29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41584

BBM Bersubsidi Naik, Hizbut Tahrir Tuding Pesanan Asing

Jakarta, Aktual.co —Kebijakan yang dilakukan Pemerintahan Jokowi-JK untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dituding merupakan pesanan dari pihak asing.
Hal itu dilontarkan massa dari Gerakan Mahasiswa Hizbut Tahrir saat aksi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di depan Istana Negara di Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
“Sejatinya mereka bohong untuk menaikan BBM dengan dalih menghapus subsidi. Jokowi menaikan BBM karena pesanan dari Bank Dunia,” kata Ricky, Ketua Gerakan Mahasiswa Pembebasan Hizbut Tahrir di Jakarta, Kamis (20/11).
Menurutnya kebijakan kenaikan BBM bersubsidi juga merupakan penyelewengan terhadap syariat Islam.
“Dalam Islam sumber daya alam itu seharusnya dikelola oleh pemerintah atau negara dan hasilnya untuk rakyat. Tetapi ini berbeda, sumber daya alam kita dikelola oleh asing dan hasilnya dinikmati oleh asing juga. Rakyat jadi gigit jari.”
Dua hari lalu, Selasa (18/11) ratusan massa dari Hizbut Tahrir juga menggelar unjuk rasa di depan Istana. Saat itu mereka juga melontarkan sikap yang sama menolak keputusan Pemerintah Jokowi-JK menaikkan harga BBM bersubsidi.
Hizbut Tahrir mengatakan keputusan menaikkan harga BBM adalah kebijakan yang sangat zholim karena menyengsarakan rakyat Indonesia.
“Ini besar kemungkinan adalah tekanan dari asing. Rezim yang ngakunya merakyat tapi kenyataannya sangat mencekik rakyat, ini tidak pantas didukung. Dalam syareat Islam itu barang milik umum yang pengelolaanya diserahkan kepada negara harus diserahkan kepada rakyat,” kata juru bicara Hizbut Tahrir, Muhammad Ismail Yusanto, di Jakarta Pusat, Selasa (18/11).
Mereka juga menuding Jokowi sebagai antek asing karena telah terbukti sangat pro asing. Karena dengan dinaikannya harga BBM maka Jokowi telah terbukti menyukseskan liberisasi sektor hilir (sektor niaga dan distribusi) setelah liberalisasi sektor hulu (eksplorasi dan eksploitasi).
“Jokowi antek Asing, yang dibiayai sembilan Taipan. Sudah ditetapkan harga BBM naik 2.000 rupiah, sangat geram kita mendengar ini, tega-teganya yang belum genap sebulan. Ini jelas antek asing untuk golkan liberalisasi sektor hilir,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berunding, Gerilyawan Kolombia Sepakat Bebaskan Jenderal yang Disandera

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kolombia dan FARC (Anggota Bersenjata Revolusioner Kolombia) mencapai kesepakatan untuk membebaskan seorang jenderal dan sejumlah personel militer lainnya yang disandera para gerilyawan.
Kesepakatan itu menunjukkan bahwa proses perdamaian yang  kurang berjalan mulus kembali ke jalurnya.
Sekitar 1.500 tentara, 10 helikopter, pesawat, serta perahu dan kendaraan darat, telah melakukan penyisiran di wilayah Choco untuk menemukan Jenderal Ruben Alzzate, pejabat militer tingkat tertinggi yang diculik oleh FARC dalam konflik yang berlangsung selama lima dekade.
Alzate (55 tahun), hilang pada Minggu (16/11) bersama Kopral Jorge Rodriguez dan penasihat angkatan darat, Gloria Urrego, ketika mereka sedang dalam perjalanan dengan perahu untuk mengunjungi proyek energi sipil di Choco.
Di wilayah itu, Jenderal Alzate memimpin tugas yang bertanggung jawab memerangi para pemberontak. Wilayah Choco juga merupakan daerah yang penuh dengan gerombolan penjual obat-obatan terlarang.

Artikel ini ditulis oleh:

Wali Kota Palembang dan Istri Didakwa Suap Akil Rp14,1 Miliar

Jakarta, Aktual.co — Wali Kota Palembang Romi Herton dan istrinya, Mayito didakwa memberikan uang Rp14,145 miliar dan 316.700 dolar AS (sekitar Rp3,8 miliar) kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar untuk mempengaruhi putusan perkara permohonan keberatan hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) kota Palembang yang sedang ditangani oleh Akil.
“Perbuatan terdakwa Romi Herton dan terdakwa Mayito memberikan uang kurang lebih sebesar Rp14,145 miliar dan 316.700 dolar AS kepada Akil Mochtar melalui Muhtar Ependy sebagai hakim konstitusi dan ketua panel yang menangani perkara permohonan keberatan pilkada kota Palembang dimaksudkan agar putusannya membatalkan berita acara rekapitulasi hasil perhitungan suara pemilihan Wali kota dan Wakil Wali kota Palembang di tingkat kota oleh KPU Kota Palembang,” kata jaksa penuntut umum KPK Ely Kusumastuti di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (20/11).
Pemberian uang tersebut dimulai dengan pelaksanaan pilkada kota Palembang yang diikuti tiga pasang calon yaitu Mularis Djahri-Husni Thamrin (nomor urut satu), Romi Herton-Harno Joyo (nomor urut dua) dan Sarimuda-Nelly Rasdania (nomor urut tiga) pada 7 April 2013.
Berdasarkan hasil perhitungan KPU kota Palembang, pemenang dari pilkada tersebut adalah pasangan Sarimuda-Nelly Rasdania dengan suara 316.923 yang hanya berselisih 8 suara dengan pasangan Romi Herton-Harno Joyo yang mendapatkan suara 316.915.
Romi dan pasangannya lalu mengajukan keberatan ke MK dan Akil Mochtar ditetapkan menjadi ketua panel bersama dengan dua hakim anggota yaitu Maria Farida Indrati dan Anwar Usman.
Romi kemudian meminta tolong kepada orang dekat Akil yaitu Muhtar Ependy. Selanjutnya Muhtar Ependy menyampakan permintaan Romi kepada Akil yang dijawab Akil agar Romi menyiapkan sejumlah uang dan disanggupi oleh Romi.
“Pada 13 Mei 2013, terdakwa Romi Herton melalui terdakwa Masyito menyerahkan uang sebesar Rp11,395 miliar dan 316.700 dolar AS kepada Akil Mochtar melalui Muhtar Ependy di BPD Kalimantan Barat cabang Jakarta,” kata jaksa Ely.
Seluruh uang itu kemudian diserahkan Akil ke Muhtar Ependy dan dititipkan kepada Iwan Sutaryadi.
Setelah penyerahan uang itu, Masyito mengirimkan pesan singkat ke Muhtar yang berisi “Alhamdulillah tas, semua ayuk n kyai serahkan sm muchtar krn kami sda ga tau lag,” Uang sebesar 316.700 dolar AS tersebut oleh Muhtar Ependy pada 18 Mei 2013 diserahkan ke Akil Mochtar di rumah Akil di Pancoran, selanjutnya pada 20 Mei 2013 Muhtar juga menyuruh Iwan Sutaryadi mengtransfer uang Rp3,866 miliar ke Akil melalui rekening CV Ratu Samagat.
Sisa uang pemberian sebesar Rp7,53 miliar disetor secara bertahap ke rekening Muhtar Ependy pada BPD Kalbar cabang Jakarta.
Sehingga pada putusan sengketa pilkada Palembang pada 20 Mei 2013 Akil Mochtar membatalkan hasil perhitungan suara Wali kota dan Wakil Wali kota Palembang dan mengoreksi perolehan suara yaitu pasangan Sarimuda-Nelly Rasdania mendapat suara 316.896 sedangkan pasangan Romi Herton-Harno Joyo mendapatkan suara 316.919 sehingga Romi pun memenangkan pilkada kota Palembang tersebut.
Setelah putusan dibacakan, Romi Herton dan Masyito menyerahkan uang lagi kepada Akil Mochtar melalu Muhtar Ependy dengan cara transfer ke sejumlah rekening bank dengan jumlah keseluruhan mencapai Rp2,75 miliar.
Atas perbuatan tersebut Romi Herton dan Masytio didakwa dengan pasal 6 ayat 1 huruf a atau pasal 13 UU No 13 tahun 1999 jo pasal 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1 jo pasal 64 ayat 1 KUHP.
Pasal perbuatan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili dengan ancaman pidana 3-15 tahun penjara dan denda Rp50 juta hingga Rp750 juta.
Selain didakwa menyuap hakim, jaksa juga mendakwa Romi dan Masyito melakukan perbuatan dengan sengaja tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Seleksi Dirut Pertamina, Rini Soemarno Dianggap Langgar Keppres

Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi VI DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengatakan, proses seleksi Direktur Utama (Dirut) Pertamina yang dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan menggandeng PT Daya Dimensi Indonesia (PT DDI) sebagai pihak eksternal, dinilai telah melanggar Keputusan Presiden (Keppres).

Sebab, Keppres yang mengatur tentang penunjukan dan seleksi direksi sejumlah BUMN yang dikeluarkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih berlaku saat ini. Sehingga, pemilihan direksi atau dirut BUMN harus dilakukan oleh Presiden.

“Dulu presiden melakukan sendiri (fit and proper test) tidak bisa seorang menteri BUMN. Karena, keppres itu baru bisa berubah, ketika adanya keppres yang baru. Sehingga tidak bisa seorang Menteri melakukan kriteria sendiri untuk memilih Dirut (Pertamina),” kata Hafisz kepada wartawan, di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (20/11).

Menurut dia, bila nanti Presiden Jokowi mengelurkan keppres barunya untuk memberikan kewenagan kepada menteri BUMN menentukn jajaran direksinya sendiri, Politikus PAN ini mengatakan itu bila proses seleksi belum dilakukan tidak jadi masalah.

“Tapi hari ini Keppres (Jokowi) belum ada tapi Rini Soemarno sudah jalan. Rini melanggar keppres,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Mahasiswa Gerudug Kementerian ESDM



Jakarta, Aktual.co —Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Nasional menggelar aksi untuk mendesak Presiden Joko Widodo mencabut kembali kebijakanya menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, serta menurunkan harga sembako dan mencopot tiga nama menteri dalam kabinetnya yang di nilai menjadi dalang di balik kenaikan harga BBM bersubsidi, Selasa, 18, November, 2014. Ketiga  menteri yang di maksud adalah, Rini Soemarno, Sudirman Said, serta Sofyan Djalil.
Aksi unjuk rasa ini di awali dengan menggerudug kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, yang kemudian longmach menuju Istana Negara untuk bergabung dengan beberapa elemen massa aksi lain-nya yang sudah terlebih dahulu melakukan orasi.
Dalam orasinya, sang orator meminta Menteri ESDM Sudirman Said, untuk keluar menemui krumunan massa aksi untuk berdialog. Namun permintaan itu pun tak mendapat jawaban pasti akan kehadiranya. Massa aksi pun makin bersemangat menunjukan aksi perlawananya   dengan melebarkan barisan hingga menutupi setengah badan jalan Thamrin yang mengarah ke Bundaran Hotel Indonesia.
Setelah beberapa waktu melakukan ekpresi serta orasi di depan muka halaman Kementrian ESDM, massa aksi pun siap bergerak melakukan longmach menuju Istana Negara. Namun, tiba-tiba sejumlah anggota dari aparat kepolisian yang berjaga di balik pintu pagar Kementrian ESDM,  keluar mendekati masa aksi  dan kemudian terjadinya bentrokan antara massa aksi dengan polisi. Beruntung, bentrokan itu dapat dilerai, sehingga bentrokan antara massa aksi dengan polisi tidak sampai memunculkan gesekan yang lebih serius.
Tidak diketahui apa yang menjadi pemicu sejumlah aparat kepolisian  keluar dari balik pintu pagar kementrian dan kemudian menyatroni demonstran hingga berujung terjadinya bentrokan.

Artikel ini ditulis oleh:

Warnoto

Panglima TNI dan Kapolri Harus Budayakan Rasa Malu pada Anggota

Semarang, Aktual.co — Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan bahwa TNI maupun Polri harus mengembangkan budaya malu. Baik malu bila tidak disiplin, malu melanggar aturan, dan malu bertindak tidak terhormat.
Menurut dia, jiwa korsa jangan jadi alasan untuk perbuatan yang tidak memberi contoh baik bagi masyarakat luas karena mereka aparat bersenjata. 
“Mereka adalah pengayom masyarakat, penegak hukum dan penjaga kedaulatan negara. Lalu dimana letak kebanggaan itu,” kata Khairul Fahmi saat dihubungi aktual.co, di Semarang, Kamis (20/11).
Pola lama yang sering diterapkan petinggi TNI/ Polri untuk menyelesaikan persoalan selalu dengan menutup-nutupinya. Saat ini, pola semacam itu tidak bisa lagi digunakan. Wibawa komando pun tidak lagi menjadi hal yang sakral.
Dia menambahkan, Kapolri dan Panglima TNI harus mengkampanyekan budaya ‘Ayo Malu’ agar semangat jiwa korsa tidak kebablasan dan berdampak buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. 
Seperti diketahui, terjadi penyerangan yang dilakukan anggota TNI Yonif 134 Tuah Sakti terhadap anggota Brimob Polda Kepulauan Riau, di Mako Brimob Polda Kepri, Rabu (19/11). Beberapa orang mengalami luka-luka, termasuk dari warga sipil.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain