28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40795

Kemenpora Akan Bentuk Tim Awasi Kinerja PSSI

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), berencana membentuk tim khusus atau dikenal dengan Tim Sembilan, yang salah satu tugasnya untuk memantau dan mengawasi kinerja PSSI.

Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto mengatakan, pembentukan Tim Sembilan untuk merespons desakan masyarakat yang mengeluhkan kinerja PSSI pascakegagalan timnas pada beberapa kejuaraan.

“Ini bukan bentuk intervensi, kami hanya ingin memberikan masukan kepada PSSI agar bisa mencetak timnas yang andal,” katanya di sela Diskusi Kamisan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (11/12).

Menurut dia, apa yang akan dilakukan telah mendapatkan persetujuan dari Menpora, Imam Nahrawi. Bahkan, sebelumnya telah dilakukan pertemuan tersendiri untuk membentuk Tim Sembilan untuk melakukan pengawasan PSSI.

“Beliau memang punya niat untuk memperbaiki PSSI. Nah, apakah nanti tidak khawatir disebut intervensi. Tentu tidak, karena sesuai UU SKN 2005, tak ada satu pun cabang olahraga yang tak bisa disentuh pemerintah,” katanya.

Gatot S Dewa Broto mengakui jika apa yang akan dilakukan bisa menjadi bumerang bagi sepak bola Indonesia. Jika intervensi dilakukan terlalu jauh maka ancaman sanksi dari FIFA bisa saja dijatuhkan kepada Indonesia. Makanya, kondisi itu dihindari.

Meski telah menyatakan akan membentuk Tim Sembilan, Kemenpora belum mengumumkan nama-nama yang akan mengisi posisi itu. Gatot menjelaskan, pengisi tim berasal dari Kemenpora, pengamat sepak bola, wartawan dan masyarakat.

“Kenapa jumlahnya sembilan, karena kalau ada perbedaan pendapat dan mengharuskan voting, jumlahnya beda. Rencananya, mulai pekan depan tim ini sudah bekerja,” katanya menegaskan.

Mantan juru bicara Kemeninfo itu menjelaskan, setelah personel Tim Sembilan ditetapkan akan langsung bertugas sesuai tugasnya. Hasil dari dari kinerja tim akan diusulkan untuk dibahas pada Kongres PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, 4 Januari 2015.

Artikel ini ditulis oleh:

Naik Rp 1.500, Tarif Kopaja AC dan APTB

Jakarta, Aktual.co —Pengguna angkutan non ekonomi jenis Kopaja AC dan Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) harus merogoh kocek lebih dalam.
Menyusul telah diputuskan naiknya tarif kedua angkutan umum reguler yang masuk kategori non ekonomi itu. Sebesar Rp1.500.
Alhasil, tarif Kopaja AC yang semula Rp 5.000 berubah jadi Rp 6.500. Sedangkan tarif APTB Bekasi dari Rp 8.500 menjadi Rp 10 ribu.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muhammad Akbar mengatakan kenaikan angkutan umum reguler non ekonomi sudah berlaku sejak minggu lalu. 
“Seperti taksi, Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB), dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB),” ujarnya, Kamis (11/12).
Dijelaskannya, untuk kenaikan angkutan umum reguler non ekonomi tidak perlu Peraturan Gubernur sebagai payung hukumnya. Jadi hanya perlu surat pemberitahuan saja.

Artikel ini ditulis oleh:

Naik Rp 1.500, Tarif Kopaja AC dan APTB

Jakarta, Aktual.co —Pengguna angkutan non ekonomi jenis Kopaja AC dan Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) harus merogoh kocek lebih dalam.
Menyusul telah diputuskan naiknya tarif kedua angkutan umum reguler yang masuk kategori non ekonomi itu. Sebesar Rp1.500.
Alhasil, tarif Kopaja AC yang semula Rp 5.000 berubah jadi Rp 6.500. Sedangkan tarif APTB Bekasi dari Rp 8.500 menjadi Rp 10 ribu.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muhammad Akbar mengatakan kenaikan angkutan umum reguler non ekonomi sudah berlaku sejak minggu lalu. 
“Seperti taksi, Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB), dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB),” ujarnya, Kamis (11/12).
Dijelaskannya, untuk kenaikan angkutan umum reguler non ekonomi tidak perlu Peraturan Gubernur sebagai payung hukumnya. Jadi hanya perlu surat pemberitahuan saja.

Artikel ini ditulis oleh:

Debat Ilmuwan Tentang Asal Air di Bumi, Berasal dari Komet?

Jakarta, Aktual.co — Darimana asal air di Bumi? Pertanyaan itu, selama bertahun-tahun belum terjawab secara detail dan lengkap.

Sebagian ilmuwan berpendapat, bahwa air di Planet kita berasal dari sebuah Komet yang mengandung partikel air kemudian jatuh ke Bumi. Namun, benarkah hipotesa dari ilmuwan tersebut?  

Fakta terbaru dari misi Badan Antariksa Eropa, Rosetta menyatakan, bahwa pendapat ilmuwan tersebut salah.
 
Data ilmiah mengungkapkan, partikel serta zat air yang ditemukan di Komet (Comet 67P / Churyumov-Gerasimenko) berbeda secara signifikan dengan air yang pernah ditemukan di Bumi. Komet 67P mengandung tiga kali lipat isotop hidrogen ketimbang mineral air.

Dr. Kathrin Altwegg, peneliti dalam misi Rosetta telah mengumpulkan data lengkap. Altwegg mengatakan, bahwa Komet tidak mengandung partikel-partikel mineral air.

Pakar Astronomi kajian Komet, Altwegg menuturkan dalam sebuah pernyataan tertulis, bisa saja asteroid yang jatuh ke Bumi yang menghadirkan air. Dia mengatakan, bahwa asteroid mengandung mineral air secara terbatas jumlahnya. Itu terjadi miliaran tahun yang lalu, demikian Guardian melaporkan.

Sementara itu, pendapat berbeda dikatakan oleh Ahli Komet lainnya, Dr Michael A Hearn dari University of Maryland yang menyatakan, bahwa jenis Komet lainnya bisa saja membawa partikel lain ke Bumi, demikian lapor Associated Press.

Sedangkan, Donald Yeomans, Manajer program ‘Near Earth Object’ dari NASA, mengungkapkan, kepada AP, bahwa bukti Komet mengandung air harus dikesampingkan.

Makalah yang menerangkan fakta terbaru itu dipublikasikan secara online pada 10 Desember 2014 dalam  jurnal ilmiah ‘Science’.

Artikel ini ditulis oleh:

Debat Ilmuwan Tentang Asal Air di Bumi, Berasal dari Komet?

Jakarta, Aktual.co — Darimana asal air di Bumi? Pertanyaan itu, selama bertahun-tahun belum terjawab secara detail dan lengkap.

Sebagian ilmuwan berpendapat, bahwa air di Planet kita berasal dari sebuah Komet yang mengandung partikel air kemudian jatuh ke Bumi. Namun, benarkah hipotesa dari ilmuwan tersebut?  

Fakta terbaru dari misi Badan Antariksa Eropa, Rosetta menyatakan, bahwa pendapat ilmuwan tersebut salah.
 
Data ilmiah mengungkapkan, partikel serta zat air yang ditemukan di Komet (Comet 67P / Churyumov-Gerasimenko) berbeda secara signifikan dengan air yang pernah ditemukan di Bumi. Komet 67P mengandung tiga kali lipat isotop hidrogen ketimbang mineral air.

Dr. Kathrin Altwegg, peneliti dalam misi Rosetta telah mengumpulkan data lengkap. Altwegg mengatakan, bahwa Komet tidak mengandung partikel-partikel mineral air.

Pakar Astronomi kajian Komet, Altwegg menuturkan dalam sebuah pernyataan tertulis, bisa saja asteroid yang jatuh ke Bumi yang menghadirkan air. Dia mengatakan, bahwa asteroid mengandung mineral air secara terbatas jumlahnya. Itu terjadi miliaran tahun yang lalu, demikian Guardian melaporkan.

Sementara itu, pendapat berbeda dikatakan oleh Ahli Komet lainnya, Dr Michael A Hearn dari University of Maryland yang menyatakan, bahwa jenis Komet lainnya bisa saja membawa partikel lain ke Bumi, demikian lapor Associated Press.

Sedangkan, Donald Yeomans, Manajer program ‘Near Earth Object’ dari NASA, mengungkapkan, kepada AP, bahwa bukti Komet mengandung air harus dikesampingkan.

Makalah yang menerangkan fakta terbaru itu dipublikasikan secara online pada 10 Desember 2014 dalam  jurnal ilmiah ‘Science’.

Artikel ini ditulis oleh:

Akhirnya, Tarif Taksi Ikut Naik Juga

Jakarta, Aktual.co —Akhirnya, tarif taksi di DKI Jakarta ikut naik menyusul kenaikan yang sudah lebih dulu diberlakukan angkutan umum lain, pasca naiknya BBM bersubsidi. 
Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub DKI, Emanuel Kristanto mengatakan semula tarif awal taksi Rp 7.000. Setelah naik, tarif awalnya jadi Rp 8.500. 
“Untuk tarif batas taksi Rp 8.500 dan tarif batas bawah Rp 7.500. Perhitungannya sesuai dengan jarak per kilometer. Tarif tunggu per jam taksi Rp 55.000,” kata dia, di Jakarta, Kamis (11/12).
Untuk tarif per kilometer yang disepakati sebesar Rp 4.600 untuk batas atas, dan batas bawah Rp 4.000. 
Sebelum jadi Rp 8.500, kata Emanuel, awalnya diusulkan tarif awal taksi adalah sebesar Rp 13 ribu. Tapi dianggap terlalu mahal. Lalu turun jadi Rp 11 ribu. Namun angka itu ternyata juga masih dianggap terlalu tinggi.
“Karena kenaikan BBM hanya Rp 2.000 saja. Jadi disepakati naik menjadi Rp 8.500,” ucap dia.
Berbeda dengan kenaikan tarif angkutan ekonomi yang memerlukan Peraturan Gubernur, kenaikan tarif taksi yang termasuk dalam angkutan non ekonomi, hanya perlu mengeluarkan surat pemberitahuan saja.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain