25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41133

Polisi Ambil DNA Korban Tenggelamnya Oryong di Rusia

Jakarta, Aktual.co —  Petugas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya mengambil sampel “deoxyribonucleic acid” atau DNA dari keluarga korban Kapal Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering Rusia pada Senin (1/12).
“Dari 32 WNI yang menjadi korban dimana empat korban keluarganya berada di Jakarta,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta Jumat (5/12).
Rikwanto mengatakan petugas Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya mengambil sampel DNA pada Jumat pagi.
Rikwanto menyebutkan korban M Hasan data antemortem sampel DNA dari istri dan anak kandung, Abdul Manaf (dari istri dan anak kandung), Muktar Mokodompit (dari istri dan anak kandung) dan Harjono.
Diketahui keluarga M Hasan dan Abdul Manaf tinggal di Tanjung Priok Jakarta Utara, keluarga Mukhtar Mokodompit di Pademangan dan Harjono di Cakung Jakarta Timur.
Sebelumnya, kapal penangkap ikan berbendera Korea Selatan bernama “Oryong 501” tenggelam di Laut Bering, Rusia.
Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Kombes Pol Anton Castilani menyatakan 14 orang WNI telah ditemukan terdiri dari 11 orang meninggal dunia dan tiga orang dalam kondisi selamat.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri, Anton menyebutkan 35 WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) dari jumlah total 60 orang awak kapal.
Jumlah awak kapal terdiri dari 35 WNI, 13 orang dari Filipina, 11 orang (Korsel) dan seorang lainnya dari Rusia sebagai inspektur kapal.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Ketua DPRD DKI Belum Pastikan Paripurna Digelar Senin

Jakarta, Aktual.co —Setelah dijanjikan alat kelengkapan dewan (AKD) segera rampung hari ini, kini Ketua DPRD DKI Jakarta Prastyo Edi Marsudi mengatakan AKD rampung, Senin (8/12) pekan depan.
Dikatakan Pras, dari hasil sementara rapat gabungan fraksi-fraski, sudah dapat disetujui bahwa empat fraksi pimpinan DPRD DKI Jakarta mendapat masing-masing satu komisi.
“Yang dapat komisi yaitu dari PDI-P, Gerindra, PKS, PPP sama Demokrat,” ujarnya, di DPRD DKI Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (5/12).
Kendati demikian, dia belum berani memastikan bahwa Sidang Paripurna untuk pengesahan AKD akan digelar Senin (8/12). “Ya mudah-mudahan senin sudah beres semua yah om.”
Soal terhambatnya sidang paripurna yang sedianya digelar hari ini, Pras mengatakan hal itu disebabkan oleh ketidakhadiran Fraksi Golkar karena sedang mengikuti Munas di Bali. Sementara para politisi kebun sirih sedang sibuk mengadakan rapat pimpinan Fraksi-Fraksi terkait pembahasan AKD. 
Namun, kata dia, saat ini hal tersebut sudah bisa diselesaikan hari ini. Pasalnya sudah ada perwakil dari Fraksi Golkar untuk duduk bersama dalam rapat pimpinan gabungan fraksi-fraksi.
“Kita usulnya itu saja, proposional, musyawarah mufakat saja. Insya Allah ‘fix’.” 

Artikel ini ditulis oleh:

Ketua DPRD DKI Belum Pastikan Paripurna Digelar Senin

Jakarta, Aktual.co —Setelah dijanjikan alat kelengkapan dewan (AKD) segera rampung hari ini, kini Ketua DPRD DKI Jakarta Prastyo Edi Marsudi mengatakan AKD rampung, Senin (8/12) pekan depan.
Dikatakan Pras, dari hasil sementara rapat gabungan fraksi-fraski, sudah dapat disetujui bahwa empat fraksi pimpinan DPRD DKI Jakarta mendapat masing-masing satu komisi.
“Yang dapat komisi yaitu dari PDI-P, Gerindra, PKS, PPP sama Demokrat,” ujarnya, di DPRD DKI Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (5/12).
Kendati demikian, dia belum berani memastikan bahwa Sidang Paripurna untuk pengesahan AKD akan digelar Senin (8/12). “Ya mudah-mudahan senin sudah beres semua yah om.”
Soal terhambatnya sidang paripurna yang sedianya digelar hari ini, Pras mengatakan hal itu disebabkan oleh ketidakhadiran Fraksi Golkar karena sedang mengikuti Munas di Bali. Sementara para politisi kebun sirih sedang sibuk mengadakan rapat pimpinan Fraksi-Fraksi terkait pembahasan AKD. 
Namun, kata dia, saat ini hal tersebut sudah bisa diselesaikan hari ini. Pasalnya sudah ada perwakil dari Fraksi Golkar untuk duduk bersama dalam rapat pimpinan gabungan fraksi-fraksi.
“Kita usulnya itu saja, proposional, musyawarah mufakat saja. Insya Allah ‘fix’.” 

Artikel ini ditulis oleh:

Daripada IPO, Mending Pertamina Didanai Konsorsium BUMN

Jakarta, Aktual.co — Wacana melepas saham PT Pertamina (persero) ke publik dinilai langkah paling instan dan malas yang bisa dilakukan pemerintah dalam menggaet modal.‎​ Sebab masih ada cara lain, salah satunya mengeluarkan obligasi ke sesama BUMN untuk menopang keuangan perusahaan negara yang membidangi energi tersebut.
“Kalau memang Pertamina kekurangan modal, sebenarnya Pertamina bisa menjual obligasi (surat utang) ke beberapa BUMN dalam bentuk konsorsium yang kuat secara finasial,” ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi kepada aktual.co, Jumat (5/12).
Dengan cara ini, lanjut Adhie, maka Pertamina akan tetap berada di bawah kontrol bangsa sendiri. Pengelolaan energi untuk masyarakat pun bisa dijalankan negara secara penuh.
“‎​Konsorsium BUMN untuk menopang tatakelola dan tatabisnis migas akan sangat strategis bagi bangsa Indonesia. Herannya, selama ini BUMN malah sering membeli saham perusahaan yang tidak jelas,” tegas Adhie.
Aktivis yang dikenal dekat dengan Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli ini menegaskan, Pertamina adalah BUMN yang sangat vital peranannya sekaligus rental menjadi bancakan para mafia. Karena itu, penegak hukum harus pro aktif KPK mengawasi sepakterjang Pertamina, termasuk dalam rencana melepas saham ke publik (initial public offering/IPO).
“Mengingat sangat vital dan strategisnya pertamina, dan juga rentan menjadi ladang patgulipat para mafioso, saya menyarankan agar KPK memantau rencana dan pelaksanaan IPO Pertamina. Sebab ada indikasi Pertamina mau dijual ke pemilik modal asing tertentu. Ini akal-akalan yang membahayakan kedaulatan energi kita,” tuntas Adhie.
Laporan: M Sahlan

Artikel ini ditulis oleh:

Daripada IPO, Mending Pertamina Didanai Konsorsium BUMN

Jakarta, Aktual.co — Wacana melepas saham PT Pertamina (persero) ke publik dinilai langkah paling instan dan malas yang bisa dilakukan pemerintah dalam menggaet modal.‎​ Sebab masih ada cara lain, salah satunya mengeluarkan obligasi ke sesama BUMN untuk menopang keuangan perusahaan negara yang membidangi energi tersebut.
“Kalau memang Pertamina kekurangan modal, sebenarnya Pertamina bisa menjual obligasi (surat utang) ke beberapa BUMN dalam bentuk konsorsium yang kuat secara finasial,” ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi kepada aktual.co, Jumat (5/12).
Dengan cara ini, lanjut Adhie, maka Pertamina akan tetap berada di bawah kontrol bangsa sendiri. Pengelolaan energi untuk masyarakat pun bisa dijalankan negara secara penuh.
“‎​Konsorsium BUMN untuk menopang tatakelola dan tatabisnis migas akan sangat strategis bagi bangsa Indonesia. Herannya, selama ini BUMN malah sering membeli saham perusahaan yang tidak jelas,” tegas Adhie.
Aktivis yang dikenal dekat dengan Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli ini menegaskan, Pertamina adalah BUMN yang sangat vital peranannya sekaligus rental menjadi bancakan para mafia. Karena itu, penegak hukum harus pro aktif KPK mengawasi sepakterjang Pertamina, termasuk dalam rencana melepas saham ke publik (initial public offering/IPO).
“Mengingat sangat vital dan strategisnya pertamina, dan juga rentan menjadi ladang patgulipat para mafioso, saya menyarankan agar KPK memantau rencana dan pelaksanaan IPO Pertamina. Sebab ada indikasi Pertamina mau dijual ke pemilik modal asing tertentu. Ini akal-akalan yang membahayakan kedaulatan energi kita,” tuntas Adhie.
Laporan: M Sahlan

Artikel ini ditulis oleh:

Menlu: DVI Siap Diberangkatkan Untuk Identifikasi Korban Kapal Oryong

Jakarta, Aktual.co —Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pemerintah Indonesia siap mengirim tim identifikasi korban bencana atau “Disaster Victim Identification” untuk membantu otoritas Korea Selatan mengidentifikasi jenazah korban Kapal Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering, Rusia.

“Kami sudah sampaikan kepada pihak Korea Selatan bahwa Indonesia bersedia mengirim tim DVI untuk membantu proses identifikasi postmortem,” kata Menlu Retno di Jakarta, Jumat (5/12).

Menlu juga menegaskan pihaknya terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan tim perwakilan Indonesia yang berada di Pelabuhan Petropavlosk (pelabuhan terdekat dari lokasi kejadian), Moskow, Busan, dan Seoul.

Pada Jumat pagi, Menlu Retno telah berbicara dengan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia Cho Taiyoung mengenai kejelasan proses evakuasi yang telah dilakukan serta rencana identifikasi terhadap jenazah yang sudah ditemukan dan saat ini berada di dalam kapal SAR.

“Saya biasa mengontak Menlunya (Menteri Luar Negeri Korsel Yun Byung Se), tapi beliau sedang ada di London. Intinya, kita juga mengharapkan segera ada kejelasan mengenai evakuasi yang sudah dilakukan, dan WNI yang ada di kapal itu kapan akan dibawa ke Busan untuk proses identifikasi postmortem, dan sebagainya. Dari kejelasan mengenai hal itu, kita bisa merancang semuanya,” ujar dia.

“Kemarin (4/12), kita juga sudah menyebar tim untuk memberitahu pihak keluarga, termasuk dari kepolisian yang mengambil data antemortem yang akan kita cocokkkan dengan data data postmortem jika jenazah sudah ditemukan,” lanjut Menlu.

Terkait upaya pencarian korban yang terus dilakukan oleh otoritas Rusia, Korea Selatan dan AS, Menlu menyampaikan pemerintah Indonesia memahami kesulitan tim SAR karena cuaca sangat buruk dan gelombang laut yang tinggi.

Oleh karena itu, Retno menambahkan Indonesia akan terus menjalin komunikasi dan proaktif untuk mengingatkan pihak terkait karena WNI adalah ABK terbanyak di kapal penangkap ikan milik Sanjo Industries, Korea Selatan tersebut.

“Hampir setiap hari saya berkomunikasi, kemarin Dirjen Amerika dan Eropa juga telah berbicara dengan wakil menteri luar negeri Rusia. Kita menjalin komunikasi dengan mereka karena lokusnya ada di otoritas Rusia. Kita perlu bekerjasama dengan Rusia dan Korea Selatan,” ujar dia.

Hingga Jumat sore, dari 35 WNI yang menjadi ABK di Kapal Oryong 501, 14 orang telah ditemukan. Tiga orang selamat dan sebelas orang dinyatakan meninggal dunia.

Selain WNI, terdapat 13 warga Filipina, 11 orang Korsel dan satu pengawas dari Rusia yang menjadi awak Kapal Oryong 501 milik Sajo Industries, Busan, Korea Selatan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain