarkan bau busuk, kurang mendapat perhatian dari khalayak, akibat masyarakat sendiri umumnya tidak mengerti akan keberadaan tanaman tersebut.
Ia mengatakan, bunga yang muncul di pekarangan rumah itu dinilai sebagai jenis langka. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Bunga Lading yang bisa menyebarkan bau busuk. Jadi wajar kurang mendapat perhatian dari masyarakat.
Apalagi tanaman yang dianggap langka itu, pada saat musim hujan sering ditemukan berkembang di antara semak-semak di beberapa kawasan di Pulau Dewata dan yang lebih dikenal hanya bunga yang berjenis Rafflesia Arnoldi. Namun sejatinya tanaman tersebut memiliki 170 jenis bunga bangkai yang hidup di seluruh dunia, 25 species di antaranya hidup di Indonesia khususnya di wilayah Bengkulu dan Sumatera.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain