Jakarta, Aktual.co — Anggota legislatif Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Pahlevi, menyatakan keinginannya untuk melestarikan permainan tradisional “pangkak ijik karet” karena dinilai memiliki kekhasan budaya.
“Pangkak ijik karet (memukul biji karet) ini merupakan permainan lama yang cukup menghibur dan menyenangkan, dulu cukup dikenal di masyarakat seperti halnya permainan gasing, namun sekarang sudah mulai hilang ditelan zaman,” katanya di Koba, Kamis (04/12).
Ia menjelaskan, aturan main pangkak ijik karet ini adalah saling pukul biji karet dan biji karet yang tidak pecah dipukul dinyatakan keluar sebagai pemenang.
“Jumlah biji karet yang dipukul disesuaikan dengan kesepakatan, biasanya pada babak penyisihan terdapat tiga biji karet dan babak selanjutnya lima biji karet,” ujarnya.
Pahlevi pada Kamis (4/12) menggelar pertandingan pangkak ijik karet yang pesertanya kalangan wartawan melawan anggota DPRD, dengan harapan bisa dikenalkan kembali permainan menghibur ini kepada masyarakat melalui media masing-masing.
“Pemenangnya kalangan wartawan, insan pers ini sudah dua kali mengikuti turnamen pangkak ijik karet ini dan selalu menang, mereka memang hebat-hebat sehingga bisa juara,” ujarnya.
Menurut dia, permainan tradisional pangkak ijik karet ini hanya terdapat di Bangka Belitung yang tujuan awalnya hanya sebagai hobi dan mengisi waktu luang saja.
“Kalau zaman dahulu tidak ada yang tidak kenal dengan permainan pangkak ijik karet ini, menyenangkan makanya harus dilestarikan dan ditularkan kepada generasi muda,” ujarnya.
Ia berpendapat, permainan pangkak ijik karet ini bisa dimodifikasi secara modern sehingga lebih mudah diterima generasi muda sekarang yang lebih melek teknologi canggih.
“Mungkin aturan mainnya diperbaiki lagi, kemudian dikemas lebih menarik dengan syarat tidak menghilangkan nilai tradisionalnya,” ujarnya.
Sementara Robianto, seorang wartawan di Bangka Tengah mengakui permainan ini sangat menyenangkan dan menghibur.
“Saya sudah dua kali mengikuti permainan ini, sangat menarik dan bisa dikembangkan lagi dalam kompetisi lebih besar,” ujarnya.
Menurut dia, kendati permainan tradisional namun ada teknik tertentu untuk bisa memukul hingga pecah biji karet lawan.
“Kalau tidak tahu tekniknya, bisa saja biji karet yang digunakan sebagai “pemangkak” atau pemukul mengalami pecah dan kalah. Bisa juga tidak berhasil memukul pecah karena pukulan tidak mengenai sasaran,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, kendati permainan tradisional tetapi ada ketentuan atau aturan main yang harus diikuti. “Jika ketentuan itu tidak dilaksanakan dalam permainan, maka wasit yang mimimpin permainan bisa menegurnya atau mendiskualifikasi karena dinilai curang,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: